PENDAHULUAN
Pada kebanyakan hewan air reproduksinya terjadi pada hewan harus yang memiliki
kelamin terpisah (dieciour). Induk hewan harus menghasilkan sel kelamin yaitu gamet.
Sel-sel gamet jantan dan betina dihasilkan dalam gonad dan haploid. Sel gamet jantan dan
betina kemudian bergantung pada proses fertilisasi untuk menghasilkan zygote yang
Jika dibandingkan vertebrata yang hidup di darat, tipe seksualitas ikan yang sangat
beraneka ragam, terdiri dari hemaprodit, unseksual dan biseksual (Price, 1984), dalam
kordi dan Andi (2011). Hemaprodit (hemaphrodite) adalah sifat seksual ikan yang
membawa jaringan jantan dan betina dalam tubuhnya atau menghasilkan spermatozoa
Maksud dari praktikum Biologi Perikanan materi Seksualitas yaitu untuk mengetahui
mengetahui gambaran secara morfologi dan anatomi organ seksualitas pada ikan.
Tujuan dari praktikum ini yaitu mampu mengetahui dan mempraktikan secara
Pemeliharaan Ikan, fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Kordi (2011), bentuk badan ikan nila (Oreodiromis nilohcus) pipih
merah sehingga dikenal sebagai nila hitam dan nila merah. Tubuh nila hitam
mempunyai garis vertikal 9-11 buah berwarna hijau kebiruan. Pada sirip ekor
merah, termasuk sirip-siripnya atau merah pada bagian punggung dan putih
kemerahan pada baian perut. Maka nila tampak menonjol agak besar dengan bagian
tepi berwarna hijau kebiruan, letak mulut terminal, posisi sirip perut terhadap sirip
dada thoracis, garis rusuk (Linea Lateralit) terputus menjadi dua bagian.
Klasifikasi ikan Nila Trewavas (1982) dalam Dirjen Perikanan (1991) dalam
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osterchyes
Famili : Cichidae
Genus : Oreochromis
Filum : Chordota
Superkelas : Gnatostomata
Class : Osterchyes
Superordo : Acanthopteri
Ordo : Anabantidei
Subordo : Anabantidae
Famili : Ctienopinae
Genus : Betta
seorang ahli ilmu ikan berkebangsaan jerman. Guppy merupakan ikan yang
biasanya lebih pendek dari pada guppy betina, tetapi warnanya lebih indah
dan bervariasi. Ekor guppy jantan juga lebih lebar mirip kipas, sedangkan
Menurut Lingga dan Heru (2003), Sistematika Ikan guppy antara lain:
Ordo : Cyprinodonoidea
Subordo : Poeciliodea
Famili : Poecilidae
Genus : Poecilia
Menurut Lesmana dan Deden (2009), ikan asal Amerika ini merupakan
salah satu ikan hias yang sudah sejak lama diintroduksi. Varietas platy
bila badannya agak pendek dan berwarna merah. Sementara varietas simson
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osterchyes
Ordo : Cymnnodontiformes
Famili : Poecilicilidae
Genus : Xiphononstag
dan pedang panjang. Pedang ini sebenarnya adalah sirip anak yang tumbuh
Ada juga Velifera dari varietas yang berwarna kuning keemasan dengan
mata berwarna merah tetapi ukuran badannya lebih kecil hanya sampai 10
dapat menjadi cirri ikan ini. Panjang tubuh jantan maupun betina bias
mencapai ukuran 13 cm. Tanda yang paling khas pada velifera yakni sirip
punggungnya panjang dan lebar, pada saat berenang seperti sebuah layar
(Daelami, 2001).
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinoplerygii
Ordo : Cymnnodontiformes
Famili : Poecilicilidae
Genus : Poecilia
Menurut wahyuningsih dan Ternala (2008), seksualitas hewan terdiri dari dua jenis
kelamin yaitu jantan dan betina. Begitu pula seksualitas pada ikan, yamg dikatan ikan
jantan adalah ikan yang mempunyai penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan
yang mempunyai organ penghasil tekur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang
Menurut Wilkins (1983), cirri-ciri seksualitas pada ikan-ikan dibedakan secara nyata,
sex eksternal.
Sifat seksualitas primer pada ikanditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya pada
ikan betina, dan testis dan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual skunder adalah
tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu
spesies yang mempunyai sifat morfologi yang dipakai untuk membedakan ikan jantan
dan betina dengan jelas maka spesies itu bersifat seksual diforfisme. Namun,apabila satu
spesies ikan debedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu
bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya, ikan jantan mempunyai warna yang lebih
cerah dan lebih menarik daripada ikan betina (Wahyuningsih dan Tenda, 2006).
Menurut Retta (2011), sifat seksual ikan ada dua yaitu sifat seksual primer dan
sekunder.
1. Primer
2. Sekunder
- Seksual dikromatisme
Sifat seksual sekunder ada yang bersifat sementara dan ada yang tetap.
Sementara → ovipositor
Clasper (elasmobranchi)
dan atau testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditnya.
Dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan jantan yang dapat masak
b. Hermaprodit protandious
Ikan ini mempunyai gonad yang mengandalkan proses diferensiasi dari fase
jantan ke betina,. Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium
dan testis, tetapi jaringan testid mengisi bagian besar gonad pada bagian latero
Contoh ikan-ikan yang termasuk dalam golongan ini antara lain Sparus aurus,
c. Hermaprodit protoginynous
gonadnya berjalan dari fase betina ke jantan. Misalnya pada ikan Larbus
ossifagus ada dua individu yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan
yang berwarna biru adalah ikan jantan. Selain hermaproditisme, pada ikan
terdapat gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda yaitu jaringan yang jelas
Menurut Fujujaya (2008), sebagian besar spesies ikan adalah gondioristik (diocorus),
dimana sepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Selain gonokoristik, juga
dikenal istilah hermaprodit yaitu didalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad. Bila
kedua jenis gonad berkembang secara bersamaan dan mampu berfungsi, keduanya dapat
matang bersamaan atau bergantian maka jenis hermaprodit ini disebut hermaprodit
sinkroni. Hermaprodit protandri, bila pada awalnya ikan-ikan tersebut berkelamin jantan
2.5 Perbedaan Jenis Kelamin Berdasarkan Ciri Seksualitas Primer dan Sekunder
Dilihat dari ciri kelamin primer, ikan Nila jantan dan betina dapat dibedakan
berdasarkan jumlah disekitar anus. Pada ikan nila jantan terdapat 2 lubang anus dan
lubang urogenital, sedangkan pada ikan nila betina terdapat 3 lubang yaitu lubang
anus, lubang ureter dan lubang genital. Cirri kelamin sekundr biasanya lebih besar
Organ reproduksi primer adalah testis pada jantan dan ovarium pada betina.
1984).
sebagai berikut.
3. Lubang urogenital ada dua buah, yakni lubang anus (paling depan) dan
5. Perut jika ditekan pelan kea rah anus akan mengeluarkan cairan berwarna
putih.
5. Perut jika ditekan pelan kearah anus tidak keluar cairan seperti air.
Menurut Lagler, et.al (1962), cirri sex sekunder dibedakan menjadi dua jenis
yaitu cirri seks yang tidak berhubungan dengan organ reproduksi dan cirri seks
sekunder yang berperan dalam proses pemijahan. Cirri sex sekunder tersebut dapat
dilihat pada lubang urugenital, pada masing-masing jantan dan betina. Pada jantan
disalah satu lubang genitalnya dapat berbentuk tonjolan bila ditekan. Selain itu
bentuk tubuh juga merupakan cirri sex sekunder yang penting. Pada umumnya
ukuran betina lebih besar daripada jantan. Bentuk sirip dan jumlah daripada sirip
Nampan : sebagai wadah alat dan bahan yang digunakan dan sebagi
Kamera : untuk mengambil gambar gonad ikan Nila (Oreochoromis niloticus) dan
Aquarium : untuk tempat ika Nila (Oreochoromis niloticus) dan ikan hias
sebelum diamati
digunakan
Hasil
Ikan Guppy (Poecillia reticulata), Ikan Patty (Xiphophorus maculatus), Ikan
Molly (Poecelia latipinna), Ikan Cupang (Betta splendens)
Hasil
IV. PEMBAHASAN
adalahdisiapkan alat dan bahan. Alat-alatnya adalah dissecting set, nampan, kamera,
aquarium dan seer.Sedangkang bahan yang digunakan adalah Ikan Nila (Oreochromis
niloticus), Ikan Guppy (Poecillia reticulata), Ikan Patty (Xiphophorus maculatus), Ikan
Molly (Poecelia latipinna), Ikan Cupang (Betta splendens), air, kertas saring dan tissue.
Selanjutnya diambil ikan dari aquarium dengan seser sebanyak tiga ekor dengan
medulla oblongata, karena pada bagian tersebut merupakan letak otak dimana merupakan
pusat saraf sehingga ikan cepat mati.Diamati organ seks sekunder, organ seks sekunder
merupakan cirri-ciri seksualitas ikan yang diamati dari morfologi.Setelah diamati, ikan
disusun berjajar lalu difoto dengan kamera digital.Kemudian masing-masing ikan dibedah
dengan dissecting, dari anus menuju arah sirip dorsal sampai mengenai tulang,
dilanjutkan kearah sirip pectoral dan diteruskan sampai sirip vertak, bentuk gonad
digambar yang merupakan seksualitas primer.Selesai diamati gonad pada ikan, lalu organ
dalam ikan difoto dengan kamera untuk masing-masing ikan.Setelah itu, dicatat hasil
b. Ikan Hias
Pada pengamatan seksualitas ikan hias, ikan yang digunakan adalah Ikan Guppy
dan cirri-ciri seks sekundernya, ikan termasuk jantan atau betina.Selesai diamati, ikan-
ikan hias tersebut digambar dan difoto dengan kamera digital.Kemudian dicatat hasil
berikut. Pada kelompok 12 didapatkan hasil, pada ikan nila (Oreochromis niloticus) pada
ikan pertama, kedua dan ketiga jenis kelaminnya jantan, hal tersebut terlihat dari organ
selesnya yang memiliki 3 lubang. Selain itu pada ikan kelompok ini, memiliki organ
penghasil sperma yaitu testis.Menurut pernyataan Suenden and Anthony (1984), bahwa
organ reproduksi primer adalah testis pada jantan dan ovarium pada betina.Testis
menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa dan ovarium menghasilkan gamet betina
atau ovum.
Selain jumlah lubang pada organ seks, organ seks primer dapat dilihat dari bentuk
gonad.Pada ikan pertama berjenis kelamin jantan, gonad sepasang, kecil dan panjang.
Pada ikan betina bentuk ovarium umumnya memanjang dan agak bulat. Letak ovarium
ikan ada yang langsung melekat pada dinding rongga tubuh sebelah dorsal dan adapula
yang menggantung pada rongga tubuh.Luas rongga tubuh yang digunakan untuk
pada kelompok 15 didapatkan hasil sebagai berikut.Pada ikan Molly (Poecelia latipinna)
jantan, cirri-ciri seks sekunder (cirri-ciri seks yang diamati dari luar) adalah lebih aktif
(agresif), variasi warna banyak dan terdapat gonopodium.Pada betina, perut membuncit
dan pasif.
Pada ikan Guppy (Poecillia reticulata) jantan adalah warna lebih terang, ekornya
kalau dibuka lebih lebar dan gesit.Pada betina warna pucat, variasi warna sedikit.Pada
ikan Cupang (Betta splendens) jantan adalah ekornya lebih mekar (kipas), warna cerah,
pada betina ekor tidak terlalu mekar.Sesuai dengan pernyataan Lesmana dan Deden
(2009), bahwa jenis yang berkelamin jantan memiliki penampilan yang jauh lebih
menarik dari betina karena warnanya lebih cerah dan siripnya panjang dengan aneka
tanda-tanda luar yang nampak yaitu seksual dimorfisme dan seksual dikromantisme.
Kita dapat mengetahui organ seksualitas pada ikan jantan dan betina.
Kita dapat mengetahui cirri seks sekunder pada ikan hias antara Ikan Guppy
(Poecillia reticulata), Ikan Molly (Poecelia latipinna) dan Ikan Cupang (Betta
splendens).
Kita dapat mengetahui cirri-ciri seksualitas pada ikan jantan dan betina baik
V.1 Kesimpulan
a. Seksualitas pada hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina
b. Seksualitas pada ikan yang dikatakan ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ
penghasil sperma sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ
penghasil telur.
- Sekunder, sifat yang dapat dilihat dari cirri-ciri luarnya saja baik warna atau
morfologinya.
e. Perbedaan ikan hias jantan dan betina yaitu ada tidaknya gonopodium (panjang
anal).
- Ikan 1 → jantan
- Ikan 2 → betina
g. Pada ikan jnatan memiliki gonopodium, warna lebih menarik, tubuh ramping dan
ekor panjang.
h. Pada ikan betina memiliki warna kusam (gelap), tubuhnya gendut dan ekornya
pendek.
V.2 Saran
lebih lengkap lagi materinya dan lebih lama pengamatannya agar lebih paham.
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2008. Buku Pintar Ikan Hias Populer. Aromedia Pustaka: Jakarta
Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka Cipta:
Jakarta
Kordi, M. Ghufron. 2010. Budidaya Ikan Konsumsi di Kolam Terpal. Erlangga: Jakarta
Kordi dan Andi. 2010. Budidaya Ikan Konsumsi diKolam Terpal. Erlangga: Jakarta
Lagler, K. F. John E. Bardach, Robert R. Miller. 1962. Ichtylogi John Wiley and Sons,
Lesmana, D. Setyani dan Deden D. 2009. Panduan Lengkap Ikan Hias Air Tawar
Lingga, D. dan Heru S. 2003. Ikan Hias Air Tawar Edisi Revisi. Penebar Swadaya:
Depok
Murtidjo, B. A. 2001. Beberapa Metode Pembenihan Ikan Air Tawar. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta
Novrina. 2002. Investasi Parasit pada Ikan Maanvis, Ikan Black Ghost, Ikan Maskoki dan
Rolehmulyanti. 2003. Diferensiasi Kelamin dan Performasisi Tiga Genotipe Ikan Nila
Yuwono, E dan Purnama, S. 2001. Fisiologi Hewan Air. CV. Sagung Seto: Jakarta