Disusun oleh:
Nama
NIM
: K4313057
Kelas
:A
Kelompok
:7
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
I.
II.
Judul
: Amphibi
Tujuan
:
1. Mengetahui topografi amphibi melalui Rana sp dan Bufo sp
2. Mengetahui fungsi masing-masing organ
3. Mengetahui organ dan system organ pada Rana sp dan Bufo sp
III.
Dasar Teori
Amphibia berarti dua kehidupan, yang mengacu kepada metamorphosis banyak
jenis katak. Kecebong, yang merupakan tahapan larva dari seekor katak ataupun
kodok, umumny adalah herbivore aquatic dengan insang , system gurat sisi yang
mirip dengan ikan, dan ekor panjang yang bersirip. Selama metamorfosis yang
berakhir dengan kehidupan kedua, kaki berkembang, insang dan sistem gurat sisi
menghilang. (Campbell, 2008).
Amphibia adalah vertebrata pertama yang menuju ke darat. Oleh sebab itu, tratum
corneum berkembang baik untuk adaptasi dilingkungan terrestrial, kulit amphibia
merupakan alat respirasi penting, untuk itu dermis dicukupi dengan sejumlah besar
pembuluh darah. (Suntoro, 2001). Amfibia, umumnya didefinisikan sebagai hewan
bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan.
Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah.
Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah
tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian
berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di
daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas denganparu-paru.
Amphibia dapat dibagi menjadi 4 ordo:
Ordo Apoda,
Ordo Trachystomata,
Ordo Caudata.
Ordo Anura.
Ciri-ciri amphibi :
Tubuh diselubungi kulit yang berlendir
Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu
bilik
Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang
yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat
dan berenang
Matanya mempunyai membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam
Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup yang
mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam
Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan
di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).
Bagian-bagian tubuhnya :
A. Caput (Kepala) : Rima oris, Cavum oris (rongga mulut), Maxilla (rahang atas),
Mandibula (rahang bawah) : tidak terdapat dentes, Palatum (atap mulut), Os vomer
berbentuk huruf V terdapat dentes, Nares posteriors sive choanes, Lingua (lidah),
Dikanan dan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke sacus vocalis (kantung
suara), alat ini hanya dijumpai pada katak jantan, Ostium pharyngeum tuba auditiva
eustachii. Nares anterios : lubang-lubang kecil terorsal terdapat disebelah di sebelah
dorsal dari rima oris. Organon visus (alat penglihat) yang dilengkapi dengan :
Palpebra superior (pelupuk mata atas), Palpebra inferior (pelupuk mata bawah),
Membran nictians, Bulbus oculi (bola mata), tymphani (gendang telinga), Cerviks
(leher) tidak nyata
B. Truncus (badan) : Termal (kulit) selalu basah, halus, dan terdapat butir-butir pigmen
serta plica dorso lateralis (lipatan kulit) yang berisi pembuluh darah sehingga melalui
kulit dapat terjadi pertukaran gas (respirasi) dan anus pada ujung posterior tubuh
C. Extremitas (anggota badan) sebanyak dua pasang :
1. Extermitas anterior (anggota badan muka), satu pasang : Brachium (lengan atas),
Anterbrachium (lengan bawah), Manus (tangan), Digiti (jari-jari)
2. Extremitas posterior (anggota badan belakang), satu pasang : Femur (paha), Crus
(tungkai bawah), Pessive pedes (kaki) dengan tulang tarsus, Digiti (jari-jari)
(Dewi Puspita S., 2014:15-16)
Sebagian besar Amfibia tetap hidup di dekat air, dan paling berlimpah di habitat yang
lembab seperti rawa dan hutan hujan tropis. Bahkan katak yang beradaptasi dengan
habitat yang lebih kering menghabiskan banyak waktunya di dalam lubang sarang atau di
bawah daun yang lembab, di mana kelembapan sangat tinggi. (Campbell, 2005: 260).
Amfibia merupakan perintis vertebrata daratan. Paru-paru dan tulang anggota tubuh,
yang mereka warisi dari moyang krosoptirigia, memberikan sarana untuk lokomosi dan
bernapas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang mengandung
oksigen langsung kembali ke dalamnya untuk dipompa ke seluruh badan dengan tekanan
yang penuh. Sementara percampuran darah yang mengandung oksigen dengan darah
yang kurang mengandung oksigen terjadi dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang
tiga itu agaknya memberikan peningkatan yang berarti dalam efisien peredaran dan
dengan demikian meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang
keras dan lebih banyak berubah (Kimball 2000: 931) . Fosil Amfibia tertua disimpulkan
berasal dari akhir masa Devon, sekitar 365 juta tahun silam. Kemungkinan sebagian besar
hewan-hewan Amfibia pertama merupakan hewan akuatik, yang kadang-kadang
mengembara ke darat untuk menghindari ikan karnivora atau mengeksploitasi makanan
yang berlimpah (serangga dan invertebrate lain), yang mendahului Amfibia hidup di
darat. Radiasi adaptif tetrapoda paling awal menghasilkan suatu keanekaragaman bentukbentuk baru. Banyak Amfibia masa Karboniferus sangat menyerupai Reptilia, bahkan
beberapa di antaranya mencapai panjang 4 m (Campbell 2005: 258). Panjang tubuh
Amfibia mulai dari 3,5 cm hingga ada yang mencapai 90 cm. terdapat banyak variasi
pada tiap spesies dari Amfibia. Lebar atau sempit, kulitnya licin atau kasar, berekor atau
tidak, jumlah kaki-kakinya bermacam-macam, bervariasi mulai dari empat buah kaki, dua
buah kaki atau bahkan sama sekali tidak berkaki. Sifat lingkungan hidupnya bermacammacam mulai dari daerah kering hingga daerah berawa-rawa dan genangan air yang
permanen, dan mereka terdapat mulai dari equator hingga lingkaran kutub utara. Setiap
bentuk lingkaran ialah spesifik untuk setiap spesies (Radiopoetro 1996: 473). Sebagian
besar Amfibia tetap hidup di dekat air, dan paling berlimpah di habitat yang lembab
seperti rawa dan hutan hujan tropis. Bahkan katak yang beradaptasi dengan habitat yang
lebih kering menghabiskan banyak waktunya di dalam lubang sarang atau di bawah daun
yang lembab, di mana kelembapan sangat tinggi. Sebagian besar Amfibia sangat
bergantung pada kultinya yang lembab untuk melakukan pertukaran gas dengan
lingkungannya. Beberapa spesies darat tidak memiliki paru-paru dan bernapas hanya
melalui kulit dan rongga mulutnya (Campbell 2005: 260).
IV.
V.
(1 buah)
(1 buah)
Cara Kerja
1. Meletakkan katak pada papan parafin dan menusuk kepala katak dengan jarum
pentul tepat di atas bagian otaknya supaya katak mati
2. Menancapkan jarum pentul pada bagian-bagian tertentu untuk membuat katak
tenang
3. Mengamati bentuk morfologi katak, kemudian menggambar pada lembar laporan
sementara serta mendokumentasi
4. Memotong ikan untuk melihat topografi katak, pemotongan dimulai dari bagian
anus hingga bagian bawah kepala dengan gunting bedah
5. Dari bawah kepala digunting ke atas sampai daging bisa diangkat, kemudian
mengamati organ-organ yang ada dalam katak
6. Setelah itu mengamati sistem organ yang terdapat pada katak, menggambar pada
lembar laporan sementara dan mendokumentasikan
VI.
Data Pengamatan
Rana sp
Gambar : Morfologi Rana sp
Keterangan :
A. Caput (kepala)
1. Cavum oris
2. Mata
3. Cerviks (leher) tidak
nyata
B. Truncus (badan)
4. Termal (kulit)
5. Anus
C. Extermitas anterior
6. Brachium (lengan atas)
7. Anterbrachium (lengan
bawah)
8. Manus (tangan)
9. Digiti (jari-jari)
D. Extremitas posterior
10. Femur (paha)
11. Crus (tungkai bawah)
12. Pessive pedes (kaki)
13. Digiti (jari-jari)
14. Membrana
(selaput)
untuk berenang
Bagian caput
15. Membran tympani
lubang hidung yang berhubungan dengan rongga mulut. Membrane tympani berada diluar.
Rana sp memiliki selaput renang yang disebut web pada sela-sela jari kakinya yang
digunakan untuk berenang di dalam air. Radiopoetra (1996 : 473) menyatakan bahwa Rana
sp tidak memiliki ekor maupun leher. Secara morfologi hal yang membedakan antara katak
jantan dan katak betina adalah pada kulitnya. Pada kulit katak jantan terdapat bercak atau
tanda hitam tempat kantung suara sedangkan pada katak betina tidak terdapat bercak hitam.
Tubuh Rana sp terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
A. Caput (kepala)
1. Rima oris (celah mulut) dibangun oleh maxilla dan mandibula
2. Cavum oris (rongga mulut)
Maxilla (rahang atas) : mempunyai dentes (gigi) berbentuk conus. Gigi berguna
untuk memegang mangsanya bukan untuk menghaluskan makanan
Mandibula (rahang bawah) : tidak terdapat dentes
Palatum (atap mulut)
Os vomer berbentuk huruf V terdapat dentes
Nares posteriors sive choanes : lubang dikanan kiri os vomer. Ia menghubungkan
cavum nasi (rongga hidung) dan cavum oris
Lingua (lidah) : terdapat di dasar mulut, bersifat bifida (bercabang), ujung
caudalnya bebas dan dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa. Dikanan
dan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke sacus vocalis (kantung suara), alat
ini hanya dijumpai pada katak jantan untuk mempertahankan daerah kawin atau
untuk menarik betina
Ostium pharyngeum tuba auditiva eustachii : lubang di dekat tiap-tiap sudut mulut
menghubungkan cavum oris dengan rongga telinga
3. Nares anterios : lubang-lubang kecil terorsal terdapat disebelah di sebelah dorsal dari
rima oris
4. Organon visus (alat penglihat) yang dilengkapi dengan :
Palpebra superior (pelupuk mata atas)
Palpebra inferior (pelupuk mata bawah)
Membran nictians : suatu kulit transparan untuk menjaga mata terhadap
kekeringan dan geseran di dalam air
Bulbus oculi (bola mata) : terdapat iris dan pupil. Mata Rana sp ini cenderung
menonjol dari kepala
5. Membran tymphani (gendang telinga) : terdapat disebelah caudal dari organon visus.
6. Cerviks (leher) tidak nyata
B. Truncus (badan)
7. Termal (kulit) selalu basah, halus, dan terdapat butir-butir pigmen serta plica dorso
lateralis (lipatan kulit) yang berisi pembuluh darah sehingga melalui kulit dapat
terjadi pertukaran gas (respirasi)
8. Anus pada ujung posterior tubuh
C. Extremitas (anggota badan) sebanyak dua pasang :
1. Extermitas anterior (anggota badan muka), satu pasang :
Brachium (lengan atas), disokong oleh tulang humerus
Anterbrachium (lengan bawah), terdapat tulang radius, ulna, manus (tepak
tangan), carpus dan metacarpus
Manus (tangan)
Digiti (jari-jari) : 4 buah, masing-masing terdiri dari tiga ruas phalanges
Pada Rana sp jantan pada jari yang pertama, di medio vebtral terdapat penebalan
kulit yang lebih banyak pegmentnya sehingga warnanya lebih hitam dan akan
tampak jelas pada waktu breeding season (masa kelamin). Penebalan ini berguna
untuk memegang tubuh partnernya pada waktu berpasangan
2. Extremitas posterior (anggota badan belakang), satu pasang :
Femur (paha) yang disokong tulang femur
Crus (tungkai bawah) disokong oleh tulang tibio-fibula
Pessive pedes (kaki) dengan tulang tarsus
Digiti (jari-jari) : 5 buah, disokong oleh tulang phalangers
Membrana (selaput) untuk berenang : merupakan kulit tipis diantara digiti
Integumen :
Integumen (kulit) yang menutup seluruh tubuh berfungsi untuk melindungi diri terhadap
keadaan-keadaan luar yang menguntungkan, untuk pernafasan dan absorbsi air. Terdiri dari 2
lapisan, yaitu :
a. Epidermis, yang keluar
b. Corium/dermis, disebelah dalam. Pada corium terdapat glandula (kelenjar),
chromathophora (sel warna), syaraf, fasa (pembuluh darah)
Glandula yang terdapat di corium berguna untuk melicinkan kulit. Cromathophora pada Rana
sp dapat dibedakan atas :
Xanthophora : pigmen kuning, terdapat dilapisan paling atas
Guanophora : mengandung kristal-kristal guanine yang mengembalikan warna biru
(bukan termasuk kromatopora karena tidak mengandung pigmen)
Metanophora : pigmen melanin berwarna coklat hitam, terdapat dilapisan paling
dalam
Warna-warna pada Rana sp dapat berubah menjadi gelap atau lebih pucat. Perubahan ini
dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal (misal : suhu) dan faktol internal (misal : hormon).
Sistem Nervorum : misalnya melalui panca indra penglihatan.
(Dewi Puspita S., 2014:15-16)
Dari morfologinya dapat dibedakan antara katak jantan den katak betina. Perbedaan
katak jantan dari betina:
Keterangan :
1. Cor
2. Pulmo
3. Hepar
4. Ventriculus
5. Pranceas
6. Intestinum
7. Vesica felea
8. Mesonephrous
9. Ureter
10. Vesica urinaria
Keterangan :
Ekspirasi
Keterangan :
1. Cavum oris
2. Pharynx
3. Oesophagus
4. Ventriculus
5. Kloaka
6. Hepar
7. pranceas
Keterangan :
1. Cor
2. Arteri
3. Vena
4. Pulmo
Keterangan :
Betina --> terdiri atas sepasang ovarium, gonad penghasil ovum. Di sebelah cranial
terdapat jaringan lemak berwarna kuning jingga yaitu corpus adiposum. Mesovarium
merupakan penggantung ovarium. Oviduct terdapat kelenjar yang mengeluarkan
secret yang menjadi selubung telur tersier. Uterus merupakan pelebaran oviduct yang
bermuara di dorsal cloaca. Kemudian berakhir di cloaca.
Jantan --> Testis berwarna putih kekuningan dan digantung oleh mesorchium. Gonade
ini penghasil spermatozoa. Di sebelah cranial terdapat corpus adiposum. Vasa
efferentia, merupakan saluran halus yang meninggalkan testis dan bermuara di saluran
kencing. Ductus wolfii dan cloaca
Data Pengamatan
Buffo sp
Gambar : Morfologi Buffo sp
Keterangan :
A. Caput (kepala)
1. Cavum oris
2. Mata
3. Cerviks (leher) tidak
nyata
B. Truncus (badan)
4. Termal (kulit)
5. Anus
C. Extermitas anterior
6. Brachium (lengan atas)
7. Anterbrachium (lengan
bawah)
8. Manus (tangan)
9. Digiti (jari-jari)
D. Extremitas posterior
10. Femur (paha)
11. Crus (tungkai bawah)
12. Pessive pedes (kaki)
13. Digiti (jari-jari)
14. Membrana
(selaput)
untuk berenang
umum anatomi eksternal kodok (Bufo sp.) dibagi atas tiga bagian yaitu caput (kepala),
truncus (badan), dan extrimitas (anggota badan). Pada bagian caput (kepala) terdapat
beberapa bagian yaitu rima oris (celah mulut) yang terletak pada ujung rostrum, cavum oris,
nares anteriores, organon visus, dan membrane timpani. Cavum oris terdiri atas maxilla,
mandibula, palatum, os vomer, nares posteriors sive choenae, lingua (lidah) tidak bercabang
tapi dapat dijulurkan : dikanan dan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke sacus vocalis
(kantung suara), alat ini hanya dijumpai pada katak jantan, dan ostium tubae auditivae
(Iskandar, 2002). Organon visus pada kodok (Bufo sp.) dilengkapi beberapa bagian yaitu
palpebra superior (pelupuk mata atas), palpebra inferior (pelupuk mata bawah), membrane
nictitans : suatu kulit transparan untuk menjaga mata terhadap kekeringan dan geseran di
dalam air, dan bulbus oculi (bola mata) yang tidak menonjol keluar.
Pada bagian extrimitas (anggota badan) Bufo sp. terdapat dua pasang yaitu extrimitas
anterior (anggota badan muka) dan extrimitas inferior (anggota badan belakang) yang
masing-masing bagian terdiri dari satu pasang. Extrimitas anterior (anggota badan muka)
terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah), manus (tangan), dan digiti
(jari-jari). Extrimitas inferior (anggota badan belakang) terdiri atas femur (paha), crus
(tungkai bawah), pes sive pedes (kaki), digiti (jari-jari), dan membrana (selaput) (Hikman
dkk., 2001).
Kulitnya sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi
bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam
pernapasan, penyerapan air, sebab kodok tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar
mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air,
mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular
dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar
granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh.
Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran
pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami).
Kelenjar racundapat menimbukan iritasi pada kulit. kodok adalah bilateral simetris, dengan
bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka
depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau
dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/
cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal.
Terdapat beberapa saccus pada Bufo sp.
1. Saccus submandibularis
2. Saccus pectoralis
3. Saccus branchiales
4. Saccus abdominalis
5. Saccus lateralis
6. Saccus femoralis
7. Saccus cruralis
Dan terdapat septum yaitu :
1. Septum submandibularis
2. Septum pectoralis
3. Septum abdominalis
Keterangan :
1. Cor
2. Pulmo
3. Hepar
4. Ventriculus
5. Lien
6. Pranceas
7. Intestinum
8. Vesica felea
9. Mesonephrous
10. Ureter
11. Vesica urinaria
Keterangan :
Keterangan :
1. Cavum oris
2. Pharynx
3. Oesophagus
4. Ventriculus
5. Kloaka
6. Hepar
7. Pranceas
Keterangan :
1. Cor
2. Arteri
3. Vena
4. Pulmo
interna, arteria carotis externa. Disini terjadi pembengkakan yang disebut (labrynth)
Arteri pulmocutaneus : bercabang lagi menuju arteri pulmonalis yang menuju ke
pulmo dan arteria cutanea yang menuju kekulit
Arcus aorta (bagian tengah) : menuju kearah kiri dan kanan tubuh dan membentuk
sautu lenkungan kearah posterior, dibawah vertebrae dan berasatu membentuk suatu
pembuluh yang menuju ke posterior disebut aorta dorsalis. Tempat bersatunya kedua
aorta itu disebut radix aorta. Sebelum bersatu arcus aorta mengeluarkan cabangcabang arteri subclavia ke anggota depan dan arteri laryngae ke larynx. Dekat radix
aorta terdapat satu cabang arteri yaitu arteri coelico-mesentrica yang mengarah ke
hepar, ventriculus, intestine, dan lien. Selanjutnya aorta dorsalis mempunyai cabangcabang yaitu arteria renalis yang memberi darah ke arah arteria spermatica atau arteria
ovarica yang memberi darah ke testis atau ovarium.
C. Vena
Membawa darah kotordari seluruh tubuh ke jantung, antara lain :
Vena cava anterior (bena cranialis) : sepasang (dexter dan sinister) masuk ke sinus
venosus dan terus ke atrium.vena ini menerima darah dari kepala, extermitas anterior
dan kulit melalui vena-vena (tiga cabang) yaitu vena jugularis externa yang menerima
darah dari vena lingualis. Annonyma dibagian dorsal tubuh menerima darah dari vena
jugularis interna dari tengkorak dan vena subcapularis dari otot bahu dan lengan. Dan
vena subclavia berasal dari canbang-cabang vena branchialis dari lengan, vena
muscularis tabea dari otot dan kulit kepala serta dari bagian dorsal dan lateral
Vena cava posterior, sebuah mengumpulkan darah dari canang-cabang vena seperti
vena renalis efferent, beberapa pasang dari ren, vena hepatis dua buah dari hepar,
vena abdominalis yang berjalan di bawah linea alba bersatu dengan vena porta hepatis
dan masuk kedalam hepar. Vena ini di bentuk oleh cabang-cabang : vena pelvik
sepasang, pada bagian posterior dari colon dan merupakan percabangan dari vena
femuralis. Vena porta vesicularis sepasang, dari vena urinaria. vena porta hepatis
dibentuk dari cabang-cabang vena dari intestinum, ventriculus, pancreas dan lien.
Vena porta renalis (vena illiaca-communis) lateral dari tiap-tiap lobus ren dan
bercabang-cabang dalam ren. Vena ini dibentuk oleh vena femuralis yang berasal dari
femur (vena illiaca externa), vena sciaticus berasal dari paha, vena dorso lateralis
berasal dari dinding abdomen
Vena pulmonalis : sepasang (dexter dan sinister), berasal dari pulmonum kiri dan
kanan, masuk kedalamm atrium sinister
(Dewi Puspita S., 2014:19-21)
Keterangan :
Organ reproduksi pada Bufo sp berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan terdapat
sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih putihan) terletak disebelah atas ginjal.
Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran
yang disebut fasadefferensia yang bermuara di kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka
mengalami pembesaran yang disebut vesicusa seminalis yang berfungsi untuk penampungan
sementara spermatozoa. Organ reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat
pada bagian belakang rongga tubuh diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium.
Pada saat musim kawin pada ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang
disebut oviduk. Bagian posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur
dikeluarkan melalui kloaka keluar dari tubuh. Pada Bufo sp terjadi fertilisasi eksternal
(pembuahan di luar tubuh). Pada musim kawin terjadi isyarat kawin oleh kodok jantan dan
Bufo sp betina. Perkawinan dilakukan dengan cara kodok jantan menempel di atas punggung
Bufo sp betina, lalu keduanya menyemprotkan sel sel gametnya ke luar tubuh
VII.
Kesimpulan
1. Morfologi Amfibi terdiri dari 3 bagian yaitu : caput (kepala), truncus (badan),
extremitas (anggota badan). Pada Rana sp tubuh langsing, kulit lembab dan halus.
Kulit nya licin, mempunyai banyak glandula (kelenjar) dan tidak mempunyai
sisik. Mata menonjol dan lidah bercabang. Pada Bufo sp tubuh lebih besar dan
lebar dari Rana sp. Kulitnya lebih tebal, kering, dan kasar dengan granular (bintilbintil). Menhasilkan kelenjar granular dan mukus. Mata tidak menonjol dan lidah
tidak bercabang.
2. Topografi Rana sp dan Bufo sp : Cor (jantung), Pulmo, Hepar, Ventriculu, Lien,
Prankeas, Intestinum : saluran panjang dan berkelok-kelok,Vesica felea, Ovarium
(pada betina), Mesonephrous, Ureter, Vesica urinaria.
3. Organ dan Sistem Organ Rana sp dan Bufo sp
a. Sistem respirasi
Sistem pernapasan pada amfibi. dewasa meliputi pulmo dan bronchus. Pada
katak muda menggunakan kulitnya untuk respirasi.
b. Sistem digestorium
Sistem pencernaan pada Amphibi dibedakan menjadi dua yaitu Tractus
digestivus (saluran pencernaan) dan Glandula digestoria (kelenjar
pencernaan). Tractus digestivus disusun oleh cavum oris, pharynk, esophagus,
ventrikulus, intestinum, dan kloaka. Glandula digestoria terdiri dari hepar
(hati), Vesica fellea (kantong empedu), dan pankreas.
c. Sistem cardiovascular
System cardiovascular atau alat-alat peredaran darah terdiri dari dua yaitu cor
(jantung) dan pembuluh-pembuluh darah (arteri dan vena).
d. Sistem urogenitale
Sistem urogenital dibedakan atas organa uropeutica dan organa genitalia yang
masing-masing terdiri dari beberapa organ. Organa uropetica disusun oleh ren,
ductus mesonephridicus, dan vesica urinaria (kloaka). Organo genitalia
terbagi menjadi dua yaitu pada feminia yang terdiri dari ovarium, oviduct,
kloaka dan pada masculine terdiri dari testes, vasa efferentia, ductus wolfii
sive ductus mesonephridicus, vesicular seminalis, kloaka.
4. Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp)
warnanya kecoklatan
3. Mempunyai pundi hawa,Selaput
renang tidak terlalu jelas
4. Mengalami penebalan oleh zat
keratin
5. Pankreasnya berwarna hitam
6. Lidahnya tidak bercabang
Daftar Pustaka
Campbell.Neil A. 2008. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hickman, C.P., L. S. Roberts dan A. Larson. 2003. Integrated principles of zoology
7th edition. McGraw-Hill companies. New York.
Iskandar, D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, seri Panduan Lapangan. Puslitbag
Biologi-LIPI.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya.
Kimball, J,W. 1999. Biologi edisi kelima jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Mukayat, Djarubito. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Suntoro, Susilo Handari. 2001. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Lampiran
Satu Lembar foto praktikum sementara
Surakarta,
Asisten
Oktober 2014
Praktikan
(Abdi Qolashoh)
NIM.K43120
NIM. K4313057