Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI KATAK SAWAH (Fejevarya cancrivora)

Oleh : Nama NIM Rombongan Kelompok Asisten : Laila Andini : B1J012053 : III :1 : Sumartika Yimastria

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katak (Fejevarya cancrivora) termasuk class Amphibi. Katak mempunyai habitat di dua alam. Nama amphibi ini berasal dari Amphi: dua, Bios : hidup. Katak hidup di air dan darat, tapi mereka lebih banyak berada di darat (Storer dan Usinger, 1961). Katak sawah ( Fejevarya cancrivora ) menunjukan keadaan yang serupa dengan anggota-anggota lain dalam ordonya (Anura), menjadi diperpendek karena tidak memiliki cauda. Caput berujung tumpul tanpa moncong (rostrum) yang menonjol dan rima oris ialah terminal. Dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares atau lubang hidung yang kecil. Sepasang mata terdapat hampir pada apex caput, mata berukuran besar dan menonjol, masing-masing memiliki palpebra superior, palpebra inferior, dan membrana nictitans (Radiopoetro, 1977). Katak adalah hewan yang bentuknya simetri bilateral dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial samping atau lateral, badan muka depan disebut anterior, bagian belakang disebut posterior sedangkan bagian punggung disebut dorsal. Katak merupakan class amphibia dan superclass tetrapoda yang sebagian hidup di air. Amphibia memiliki 4 anggota dimana bagian modela atau caudate dan salamander atau anura sifatnya semu. Katak juga memiliki bagian yang disebut apoda yang terdiri dari kelompok kecil dalam anggota tubuh dan tersembunyi (Hadikastowo, 1982).

Preparat yang digunakan dalam praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 ini adalah katak sawah (Fejervarya cancrivora) yang mewakili class Amphibia, juga disebabkan karena katak sawah memiliki keunikan dalam hal alat dan sistem pernapasannya dimana proses pernapasan dapat melalui kulit yang selalu basah dan paru-paru yang dimiliki. Selain itu katak sawah mudah ditemukan, susunan tubuhnya mudah dipelajari dan diamati, serta cara hidupnya yang sederhana menjadi salah satu alasan lainnya digunakan katak sawah dalam praktikum.

B. Tujuan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelari dan mengetahui susunan anatomi dari Katak Sawah (Fejevarya cancrivora).

II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, tissue, dan gunting bedah. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah seekor katak sawah (Fejevarya cancrivora) .

B. Metode

1. Katak dimatikan dengan cara ditusuk kepalanya menggunakan gunting lalu diletakkan di dalam baki pembedahan. 2. Cavum oris diamati dengan menggunting sudut mulutnya agar bagian bagiannya terlihat lebih jelas. 3. Katak dikuliti dengan cara menggunting kulit katak dari medio posterior ke arah anterior sehingga seluruh kulit ventral terlepas. 4. Setelah kulit terlepas lalu bagian perut katak dibedah dengan menggunakan gunting bedah, dimulai dari bagian posterior ke arah anterior. 5. Setelah pembedahan selesai organ organ yang tterlihat diamati dan dituliskan keterangannya sesuai dengan gambar yang ada pada diktat praktikum.

B.Pembahasan

Klasifikasi Fejevarya cancrivora menurut Radiopoetro (1977) adalah sebagai berikut: Phyllum : Chordata

Sub phyllum : Vertebrata Class Ordo Familia Genus Species : Amphibi : Anura : Fejevaryadae : Fejevarya : Fejevarya cancrivora

Hasil pengamatan anatomi katak didapatkan hasil bahwa tubuh katak dibagi menjadi empat bagian, yaitu caput (kepala), truncus (badan), mempunyai kaki depan (extrimitas anterior) serta kaki belakang (extrimitas posterior). Katak sawah mengalami metamorfosis dari berudu (aquatis dan bernafas dengan insang) menjadi katak dewasa (amphibious dan bernafas dengan paru-paru). Saat masa berudu katak mempunyai ekor yang panjang, tetapi pada katak dewasa tidak terdapat ekor. Pernafasannya katak sawah dengan menggunakan insang, paruparu, dan kulit/garis mulut (rima oris) (Djuhanda,1984). Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (covum oris), faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan cloaca. Menurut Brotowidjoyo (1993), dalam sistem pencernaan tidak ada gigi. Lidah lebar, tetapi tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem pencernaan terdiri dari faring yang dapat dibesarkan, oesophagus berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar dan

kloaka. Sedangkan sistem respirasinya dari faring melalui celah suara (glottis) terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen kompartemen (lobus-lobus). trakea. Sistem ekskresi pada katak dapat dilakukan melalui kulit dan paru-paru. Organ ekskresi utamanya adalah ginjal. Fungsinya untuk membuang semua sampah nitrogen ginjal yang bermanfaat untuk menjaga kondisi lingkungan internal agar seimbang yaitu dengan cara membuat subtansi berlebih yang terdapat dalam darah (Ville, 1963). Organ genitalia betina pada katak terdiri dari ovarium yang letaknya di depan ginjal, ada sepasang, yaitu di sebelah kanan dan kiri. Bentuknnya seperti busa sabun, bergelembung-gelembung. Ujungnya diliputi jaringan lemak padat, yang berbentuk seperti jari-jari. Kelenjar telur memperoleh darah dari aorta, sebagai cabang dari ginjal. Sel-sel telur yang telah masak, ditampung oleh suatu corong dan dilanjutkan dengan saluran,yaitu saluran telur atau oviduk. Saluran telur ini berkelok-kelok, bermuara di kloaka. Dekat muara, pada katak dewasa,terdapat saluran yang mengembung, yang disebut kantung telur atau uterus (Mahardono, 1980). Organ genitalia pada katak jantan terdiri dari sepasang testis yang berbentuk oval dan dari setiap testis keluar sejumlah pembuluh-pembuluh halus yaitu vas defferens yang berjalan ke medial kemudian masuk ke dalam jaringan ren dan berhubungan dengan tubuli colectiviti yang selanjutnya bermuara pada ureter. Jadi pada katak jantan ureter berfungsi rangkap yaitu sebagai saluran urine Laring dari kartilago terdapat diujung anterior

dan saluran sperma. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesikula seminalis sebagai tempat penampungan spermatozoa sementara (Radiopoetro, 1977). Katak sawah (Fejevarya cancrivora) memiliki otot otot ditubuhnya. Bagian ventral terdapat muscullus subhyoideus, yang terentang antara rahang bawah kiri dan kanan. Muscullus deltoideus yang terdiri atas dua bagian, yaitu episternalis dan akapularis. Terdapat muscullus submaxilaris yang berjalan melintang antara kedua rami rahang bawah depan muscullus subhyoideus. Otot pektoralis terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian epikorakoid, bagian sternal, dan bagian abdominal. Terdapat pula muscullus rectus abdominis, muscullus coracoradialis, dan muscullus obliqus externa (Djuhanda, 1982). Muscullus pada bagian extrimitas posterior terdiri dari muscullus trisep femoris, muscullus sartorius, muscullus adductor magnus, muscullus gracillis mayor, dan muscullus gracillis minor di bagian femur (paha). Bagian crus (betis) dibangun oleh muscullus gastronimeus, muscullus tibialis anticus longus, muscullus tibialis anticus brevis, dan muscullus tibialis posticus (Djuhanda, 1982).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tubuh katak terdiri dari caput (kepala), truncus (badan), extrimitas anterior (kaki depan), extrimitas superior (kaki belakang). 2. Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (covum oris), faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan cloaca. 3. Sistem ekskresi pada katak dapat dilakukan melalui kulit dan paru-paru, organ ekskresi utamanya adalah ginjal. 4. Organ genitalia betina pada katak terdiri dari ovarium yang letaknya di depan ginjal dan terdapat sepasang. 5. Organ genitalia pada katak jantan terdiri dari sepasang testis. 6. Muscullus bagian ventral terdapat di bagian caput, pectoral dan abdomen. 7. Muscullus bagian extrimitas posterior terdapat di bagian femur dan crus.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta. Djuhanda, T. 1982. Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Armico, Bandung. Djuhanda, T. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico, Bandung. Hadikastowo. 1982. Zoologi Umum. Alumni, Bandung. Mahardono, A. 1980. Anatomi Katak. PT Internusa, Jakarta. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Storer, dan Usinger. 1961. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc., London. Ville, C. A. 1963. General Zoology. W. B. Saundera Company, London.

Anda mungkin juga menyukai