Anda di halaman 1dari 2

kan Nila (

Oreochromis niloticus
)
Gambar 2.
 Ikan Nila (
Oreochromis niloticus
) Sumber: Dokumentasi Pribadi Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa ikan nila memiliki panjang total tubuh 16 cm, panjang usus 104 cm, dengan perbandingan
panjang tubuh dan panjang usus 2 : 13. Adapun urutan sistem pencernaan ikan nila yaitu, dimulai
dari mulut –  faring  –   esofagus  –   lambung  –   usus  –  dan berakhir di anus. Hasil praktikum
sesuai dengan referensi yang diperoleh yaitu
sistem pencernaan pada ikan nila melalui proses sebagai berikut : dari mulai anggota mulut,
esofagus/kerongkongan, lambung, usus dan terakhir anus. Proses penyederhanaan pada ikan nila
melalui cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam
usus kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui system peredaran darah. Organ-
organnya adalah rongga mulut→ faring→ esophagus→ lambung→ usus halus→usus besar→
rektum
 dan berakhir di anus (Firsty Rahmatia,2016). Ikan nila termasuk dalam kategori ikan omnivora
yaitu pemakan segala. Adapun ciri-ciri dari ikan jenis omnivora yaitu susunan giginya memiliki
tiga macam, yaitu gigi geraham untuk mengunyah makanan, gigi taring untuk mengoyak
makanan, gigi seri untuk memotong makanan. Selain itu ikan omnivora memiliki panjang usus
yang lebih panjang daripada tubuhnya dan lebih panjang dari usus ikan karnivora, tetapi lebih
pendek dari  panjang usus ikan jenis herbivora (Rian, 2010).

 
 
Organ
 – 
 organ pencernaan pada ikan nilai dimulai mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, usus
dan anus. Adapun fungsi-fungsi dari organ pencernaan tersebut yaitu :

1.Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak  berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae,
diodotidae, tetraodontidae). Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan
sebagai alat peraba. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.

2.Rongga mulut
Di bagian belakan mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini
berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang terdapata  pada
rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh
lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel
penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di
bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang  berfungsi menyeleksi
makanan.

3.Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, masih ditemukan organ
pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.

4.Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir
untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan
garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun
ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang
dan rectum (proses osmoregulasi).

5.Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan
fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus
yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai  pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara
kimiawi.

6.Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.

7.Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak
di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh
dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar,
posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada (Rasyid,2012).

Anda mungkin juga menyukai