Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmat yang telah diberikan sehinga saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah “BUDIDAYA IKAN KERAPU”. Tak lupa pula dalam
kesempatan ini saya mengucakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu dosen pembimbing mata kuliah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari
kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Saya juga berharap semoga makalah ini dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan bisa memberikan manfaat bagi kita semua.Semoga Allah yang
maha kuasa mencurahkan rahmat dan karunianya kepada kita. Amin.

Kupang, 2 Oktober 2020

penulis

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar................................................................................................................ ii
Daftar isi........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2
1.3 Manfaat...................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 Profil Kerapu Secara Umum.......................................................................................3
2.2 Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Kerapu Macan............................................................3
2.3 Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Kerapu Bebek.............................................................4
BAB III METODE RIVIEW YOUTOBE..............................................................................6
3.1 Teknik Pembenihan...................................................................................................6
3.2 Pemijahan.................................................................................................................. 6
3.3 penetasan telur.......................................................................................................... 6
3.4 Pemeliharaan Larva...................................................................................................7
3.5 Pengelolaan Kualitas Air............................................................................................7
3.6 Teknik Pembesaran...................................................................................................7
3.7 Panen ....................................................................................................................... 8
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................................10
4.1 Pengertian Ikan Kerapu.............................................................................................10
4.2 Teknik Budidaya Ikan Kerapu Secara Umum............................................................11
4.3 Persyaratan Lokasi Budidaya.....................................................................................11
BAB V PENUTUP............................................................................................................ 13
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 13
5.2 Saran......................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka................................................................................................................. iv

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya ikan
yang sangat melimpah. Budidaya laut adalah upaya manusia melaui
masukan tenaga kerja dan energi, untuk meningkatkan produksi organisme
laut ekonomis penting dengan memanipulasi laju pertumbuhan, mortalitas
dan reproduksi. Kegiatan budidaya telah dilakukan oleh manusia sejak dulu
yaitu  pemeliharaan dalam media air dengan pemberiam makanan untuk
organisme air yang dipelihara.
Ikan Kerapu umumnya dikenal dengan istilah "groupers" dan merupakan
salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik di  pasar
domestik maupun pasar internasional dan selain itu nilai jualnya yang cukup
tinggi dan termasuk ikan primadona eksport. Ikan Kerapu mempunyai sifat-
sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya
cepat dan dapat diproduksi masal, untuk melayani permintaan pasar ikan
kerapu dalam keadaan hidup. Berkembangnya  pasaran ikan kerapu hidup
karena adanya perubahan selera konsumen dari ikan mati atau beku kepada
ikan dalam keadaan hidup, telah mendorong masyarakat untuk memenuhi
permintaan pasar ikan kerapu melalui usaha budidaya.Salah satu  jenis ikan
yang mempunyai potensi untuk dibudidayakan adalah jenis ikan kerapu
bebek (Cromileptes altivalis) karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Ikan
kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis), sejenis ikan karang,
berprospek cukup cerah karena kelezatan dagingnya. Permintaan terus
meningkat, baik untuk pasar ekspor maupun lokal. Harga jualpun sangat
tinggi,  bias mencapai ratusan ribu rupiah per kilogram.
Peluang budidaya terbuka luas karena lahan karena lahan usaha budidaya
cukup tersedia dan keuntungannya  besar. Dilihat dari prospek pasar ikan
kerapu bebek yang merupakan sebagai salah satu komoditas unggulan,
maka usaha kerapu bebek bisa menjadi salah satu  pilihan untuk di
kembangkan.

1
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah Untuk memperoleh pengetahuan,
tentang teknik pembudidayan ikan kerapu, serta hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan budidaya ikan kerapu.
1.3 Manfaat
Memberikan informasi tentang kegiatan pembudidayaan ikan kerapu dan
menjadi bahan acuan mahasiswa dan para pembudidaya ikan dalam
mengembangkan usaha budidaya ikan Kerapu yang lebih optimal.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Kerapu Secara Umum


Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah "groupers"
dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik
dipasarkan domestik maupun padar internasional dan selain itu nilai jualnya
cukup tinggi. Eksport ikan kerapu melaju pesat sebesar 350% yaitu dari 19 ton
pada tahun 1987 menjadi 57 ton pada tahun 1988.
       Kerapu merupakan salah satu jenis ikan karang yang paling populer di
daerah Asia-Pasifik dan mempunyai nilai ekspor cukup tinggi. Salah satu jenis
ikan kerapu yang  mempunyai nilai ekonomis tinggi yaitu ikan kerapu macan
(Epinephelus fuscoguttatus). Kerapu macan umumnya tumbuh cepat, kuat dan
cocok untuk budidaya intensif maupun tradisional serta mempunyai kekhasan
dalam pasca panen serta penyajian dalam konsumsi (Tarwiyah, 2001).
        Ikan Kerapu mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan untuk
dibudidayakan karena pertumbuhannya cepat dan dapat diproduksi massal untuk
melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam keadaan hidup.
2.2 Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Kerapu Macan
Ikan Kerapu (Epinephelus sp) atau dikenal dengan nama groupers
merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang berniali tinggi. Ada
beberapa macam ikan kerapu yang ada di pasaran, diurutkan dari yang memiliki
nilai ekonomis yang tertinggi yaitu ikan kerapu lodi, kerapu macan, kerapu
lumpur, kerapu tikus, kerapu bebek. Di pasaran jenis ikan kerapu yang paling
banyak ditemui adalah ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)
(Bahar,2006).
Ikan kerapu macan dalam perdagangan internasional, dikenal dengan nama
carped cod. Ikan kerapu macan memiliki kemiripan dengan ikan kerapu lumpur,
namun memiliki ukuran tubuh yang lebih tinggi dengan adanya noda-noda pada
tubuhnya yang lebih rapat dan berwarna gelap. Seluruh tubuh dari ikan kerapu
macan berwarna coklat kemerahan atau merah, termasuk dengan siripnya
(Murtidjo, 2001). Menurut Andreas dan Soeharmoko (1997), ikan kerapu macan
memiliki cirri-ciri morfologis yaitu bentuk tubuhnya agak bulat memanjang dan
mempunyai ukuran badan lebih tinggi, sirip dada berwarna kemerahan dan sirip
lainnya mempunyai tepi kecoklatan.

3
Menurut Heemstra dan Randall (1993) sistematikan pengklasifikasian ikan
kerapu macan adalah :
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Teleostei
Subkelas : Actinopterygii
Ordo : Periformes
Family : Serranidae
Genus : Epinephelus
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus

Sumber: agapituscy.blogspot.com/2009.

Gambar 1. ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

2.3 Morfologi Dan Klasifikasi Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)


Ikan kerapu bebek mempunyai ciri-ciri morfologi sirip punggung dengan 10
duri keras dan 18–19 duri lunak, memiliki sirip perut dengan 3 duri keras dan 10
duri lunak, sirip ekor dengan 1 duri keras dan 70 duri lunak. Memiliki panjang
total 3,3 – 3,8 kali tingginya, panjang kepala seperempat panjang total, leher
bagian atas cekung dan semakin tua semakin cekung, mata seperenam kepala,
sirip punggung semakin cekung, mata seperenam kepala, sirip punggung
semakin kebelakang semakin melebar, warna putih kadang kecoklatan dengan
totol hitam pada badan, kepala dan sirip (Weber dan Beoford, 1940; Ahmad dan
Wiyanto, 1991).
Menurut Heemstra dan Randall (1993) dalam Evalawati dkk (2001) seluruh
permukaan tubuh kerapu bebek berwarna putih keabuan, berbintik bulat hitam
dilengkapi sirip renang berbentuk melebar, serta memiliki moncong kepala yang
lancip menyerupai bebek atau tikus.
Menurut Weber dan Beofort (1940, dalam Ahmad dan Wiyanto 1991),
klasifikasi ikan kerapu bebek adalah sebagai berikut :
Filum : Chordata

4
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Osteishyes
Subkelas : Actinopterigi
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoida
Family : Serranidae
Subfamily : Epinephihelinae
Genus : Cromileptes
Spesies : Cromileptes altivelis

Sumber : BBPBL Lampung, 2001

Gambar 2. Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis)

5
BAB III
METODE RIVIEW YOUTOBE

3.1 Teknik Pembenihan


Seleksi induk
Kerapu termasuk ikan yang hermaprodit protoginiyaitu mempunyai sifat
berubah kelamin dari betina menjadi jantan. Perubahan kelamin sangat
dipengaruhi oleh ukuran, umur dan spesiesnya. Perubahan kelamin dari
betina ke jantan dapat dipacu atau dirangsang dengan hormon terstosteron
yang dilakukan secara oral melalui pakan setiap minggu. Adapun takaran
yang diberikan hormon testosterone 2 mg/induk dan multivitamin 10
mg/induk.
3.2 Pemijahan
Induk kerapu matang kelamin dipindahkan ke bak pemijahan yang
sebelumnya tellah diisi air laut bersih dengan salinitas kurang lebih 32 %.
Manipulasi lingkungan dilakukan menjelang bulan gelap, yaitu dengan cara
menaikan dan menurunkan permukaan atau tinggi air setiap hari. Perlakuan
ini dilakukan terus menerus sampai induk memijah secara alami,rangsangan
hormonal induk kerapu matang kelamin disuntik dengan hormon Human
Chorionic Gonadotropin(HGG) dan puberogen untuk merangsang terjadinya
pemijahan. Adapun takaran hormon yang diberikan adalah :
 HGG 1000 – 2000 IU/kg induk
 Puberogen 150 -225 RU/kg induk.
Pengamatan pemijahan ikan dilakukan setiap hari setelah senja sampai
malam hari. Pemijahan umumnya terjadi pada malam hari antara jam
22:00 – 24:00 WIB. Bila diketahui telah terjadi pemijahan telur segera
dipanen dan dipindahkan ke bak penetasan atau ke bak pemeliharaan
larva.
3.3 Penetasan telur
Telur hasil pemijahan dikumpulkan dengan sistem air mengalir, telur
yang dibuahi akan mengapung dipermukaan air dan berwarna jernih atau
transparan. Padat penebaran telur dibak penetasan berkisar 20-60 butir/liter
air media. Kedalam bak penetasan perlu ditambahkan chlorella sp sebanyak
50.000 – 100.000 sel/ml untuk menjaga kualitas air. Telur akan menetas

6
dalam waktu 18-22 jam setelah pemijahan pada suhu 27-28 ºC dengan
kadar garam 30-32 %.

3.4 Pemeliharaan Larva


Larva yang beru menetas terlihat transparan melayang-layang dan
gerakannya tidak aktif sertatampak kuning telur dan oil globulinya. Kuning
telur ini akan dimanfaatkan sampai hari kedua atau D2 setelah menetas dan
selama kurun waktu tersebut larva tidak memerlukan udara dari luar. Pada
hari ke 9 mulai diberi pakan Nauply Artemia yang beru menetas sampai
dengan larva berumur 25 hari atau D25. Disamping itu pada hari ke-17 atau
D17 larva mulai diberi pakan artemia yang telah berumur 1 hari, kemudian
secara vertahap pakan yang diberikan diubah dari artemia umur 1 hari ke
artemia setengah dewasa dan akhirnya dewasa sampai larva berumur 50
hari. Pemberian pakan dengan cincangan daging ikan mulai dicoba pada
saat metamorfosa larva sempurna menjadi benih ikan kerapu , larva akan
berubah bentuk menyarupai kerapu dewasa setelah berumur 31 hari.
3.5 Pengelolaan Kualitas Air
Pembersihan dasar bak pemeliharaan larva dengan cara penyiponan
dilakukan pada hari pertama dengan mkasud untuk membuang sisa-sisa
telur yang tidak menetas dan cangkang telur. Penggantian air dilaksanakan
pertama kali pada saat larva berumur 6 hari atau D6 yaitu sebanyak 5-10 %.
Pergantian air dilakukan setiap hari dan dengan bertambahnya umur larva
maka volume air yang perlu diganti juga semakin banyak. Pada saat larva
telah berumur 30 hari atau D30 penggantian hari dilakukan sebanyak 20 %
dan bilah larva telah berumur 40 hari atau D40 air yang diganti sebanyak 40
%.
3.6 Teknik Pembesaran
Pembesaran sampai kerapu menjadi ukuran konsumsi memakan waktu
10-12 bulan. Pemeliharaan ini bisa dikelompokan menjadi 3 tahap yaitu :
 Pendederan
Dilakukan selama 3-4 bulan, dimulai dari beih umur 45-50
hari. Pendederan dapat dilakukan dibak atau kja,padat
penebaran dibak pendederan 1 atau 3 ekor/liter dengan
aerasi terus menerus sehingga pergantian air dapat
berlangsung sempurna minimal 200 %/hari. Padat tebar pada

7
pendederan di kja adalah 70-80 ekor/m3 setelah masa
pemeliharaan1,5-2 bulan kepadatan dikurangi menjadi 35
ekor/m3 sampai akhir masa pendederan. Selama pendederan
ukuran pakan yang diberikan sesuai dengan bukaan mulut
ikan jenisnya bisa berupa rebon segar dan daging ikan segar
yang digiling, frekuensi pemberiannya 4 atau 5 kali perhari
sampai ikan benar-benar kenyang.
 Penggelondongan
Dilakukan selama 2-3 bulan dan benih berasal dari
pendederan. Padat penebaran dalam tahap ini sebaiknya 30-
50 ekor/m3 menggunakan jarring PE 0,5-1 inch.
 Pembesaran dilakukan selama 5-6 bulan dengan benih hasil
penggelondongan yang berukuran 75-08 gr/ekor,padat tebar
yang biasanya digunakan adalah 20-30 3kor/m3. Pakan yang
diberikan bisa berupa ikan rucah atau pellet khusus ikan
kerapu dengan dosis 5-8 % dari total berat ikan per hari,
pemberiannya dilakukan dua kali sehari pagi dan sore.
Pembesaran dilakukan samapi ikan mencapai ukuran
konsumsi yaitu 500-800 gr/ekor. Grading dilakukan karena
pertumbuhan ikan ini seringkali tidak seragam, padahal jerapu
bersifat kanibal,sifat buasnya itu akan menonjol apabila terjadi
perbedaan ukuran. Grading atau penyeragaman ukuran
dilakukan 2-4 bulan sekali, perawatan dan pembersihan
jarring yang dilakukan setiap dua minggu sekali hal ini untuk
mengurangi resiko serangan penyakit dan memperlancar
sirkulasi air didalam kja. Pemasangan shadingnet untuk
mengurangi penetrasi cahaya matahari, hal ini karena kerapu
merupakan ikan yang bersifat nocturnal atau aktif dimalam
hari.
3.7 Panen
Panen umumnya disesuaikan ukuran yang dikehendaki pasar, ukuran
konsumsi ikan kerapu 500-800 gram/ekor. Rata-rata hasil panen untuk 1
unit keramba yang terdiri dari atas 4 buah petak pembesaran berukuran
3mx3mx3m, adalah 2 – 2 ½ ton, dengan perkiraan kematian alami 5-10%.
Pada hari pemanenan pemberian pakan dihentikan, selanjutnya tali

8
pemberat pada keramba dilepas dan jaring diangkat perlahan-lahan,setelah
itu ikan dipindahkan keatas kapal yang dlengkapi palka khusus untuk
menampung ikan atau langsung dikemas diatas rakit secara tertutup dengan
menggunakan plastic berisi air dan oksigen, setiap plastik berisi 5-6 ekor
ikan, diberikan obat penenang dan disinfektan lalu diangkat kedaratan.

9
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Ikan Kerapu
Ikan kerapu adalah ikan karang, dan merupakan salah satu
komoditas ekspor yang cukup potensial dikembangkan. Sebagai ikan
konsumsi ikan kerapu banyak dibutuhkan oleh restoran dan hotel mewah
diseluruh penjuru dudnia. Saat ini Negara konsumen terbesar ikan kerapu
konsumsi adalah Hongkong dan Singapura. Ikan kerapu juga merupakan
salah satu komoditas unggulan direktorat jendral perikanan budidaya
kementrian kelautan dan perikanan dalam mencapai target peningkatan
produksi 353 % di tahun 2014.
Didunia internasional ikan kerapu dikenal dengan nama popular
grouper atau trout, ikan ini mempunyai sekitar 46 spesies diberbagai yang
tersebar jenis habitat. Dari semua spesies tersebut bisa dikelompokan
kedalam 7 genus, meskipun hanya 3 genus yang sudah dibudiayakan dan
menjadi jenis komersial yaitu genus chromileptus, plectropomus dan
epinephelus. Kerapu bebek atau tikus, atau juga disebut chromileptus
altivelis disebut juga polka dot grouper atau hump backed rocked. Ciri-ciri
tubuhnya adalah berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam dan daerah
habitatnya di Indonesia meliputi kepulauan Seribu, kepulauan Riau,Bangka,
Lampung dan kawasan perairan terumbu karang. Adapun kerapu
macan(Epinephelus fuscoguttatus) atau disebut juga tiger grouper
mempunyai warna dasar hitam berbintik-bintik. Sehingga disebut juga
kerapu hitam, spesies ini paling banhak dibudidayakan karena laju
pertumbuhannya cepat dan benih relatif dan benih lebih banyak ditemukan.
Daerah habitat banyak ditemukan diteluk Banten, Segara anakan,
Kepulauan Seribu, Lampung dan didaerah muara sungai.
Peningkatan produksi budidaya kerapu sangat dibutuhkan untuk
lebih mendorong peningkatan produksi perikanan budidaya secara
keseluruhan. Harga ikankerapu yang cukup tinggi dipasar ekspor
menjadikan komoditas kerapu sebagai komoditas bernilai tinggi, sehingga
peningkatan produksinya juga akan mendorong peningkatan pemdapatan
baik bagi pembudidaya maupun pemerintah.

10
4.2 Teknik Budidaya Ikan Kerapu Secara Umum
Pembenihan ikan kerapu, perlu diperhatikan sifat biologisnya, dimana
ikan kerapu ini bersifat hemafrodid protogini, perubahan jenis kelamin dari
betina ke jantan, sehingga dalam melakukan pemijahan perlu diperhitungkan
perbandingannya, perbandingan induk dalam pemijahan ikan kerapu
biasanya 1 : 1, dan 2 : 1, hal tersebut tergantung dari berat bobot induk yang
akan di pijahkan (Anonim, 2012).
Jangka waktu penebaran benih kerapu dari masa pendederan sampai ke
pembesaran yaitu 2 sampai 4 bulan, namun jika pertumbuhan benihan saat
pendederan pertumbuannya cepat, maka dalam janga umur tiga bulanpun,
bisa dilakukan penebaran di Keramba jaring Apung (KJA), trgantung dari
ukuran benih, biasanya ukuran benih yang siap tebar pada wada
pembesaran yaitu (KJA) sekitar 10 sampai 12 cm Anonim.
Menurut anonim (2013), bahwa  perlakuan pemberian pakan dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu pakan buatan dan rucah. Pakan buatan merupakan
pakan komersial yang diproduksi oleh PT. Matahari Sakti. Kandungan
protein yang dimiliki oleh pakan tersebut adalah 42,55% dan didalamnya
sudah terdapat unsur-unsur yang penting bagi pemeliharaaan ikan kerapu
bebek di keramba jaring apung. Pelet ini merupakan jenis pelet tenggelam
secara perlahan.
4.3 Persyaratan Lokasi Budidaya
 Persyaratan Teknis 
Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan
pembenihan ikan kerapu yang berhubungan langsung dengan aspek teknis
ikan dalam memproduksi benih, bebrapa aspek panting yang harus dipenuhi
sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah:
 Letak unit pembenihan di tepi pantai untuk memudahkan perolehan         
sumber air. Pantai tidak terlalu landai dengan kondisi dasar laut tidak         
berlumpur dan mudah dijangkau untuk memperlancar transportasi.
 Air laut harus bersih, tidak tercemar dengan salinitas 28-35 ppt.
 Sumbeer air laut dapat dipompa minimal 20 jam perhari.
 Sumber air tawar tersedia dengan salinitas minimal 5 ppt.
 Penentuan lokasi sesuai Rencana Umum Tata Ruang Daerah/Wilayah
(RUTRD/RUTRW) (Anonim, 2012).

11
 Persyaratan Sosial Ekonomi
Faktor non-teknis merupakan pelengkap dan pendukung faktor-faktor
teknis dalam memilih lokasi untuk pembenihan ikan kerapu. Dalam
penentuan calon lokasi pembenihan, pertama kali perlu diketahui tentang
peruntukan suatu wilayah yang biasanya telah terpetakan dalam RUTR dan
tata guna lahan, memperhatikan RUTR suatu wilayah untuk pemebnihan
kerapu diharapkan tidak akan terjadi tumpang tindih lahan usaha.
Persyaratan lokasi termasuk faktor non-teknis lainnya adalah mengenai
lahan usaha. Persyaratan lokasi termasuk lainnya adalah mengenai
kemudahan-kemudahan seperti tersedianya sarana transportasi,
komunikasi, instalasi listrik, tenaga kerja, pemasaran, pasar, sekolah, tempat
ibadah, pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Sebagai makhluk social
adanya kemudahan-kemudahan tersebut dapat memberikan ketenangan
dan kenyamanan dalam bekerja. Hal lain yang dapat mendukung
kelangsungan usaha adalah dukungan Pemda setempat, terutama
masyarakat sekitarnya sehingga tidak terjadi konflik atau masalah (Kisto,
1991).

12
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Teknik atau cara budidaya ikan kerapu memiliki beberapa tahapan
penting yaitu : teknik pembenihan, dimana dalam teknik pembenihan ini
terdiri dari seleksi indukan, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan
larva dan juga pengelolaan kualitas air, selanjutnya adalah teknik
pembesaran yangvterbagi dalam tiga tahap yaitu, pendederan,
penggelondongan dan juga pembesaran. Selanjutnya adalah teknik
penyeragaman ukuran. Dan panen yang dilakukan ketika ikan mencapai
ukuran 500-800 gr/ekor dimana ini merupakan ukuran konsumsi.
5.2 Saran
Dalam melakukan budidaya ikan kerapu beberapa hal penting seperti
teknik pembenihan, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva,
pengelolaan kualitas air, teknik pembesaran, dan panen, serta faktor-
faktor lainnya yang  berpengaruh pada proses budidaya ikan kerapu
harus diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik agar hasil budidaya
yang didapatkan mempunyai kualitas yang sangat bagus sehingga dapat
meningkatkan nilai jual dengan tetap melestarikan jenis dan lingkungan
alam sekitar yang digunakan untuk budidaya. Peningkatan produksi
budidaya kerapu sangat dibutuhkan untuk lebih mendorong peningkatan
produksi perikanan budidaya secara keseluruhan. Harga ikan kerapu
yang cukup tinggi dipasar ekspor menjadikan komoditas kerapu sebagai
komoditas bernilai tinggi, sehingga peningkatan produksinya juga akan
mendorong peningkatan pemdapatan baik bagi pembudidaya maupun
pemerintah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T., Wiyanto, A. 1991. Operasional Pembesaran Ikan Kerapu dalam


Karamba Jaring Apung. Balai Penelitian Perikanan Budidaya Pantai.
Maros. Hal 59.
Andreas dan Soeharmoko. 1997. Inventarisasi Jenis Ikan Yang Tertangkap
Dengan Jaring Di Kabupaten Bengkalis. Riau.
Anonim, 2012. Training Manual on Marine Finfish Net Cage Culture in
Singapore. Revered for the Marine Finfish Net Cage Training Course.
Conducted by Primary Production Department (Republic of Singapore)
and Organized RAS/86/024 cooperation with RAS /84/016.
Bahar, B. 2006. Panduan Praktis Memilih dan Menangani Produk Perikanan.
Winarno EG, editor. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Evalawati., M. Meiyana dan T.W. Aditya. 2001. Biologi Kerapu, Pembesaran
Kerapu Bebek dan Kerapu Macan di Keramba Jaring Apung.
Ditjenkan. BBL Lampung. Hal 3-6.
Heemstra P.C and J.E Randall. 1993. Groupers of the World. FAO species
catalogue, volume 16. Food and Agriculture Organization of the United
Nations: Rome.
http://agapituscy.blogspot.com/2009/06/ikan-kerapu-macan-epinephelus.html
Kisto Mintardjo, 1991. Pemijahan Ikan Kerapu (Epinephelus tauvina) Dengan     
Manipulasi Lingkungan. Buletin Budidaya Laut No. 2, Balai Budidaya
Laut Lampung, Ditjen Perikanan, 1991.
Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Penerbit
Kanisius,Yogyakarta.

Tarwiyah, 2001. Pembenihan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)


Pembenihan Larva. Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan Dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi. Jakarta.
Weber, M & de Beaufort, L.F. 1940. The fishes of the Indo-Australian
Archipelago. II. Malacoptergii, Myctophoidea, Ostariophysi: I.
Siluroidea. Brill Ltd. Leiden. 404 hal.

iv

Anda mungkin juga menyukai