PENDAHULUAN
Filum Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri) adalah sebuah
filum hewan laut yang mencakup bintang laut, Teripang, dan beberapa kerabatnya.
Kelompok hewan ini ditemukan di hampir semua kedalaman laut. Filum ini muncul
di periode Kambrium awal dan terdiri dari 7.000 spesies yang masih hidup dan
13.000 spesies yang sudah punah. Bentuk hewan yang sudah punah dapat diketahui
dari fosil termasuk Blastoidea, Edrioasteriodea, Cystoidea, dan beberapa hewan
Kambrium awal seperti Helicoplacus, Carpoidea, Homalozoa, dan Eocrinoidea
1
seperti Gogia. Echinodermata adalah filum hewan terbesar yang tidak memiliki
anggota yang hidup di air tawar atau darat. Hewan-hewan ini juga mudah dikenali
dari bentuk tubuhnya: kebanyakan memiliki simetri radial, khususnya simetri radial
pentameral (terbagi lima). Walaupun terlihat primitif, Echinodermata adalah filum
yang berkerabat relatif dekat dengan Chordata (yang di dalamnya tercakup
Vertebrata), dan simetri radialnya berevolusi secara sekunder.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Arthropoda diambil dari bahasa Yunani yaitu arthron = ruas dan
pous/podos = kaki. Muncul sejak zaman prakambrium sampai sekarang. Bentuk pada
umumnya memanjang, simetri bilateral, tersusun oleh tubuh yang beruas-ruas. Ruas-
ruas tubuh tersebut terbagi atas : kepala (cephalon), dada (thorax), perut (abdomen),
terkadang ada yang memiliki ekor (pygidium). Sebagian besar dari ruas-ruas tersebut
ada yang memanjang disebut dengan appendages yang berfungsi untuk berjalan,
menangkap, antenna, berenang dan sebagainya.
Bagian tubuhnya biasanya dilindungi oleh rangka luar yang tersusun dari
bahan khitinokalsium karbonat. Ukuran tubuhnya dari 0,25 mm sampai 340 cm. Pada
kelompok tertentu ada bagian-bagian tubuh yang menyatu seperti cephalotorax
(kepala-dada).
3
KARAKTERISTIK ARTHROPODA
Arthropoda memiliki tubuh dilapisi oleh kutikula (tersusun dari lapisan
protein dan zat kitin), yang berfungsi sebagai rangka luar (eksoskeleton). Lapisan
yang tebal dan keras ini walaupun dapat melindungi tubuh, akan tetapi menghambat
pertumbuhan. Akibatnya, hewan ini harus menggugurkan kulitnya dan menggantinya
secara periodik (molting). Sama seperti Nematoda, Arthropoda juga merupakan
anggota kelompok Ecdysozoa. Anggota filum Arthropoda merupakan hewan yang
memiliki tiga lapisan embrionik (triploblastik), dan telah memiliki selom sejati. Oleh
karena itu, Arthropoda adalah hewan triploblastik selomata. Tubuhnya berbentuk
simetris bilateral, sehingga merupakan kelompok Bilateria. Pada perkembangan
embrionya, mulut pada embrio Arthropoda terbentuk terlebih dahulu daripada anus,
sehingga hewan ini termasuk dalam kelompok Protostomia.
4
SISTEM SARAF
Arthropoda sudah memiliki sistem saraf yang berkembang dengan baik.
Hewan ini memiliki sepasang tali saraf di sepanjang tubuh di bawah perut (daerah
ventral), dan tali saraf tersebut membentuk sepasang ganglion ventral pada tiap
segmen tubuhnya. Hal ini membuat sistem saraf ini tampak seperti tangga tali. Pada
ujung anterior terdapat beberapa pasang ganglion dorsal (total tiga pasang pada
kebanyakan Arthropoda) yang bergabung membentuk otak. Akan tetapi, ganglion
ventral yang mengendalikan kebanyakan aktivitas hewan tersebut. Bahkan,
Arthropoda masih dapat makan, bergerak, dan kawin, walaupun otaknya sudah
dihilangkan.
SISTEM RESPIRASI
Arthropoda memiliki sistem respirasi yang beraneka ragam, bergantung dari
habitat dan ukuran tubuh mereka. Spesies yang berukuran kecil kadang tidak
memiliki sistem pernafasan. Sebab, rasio permukaan tubuh dibandingkan volume
yang tinggi membuat mereka dapat melakukan respirasi dengan difusi sederhana
melalui permukaan tubuhnya. Lain halnya dengan kelompok lain, misalnya Crustacea
memiliki insang, Arachnida memiliki paru-paru buku, dan kebanyakan serangga
memiliki trakea.
SISTEM EKSKRESI
Pada Arthropoda air, sisa metabolisme adalah ammonia yang sangat beracun
sehingga perlu untuk diencerkan sebanyak mungkin dengan air. Ammonia tersebut
dibuang melalui difusi melalui insang. Sedangkan Arthropoda darat menggunakan
sistem ekskresi yang berbeda. Sampah metabolisme adalah asam uric (asam urat)
yang bisa dieksresikan sebagai materi kering. Tubulus Malphigi adalah organ yang
melakukan filtrasi asam urat dari darah pada hemosel, membuang sampah tersebut ke
usus belakang, yang kemudian dikeluarkan melalui feses. Sebagian besar Arthropoda
air dan beberapa Arthropoda darat juga memiliki organ yang disebut nefridia atau
“ginjal kecil,” yang menyaring sampah lain dan mengeluarkannya sebagai urin.
5
SISTEM PENCERNAAN
Jenis makanan Arthropoda sangat bervariasi, hewan ini ada yang karnivora,
herbivora, detritivora, penyaring, dan ada juga yang sebagai parasit. Akibatnya terjadi
variasi anggota pelengkap (mulut, capit, dll.) yang disesuaikan dengan jenis makanan
mereka. Ada yang berfungsi sebagai penyayat daun, menyedot nektar, menyuntikkan
racun, dll. Arthropoda juga telah memiliki sistem pencernaan mulai dari mulut
sampai ke anus. Terdapat tiga area usus, yaitu usus depan, tengah, dan belakang.
Usus bagian tengah inilah yang memproduksi enzim dan menyerap sari makanan.
SISTEM REPRODUKSI
Sebagian Arthropoda bereproduksi secara seksual, akan tetapi ada juga yang
hermafrodit dan melakukan parthenogenesis di mana sel telur fertil dihasilkan tanpa
perkawinan. Fertilisasi pada Arthropoda air dapat bervariasi bergantung spesiesnya,
ada yang melakukan fertilisasi eksternal, dan ada juga melakukan fertilisasi internal.
Namun pada Arthropoda darat, fertilisasi umumnya terjadi secara internal. Mereka
menggunakan organ pelengkap yang dimodifikasi untuk melakukan pengiriman
sperma ke individu betina, atau bisa juga menggunakan “paket” sperma yang dikubur
dalam tanah. Nantinya “paket” tersebut akan ditemukan oleh individu betina dan
dimasukkan ke tubuhnya.
6
KLASIFIKASI PHYLUM ARTHROPODA
Secara tradisional, literatur lama menyebutkan adanya empat kelas utama
dalam filum Arthropoda, yaitu:
1. Kelas Crustacea: udang-udangan.
2. Kelas Myriapoda: berkaki banyak.
3. Kelas Arachnida: laba-laba.
4. Kelas Insecta: serangga.
Namun, bukti morfologi dan molekuler mengusulkan bahwa Arthropoda yang
masih hidup saat ini terbagi menjadi tiga klas, yaitu Chelicerata, Myriapoda, dan
Pancrustacea. Dan apabila ditinjau dari subfilum, maka terdapat empat subfilum:
1. Subfilum Chelicerata
2. Subfilum Myriapoda
3. Subfilum Crustacea
4. Subfilum Hexapoda
Akan tetapi, fosil yang paling sering di jumpai dalam filum ini hanya ada 2, ini di
akibatkan karena kelas yang lain susah untuk melakukan proses pemfosilan.
1. KLAS CRUSTACEA
Merupakan kelompok kepiting, udang dan balanus. Bentuk tubuh dari
crustacea dicirikan dengan adanya bagian tubuh yang keras tersusun oleh zat chitin,
calcareous chitinous atau calcareous exoskeleton.
7
Gambar 2.2: Klas Crustacea
8
Klas Crustacea dikelompokkan menjadi 5 subklas, yaitu : a) Subklas
Branchiopoda, b) Subklas Ostracoda, c) Subklas Copepoda, d) Subklas Cirripedia dan
e) Subklas Malacostraca.
Dua subklas yang cukup penting di dalam stratigrafi adalah :
A. Subklas Ostracoda
Berukuran kecil, berbentuk lensa, tersusun oleh dua cangkang, pembagian
ruas tubuhnya tidak jelas. Dalam pengamatan biasanya di gunakan
mikroskop karena ukuran tubuhnya berkisar 1-20 mm.
B. Subklas Cirripedia
Dikenal sebagai barnacle, hidup menambat pada usia dewasa, pada usia
muda berupa larva. Tubuh tersusun oleh cangkang atau lempeng antara 4-
10 buah. Contoh genus adalah Balamus yang membentuk batugamping
berumur pliosen atas, seperti yang ditemukan di miri.
2. KLAS ARACHNOIDEA
Merupakan kelompok laba-laba, kutu, kalajengking. Terdiri atas 3 ordo, yaitu
: Ordo Xiphosura, Ordo Eurypterida, Ordo Aglaspida. Arachnoidea dapat dijumpai
hidup di laut sampai darat. Tubuhnya terdiri dari cephalothorax dan abdomen. Alat
geraknya (walking legs) terdapat pada cephalotorax.
Ordo Xiphosura
Arachnoidea yang hidup di laut berukuran besar. Dikenal juga dengan
sebutan kepiting sepatukuda (horseshoe crab). Xiphosura diperkirakan sudah
muncul sejak masa paleozoikum dan surut pada mesozoikum. Saat ini yang
masih hidup tinggal genus Limulus.
9
Gambar 2.3: Genus Limulus berumur Resen
Ordo Eurypterida
Tubuh ditutupi lapisan kitin. Tubuh terbagi atas tiga bagian, yaitu :
prosoma, mesosoma dan metasoma. Prosoma disusun oleh 6 ruas yang
pertama ditutupi oleh perisai (carapace) berfungsi seperti kepala. Pada
bagian dorsal, carapace tersusun oleh sepasang mata (ocellus) dan dua mata
lateral berbentuk bulan sabit. Pada bagian ventral terlihat 6 pasang
appendages yaitu : yang ke 1 berupa chelicerae, 2-4 digunakan untuk
berjalan, yang ke 5 digunakan untuk keseimbangan dan ke 6 untuk berenang.
Pada perut (abdomen) terdiri dari 13 ruas dan tidak mempunyai
appendages. Ruas ke 7-12 adalah mesosoma, ruas ke 13-18 ditambah ekor
(telson) disebut metasoma. Bentuk tubuh meruncing ke arah telson.
10
2.2 PENGERTIAN PHYLUM ECHINODERMATA
KARAKTERISTIK ECHINODERMATA
Ciri-ciri utama Echinodermata adalah adanya tonjolan atau duri dari
permukaan (epidermis) kulitnya. Epidermis ini menutup endoskeleton (mesodermis)
keras yang terbuat dari kalsium karbonat (kalsit). Kemudian, karakteristik yang lain
adalah hewan dewasanya berbentuk simetri lima sisi (disebut simetri pentaradial).
Karakteristik unik lain dari hewan berkulit duri adalah adanya sistem saluran air yang
berfungsi untuk pertukaran gas, ekskresi, makan, indera sensorik, dan bergerak.
11
Susunan Tubuh Echinodermata
Hewan kulit berduri memiliki endoskeleton yang tersusun dari kalsium
karbonat (kalsit). Plat-plat endoskeleton ini disebut osikel (en: ossicles). Kerapatan
osikel-osikel inilah yang menentukan tingkat kekerasan (dan kelenturan) tubuh
Echinodermata. Susunan osikel yang tidak terlalu rapat dapat ditemukan pada bintang
laut. Sedangkan pada landak laut, susunan osikel sangat rapat dan membentuk
“tempurung” (en: test). Lain halnya dengan teripang, osikel-osikel pada hewan ini
sangat tersebar sehingga hewan ini fleksibel. Osikel-osikel tersebut kemudian
dibungkus oleh kulit (epidermis).
Tubuh Echinodermata memiliki sistem saluran air, yaitu sebuah jaringan dari
kanal-kanal hidrolik yang diturunkan dari rongga tubuh (selom). Sistem saluran air
ini berfungsi untuk pertukaran gas, makan, ekskresi, indera sensorik, dan bergerak.
Sistem ini bervariasi antar kelas-kelas, namun umumnya air masuk dan keluar
melalui lubang saringan (madreporite) yang terletak pada ujung aboral. Air kemudian
mengalir ke kanal-kanal (kanal radial, kanal batu, dan kanal cincin), bercabang-
cabang, dan berakhir di kaki tabung (en: tube feet). Kaki tabung terdiri dari ampulla
dan podium. Mekanisme kontraksi (atau relaksasi) dari kedua bagian ini digunakan
untuk bergerak dan menempel pada substrat.
SISTEM SARAF
Hewan berkulit duri memiliki sistem saraf radial sederhana yang terdiri dari
jaring-jaring saraf tanpa otak (pusat). Sistem saraf ini terdiri dari cincin saraf yang
mengelilingi mulut dengan cabang-cabang yang menuju ke setiap lengan. Senada
dengan sistem sarafnya yang masih sederhana, alat indera khusus pada golongan
hewan ini juga sangat terbatas (umumnya hanya berupa indera sentuhan pada kaki
tabung) dan bahkan tidak ditemukan pada beberapa spesies.
12
SISTEM RESPIRASI DAN SIRKULASI
Pertukaran gas pada sebagian besar hewan ini terjadi melalui difusi pada
permukaan tubuh dan kaki tabung.[3] Sistem ini (respirasi, sirkulasi, dan ekskresi)
juga termasuk bagian dari sistem saluran air Echinodermata.
SISTEM EKSKRESI
Echinodermata tidak memiliki organ khusus ekskresi, sehingga sampah
nitrogen dalam wujud ammonia dibuang melalui difusi dari permukaan tubuhnya
(mekanisme yang sama dengan respirasi).
SISTEM PENCERNAAN
Cara makan golongan hewan berkulit duri ini bervariasi antar takson.
Crinoidea cenderung merupakan penyaring pasif, mereka menyaring makanan dari air
yang lewat. Sebagian besar Echinoidea adalah pemakan ganggang. Holothuroidea
adalah pemakan endapan. Kemudian, sebagian besar Asteroidea adalah pemburu
aktif.
Akibatnya, hewan kulit berduri memiliki sistem pencernaan yang juga
bervariasi tergantung makanan masing-masing. Asteroidea memiliki mulut,
kerongkongan, lambung, usus, rektum, dan anus pada permukaan bagian tengah
ujung aboralnya. Pada banyak spesies, isi perut bisa dikeluarkan untuk mencerna
makanan diluar tubuh. Pada spesies yang lain seperti pada bintang ular laut, mereka
memiliki lambung buntu tanpa usus dan anus. Pada hewan ini, sisa pencernaan
dikeluarkan melalui mulut.
SISTEM REPRODUKSI
Kebanyakan hewan kulit berduri berkembang biak secara seksual dengan
fertilisasi eksternal. Mereka juga dapat dibedakan antara jantan dan betina
(gonokoris). Sel-sel gamet dilepaskan ke air di mana fertilisasi terjadi, menetas, dan
berkembang menjadi larva yang memiliki simetri bilateral.
13
Akan tetapi ada juga spesies yang hermafrodit, dan ada juga yang dapat berkembang
biak secara aseksual. Beberapa spesies tersebut berkembang biak aseksual dengan
parthenogenesis (sel telur fertil dihasilkan tanpa perkawinan) atau membelah diri.
14
Kelas-Kelas Filum Echinodermata
1. Kelas Crinoidea: adalah golongan lilia laut. Hewan ini umumnya berbentuk
seperti tumbuhan dan sesil.
2. Kelas Asteroidea: adalah golongan bintang laut. Hewan ini umumnya
predator, memiliki lima lengan, memiliki mulut, kerongkongan, lambung,
usus, rektum, dan anus pada permukaan bagian tengah ujung aboralnya.
3. Kelas Ophiuroidea: adalah golongan bintang ular laut. Hewan ini umumnya
detritivora, memiliki lima lengan yang fleksibel dan cukup panjang, memiliki
lambung buntu tanpa usus dan anus.
4. Kelas Echinoidea: adalah golongan landak laut (bulu babi). Hewan ini
umumnya pemakan ganggang, berbentuk bola keras berduri, susunan osikel
sangat rapat sehingga membentuk “tempurung” keras (en: test). Hewan ini
tidak memiliki lengan.
5. Kelas Holothuroidea: adalah golongan mentimun laut (teripang). Hewan ini
umumnya pemakan endapan (sisa-sisa organisme), berbentuk lonjong,
susunan osikel sangat tersebar sehingga fleksibel. Hewan ini tidak memiliki
lengan.
15
CONTOH DAN MANFAAT ECHINODERMATA
Hewan berkulit duri ini sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk
dikonsumsi. Hewan yang umumnya dikonsumsi adalah bulu babi dan teripang. Selain
itu, Echinodermata juga mempunyai peranan penting pada ekosistem laut karena
mereka merupakan pemakan sisa-sisa organisme. Mereka juga menjaga populasi
ganggang tetap terkendali. Berikut ini adalah contoh-contoh hewan kulit berduri:
1. Teripang Pasir
Kelas: Holothuroidea
Ordo: Aspidochirotida
Familia: Holothuriidae
Genus: Holothuria
Spesies: Holothuria scabra
16
2. Landak Laut Ungu
Kelas: Echinoidea
Superordo: Echinacea
Ordo: Camarodonta
Familia: Parechinidae
Genus: Paracentrotus
Spesies: Paracentrotus lividus
17
3. Bintang Laut Biru
Kelas: Asteroidea
Ordo: Valvatida
Familia: Ophidiasteridae
Genus: Linckia
Spesies: Linckia laevigata
18