Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat yang telah diberikan sehinga saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah “BUDIDAYA IKAN KERAPU”. Tak lupa pula dalam
kesempatan ini saya mengucakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu dosen pembimbing mata kuliah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Saya juga berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga Allah yang
maha kuasa mencurahkan rahmat dan karunianya kepada kita. Amin.
penulis
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................ ii
Daftar isi........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 Profil Kerapu Secara Umum.......................................................................................3
2.2 Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Kerapu Macan............................................................3
2.3 Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Kerapu Bebek.............................................................4
BAB III METODE RIVIEW YOUTOBE..............................................................................6
3.1 Teknik Pembenihan...................................................................................................6
3.2 Pemijahan.................................................................................................................. 6
3.3 penetasan telur.......................................................................................................... 6
3.4 Pemeliharaan Larva...................................................................................................7
3.5 Pengelolaan Kualitas Air............................................................................................7
3.6 Teknik Pembesaran...................................................................................................7
3.7 Panen ....................................................................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................10
4.1 Pengertian Ikan Kerapu.............................................................................................10
4.2 Teknik Budidaya Ikan Kerapu Secara Umum............................................................11
4.3 Persyaratan Lokasi Budidaya.....................................................................................11
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
5.2 Saran......................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................................. iv
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk memperoleh pengetahuan,
tentang teknik pembudidayan ikan kerapu, serta hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan budidaya ikan kerapu.
1.3 Manfaat
Memberikan informasi tentang kegiatan pembudidayaan ikan kerapu dan
menjadi bahan acuan mahasiswa dan para pembudidaya ikan dalam
mengembangkan usaha budidaya ikan Kerapu yang lebih optimal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Menurut Heemstra dan Randall (1993) sistematikan pengklasifikasian ikan
kerapu macan adalah :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Periformes
Family : Serranidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
Sumber: agapituscy.blogspot.com/2009.
4
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteishyes
Subkelas : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoida
Family : Serranidae
Subfamily : Epinephihelinae
Genus : Cromileptes
Spesies : Cromileptes altivelis
5
BAB III
METODE RIVIEW YOUTOBE
6
dalam waktu 18-22 jam setelah pemijahan pada suhu 27-28 ºC dengan
kadar garam 30-32 %.
7
pendederan di kja adalah 70-80 ekor/m3 setelah masa
pemeliharaan1,5-2 bulan kepadatan dikurangi menjadi 35
ekor/m3 sampai akhir masa pendederan. Selama pendederan
ukuran pakan yang diberikan sesuai dengan bukaan mulut
ikan jenisnya bisa berupa rebon segar dan daging ikan segar
yang digiling, frekuensi pemberiannya 4 atau 5 kali perhari
sampai ikan benar-benar kenyang.
Penggelondongan
Dilakukan selama 2-3 bulan dan benih berasal dari
pendederan. Padat penebaran dalam tahap ini sebaiknya 30-
50 ekor/m3 menggunakan jarring PE 0,5-1 inch.
Pembesaran dilakukan selama 5-6 bulan dengan benih hasil
penggelondongan yang berukuran 75-08 gr/ekor,padat tebar
yang biasanya digunakan adalah 20-30 3kor/m3. Pakan yang
diberikan bisa berupa ikan rucah atau pellet khusus ikan
kerapu dengan dosis 5-8 % dari total berat ikan per hari,
pemberiannya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore.
Pembesaran dilakukan samapi ikan mencapai ukuran
konsumsi yaitu 500-800 gr/ekor. Grading dilakukan karena
pertumbuhan ikan ini seringkali tidak seragam, padahal jerapu
bersifat kanibal,sifat buasnya itu akan menonjol apabila terjadi
perbedaan ukuran. Grading atau penyeragaman ukuran
dilakukan 2-4 bulan sekali, perawatan dan pembersihan
jarring yang dilakukan setiap dua minggu sekali hal ini untuk
mengurangi resiko serangan penyakit dan memperlancar
sirkulasi air didalam kja. Pemasangan shadingnet untuk
mengurangi penetrasi cahaya matahari, hal ini karena kerapu
merupakan ikan yang bersifat nocturnal atau aktif dimalam
hari.
3.7 Panen
Panen umumnya disesuaikan ukuran yang dikehendaki pasar, ukuran
konsumsi ikan kerapu 500-800 gram/ekor. Rata-rata hasil panen untuk 1
unit keramba yang terdiri dari atas 4 buah petak pembesaran berukuran
3mx3mx3m, adalah 2 – 2 ½ ton, dengan perkiraan kematian alami 5-10%.
Pada hari pemanenan pemberian pakan dihentikan, selanjutnya tali
8
pemberat pada keramba dilepas dan jaring diangkat perlahan-lahan,setelah
itu ikan dipindahkan keatas kapal yang dlengkapi palka khusus untuk
menampung ikan atau langsung dikemas diatas rakit secara tertutup dengan
menggunakan plastic berisi air dan oksigen, setiap plastik berisi 5-6 ekor
ikan, diberikan obat penenang dan disinfektan lalu diangkat kedaratan.
9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Ikan Kerapu
Ikan kerapu adalah ikan karang, dan merupakan salah satu
komoditas ekspor yang cukup potensial dikembangkan. Sebagai ikan
konsumsi ikan kerapu banyak dibutuhkan oleh restoran dan hotel mewah
diseluruh penjuru dudnia. Saat ini Negara konsumen terbesar ikan kerapu
konsumsi adalah Hongkong dan Singapura. Ikan kerapu juga merupakan
salah satu komoditas unggulan direktorat jendral perikanan budidaya
kementrian kelautan dan perikanan dalam mencapai target peningkatan
produksi 353 % di tahun 2014.
Didunia internasional ikan kerapu dikenal dengan nama popular
grouper atau trout, ikan ini mempunyai sekitar 46 spesies diberbagai yang
tersebar jenis habitat. Dari semua spesies tersebut bisa dikelompokan
kedalam 7 genus, meskipun hanya 3 genus yang sudah dibudiayakan dan
menjadi jenis komersial yaitu genus chromileptus, plectropomus dan
epinephelus. Kerapu bebek atau tikus, atau juga disebut chromileptus
altivelis disebut juga polka dot grouper atau hump backed rocked. Ciri-ciri
tubuhnya adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam dan daerah
habitatnya di Indonesia meliputi kepulauan Seribu, kepulauan Riau,Bangka,
Lampung dan kawasan perairan terumbu karang. Adapun kerapu
macan(Epinephelus fuscoguttatus) atau disebut juga tiger grouper
mempunyai warna dasar hitam berbintik-bintik. Sehingga disebut juga
kerapu hitam, spesies ini paling banhak dibudidayakan karena laju
pertumbuhannya cepat dan benih relatif dan benih lebih banyak ditemukan.
Daerah habitat banyak ditemukan diteluk Banten, Segara anakan,
Kepulauan Seribu, Lampung dan didaerah muara sungai.
Peningkatan produksi budidaya kerapu sangat dibutuhkan untuk
lebih mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya secara
keseluruhan. Harga ikankerapu yang cukup tinggi dipasar ekspor
menjadikan komoditas kerapu sebagai komoditas bernilai tinggi, sehingga
peningkatan produksinya juga akan mendorong peningkatan pemdapatan
baik bagi pembudidaya maupun pemerintah.
10
4.2 Teknik Budidaya Ikan Kerapu Secara Umum
Pembenihan ikan kerapu, perlu diperhatikan sifat biologisnya, dimana
ikan kerapu ini bersifat hemafrodid protogini, perubahan jenis kelamin dari
betina ke jantan, sehingga dalam melakukan pemijahan perlu diperhitungkan
perbandingannya, perbandingan induk dalam pemijahan ikan kerapu
biasanya 1 : 1, dan 2 : 1, hal tersebut tergantung dari berat bobot induk yang
akan di pijahkan (Anonim, 2012).
Jangka waktu penebaran benih kerapu dari masa pendederan sampai ke
pembesaran yaitu 2 sampai 4 bulan, namun jika pertumbuhan benihan saat
pendederan pertumbuannya cepat, maka dalam janga umur tiga bulanpun,
bisa dilakukan penebaran di Keramba jaring Apung (KJA), trgantung dari
ukuran benih, biasanya ukuran benih yang siap tebar pada wada
pembesaran yaitu (KJA) sekitar 10 sampai 12 cm Anonim.
Menurut anonim (2013), bahwa perlakuan pemberian pakan dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu pakan buatan dan rucah. Pakan buatan merupakan
pakan komersial yang diproduksi oleh PT. Matahari Sakti. Kandungan
protein yang dimiliki oleh pakan tersebut adalah 42,55% dan didalamnya
sudah terdapat unsur-unsur yang penting bagi pemeliharaaan ikan kerapu
bebek di keramba jaring apung. Pelet ini merupakan jenis pelet tenggelam
secara perlahan.
4.3 Persyaratan Lokasi Budidaya
Persyaratan Teknis
Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan
pembenihan ikan kerapu yang berhubungan langsung dengan aspek teknis
ikan dalam memproduksi benih, bebrapa aspek panting yang harus dipenuhi
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah:
Letak unit pembenihan di tepi pantai untuk memudahkan perolehan
sumber air. Pantai tidak terlalu landai dengan kondisi dasar laut tidak
berlumpur dan mudah dijangkau untuk memperlancar transportasi.
Air laut harus bersih, tidak tercemar dengan salinitas 28-35 ppt.
Sumbeer air laut dapat dipompa minimal 20 jam perhari.
Sumber air tawar tersedia dengan salinitas minimal 5 ppt.
Penentuan lokasi sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah/Wilayah
(RUTRD/RUTRW) (Anonim, 2012).
11
Persyaratan Sosial Ekonomi
Faktor non-teknis merupakan pelengkap dan pendukung faktor-faktor
teknis dalam memilih lokasi untuk pembenihan ikan kerapu. Dalam
penentuan calon lokasi pembenihan, pertama kali perlu diketahui tentang
peruntukan suatu wilayah yang biasanya telah terpetakan dalam RUTR dan
tata guna lahan, memperhatikan RUTR suatu wilayah untuk pemebnihan
kerapu diharapkan tidak akan terjadi tumpang tindih lahan usaha.
Persyaratan lokasi termasuk faktor non-teknis lainnya adalah mengenai
lahan usaha. Persyaratan lokasi termasuk lainnya adalah mengenai
kemudahan-kemudahan seperti tersedianya sarana transportasi,
komunikasi, instalasi listrik, tenaga kerja, pemasaran, pasar, sekolah, tempat
ibadah, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Sebagai makhluk social
adanya kemudahan-kemudahan tersebut dapat memberikan ketenangan
dan kenyamanan dalam bekerja. Hal lain yang dapat mendukung
kelangsungan usaha adalah dukungan Pemda setempat, terutama
masyarakat sekitarnya sehingga tidak terjadi konflik atau masalah (Kisto,
1991).
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Teknik atau cara budidaya ikan kerapu memiliki beberapa tahapan
penting yaitu : teknik pembenihan, dimana dalam teknik pembenihan ini
terdiri dari seleksi indukan, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan
larva dan juga pengelolaan kualitas air, selanjutnya adalah teknik
pembesaran yangvterbagi dalam tiga tahap yaitu, pendederan,
penggelondongan dan juga pembesaran. Selanjutnya adalah teknik
penyeragaman ukuran. Dan panen yang dilakukan ketika ikan mencapai
ukuran 500-800 gr/ekor dimana ini merupakan ukuran konsumsi.
5.2 Saran
Dalam melakukan budidaya ikan kerapu beberapa hal penting seperti
teknik pembenihan, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva,
pengelolaan kualitas air, teknik pembesaran, dan panen, serta faktor-
faktor lainnya yang berpengaruh pada proses budidaya ikan kerapu
harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik agar hasil budidaya
yang didapatkan mempunyai kualitas yang sangat bagus sehingga dapat
meningkatkan nilai jual dengan tetap melestarikan jenis dan lingkungan
alam sekitar yang digunakan untuk budidaya. Peningkatan produksi
budidaya kerapu sangat dibutuhkan untuk lebih mendorong peningkatan
produksi perikanan budidaya secara keseluruhan. Harga ikan kerapu
yang cukup tinggi dipasar ekspor menjadikan komoditas kerapu sebagai
komoditas bernilai tinggi, sehingga peningkatan produksinya juga akan
mendorong peningkatan pemdapatan baik bagi pembudidaya maupun
pemerintah.
13
DAFTAR PUSTAKA
iv