Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AmIibi merupakan kelompok vertebrata pionir yang hidup di air dan hidup di
darat. Salah satu contoh hewan jenis ini adalah katak. Katak tidak mempunyai
leher dan ekor, pada tingkat kecebong hidup dalam air dan bernaIas dengan
insang, setelah dewasa hidup di darat dan bernaIas dengan paru-paru. Kelas
amIibi merupakan hewan yang sering digunakan dalam bidang pendidikan untuk
penilitian, karena struktur katak hampir sama dengan vertebrata tingkat tinggi
lainnya. Selain amIibi katak juga termaksud hewan salamender, habitat hewan ini
terbagi dua yaitu di darat dan di laut (Supeni, 1996).
Katak termasuk dalam kelas amphibi. Amphibi merupakan hewan yang secara
tipikal dapat hidup di air dan di darat. Sebagian besar katak mengalami
metamorIosis dari berudu menjadi katak dewasa. Katak termasuk hewan yang
berkembang biak secara bertelur. Katak dalam melakukan perkawinannya sangat
tergantung pada musim, oleh karenanya untuk mendapatkan katak betina yang
matang telur harus dilakukan pada saat musim hujan. Fertilisasi pada kakak
merupakan Iertilisasi eksternal yaitu proses pembuahan terjadi di luar tubuh
(Vilee et. al., 1988).
Beberapa pertimbangan memungkinkan pemilihan katak atau Rana sp. Untuk
mewakili classis Amphibia, selain genus ini mudah diperoleh dan ukurannya
cukup besar, katak juga menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk dan Iungsi
dengan vertebrata tingkat tinggi termasuk manusia, selain itu susunan tubuhnya
mudah dipelajari, demikian juga dengan kondisi Iisiknya yang mudah diamati,
begitu juga dengan hidupnya yang sangat sederhana.
Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di
dalam perairan dalam, tetapi menggunakan sebagian besar waktunya di darat.
Fungsi kulit pada katak yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan luar dan
sebagai alat pernaIasan. Untuk terjadinya pernapasan melalui kulit, kulit katak
harus selalu basah, ketika katak berada di darat, maka untuk mempertahankan
kulitnya selalu basah, maka dia dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang
menghasilkan lendir. Bentuk kelenjar kulit katak seperti piala, terdapat tepat di
bawah epidermis dan salurannya melalui epidermis yang bermuara di permukaan
kulit.




B. %::an

%ujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Katak
sawah Rana cancrivora).














II. KERANGKA PEMIKIRAN

Katak sawah (Rana cancrivora) termasuk ordo Anura. Dalam ordo ini,
amphibi pandai melompat. Kepala dan tubuhnya bersatu, tidak mempunyai leher
dan juga tidak mempunyai ekor. Katak tidak mempunyai ekor, karena
menghalang-halangi gerak meloncat. Anggota gerak depan lebih pendek dan kecil
dibandingkan yang belakang. Jari-jarinya hanya ada empat buah. Jari-jari anggota
belakang ada lima buah. Anggota gerak bagian belakang ini jauh lebih besar dan
panjang. Otot pahanya besar dan kuat untuk meloncat. Untuk memudahkan
berenang, di antara jari-jari kaki belakang terdapat selaput renang. Fertilisasinya
eksternal. Larva ( berudu) dengan ekor dan sirip-sirip median. MetamorIosis nyata
dan mencolok. (Mahardono,1980).
Rana cancrivora (katak sawah) sebagian besar hidup di sawah, dapat
dikenali dengan melihat bercak-bercak di punggungnya yang berwarna coklat tua.
Ukuran tubuhnya dapat mencapai 10 cm. Cara katak ini berjongkok dengan katak
hijau sangat berbeda, katak sawah terlihat rata dengan sawah (Susanto, 1991).
Menurut Parker and Haswell (1951), kulit katak banyak mengandung
kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang kutanea magna dari arteri kutanea.
Dengan demikian, kulit katak memegang bagian penting dalam pernapasan.
Katak bernapas dengan bebagai cara. Misalnya dengan kulit tipis dan lembab juga
dengan selaput mulutnya, sehingga katak sering tampak memompa udara ke
mulut, dengan menggerakkan rahang bawah. Cara lain dengan paru-paru. Paru-
parunya mirip suatu percabangan usus belaka. Bentuknya panjang, tipis, dan
meruncing ke ujung. Karena dari lubang hidung ada saluran yang langsung ke
rongga mulut, maka katak sawah (Rana cancrivora) tidak mempunyai Iarink,
tetapi langsung ke laring (Mahardono, 1980).











































III. ALA% BAHAN DAN CARA KER1A

A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting
bedah, dan jarum penusuk.
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Katak betina (Rana cancrivora ), air kran,
kloroIorm dan Iormalin.
C. Cara Kera


Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Katak dibius dengan menggunakan kloroIorm atau dimatikan dengan jarum
penusuk.
2. Katak digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang
mediaventral tubuh mengikuti lekuk tubuh dan bagian yang akan diamati.
3. Anatomi katak yang telah dibedah diamati.














B. Pembahasan

KlasiIikasi Rana cancrivora menurut Brotowidjoyo (1993) adalah
sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Ranidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancrivora
Katak ialah salah satu anggota classis amphibia. Katak dewasa dimiliki
colummna vertebralis dan biasanya exterenmitates dengan digiti atau jari-jari yang
berbeda-beda, sedang kulitnya lembut tidak berambut, bersisik atau tidak berbulu.
%ubuh katak menunjukan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain
dalam ordonya (anura), menjadi di perpendek oleh karena tidak ada cauda (Storer
dan Usinger, 1961).
morIologi katak hijau (Rana cancrivora), bahwa struktur morIologi katak
terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares eksternal), mata (Cavum oris),
telinga (Membran tympani), Ekstremitas anterior : lengan atas (antebrakchium),
lengan bawah (brakchium), jari (Digiti), punggung (Dorsum), Perut (Abdomen),
sedangkan Ekstremitas posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes) dan
selaput antar jari (Membran).
MorIologi katak sawah (Rana cancrivora) tediri dari Mata (Cavum oris),
Kepala (Caput), Lubang Hidung (Nares eksternal), Gendang %elinga (Membran
tympani), %ungkai Depan (Ekstremitas anterior), Perut (Abdomen), %ungkai
Belakang (Ekstremitas posterior) dan kloaka. Selain itu juga terdapat selaput
diantara jari-jari kaki yang berIungsi membantu katak berenang di air sehingga
katak dapat hidup di darat dan di air (Susanto, 1993).
Sistem pencernaan pada katak hijau (Rana cancrivora) dimulai dari rongga
mulut, dan pelepasan terakhir di kloaka. Setelah makanan masuk melalui mulut
yang terdapat gigi pada rahang atas langit-langit yang berbentuk kerucut, dan
lidah yang bercabang dua dimana Iungsinya sebagai alat penangkap mangsa, lalu
dengan bantuan gigi dan kelenjar air ludah kemudian makanan masuk ke
kerongkongan (Esofagus) yang merupakan saluran pendek yang dilalui makanan
untuk menuju ke lambung (Jentriculus), dimana lambung (Jentriculus) tersebut
hanya berupa kantung yang tergantung dan dapat menjadi besar apabila terisi
makanan. Setelah itu, sari-sari makanan yang telah halus diserap oleh dinding
usus halus (Intestinum tenue) yang banyak mengandung pembuluh kapiler
darah. Sedangkan usus ini berakhir di kloaka yang berIungsi sebagai alat
ekskresi, tetapi sebelum dikeluarkan melalui kloaka, kotoran sisa makanan
ditampung di dalam rektum (Saktiono (1989).
Sistem respirasi terdiri dari paru-paru, laring, glottis. Pertukaran gasnya
terdapat di kulit dan paru-paru. Pembuluh darah adalah tempat masuknya oksigen
dan keluarnya karbondioksida. Mekanisme pernapasan meliputi dua Iase,yaitu
inspirasi atau menghisap udara ke dalam pulmo dan ekspirasi atau mengeluarkan
udara dari pulmo,keduanya dilaksanakan dalam keadaan mulut tertutup.
Pernapasan melalui kulit pada katak dapat berlangsung baik di darat maupun di
air. Pada stadium larva pernapasan berlangsung melalui insang yang terbentuk
dari perluasan epithelium pharynx (Radiopoetro,1977).
Sedangkan sistem reproduksi pada katak hijau (Rana cancrivora) betina yaitu
berupa sel telur, ovarium, uterus, ureter, ginjal, oviduk, kantong kemih dan
kloaka. Ovarium pada katak betina berIungsi menghasilkan sel telur (Ovum), sel
telur tersebut dikeluarkan menuju oviduk dan selanjutnya keluar melalui kloaka.
Katak sawah (Rana cancrivora) jantan memiliki sistem reproduksi sebagai
berikut: badan lemak, testis, vas aIeren, uterus, kantong sperma, kantong kemih,
ginjal, dan kloaka (Soepomo, 1997). Selain itu diketahui bahwa katak betina
memiliki sepasang ovarium yang mengeluarkan telur. Apabila telur sudah masak,
katak betina menuju ke air kemudian katak jantan datang dan menaiki punggung
katak betina. Selanjutnya katak betina mengeluarkan telur ke dalam air dan
bersamaan dengan itu katak jantan mengeluarkan spermanya.
Ovarium amphibia menghasilkan ribuan telur yang memenuhi sebagian
besar rongga tubuh. Oviduct pada katak merupakan suatu saluran sederhana
berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke kloaka. Oviduct
mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di sekitar telur dan bagian
bawah melebar untuk penampungan telur sementara, selain itu oviduct tidak
mengalami spesialisasi (Djuhanda, 1984).
Otot pada katak berhimpitan dengan tulang dan tertutup oleh lembaran
jaringan yang saling menyambung antar tendon. Otot dengan sedikit gerakan pada
poros atau pangkal otot, sedangkan otot dengan banyak gerakan dinamakan otot
sisipan, contoh otot pada kaki bagian belakang dengan otot betis, disebut juga
gastronimeus yaitu pangkal dengan satu Iemus distal dan lainnya bergabung
dengan otot dan lainya bergabung dengan otot tendon lainnya. Sistem otot pada
AmIibi merupakan sistem otot yang kompleks. Susunan otot-ototnya
memperlihatkan banyak modiIikasi berhubung dengan gerakan-gerakan kompleks
dari ekstremitates. Musculi dorsi tidak lagi terbagi menjadi myomer, tetapi
membentuk berkas-berkas longitudinal atau obliqua, sebagian terletak di atas
vertebrae sebagian diantara processus transversus, dan sebagian lagi diantara ilia
dan urostyles (Manter, 1959)
%ractus urogenitalia terdiri dari 2 yaitu Organa uropoetica dan Organa
genitalia. Organa uropoetica yaitu alat-alat eksresi, diantaranya ren (ginjal), ureter
(saluran kencing), vesica urinaria (kandung kencing). Organa genitalia yaitu alat
kelamin terdiri dari organa genitalia masculina (jantan) dan organa genitalia
Iemina (betina). Organa genitalia masculina terdiri dari sepasang testis, ductus
urospermaticus, vesicula seminalis, dan sepasang corpus adiposum (badan lemak).
Lalu pada organa genitalia Iemina terdiri atas sepasang ovarium, oviduct (saluran
telur), ostium, inIundibulum, uterus, corpus adiposum (badan lemak).
Sistem peredaran darah Rana cancrivora Sistem peredaran darah pada katak
(Rana cancrivora) termasuk sistem peredaran darah tertutup dan ganda. Jantung
katak terbagi menjadi tiga ruangan, yakni serambi kiri dan kanan serta satu
bilik. Darah dari seluruh tubuh yang telah banyak mengambil CO
2
dari jaringan
mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke serambi kanan. Dari serambi
kanan, darah mengambil ke bilik, kemudian darah dipompa ke luar melalui arteri
pulmonalis. Selanjutnya darah mengalir melalui : arteri pulmonalis paru-paru
(terjadi diIusi O
2
) vena pulmonalis serambi kiri. Lintasan peredaran darah ini
disebut peredaran darah kecil. Kemudian darah masuk ke bilik dan mengalir
melalui : bilik konus arteriosus aorta ventralis seluruh tubuh. Di dalam bilik
jantung, darah kotor (banyak kandungan CO
2
) dari serambi kanan bercampur
dengan darah bersih (kaya O
2
) dari serambi kiri. Hali ini akan mempengaruhi
eIisiensi suplai oksigen. Dengan demikian, peredaran darah katak merupakan
peredaran darah ganda, yaitu pertama darah dari jantung menuju ke paru-paru
kemudian ke jantung lagi, dan kedua darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung
dan diedarkan ke seluruh tubuh lagi (Charles,1976).






























'. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
O Secara morIologi katak terdiri dari kepala (Caput), lubang hidung (Nares
eksternal), mata (Cavum oris), telinga (Membran tympani), Ekstremitas
anterior : lengan atas (antebrakchium), lengan bawah (brakchium), jari
(Digiti), punggung (Dorsum), Perut (Abdomen), sedangkan Ekstremitas
posterior : paha (Femur), betis (Crus), kaki (Pes) dan selaput antar jari
(Membran).
O Sistem pencernaan katak terdiri atas rongga mulut (cavum oris), Iaring,
oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan cloaca.
O Sistem respirasi terdiri dari paru-paru, laring, glottis. Pertukaran gasnya
terdapat di kulit dan paru-paru. Pembuluh darah adalah tempat masuknya
oksigen dan keluarnya karbondioksida
O Katak hijau (Rana cancrivora) jantan memiliki sistem reproduksi sebagai
berikut: badan lemak, testis, vas aIeren, uterus, kantong sperma, kantong
kemih, ginjal, dan kloaka. Sedangkan sistem reproduksi pada katak hijau
(Rana cancrivora) betina yaitu berupa sel telur, ovarium, uterus, ureter,
ginjal, oviduk, kantong kemih dan kloaka
O %ractus urogenitalia terdiri dari 2 yaitu organ uropoetica dan organ
genitalia. Organa uropoetica yaitu alat-alat eksresi, diantaranya ren
(ginjal), ureter (saluran kencing), vesica urinaria (kandung kencing). Lalu
organa genitalia yaitu alat kelamin terdiri dari organa genitalia masculina
(jantan) dan organa genitalia Iemina (betina)
O Sistem peredaran darah Rana cancrivora Sistem peredaran darah pada
katak (Rana cancrivora) termasuk sistem peredaran darah tertutup dan
ganda. Jantung katak terbagi menjadi tiga ruangan, yakni serambi kiri dan
kanan serta satu bilik.
O . Sistem otot pada AmIibi merupakan sistem otot yang kompleks. Susunan
otot-ototnya memperlihatkan banyak modiIikasi berhubung dengan
gerakan-gerakan kompleks dari ekstremitates.


































DAF%AR REFRENSI
Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
F. Lytle,Charles.1976.General Zoology. Mc. Graw Hill : London.
Djuhanda, %. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amico
Bandung.
Mahardono, A. 1980. Anatomi Katak. P% Internusa, Jakarta.
Manter, H.W. dkk. 1959. Introduction to Zoology. Harper dan Row Publisher,
New York.
Parker, %. J, and W. A. Haswell. 1951. A %ext Book oI Zoology II. Mac Millan
and Co., Ltd., London.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Saktiono, 1989. iologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Soepomo, 1997. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Supeni, 1996. iologi. Erlangga, Jakarta.
Storer, %. I. and R. L. Usinger. 1961. Elements oI Zoology. Mc Graw Hill book
Company, London.
Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai