Disusun Oleh :
Difadin Qudsi
17/414678/PN/15259
Akuakutur
LABORATORIUM AKUAKUTUR
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
Daftar Isi
I. Pendahuluan
B. Tujuan Praktikum
A. Persiapan Lahan
C. Penebaran Benur
D. Manajemen Pakan
E. Pengamatan Pertumbuhan
Pengelolaan pertumbuhan udang ditambak dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan hidup udang dari awal tebar hingga panen serta agar dapat mendeteksi
adanya gejala awal suatu penyakit atau penurunan kondisi kesehatan udang. Salah
satu cara untuk mengamati hal tersebut adalah dengan monitoring pertumbuhan.
Pertumbuhan yang baik menandakan udang dalam kondisi sehat dan dapat
dijadikan bahan evaluasi terhadapa perlakuan yang diberikan selama proses
pemeliharaan. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu dilakukan sampling
secara berkala hingga panen. Menurut Suharyadi (2011) sampling bisa dilakukan
sejak DOC 30. Sampling bertujuan untuk mengetahui berat serta rerata
pertumbuhan harian udang yang akan digunakan sebagai patokan dalam
pemberian pakan. Pelaksanaan sampling dilaksanakan pada pagi hari dimana suhu
air dan udara masih rendah. Adapun pengukuran yang dilakukan saat sampling
yaitu MBW (Mean Body Weight), ADG (Average Daily Gain), Biomass, dan SR
(Survival Rate).
Kualitas air yang baik merupakan kunci kesuksesan dalam budiaya udang.
Pengelolaan air bertujuan untuk mempertahankan kualitas air yang layak dan stabil
pada petak pemeliharaan udang dan mencegah infeksi penyakit pada pertumbuhan
udang (Adiwidjaya, 2008). Pengendalian kualitas air agar tetap baik dapat
dilakukan dengan pergantian air, sirkulasi, penyiponan, menjaga kelarutan oksigen
dan aplikasi probiotik. Kualitas air tambak terkait erat dengan kondisi kesehatan
udang. Kualitas air yang baik mampu mendukung pertumbuhan udang karena
dapat menghindarkan udang dari stres akibat perubahan kualitas air di tambak.
Kualitas air tambak perlu dijaga kestabilanya agar udang tidak stress dan
mudah terserang penyakit. Oleh karenanya perlu dilakukan pengujian kualitas air
secara berkala. Ada tiga jenis parameter kualitas air yakni parameter fisika,
parameter kimia dan parameter biologi (Mahasri, 2013). Menurut Adiwidjaya
(2008), parameter kunci pada budidaya udang vannamei adalah suhu, salinitas, pH
air, alkalinitas, kecerahan, ketinggian air, TOM, oksigen terlarut, nitrit dan
amoniak juga termasuk dalam parameter kunci (Kilawati, 2014).
Dalam budidaya udang, proses panen dilakukan dalam dua kondisi yaitu
kondisi normal dan tidak normal, dimana kondisi normal pada umumnya di
sebabkan oleh akhir masa pemeliharaan, kondisi harga udang berfluktuatif, serta
panen ditengah masa pemeliharaan (parsial). Sedangkan panen kondisi tidak
normal pada umumnya di akibatkan adanya gangguan penyakit infeksionis dan
penyakit non infeksionis. Teknik panen udang ada 2 yakni panen selektif dan
panen total. panen selektif yakni panen hanya sebagian areal tambak dan panen
total adalah panen keseluruhan biomasa di tambak (Suharyadi, 2011).
Menurut Kepmen Nomor 75/Permen-Kp/2016 maksud dan tujuan
pengelolaan panen/ pasca panen adalah untuk menjaga mutu dan kualitas saat udang
saat hingga selesai di panen. Pengelolaan pasca panen bertujuan untuk melakukan
pencatatan dan rekaman kegiatan pembesaran udang pada setiap tahapan produksi,
memiliki petunjuk baku tentang pengoperasian suatu proses kerja yang dilakukan
oleh satu atau beberapa orang dalam satu unit pembesaran yang dapat
mempengaruhi efektivitas produksi sehingga pencatatan dan rekaman kegiatan
pembesaran udang yang telah didokumentasikan dapat berfungsi sebagai acuan
dalam penerapan dan perbaikan berkelanjutan sistem mutu serta memudahkan
ketertelusuran pada seluruh kegiatan pembesaran.
III. Hasil dan Pembahasan
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
#DIRUMAHAJA