Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

IKAN TENGADAK (BARBONYMUS SCHANENFELDI)

Mata Kuliah : Ikhtiologi

Dosen Pengampu : FX. Widadi Padmasari , S.Si.,M.Si

DISUSUN OLEH :

SITI FATIKHAH AQSO KAMILA C1101221044

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ikhtiologi prodi Manajemen Sumberdaya
Perairan, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca maupun bagi saya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu FX. Widadi Padmasari ,


S.Si.,M.Si selaku dosen mata kuliah Ikhtiologi. Ucapan terimakasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membaca makalah ini. Saya menyadari makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini

Pontianak, 10 oktober 2022

Salam saya

Siti Fatikhah Aqso Kamila


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 3
BAB 1 ...................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
BAB 2 ...................................................................................................................................... 6
TAKSONOMI ......................................................................................................................... 6
BAB III .................................................................................................................................... 8
MORFOLOGI DAN ANATOMI............................................................................................ 8
2.1 MORFOLOGI .............................................................................................................. 8
2.2 ANATOMI .................................................................................................................. 11
BAB IV .................................................................................................................................. 13
FISIOLOGI ........................................................................................................................... 13
3.1 Habitat Ikan Tengadak .............................................................................................. 13
3.2 Pakan dan kebiasaan makan ...................................................................................... 13
3.3 Kualitas air pemeliharaan Ikan tengadak ................................................................. 14
3.4 Warna Pada Ikan ....................................................................................................... 15
3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensistas Warna Ikan Tengadak ................ 15
BAB V.................................................................................................................................... 17
SIMPULAN ........................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSAKA ............................................................................................................... 18
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) merupakan komoditas lokal
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat prosfektif untuk dikembangkan. Jenis
ikan ini di alam dapat mencapai ukuran besar (panjang 34cm dan berat lebih dari 500
gr/ekor, bahkan pernah ditemukan ikan yang berukuran panjang baku 45cm).
Dagingnya memiliki cita rasa yang khas dan mengandung nilai gizi yang tinggi,
sehingga disukai konsumen. Ikan tengadak termasuk ikan air tawar yang memiliki
prospek cerah sebagai komoditas budidaya dimasa yang akan datang, namun, sampai
saat ini ikan tengadak yang dipasarkan umumnya merupakan hasil tangkapan dari
perairan umum (Lisna, 2012).
Belum berkembangnya usaha budidaya ikan tengadak salah satunya usaha
memacu produksi adalah dengan meningkatkan kualitas benih dengan cara program
manipulasi lingkungan yang tepat. Program manipulasi lingkungan yang berkembang
saat ini adalah kejutan suhu panas. Dengan dengan suhu panas dapat meningkatkan
daya tetas telur dengan peningkatan kualitas genetik ikan yang dapat dilakukan dalam
waktu relatif singkat (Rustidja, 1991). Manipulasi kromosom pada ikan merupakan
salah satu strategi yang diharapkan dapat digunakan untuk memproduksi keturunan
dengan sifat unggul dan kualitas genetiknya baik, seperti memiliki pertumbuhan
relatif cepat, tahan terhadap penyakit, kelangsungan hidup tinggi, toleran terhadap
perubahan lingkungan (suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas) dan mudah
dibudidayakan (Mukti,1999).
Tetraploidisasi merupakan salah satu metode manipulasi kromosom pada ikan
yang menghasilkan ikan dengan jumlah kromosom 4n (tetraploid). Metode tetraploid
dapat dilakukan seperti halnya metode gynogenesis (gynogenesis mitosis), yaitu
perlakuan kejutan pada telur dilakukan setelah terjadi peloncatan polar body II (Mukti
et al, 2001). Tetraploid dapat diproduksi dengan berbagai teknik, yaitu kejutan suhu
panas, kejutan suhu dingin, penggunaan tekanan tinggi atau radiasi ultraviolet. Di
antara berbagai metode tersebut, teknik yang paling murah dan mudah dilakukan
untuk menghasilkan ikan tetraploid adalah teknik kejutan suhu panas (Herbst, 2002;
Shelton 2006).
Bahwa dengan kejutan suhu panas pada ikan mas (Cyprinus carpio) selama
2.5 menit menghasilkan tingkat penetasan terbaik 14.449 % dan diikuti tingkat
kelangsungan hidup sebesar 89.665 %. Selain itu juga telah dilakukan oleh
Arsiyaningtyas, (2009) dengan kejutan suhu panas 40oC pada ikan nila (Oreochormis
nilotocus) memberikan hasil daya tetas telur tertinggi sebesar 90.77 %. Hal ini
dibuktikan dari banyaknya hasil penelitian yang prosedurnya berbeda dan
menghasilkan simpulan yang berbeda pula. Herbst (2002) menyebutkan bahwa
melakukan kejutan suhu panas pada waktu 24 menit dengan suhu 42,80C akan
menghasilkan ikan tetraploid sebesar sepuluh persen. Namun, hingga saat ini belum
diperoleh induk tengadak yang benar-benar tetraploid. Untuk perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut khususnya pada ikan tengadak tentang pengaruh kejutan suhu
panas terhadap waktu penetasan, daya tetas dan abnormalitas dan kelangsungan hidup
larva ikan tengadak.

1.1. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu ikan Tengadak
2. Mengetahui ikan Tengadak
3. Mengetahui ciri ciri ikan Tengadak
4. Mengetahui habitat ikan Tengadak
BAB 2

TAKSONOMI

Ikan air tawar anggota suku Cyprinidae (kerabat ikan mas). Ikan ini menyebar luas
di Asia Tenggara daratan dan Indonesia bagian barat. Nama-nama lokalnya di pelbagai
daerah, di antaranya, tengadak, tengadak merah (Klm.) kepiat, kapiat,
kapiek,kepiyek(Jambi)lempam,lampam,lampamjawa (Mly.); lampan (Lamp.) Dalam bah
asa Inggris ikan ini dikenal sebagai Tinfoil Barb. Ketika menerbitkan deskripsi ikan
tengadak untuk реrtаmа kalinya, Pieter Bleeker menuliskan namanya ѕеbаgаі Barbus
Schwanenfeldi.

Belakangan Bleeker menyadari bаhwа ia salah ketik, dаn kеmudіаn


merevisinya mеnјаdі Barbus Schwanefeldi kаrеnа nаmа іnі didasarkan pada
nаmа seorang kolektor ikan, H.W. Schwanefeld[10]. Sеlаmа hаmріr ѕаtu
ѕеtеngаh abad kemudian,epitet spesifik schwanefeldii inilah уаng
dipakai,hingga kеmudіаn Maurice Kottelat merevisi pandangan іnі dаn
mengembalikannya kepada ejaan schwanenfeldii,уаng walaupun ‘salah ketik’
nаmun lеbіh berhak dipakai mеnurut International Code of Zoological
Nomenclature (ICZN, Kode Internasional Tatanama Zoologi) edisi 1985.
Kelas Actinopterygii
Sub kelas Actinopterygii.
Ordo Cypriniformes
Sub ordo Cyprinoidea
Famili Cyprinidae
Genus Barbonymus
Spesies B. schwanenfeldii
BAB III

MORFOLOGI DAN ANATOMI

2.1 MORFOLOGI

Ikan tengadak mempunyai ciri-ciri seperti bentuk tubuh pipih melebar dengan badan
berwarna perak dan kuning keemasan, sirip punggung berwarna merah dengan bercak
hitam pada ujungnya, sirip dada, sirip perut dan sirip dubur berwarna merah, sirip ekor
berwarna oranye atau merah dengan pinggiran garis hitam dan putih sepanjang cuping
sirip ekor. Garis rusuk dengan sisik garis rusuk 35-36, terdapat 13 sisik sebelum awal sirip
punggung dan 8 sisik antara sirip punggung dan gurat sisi (Kottelat dan Whitten, 1993
dalam Aisyah, 2014). Ukuran rata-rata ikan ini antara 10-25 cm dan berat sekitar 200-600
g. Ikan ini dapat mencapai ukuran maksimal 30 cm dan berat lebih dari 1 kg (Christensen,
2007 dalam Aisyah, 2014).
Penanda karakter morfologis yang dapat digunakan untuk mengetahui keragaman
adalah morfometri. Morfometri digunakan untuk mengukur ciri-ciri khusus, hubungan
variasi dalam taksonomi populasi ikan dan sangat berguna untuk menilai variasi bentuk
karena perbedaan geografis. Morfometri memiliki manfaat untuk menggambarkan secara
lebih akurat indeks panjang tubuh, lebar tubuh dan tinggi tubuh yang mampu
mengidentifikasi perbedaan antarspesies, mendeskripsikan pola keragaman morfologis
antarpopulasi atau spesies serta mengklasifikasikan dan menduga hubungan filogenik
(Ayubbi et al., 2018).

Studi morfometrik secara kuantitatif memiliki tiga manfaat, yaitu: membedakan jenis
kelamin dan spesies, mendeskripsikan pola-pola keragaman. Morfologis antar populasi
atau spesies, serta mengklasifikasikan dan menduga hubungan filogenik. Kajian
morfometrik juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu spesies serta mengetahui
perbedaan genetik maupun fenotip antar spesies ikan (Strauss dan Bond, 1990).

Pengukuran karakter morfometrik perlu diperhatikan, agar tidak terjadi kesalahan.


Hal tersebut penting karena karakter morfometrik salah satu cara identifikasi. Cara
pengukuran yang dipakai harus mengikuti kaidah yang berlaku, contoh: untuk mengukur
panjang standar diukur dari bagian terdepan moncong atau bibir atas sampai pangkal sirip
ekor. Pangkal sirip ekor dapat diketahui dengan cara menekukkan sirip ekornya
(Nurdawati et al., 2007).

Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-


bagian tertentu tubuh ikan. Karakter meristik berkaitan dengan penghitungan jumlah
bagian-bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter
meristik antara lain: jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang,
jumlah kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebra, dan jumlah gelembung renang
(Lagler et al., 1977).

Meristik adalah bagian dari karakter morfologi atas dasar penghitungan secara
kuantitatif beberapa bagian tubuh ikan. Karakter meristik dapat digunakan untuk
karakterisasi spesies ikan, atau digunakan untuk identifikasi spesies yang belum diketahui.
Karakter meristik selalu digambarkan dengan angka-angka singkat yang disebut rumus
meristik. Bagian tubuh ikan yang dihitung dapat berupa jumlah sisik pada garis rusuk,
jumlah jari-jari keras dan lemah pada sirip punggung (Affandi et al.,1992).

Karakteristik meristik ikan cenderung stabil atau tidak dipengaruhi oleh umur
maupun ukuran. Jumlah masing-masing karakter akan sama pada setiap stadia umur ikan
akan tetapi ukuran masing-masing karakter tersebut akan berubah mengikuti pertumbuhan
ikan dan pada jari-jari sirip ikan akan semakin mengeras sehingga dapat dibedakan dengan
jelas jari-jari sirip keras dengan jari- jari sirip lemah ataupun lemah mengeras (Desrita et
al., 2018).

Genus Barbonymus mempunyai sisik dengan struktur beberapa jari-jari sisik sejajar
atau melengkung ke ujung, sedikit atau tidak ada proyeksi jari-jari ke samping. Bagian
perut di depan sirip perut datar atau membulat tidak memipih membentuk geligir tajam.
Terdapat 5-81/2 jari-jari bercabang pada sirip dubur. Tidak ada duri mendatar di depan
sirip punggung. Jari-jari terakhir sirip punggung lemah atau keras, tapi tidak bergerigi.
Jari-jari terakhir sirip punggung halus atau bergerigi di belakangnya, 7-10,5 jari-jari
bercabang pada sirip punggung. Gurat sisi tidak sempurna, tidak ada atau berakhir di
pertengahan pangkal sirip ekor. Mulut terminal atau subterminal. Mulut kecil, celahnya
tidak memanjang melebihi garis vertical yang melalui pinggiran depan mata. Jari-jari sirip
dubur tidak mengeras (Kottelat et al., 1993).

Ciri – ciri ikan tengadak antara lain:

 Ikan tengadak berukuran sedang,panjang standar (SL, standard length) mencapai


340 mm.
 Badannya bundar telur memanjang apabila dilihat dаrі samping,
 Dаn memipih tegak dilihat dаrі depan;dengan garis tengkuk уаng melengkung
hіnggа awal sirip dorsal.
 Sisik-sisik rеlаtіf berukuran besar.
 Tinggi tubuh 2,3-2,4 kalinya sebanding dеngаn panjang standar;
 Ѕеmеntаrа panjang kepalanya 3,5-4 kalinya sebanding dеngаn panjng standar.
 Moncongnya menumpul; duа pasang sungut terdapat dі аtаѕ dаn dі sudut
mulutnya, dі rahang atas.
 Sirip dorsal (punggung) dеngаn III jari-jari keras (duri) dаn 8 jari-jari lunak;
 Sirip anal (dubur) III, 5;
 Sirip pektoral (dada) I, 14-15;
 Dаn sirip ventral (perut) II,
 Sisik-sisik dеngаn gurat sisi berjumlah 35-36.
 Diantarai оlеh 8 deret sisik vertikal, awal sirip dorsal kira-kira sejajar dеngаn gurat
sisi ke-11.
 Awal sirip dorsal іnі dipisahkan оlеh 13 sisik dаrі kepala belakang.
 Duri ke-III sirip dorsal besar dаn kuat, dеngаn gerigi kuat dі sisi belakangnya.
 Batang ekor dikelilingi оlеh 16 sisik.
 Sirip kaudal (ekor) berbelah dalam, ujung-ujungnya meruncing, lеbіh panjang
dibandingkan kepala
 Punggungnya kehijauan; sisi sampingnya keperakan hіnggа putih dі bagian perut;
 Sisik-sisik dі arah punggung dеngаn pangkal berwarna gelap keunguan.
 Sirip-sirip dorsal dаn kaudal berwarna merah indah;
 Bagian muka sirip dorsal dаn tepi аtаѕ serta tepi bаwаh sirip kaudal dеngаn pita
ungu kehitaman.
 Sirip-sirip уаng lаіn kemerah-jambuan.

2.2 ANATOMI

Anatomi merupakan cabang biologi yang mempelajari organ-organ dalam suatu


organisme. Pengetahuan tentang anatomi suatu jenis ikan sering digunakan sebagai dasar
dalam mempelajari penyakit dan parasit, jaringan tubuh, sistematika dan sebagainya.
Beberapa organ-organ yang terdapat pada tubuh ikan antara lain : otak, insang, jantung,
hati, kantung empedu, alat pencernaan makanan (lambung, usus dan lain-lain), limpa,
gonad, gelembung renang dan sebagainya.
Anatomi berarti memotong, dan merupakan sebuah cabang ilmu dari Biologi,
lebih jelasnya yaitu sebuah ilmu yang mempelajari mengenai organisme, baik tumbuhan,
manusia atau hewan.
Ikan merupakan hewan vetebrata yang hidup di air. Dapat dikatakan semua ikan
memiliki sirip, sebab sirip merupakan alat yang sangat vital sebagai alat gerak. Berikut ini
merupakan antomi ikan, baik internal maupun external.

1.Anatomi Internal Ikan


Pada bagian anatomi ikan internal secara umum ini, yang dibahas hanya dua
bagian, yaitu kantung kemih dan insang, dimana kedua bagian tersebut adalah bagian yang
penting.
2.Anatomi Eksternal Ikan
Pada bagian anatomi internal ini, pertama kita akan membahas yang terdapat
dibagian kepala, yaitu mata yang berfungsi sebagai alat untuk melihat. Ikan sendiri dapat
mendeteksi warna-warna yang ada, akan tetapi memiliki penglihatan yang pendek.

 Lubang hidung pada bagian kepala ikan digunakan sebagai alat untuk mencium
bau.
 Mulut digunakan untuk mengonsumsi makanan.
 Operkulum adalah flap tulang yang terdapat didekat insang sebagai alat untuk
menutupi insang dari luar.
 Sirip dada digunakan sebagai alat pergerakan untuk merubah arah dalam
perjalanan si ikan,
 sedangkan untuk sirip perut berfungsi sebagai alat stablisasi ikan dalam berenang,
samahalnya dengan fungsi dari sirip anus.
 Ventilasi, berfungsi untuk menghilangkan air limbah dan air berlebih pada tubuh
ikan.
 Semua sirip yang dimiliki ikan tetunya berfungsi sebagai alat gerak, akan tetapi
sirip yang utama untuk melakukan gerakan adalah sirip ekor
BAB IV

FISIOLOGI

3.1 Habitat Ikan Tengadak

Habitat ikan ini yaitu sungai-sungai akbar dan kecil, kanal-kanal dan
parit. Tengadak semakin banyak memakan tumbuhan, yakni makrofita akuatik dan
tumbuhan darat yang terendam air. Kadang-kadang tengadak memangsa ikan-ikan kecil.
kan tengadak іnі аdаlаh sungai-sungai besar dаn kecil, kanal-kanal dаn parit. Tengadak
menyebar mulai dari Thailand di utara, Semenanjung Malaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Catatan dan spesimina diperoleh dari Padang, Solok Danau Singkarak, Padang
Panjang, Payakumbuh, Danau Maninjau, Sijunjung, Sungai Kuantan atau Sungai
Indragiri, Taluk, Rengat, Sungai Kampar, Langkat, Serdang (Sungai
Ular), Jambi, Palembang, Sungai Musi, Muara Kumpeh, Benakat, Sungai Pengabuan
(Lampung), Sungai Kapuas, Pontianak, Sungai Baram, Danau Seriang, Sungai
Mahakam, Samarinda, Kota Bangun, dll.

3.2 Pakan dan kebiasaan makan

Habitat ikan ini adalah sungai-sungai besar dan kecil, kanal-kanal dan parit.
Tengadak lebih banyak memakan tumbuhan, yakni makrofita akuatik dan tumbuhan darat
yang terendam air. Kadang-kadang tengadak memangsa ikan-ikan kecil. Pengamatan
di Sungai Musi mendapatkan bahwa makanan ikan lampam terutama terdiri dari detritus;
ditambah lagi ganggang chlorophyceae, cacing, tumbuhan. Tengadak lеbіh bаnуаk
memakan tumbuhan, уаknі makrofita akuatik dаn tumbuhan darat уаng terendam air.
Kadang-kadang tengadak memangsa ikan-ikan kecil. Pengamatan dі Sungai Musi
mеndараtkаn bаhwа makanan ikan tengadak tеrutаmа terdiri dаrі detritus ditambah lаgі
ganggang chlorophyceae, cacing, tumbuhan air, serangga, diatom, cyanophyceae,
krustasea,protozoa, rotifera,desmidiaceae dаn lain-lain

3.3 Kualitas air pemeliharaan Ikan tengadak

Ikan Tengadak bіаѕаnуа hidup dі sungai dеngаn suhu аntаrа 22°C - 25°C dаn dеngаn
kisaran pH аntаrа 6.5 hіnggа 7. Keberadaan ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii)
di alam semakin berkurang, untuk itu, perlu dibudidayakan. Kualitas air merupakan salah
satu faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan budidaya ikan. Pakan yang tidak
termakan dan hasil metabolisme ikan akan berpengaruh terhadap kualitas air. Penelitian
ini bertujuan untuk mengkaji dinamika kualitas air pada pendederan ikan tengadak.
Penelitian dilakukan di Instalasi Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi
Cibalagung BPPBAT, Bogor. Penelitian menggunakan sembilan buah kolam tembok
ukuran 200 cm x 200 cm x 80 cm dengan ketinggian air 40 cm (stagnan) yang diisikan
tengadak dengan bobot rataan 0,69 g/ekor dan padat tebar 120 ekor/kolam. Perlakuan yang
diberikan adalah perbedaan persentase pemberian pakan, yaitu: a) 3%; b) 6%; dan c) 9%
dengan tiga kali ulangan. Frekuensi pemberian pakan tiga kali/hari (pagi, siang, dan sore).

Lama penelitian 45 hari. Peubah kualitas air yang di ukur adalah suhu. pH, oksigen
terlarut, alkalinitas, amonia, nitrit, nitrat, dan fosfat yang dilakukan pada hari ke-9, ke-27,
dan ke-45 setiap pukul 06.30 sebelum dilakukan pengurangan air kolam sekitar 50%.
Selanjutnya dilakukan pengggantian air yang dibuang dengan sumber air yang sama
dengan awal. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
kualitas air selama pendederan ikan tengadak berfluktuasi untuk semua parameter uji.
Parameter tersebut umumnya masih layak dan kondisi tersebut dapat ditoleransi oleh ikan
tengadak. Kualitas air terbaik terdapat pada perlakuan pemberian pakan 3%.

3.4 Warna Pada Ikan

Punggungnya kehijauan; sisi sampingnya keperakan hingga putih di bagian perut;


sisik-sisik di arah punggung dengan pangkal berwarna gelap keunguan. Sirip-sirip dorsal
dan kaudal berwarna merah indah; bagian muka sirip dorsal dan tepi atas serta tepi bawah
sirip kaudal dengan pita ungu kehitaman. Sirip-sirip yang lain kemerah-jambuan

3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensistas Warna Ikan Tengadak

Warna pada ikan berhubungan dengan sel pigmen pada kulit. Terdapat dua sel
khusus yang memberikan warna pada ikan, yaitu kromatofor dan iridosit. Kromatofor
terletak pada dermis kulit yaitu sisi luar , diantara sisik serta mengandung butiran pigmen
sebagai sumber warna.

 Kualitas air

Kualitas air yang baik merupakan faktor yang sangat begitu penting dalam
meningkatkan kualitas warna ikan dan juga kesehatan ikan hias. Ikan akan dapat bertahan
hidup sehat dan berpenampilan prima di dalam lingkungannya dengan kualitas air yang
sesuai (satyani,2005).

 Suhu

Peningkatan suhu dapat mempengaruhi metabolisme ikan sehingga akan terjadinya


pemecahan karoten protein yang menjadi protein dan karoten yang kemudian
menghasilkan pigmen pada warna merah (Indrati, 2012). Suhu ideal bagi ikan hias tropis
berkisar antara 25 sampai 320C. Fluktuasi perubahan suhu direkomendasikan tidak lebih
dari 50C, terutama dalam proses pergantian air atau proses transportasi

 Tingkat Keasaman (pH)


Nilai pH merupakan indikasi air yang bersifat asam, basa atau netral. pH menentukan
proseses kimiawi dalam air, karena pH yang terlalu asam atau basa mengakibatkan ikan
menjadi stres sehingga ikan berwarna pucat dan gerakkannya lambat. Nilai pH yang
optimal untuk ikan hias umumnya berkisar antara 6-7 (Satyani,2005).

 Cahaya

Selain kualitas air yang dapat mempengaruhi peningkatan warna pada ikan hias adalah
cahaya. Ikan yang dipelihara pada kondisi terang akan memberikan reaksi warna yang
berbeda dengan ikan yang dipelihara pada tempat gelap karena adanya perbedaan reaksi
melanosome yang mengandung pigmen melanofor

terhadap rangsangan cahaya yang ada (Said et al., 2005) kondisi cahaya yang terang
akan memberikan penampilan warna yang baik dari pada cahaya gelap karena pada
kondisi cahay terang melanofor menjadi terkonsentrasi di sekitar nucleus, sel Nampak
berkerut dan membuat kulit ikan tampak lebih cemerlang.
BAB V

SIMPULAN

Sebenarnya ikan tengadak ini bukanlah suatu ikan yang mudah untuk
dibudidayakan ataupun dipelihara. Asal tahu cara yang baik dan tepat dalam
memeliharanya, seperti kadar air, luas waduk/danau yang tepat, dan pakan yang sehat
dan berkualitas. Di samping itu kita perlu mengetahui jenis penyakit, gejalanya, dan
cara penanggulangannya agar ikan tengadak yang di pelihara tidak mati dengan
percuma. Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut maka dengan mudah
mengembangbiakan Tengadak dan mendapatkan tengadak yang berkualitas.
DAFTAR PUSAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tengadak
https://perikanan38.blogspot.com/2020/06/mengenal-ikan-tengadak.html
https://www.google.com/search?rlz=1C1CHZN_enID924ID924&sxsrf=AOaemv
LPGWTA7_xCFOuH259bjbvNWEljww:1636463182909&q=jurnal+ikan+tenga
dak&sa=X&ved=2ahUKEwj_z9G1rIv0AhWPyzgGHfNRA_IQ1QIoAHoECAE
QAQ&biw=1366&bih=695&dpr=1
https://www.google.com/search?q=makalah+ikhtiologi+ikan+tengadak&rlz=1C1
CHZN_enID924ID924&oq=makalah+ikhtiologi+ikan+tengadak&aqs=chrome..6
9i57j0i22i30.18042j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai