Anda di halaman 1dari 9

ANATOMI KADAL

(Mabouya multifasciata)

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Desi Ariana S
: B1J012145
:I
:4
: Bunga Khalida Puri

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN I

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mabouya multifasciata atau kadal adalah salah satu jenis reptilia yang hidup
di darat. Kadal ini merupakan jenis kelompok kadal yang paling banyak di Afrika,
kepulauan Indonesia, dan Australia. Jumlah spesies kadal ini melampaui jumlah
familia reptil yang lainnya. Separuh atau lebih spesies terdapat di Asia Tenggara
dan hanya kira-kira 50 spesies saja yang berada di belahan bumi barat. Kadal
hidup didaerah tanah basah atau lembab. Tubuh kadal terbagi menjadi tiga bagian
yaitu kepala (caput) yang terdiri dari mata, lubang hidung, telinga dan mulut.
Tubuh yang selanjutnya adalah badan (truncus) dan ekor (cauda) yang memiliki
bentuk bulat meruncing keujung. Kadal mempunyai sepasang anggota depan
(ekstrimitas anterior) dan sepasang anggota belakang (ekstrimitas posterior).
Masing-masing terdiri atas lima jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk berlari,
mencekeram dan naik ke atas pohon (Brotowidjojo, 1995).
Kadal bernapas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari
amphibian. Ginjal kadal bertipe metanerfos. Fertilisasinya internal dan bersifat
ovovivipar yang menghasilkan telur dengan banyak kuning telur. Telur itu tumbuh
dan berkembang dalam oviduk (saluran telur) hewan betina. Saluran telur itu
disebut uterus (Djuhanda, 1984).
Mabouya multifasciata digunakan sebagai preparat praktikum untuk
mewakili class reptilian. Praktikum ini menggunakan Mabouya multifasciata
karena hewan ini tidak berbisa sehingga tidak berbahaya dan mudah didapatkan.

Selain itu, hewan ini mempunyai struktur morfologi dan anatomi yang mudah
diamati.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Perkembangan Hewan 1 kali ini adalah
untuk mengetahui morfologi dan anatomi Kadal (Mabouya multifasciata).

II.

MATERI DAN METODE

A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, dan gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah Kadal (Mabouya multifasciata), air kran,
kloroform, dan tissue.

B. Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kadal yang akan dibedah dibius dengan menggunakan kloroform.
2. Pembedahan dimulai dengan pengguntingan yang dilakukan dengan hatihati dimulai dari bagian depan lubang kloaka ke sisi kiri dan kanan tubuh,
ke arah depan melewati kaki depan sampai ke tengah rahang bawah. Perlu
diperhatikan bahwa pemotongan tulang-tulang rusuk pada bagian pectoral
dan tulang kaki yang dapat menghalangi proses pengamatan organ-organ
dalam akan diurai.
3. Selanjutnya bagian kulit organ dalam disayat dengan menggunakan pisau
kecil agar memudahkan penguraian bagian viscera
4. Organ-organ dalam yang tampak di amati dan di catat tanpa merubah
posisinya.
5. Organorgan dalam diamati lebih lanjut dan akan terlihat adanya organ
organ penyusun sistem pencernaan,sistem respirasi,
(genitalia jantan dan betina) dan sistem ekskresi.

sistem reproduksi

B. Pembahasan

Menurut Radiopoetro (1988) klasifikasi Kadal (Mabouya multifasciata)


adalah sebagai berikut :
Phylum

: Chordata

Subphylum

: Vertebrata

Class

: Reptilia

Ordo

: Squamata

Subordo

: Lacertilia

Familia

: Scincidae

Genus

: Mabouya

Spesies

: Mabouya multifasciata

Hasil pengamatan anatomi kadal (Mabouya fasciata) didapatkan hasil


bahwa tubuh Mabouya multifaciata atau kadal terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), ekor (cauda) dan extrimitas anterior serta posterior (masing-masing jari
berjumlah lima dan tiap jarinya mempunyai cakar. Tubuh pada kadal pun nampak
tertutupi oleh sisik. Bagian kepala yang pipih meruncing terlihat lubang tidur,
organon visus, lubang hidung, cavum oris dan selaput niktitans. Tubuh kadal yang
berbentuk bulat memanjang terdapat sisik berwarna putih kekuning-kuningan
pada perut dan berwarna kuning kecoklat-coklatan pada punggung. Ekor salah
satu reptil ini berbentuk bulat panjang meruncing ke ujungnya dan bersisik. Kadal
mempunyai tubuh

panjang dan langsing yang meruncing ke belakang dan

berakhir berupa ekor. Leher kadal panjang, pada badannya terdapat empat kaki
dengan lima jari pada masing-masing kaki. Kadal adalah hewan yang sangat

tangkas, dapat lari dan merayap dengan cepat. Ekor kadal yang panjang bisa
membantu pergerakannya. Beberapa jenis memutuskan ekornya bila dalam
keadaan bahaya. Ekornya yang diputus akan bergerak-gerak dan menarik
perhatian musuh sehingga kadal dapat lari dan selamat dari bahaya.

Kadal

merupakan hewan yang dibungkus oleh sisik tanduk pada bagian epidermisnya
dan kadang ditambah dengan pengerasan tulang pada epidermisnya (Radiopoetra,
1991).
Kadal merupakan hewan berkaki empat yang banyak hidup di alam bebas.
Kadal umumnya memiliki warna antara kuning hingga coklat, warna ini sesuai
dengan umur, jenis kelamin kadal dan juga pengaruh lingkungan hidupnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Djuhanda (1984) yang menyatakan kadal merupakan
reptil yang berkaki empat, dengan panjang berkisar antara 5-40 sentimeter.
Kebanyakan hidup di pepohonan. Kadal umumnya berkulit mengkilap dan
mempunyai warna kehijauan sampai coklat.
Sistem pencernaan kadal meliputi cavum oris, pharynk, oesophagus,
gastrum, intestinum dan cloaca. Lidah dijulurkan keluar untuk menangkap
mangsa, giginya melekat pada rahang. Sistem pencernaan kadal dimulai dari
cavum oris dilanjutkan ke pharynk, oesophagus dan gastrum atau lambung
kemudian ke intestine, rectum dan cloaca. Cloaca merupakan muara tiga saluran
yaitu tempat mengeluarkan sisa pencernaan, sekret, dan untuk reproduksi
(Brotowidjojo, 1995).
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewanhewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Sebagian
besar reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti

ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh
induk betinanya. Makanan untuk calon embrio diperoleh dari cadangan makanan
yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan
menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang
langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis kemudian sperma bergerak
menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis (David, 1986).
Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Kelompok hewan
reptil mengadakan kopulasi hanya menggunakan satu hemipenis saja yang
kemudian dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang
telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum
yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan
mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Sebagian
besar jenis reptil mengubur telurnya dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan
oleh induknya. Terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah di dalamnya.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai
jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Mereka akan
kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya (Parker and Haswell,1962).
Sistem ekskresi pada kadal dibangun oleh sepasang ginjal yang terdapat agak
ke pangkal ekor dari kaki belakang. Bentuk dari ginjal tersebut agak gepeng dan
berwarna coklat. Terdapat sepasang ureter yang bermuara pada kantung kemih
(vesica urinaria) yang kecil dan berakhir pada lubang kloaka (Jassin, 1989).

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :


1. Tubuh kadal terdiri dari kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda).
2. Kadal merupakan hewan berkaki empat yang banyak hidup di alam bebas.
3. Sistem pencernaan kadal meliputi cavum oris, pharynk, oesophagus,
gastrum, intestinum dan cloaca.
4. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
5. Sistem eksresi kadal meliputi ginjal, ureter, kantung kemih (vesica
urinaria) dan bermuara pada cloaca.

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjojo, M. D. 1995. Zoologi Dasar. Erlangga. Jakarta.


David, M. 1986. The Reptiles and Amphibians. Andromeda Oxford. England.
Djuhanda, T. 1984. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata II. Armico.
Bandung.
Jassin, M. 1989. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.
Surabaya.
Parker, T. J. and Haswell.1962. Textbook of Zoology Volume II. Mac Millan.
Hongkong.
Radiopoetro. 1988. Zoologi. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai