Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Arthtropoda merupakan filum terbesar dalam kingdom Animalia dan
kelompok terbesar dalam filum itu adalah Insekta. Diperkirakan terdapat
713.500 jenis Arthropoda dengan jumlah itu diperkirakan 80% dari jenis
hewan yang sudah dikenal. Arthropoda tanah merupakan salah satu kelompok
hewan tanah yang berlindung di atas Arthropoda 2 di tanah dan Arthropoda
permukaan tanah. Arthropoda tanah berperan penting dalam peningkatan
kesuburan tanah dan penghancuran serasah serta sisa-sisa bahan organik
(Ariesta, 2013).
Beberapa spesies arthropoda berkembang dari bentuk sistem sosial dengan
membagi beberapa kasta. Arthropoda dapat ditemukan di daerah dengan
ketinggian 6.000 sampai 9.500 meter dari permukaan laut. Habitat arthropoda
dapat ditemukan diberbagai wilayah seperti air tawar,udara, tanah dan, air asin
(Mardiastutik, 2015).
Ciri-ciri umum arthopoda adalah tubuhnya simetri bilateral, terdiri atas
segmen-segmen yang saling berhubungan dibagian luar dan memiliki tiga
lapisan germinal hingga merupakan hewan tripoblastik. Bodynya memiliki
kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta perut yang terpisah atau
bergabung menjadi satu. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak
atau tidak ada.
Respirasinya menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan
insang. Pada spesies terestial bernapas menggunakan trakea atau pada
arachinida menggunakan paru-paru buku atau menggunakan keduanya yaitu
paru-paru dan trakea. Ekskresi dengan menggunakan tubuk Malpighi atau
kelenjar koksal. Saluran pencernaan sudah lengkap, terdiri atas mulut, usus,
dan anus, sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali. Berkelamin terpisah,
fertilisasi terjadi secara internal, dan bersifat ovipar. Perkembangan individu
baru terjadi secara langsung melalui stadium larva

1
B.Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami tentang Crustacea, Myriapoda dan Insecta.
2. Menempatkan Crustacea, Myriapoda dan Insecta sesuai dengan kedudukan
taksonominya .
3. Memahami dan menganalisis habitat Crustacea, Myriapoda dan Insecta serta
peranannya dalam kehidupan.

2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA

A.Pengertian Arthoropoda
Arthopoda berasal dari bahasa Yunani yaitu “arthos” berarti sendi dan
“podos” yang berarti kaki oleh karena itu ciri-ciri utama hewan dalam filum ini
adalah kaki yang tersusun atas ruas-ruas. Jumlah spesies anggota filum ini
terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu lebih dari 800.000
spesies. Contoh anggota filum ini antara lain kepiting, udang, serangga, laba-
laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta spesies lain yang diketahui
hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan anggota filum arthopoda di air dan di
darat. Arthropoda tanah memiliki peran dalam rantai makanan khususnya
sebagai dekomposer, karena tanpa organisme ini alam tidak akan dapat
mendaur ulang bahan organik (Samudra et, al. 2013).
Jumlah spesies artropoda bervariasi antara 1.170.000 dan 5 hingga 10 juta
serta meliputi lebih dari 80% seluruh spesies hewan yang diketahui masih
hidup saat ini. Jumlah spesiesnya masih sulit ditentukan karena
penghitungannya berdasarkan model asumsi yang diproyeksikan ke wilayah-
wilayah lain dari dari penghitungan di lokasi-lokasi tertentu diterapkan dengan
skala ke seluruh dunia. Secara umum Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas yaitu
Crustacea, Myriapoda, Arachnida, Insecta.
B. Klasifikasi Arthropoda
1. Crustacea
Crustacea berarti cangkang, sehingga crustacea merupakan hewan
yang bercangkang. Jenis crustacea yang paling umum yaitu udang dan
kepiting. Tubuh crustacea terdiri dari 2 bagian yaitu sefalothoraks (kepala
dan dada yang menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut).
Sefalothoraks pada tubuh crustacea terlindungi oleh kulit keras (karapas)
serta memiliki 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki eapit (keliped)
dan 4 pasang kaki jalan. Pada bagian sefalothoraks juga terdapat sepasang
anteana, rahang atas, dan rahang bawah. Pada bagian abdomen (perut)
terdapat 5 pasang kaki renang dan pada bagian ujungnya terdapat
ekor (Lumenta, 2017).

3
Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan
air tawar. Ciri-ciri crustacea adalah sebagai berikut :
a). Struktur Tubuh Tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas
sefalotoraks (kepala dan dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian
anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih lebar, sedangkan posterior
(ujung belakang) sempit. Pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut,
yaitu 2 pasang antenna, 1 pasang mandibula untuk menggigit mangsanya 1
pasang maksilla, 1 pasang maksilliped dan maksiliped berfungsi untuk
menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut. Alat gerak
berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk
berenang, merangkak atau menempel di dasar perairan.
a) Sistem Organ
1. Sistem Pencernaan
Makanan Crustacea berupa bangkai hewan-hewan kecil dan
tumbuhan. Alat pencernaan berupa mulut terletak pada bagian
anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus dan anus
terletak di bagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar
pencernaan atau hati yang terletak di kepala – dada di kedua sisi
abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga
dibuang melalui alat eksresi disebut kelenjar hijau yang terletak di
dalam kepala.
2. Sistem saraf
Susunan saraf Crustacea adalah tangga tali. Ganglion otak
berhubungan dengan alat indera yaitu antena (alat peraba),
statocyst (alat keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang
bertangkai.
3. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah Crustacea disebut peredaran darah
terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah.
Darah tidak mengandung hemoglobin, melainkan hemosianin yang
daya ikatnya terhadap O2 (oksigen) rendah.
4. Sistem pernapasan

4
Pada umumnya Crustacea bernafas dengan insang. Kecuali
Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan seluruh
permukaan tubuhnya.
5. Alat reproduksi
Alat reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa
Crustacea rendah. Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki
ketiga. Sedangkan alat kelamin jantan terdapat pada pasangan kaki
kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal (di luar tubuh).
Crustacea merupakan invertebrata yang memiliki 6 kelas
yang meliputi Branchiopoda, Remipedia, Cephalocarida,
Maxillopoda, Ostracoda dan Malacostraca. Crustacea dapat hidup
di sungai, laut, payau atau daerah mangrove, namun crustacea yang
dapat hidup di lingkungan tersebut hanya jenis tertentu (Duya,
2019).
2. Myriapoda
Myriapoda tersusun oleh caput (kepala) dan abdomen (perut). Alat
respirasi berupa trakea. Mulut terletak dibagian bawah yang dilengkapi
labium membentuk bibir atas. Sistem saraf berupa tali saraf sentral yang
memiliki ganglion disetiap segmen. Reproduksi secara seksual yakni
hewan jantan memproduksi sperma yang dimasukkan kedalam tubuh
hewan betina.
Myriapoda berasal dari kata myria: banyak dan podos: kaki,
sehingga disebut hewan berkaki banyak.
a) Chilopoda Merupakan jenis kelabang yang mempunyai kaki pada
setiap segmen tubuhnya. Adapun ciri-cirinya yaitu Dapat bergerak
cepat dan bersifat karnivora, Kepala delengkapi oleh sepasang antenna,
Badan memipih dari bagian depan sampai bagian belakang, Sepasang
kaki pertama dimodifikasi untuk meracuni mangsa.
b) b) Diplopoda Merupakan hewan yang berkaki banyak, gerakannya
lebih lambat dari kelabang. Adapun ciri-cirinya yaitu Terdapat
sepasang kaki pada setiap segmen tubuhnya, 4 segmen pertama hanya

5
terdapat sepasang kaki, Bentuk tubuhnya cylindrical, Pembagian
kepala baik dan mempunyai sepasang antenna,
3. Heksapoda
Heksapoda lebih dikenal dengan Insecta. Berasal dari kata “heksa”
yang berarti 6 (enam) dan “poda” yang berarti kaki. Heksapoda memiliki
jumlah anggota lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal
ini menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik
bentuk maupun sifat dan kebiasaannya.
Ciri-ciri Insecta, diantaranya tubuh dapat dibedakan dengan jelas
antara kepala, dada dan perut. Kepala dengan Satu pasang mata majemuk,
mata tunggal, dan satu pasang antena sebagai alat peraba. Alat mulut yang
disesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit, Bagian
mulut ini terdiri atas rahang belakang, rahang depan,
Perut (abdomen) memiliki sebelas 11 ruas atau beberapa ruas saja.
Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang
berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat
pendengaran atau membran tympanum. Alat pencernaan terdiri atas:
mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus. Sistem
saraf tangga tali. h. Sistem pernafasan dengan sistem trachea, Tempat
hidup di air tawar dan darat, Umumnya serangga mengalami perubahan
bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.

6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
B.Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Bak preparat
2. Kaca pembesar (Lup)
4. Alat bedah
5. Jarum pentul
6. Tissue
7. Mikroskop
8. Aquades
Bahan yang digunakan adalah alkohol, udang, dan kepiting.
C.Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini:
1. Bius objek dengan alkohol (udang dan kepiting),
2. Letakkan objek diatas bak preparat, amati dan carilah: segmen tubuh,
bagian-bagian tubuh, antena dan habitatnya,
3. Gambar morfologi masing-masing objek yang diamati dan buatlah
klasifikasi taksonominya.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
No. Gambar Keterangan Klasifikasi
1. Morfologi udang Morfologi udang Kingdom : Animalia
1. Antenne
Filum : Arthropoda
2. Rostrum
3. Eye Class : Crustacea
4. Eyestalk
Ordo : Paneasuicea
5. Corepece
6. Brencitial Family : Panaesuides
chember
Genus : Panaesus
7. Pleomere
8. Telson Spesies : Panaesus
9. Uropod
sp
10. Pleopod
Anatomi udang 11. Mozzileped

Anatomi udang
1. Mata
2. Lambung
3. Jantung
4. Usus
5. Anus
6. Ekor
7. Gigi
8. Otak
9. mulut
2. Morfologi kepiting Morfologi kepiting Kingdom : Animalia
1. propadus
Filum : Arthropoda
2. carpus
3. kaki jalan Class : Malacostraca
4. merus
Ordo : Decapoda
5. kaki renang
6. basi-ischium Family : Portunidae
7. karapas
Genus : Scylla
anatomi kepiting Spesies : Scylla sp
Anatomi kepiting 1. otot lambung
2. antenna
3. testis
4. jantung
5. anal
6. ruang insang
7. usus tengah
8. kelenjar
pencernaan

8
B.Pembahasan
Pada pengamatan ini, tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada
disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala
dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-
tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang
beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan
satu telson yang berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh cangkang
kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk
huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum
terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi.
Pada anatomi udang memiliki sepasang mata majemuk bertangkai,
mulutnya terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang yang kuat.
Terdapat sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau
antennula. Udang juga memiliki sepasang sirip kepala. Untuk alat gerak udang
memiliki lima pasang kaki jalan, kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit
yang dinamakan cheladan pada bagian dalam terdapat , jantung dan insang.
Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang yang melekat pada ruas pertama
sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang
mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor
kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson.
Organ dalam yang bisa diamati adalah usus yang bermuara pada anus yang
terletak pada ujung ruas keenam.
Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan kerangka luar yang sangat
keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting hidup di air laut, air
tawar dan darat dengan ukuran yang beraneka ragam,, Walaupun kepiting
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai
kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan
empat pasang kaki jalan.
Kepiting memiliki sepasang mata yang terdiri dari beberapa ribu unit
optik. Matanya terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan ke

9
dalam rongga pada carapace ketika dirinya terancam. Kadang-kadang kepiting
dapat mendengar dan menghasilkan berbagai suara. Hal yang menarik pada
berbagai spesies ketika masa kawin, sang jantan mengeluarkan suara yang
keras dengan menggunaklan chelipeds-nya atau menggetarkan kaki jalannya
untuk menarik perhatian sang betina. Celah insang menjadi vaskular dan dapat
berfungsi sebagai paru-paru. Kepiting ini memompa udara melalui udara yang
tertahan di dalam celah insang yang harus diperbaharui secara teratur dengan
sering masuk ke dalam air.

10
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini
adalah organisme yang termasuk dalam phylum Arthopoda adalah udang,
memiliki sepasang mata majemuk bertangkai dan dapat digerakkan., mulutnya
terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang yang kuat. Terdapat
sepasang sungut besar atau antenna dan dua pasang sungut kecil atau
antennula. Udang juga memiliki sepasang sirip kepala (Scophocerit) dan
sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped). Untuk alat gerak udang memiliki
lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga
bercapit yang dinamakan cheladan pada bagian dalam terdapat
hepatopankreas, jantung dan insang. Udang termasuk kelas Crustaceae. Selain
itu, Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan kerangka luar yang sangat
keras, dan dipersenjatai dengan sepasang capit. Kepiting memiliki sepasang
mata yang terdiri dari beberapa ribu unit optik. Matanya terletak pada tangkai,
Kepiting termasuk kelas Arachnida.

B.Saran
Adapun saran saya yaitu agar praktikan lebih teliti dalam mengamati
bagian morfologi serta anatomi dari udang dan kepiting agar tujuan dari
praktikum dapat tercapai serta bahan yang dibawa dalam keadaan segar. Dan
juga harus teliti dan hati-hati dalam melakukan praktikum dan taat pada
peraturan di laboratorium.

11

Anda mungkin juga menyukai