OLEH :
AHMAD RIVAIN
I1B117007
KENDARI
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karnanya ekploitas terhadap lobster
cenderung meningkat, yang apabila tidak dikendalikan dapat mengarah pada lebih
lobster dari alam. Penangkapan semakin intensif tersebut tentunya akan semakin
pembenihan dan restocking. Pada tahun-tahun terakhir ini disinylir telah terjadi
penurunan populasi yang ditandai dengan hasil tangkap dan ukuran udang yang
kulit keras, seperti : kepiting, udang lobster dan lain-lain. Lobster dibagi menjadi
dua jenis, yaitu lobster air tawar dan lobster air laut. Jenis lobster air tawar dibagi
menjadi dua, yaitu lobster air tawar yang diperuntukan untuk konsumsi dan
lobster air tawar hias. Sedangkan lobster air laut hanya diperuntukan untuk
konsumsi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi lobster
Lobster laut merupakan jenis hewan invertebrata yang memiliki kulit yang
keras dan tergolong dalam kelompok arthropoda. Memiliki 5 fase hidup mulai
dari proses produksi sperma telur, kemudian fase atau larva, post larva, juvenil
dan dewasa. Secara umum lobster dewasa dapat ditemukan pada hamparan pasir
yang terdapat spot-spot karang dengan kedalaman antara 5–100 meter. ersifat
nokturnal (aktif pada Lobster b malam hari) dan melakukan proses moulting
(pergantian kulit).
B. Morfologi
Bentuk fisik udang karang secara umum terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
depan disebut cephalotorax dan bagian belakang disebut abdomen. Seluruh tubuh
lobster dilindungi oleh kerangka luar (cangkang) yang keras dan terbagi atas ruas-
ruas. Bagian depan (kepala dan dada) terdiri atas tiga belas ruas dan bagian badan
terdiri atas enam ruas. Pada bagian kepala (rostrum) terdapat organorgan seperti
rahang (mandibula), insang, mata majemuk, antenulla, antenna, dan lima pasang
kaki jalan (pereiopoda). Pada bagian badan terdapat lima pasang kaki renang
Perairan dunia, udang karang dijumpai mulai dari pantai timur Afrika,
ada enam jenis udang karang bernilai ekonomis penting. Enam jenis lobster
termasuk dalam genus Panulirus, yaitu udang batu (Panulirus peniculatus), udang
raja (P. longipes), udang rejuna (P. versicolor), udang jarak (P. polyphagus),
udang pantung (P. homarus), dan udang ketangan. Udangudang karang tersebut
banyak dijumpai di perairan pesisir dengan dasar perairan berupa pasir berbatu.
Malaka, Kalimantan Timur, Sumatra bagian timur, Pesisir Utara Pulau Jawa,
Sulawesi, Maluku, Pantai selatan Papua, dan seluruh pesisir Samodra Indonesia.
III. PEMBAHASAN
A. Hasil
Nama Indonesia :
Lobster Mutiara
Nama Latin :
Panulirus ornatus
Nama Perdagangan /
Internasional :
Green, Fine Pale
Spotted, Zebra legs
Nama Indonesia :
Lobster Bambu
Nama Latin :
Panulirus versicolor
Nama Perdagangan /
Internasional :
Spiny Lobsters
Nama Indonesia :
Lobster Batik
Nama Latin :
Panulirus longipes
Nama Perdagangan /
Internasional :
Spiny Lobsters
Nama Indonesia :
Lobster Pasir
Nama Latin :
Panulirus homarus
Nama Perdagangan /
Internasional :
Green scalloped rock
lobster
Nama Indonesia :
Lobster Batu
Nama Latin :
Panulirus penicillatus
Nama Perdagangan /
Internasional :
Nama Indonesia :
Lobster Pakistan
Nama Latin :
Panulirus polyphagus
Nama Perdagangan /
Internasional :
B. Pemabahasan
seperti pada kedua antena, sebelum molting antenanya pendek (terpotong) namun
setelah molting antenanya akan kembali nominal. Tetapi kaki jalan dan teleskon
tidak mengalami regenerasi yang sempurna seperti pada antena pada molting
dengan alat indra yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat keseimbangan) da mata
Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh permukaan
tubuh.
Menurut slamet dan imanto (1989) suhu uang baik untuk kehidupan dan
pertumbuhan lobster air laut berkisar antara 24-310C. Menrut kartina (2005)
lobster air laut dapat mentolerir salinitas hingga 41 ppt dan kandungan oksigen
yang sesuai dengan pemeliharaan lobster tidak kurang dari tiga ppm.
karang serta jarang hidup berkelompok. Udang jenis ini sangat sulit untuk
menyelam.
luar terumbu yaitu di tempat yang selalu terkena deburan ombak yang keras.
Lebih mudah ditangkap dengan cara menyelam dibanding dengan menggunakan
umpan.
langsung diprngaruhi oleh ombak) dan menyukai perairan yang oseanik. Tinggal
didalam lubang batu karang dan akan naik kepermukaan mencari makan pada
malam hari. Dipantai selatan jawa, lobster ini seringkali ditangkap dengan
Panulirus ornatus (Lobster mutiara) pada perairan dangkal dan keruh yang
karangnya tidak tumbuh dengan baik merupakan habitat yang disukai udang ini.
Udang dapat berukan sagat besar dan berat hingga 3 kg. Biasanya tidak mau
yang keruh dengan dasar lumpur dan hidup diperairan yang agak dalam serta
dapat di tangkap dengan jaring. Lobster ini memiliki waena dasar hijau mudah
kebiruan sampai buru dangan garis melintang putih melintang pada setiap
segmen.
vulkanik. Hidup berkelompak dalam jumlah yang banyak, dan bisa ditangkap
dengan perangkap yang diberi umpan atau ditangkap saat menyelam. Udang ini
pemekan bangkai dan pemakan segala (omnivore), terutama hewan yang mati
maupun jenis hewan yang tinggal di dasar, dikarang atau hewan yang berjalan
pelan seperti kerang-kerangan, binatang laut dan bulu babi. Lobster bersifat
dangkal akan menuju trumbu karang untuk mencari makan, sedangkan yang hidup
pemangsa organisme dasar, lobster sang bergantung pada fauna dasar yang ada,
Dengan sistem ini lobster tidak memiliki pembuluh darah baik vena atau arteri
hemosianin yang memiliki daya ikat yang rendah terhadap oksigen (Lukito dan
Prayugo 2007). Sebagai pertahanan tubuh internal yaitu hemosit. Sistem imun
pada crustase meliputi reaksi selular dan humoral yang berhubungan dengan
alami sangatlah vital untuk kehidupan crustase dan moluska. Salah satu parameter
yang berkaitan dengan sistem imun crusrase yaitu total haemocyte count(THC).
DAFTAR PUSTAKA
Kartina, 2005.Daya tetas telur lobster bambu (P. Versicolor) pada salinitas yang
berbeda. skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kela- utan Universitas Halu
Oleo Kendari. 2005 Kelautan Universitas Halu Oleo Kendari.