Anda di halaman 1dari 19

JUDUL : ARTHROPODA DAN ECHINODERMATA

NAMA KELOMPOK : 1. Bela Hidayah


2. Chelsy Putri Ananda
3. Nia Marcellya
4. Wina Fatmalia Sari
5. Aditya Fhinanda Vaully
6. M. Zacky
7. Fitra Zicaroas
ARTHROPODA

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =


kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau
bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda
merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.

 Ukuran dan bentuk tubuh


Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki
panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula
dengan bentuk Arthropoda pun beragam.

 Struktur tubuh
Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang bervariasi.Pada
tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang beruas.Segmen
bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks (dada), dan
abdomen (perut).

Ciri lain dari Arthropoda adalah adanya kutikula keras yang membentuk rangka
luar (eksoskeleton).Eksoskeleton tersusun dari kitin yang di sekresikan oleh sel
kulit.Eksoskeleton melekat pada kulit membentuk perlindungan tubuh yang
kuat.

Eksoskeleton terdiri dari lempengan-lempengan yang dihubungkan oleh


ligamen yang fleksibel dan lunak.Eksoskeleton tidak dapat membesar
mengikuti pertumbuhan tubuh.Oleh karena itu, tahap pertumbuhan
Arthropoda selalu diikuti dengan pengelupasan eksoskeleton lama dan
pembentukan eksoskeleton baru.

Tahap pelepasan eksoskeleton disebut dengan molting atau ekdisis.Hewan


yang biasanya melakukan ekdisis misalnya kepiting, udang, dan laba-laba.

Sistem saraf Arthropoda berupa sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang
yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.

Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran saraf tangga tali yang
disebut ganglia.Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian
berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai
otak.

Sistem pencernaan Arthropoda terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus,


dan anus.Mulutnya dilangkapi dengan berbagai alat tambahan yang beragam,
misalnya mandibula dan maksila pada belalang.

Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa


metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut
saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.

Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari


jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang
disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa.

 Cara hidup dan habitat


Cara hidup Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit,
komensal, atau simbiotik.Dilingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan
ini, misalnya nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah.

Habitat penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar,


gurun pasir, dan padang rumput.

 Reproduksi
Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual.Namun ada
juga yang secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi
(pembuahan).Individu yang dihasilkan bersifat steril.Organ reproduksi jantan
dan betina pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet
pada individu yang berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua).Hasil
fertilisasi berupa telur.

Klasifikasi Arthropoda
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 20 kelas berdasarkan struktur tubuh dan
kaki.Berikut ini akan diuraikan empat kelas diantaranya yang paling umum,
yaitu Kelas Arachnoidea, Myriapoda, Crustacea, dan Insecta

 Arachnida
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga
kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja.Kalajengking
adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32
spesies.Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil
dari 0,5 mm sampai 9 cm.Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat)
yang hidup secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas
bersifat karnivora.

Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan


Acarina. Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen
terakhir, contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan
ketunggeng ( Buthus after).

Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun


pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba serigala
(Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).Acarina
memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau
(Acarina sp.).

Berikut adalah ciri-ciri dari salah satu hewan Arachnoidea yang sering kita


jumpai, yaitu laba-laba.Tubuhnya terdiri dari dua bagian, yaitu sefalotoraks
(kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian
posterior.Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau kaput
(kepala) dan bagian toraks (dada).

Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat sengat), sepasang


pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.Kalisera dan
pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut.
Pada bagian abdomen (opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan
metasoma.Pada bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan
organ berbentuk kerucut dan dapat berputar bebas.

Didalam spineret terdapat banyak spigot yang merupakan lubang pengeluaran


kelenjar benang halus atau kelenjar benang abdomen.Kelenjar benang halus
mensekresikan cairan yang mengandung protein elastik.Protein elastik
tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus yang digunakan
untuk menjebak mangsa.

Laba-laba bernapas dengan paru-paru buku atau trakea.Paru-paru buku adalah


organ respirasi berlapis banyak seperti buku dan terletak pada bagian
abdomen.Ekskresi laba-laba dilakukan dengan tubula ( tunggal = tubulus )
Malpighi.

Tubula Malpighi merupakan tabung kecil panjang dan buntu dan organ ini
terletak di dalam hemosol yang bermuara ke dalam usus.Selain Tubula
Malpighi, ekskresi lainnya dilakukan dengan kelenjar koksal.Kelenjar koksal
merupakan kelenjar ekskretori buntu yang bermuara pada daerah koksa
(segmen pada kaki insecta).

 Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan
hewan berkaki banyak.Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang
kita lihat di lingkungan sekitar kita.Myriapoda hidup di darat pada tempat
lembap, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.Bagian tubuh
Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen.Tubuhnya memanjang
seperti cacing.

Pada kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang
bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli
(mata tunggal).Tubunya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota
badan pada tiap segmennya.

Setiap segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke
trakea.Ekskresinya dengan tubula malpighi.Myriapoda bersifat dioseus dan
melakukan repsroduksi seksual secara internal.Myriapoda dibedakan menjadi
dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplopoda.

1. Chilopoda
Kelompok hewan ini dikenal sebagai kelabang.Tubuhnya memanjang dan agak
pipih.Pada kepalanya terdapat antena dan mulut dengan sepasang mandibula
dan dua pasang maksila.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat kaki dan
sepasang spirakel.

Pasangan pertama kaki termodifikasi menjadi alt beracun.Alat penyengat


digunakan unutk menyengat musuh atau pengganggunya.Sengatannya
menimbulkan bengkak dan rasa sakit.Contoh hewan ini adalah kelabang
(scutigera sp.).

2. Diplopoda
Hewan pada ordo ini dikenal dengan kaki seribu, meskipun jumlah kakinya
bukan berjumlah seribu.Ada yang menyebutkan nama lain seperti
keluwing.Tubuhnya bulat panjang.Mulutnya terdiri dari dua pasang maksila
dan bibir bawah.Pada tiap segmen tubuhnya terdapat dua pasang kaki dan dua
pasang spirakel.

Diplopoda tidak memiliki cakar beracun karenanya hewan ini bersifat hebivora
atau pemakan sisa organisme.Gerakkan hewan ini lambat dengan kaki yang
bergerak seperti gelombang.Bila terganggu hewan ini akan menggulungkan
tubuhnya dan pura-pura mati.Contoh hewan ini adalah kaki seribu(lulus sp.).

3. Crustacea
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang
keras.Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini.

Umumnya hewan Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang


hidup di darat. Mayoritas merupakan hewan akuatik, hidup di air tawar atau
laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat,
seperti kepiting darat. Mayoritas dapat bebas bergerak, walaupun beberapa
takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya.

Ciri Arthropoda
1. Tubuh tersegmentasi. Ini berarti bahwa mereka akan memiliki tubuh
yang terdiri dari lebih dari satu bagian. Laba-laba memiliki dua segmen
dan lalat memiliki tiga segmen.
2. Banyak kaki bersendi atau anggota badan. Laba-laba memiliki 8 kaki, kaki
seribu dapat memiliki … Ratusan! lalat memiliki tiga segmen.
3. Sebuah eksoskeleton. Ini adalah kerangka eksternal. Seperti baju besi,
melindungi tubuh arthropoda. Ketika arthropoda lahir eksoskeleton yang
lembut tapi mengeras dengan cepat dan dapat ditumpahkan saat
makhluk tumbuh. Arthropoda adalah invertebrata, yang berarti bahwa
mereka tidak memiliki tulang belakang.
4. berdarah dingin. Arthropoda adalah berdarah dingin – yang berarti, suhu
tubuh mereka tergantung pada suhu lingkungan sekitar mereka.
Arthropoda adalah beberapa hewan paling menarik di dunia.
5. habitat. Arthropoda yang di seluruh dunia dalam distribusi mereka dan
menempati berbagai habitat termasuk laut dalam, perairan pesisir,
habitat darat, sungai dan sungai air tawar, hutan, gurun, semak belukar,
dan padang rumput.
6. Mempunyai 3 bagian tubuh utama yakni tubuh bersegmen (ruas),
rangka luar (eksoskeleton) keras, dan ekor.
7. Tubuh yang terdiri dari caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen
(perut) yang bersegmen-segmen
8. Tubuh terbungkus kutikula sebagai kerangka luar yang terbuat dari zat
protein dan zat kitin
9. Memiliki ukuran tubuh yang beragam
10.Bentuk tubuh simteris bilateral
11.Sifat hidup arthropoda adalah parasit, hetertropik, dan hidup dengan
bebas
12.Memiliki alat pernapasan yang berupa trakea, insang, dan paru-paru
(berbuku)
13.Bereproduksi secara aseksual dan seksual
14.Alat pencernaan yang sempurna atau lengkap mulai dari mulut,
kerongkongan, usus, dan anus
15.Arthropoda hidup di air tawar, darat, laut, dan udara
16.Sistem peredaran darah arthropoda adalah terbuka dengan darah yang
tidak mengandung hemoglobin melainkan hemosianin
Ciri Umum Arthropoda
Arthropoda termasuk golongan hewan triplobastik selomata,  yaitu mempunyai
rongga sejati dan tiga lapisan tubuh. Tubuh Arthropoda berbuku-buku/ beruas-
ruas, kakinya pun beruas-ruas, mempunyai rangka luar (eksoskeleton) dari
bahan kitin yang berguna untuk melindungi alat-alat tubuh bagian dalam dan
dapat memberikan bentuk tubuh.

Tubuh Arthropoda dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks) dan


perut (abdomen). Jika Arthropoda dipotong menjadi dua, maka bersifat simetri
bilateral. Mulutnya terdapat pada bagian ujung anterior dan anus terdapat
pada ujung posterior.

Arthropoda Mempunyai alat-alat tubuh yang sudah lengkap meliputi alat


pencernaan, yaitu mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan
insang, trakea, permukaan tubuh, atau dengan paru-paru buku

Reproduksi Arthropoda
Reproduksi Arthropoda dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual
Arthropoda dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa
pembuahan oleh hewan jantan) dan paedogenesis(terjadi reproduksi pada
individu yang muda, yaitu pada larva). Jenis alat kelamin Arthropoda sudah
terpisah
Jenis Arthropoda
Arthropoda dikelompokkan atas Crustaceae  (udang-
udangan), Insekta (serangga), Arachnoidea(labah-labah), dan Myriapoda  (kaki
seribu).

a) Ciri-ciri Crustaceae
Crustaceae disebut juga sebagai kelompok udang-udangan, contohnya: udang,
kepiting, dan yuyu. Anda tentu sudah mengetahui tempat hidup kelompok
hewan ini, yaitu di air laut, danau, dan sungai.

Tubuh Crustaceae mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin


dan kapur, sehingga disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya
Crustaceae berjumlah dua pasang, mempunyai kaki satu pasang pada tiap ruas
tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting mempunyai 5 pasang kaki jalan.

Kepala dan dada Crustaceae menyatu disebut sefalotoraks.  Bagian kepala dan


dada dilindungi oleh tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Kakinya
dapat digunakan untuk berjalan, berenang, atau menempel di perairan.

Sistem pencernaan Crustaceae dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung,


usus, dan anus. Sisa metabolismenya keluar melewati kelenjar hijau. Sistem
sarafnya menggunakan susunan saraf tangga tali, respirasinya menggunakan
insang.

Jenis kelamin Crustaceae sudah dapat dipisahkan dan bersifat hermaprodit.


Pembuahan terjadi secara internal, telur yang berisi zigot menetas menjadi
larva, selanjutnya tumbuh menjadi dewasa melalui pergantian kulit berkali-
kali.

Contoh dari anggota ini adalah udang windu (Penaeus), udang galah
(Macrobium resenbergi), udang air tawar (Cambarus virilis), ketam
(Parathelpusa tredenlata), kepiting (Portunus sexdentalus), dan rajungan
(Neptunus pelagicus).

Tubuh hewan ini mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin
dan kapur, sehingga disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya
berjumlah dua pasang, mempunyai kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh,
sedangkan pada udang atau kepiting mempunyai 5 pasang kaki jalan.

Kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks. Bagian kepala dan dada


dilindungi oleh tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Peranan
Crustaceae lebih banyak menguntungkan bagi kita, misalnya sebagai sumber
protein hewani karena mengandung protein tinggi seperti udang, kepiting, dan
rajungan.
b) Ciri-ciri Insekta
Kelompok Insekta  atau serangga mempunyai species sangat banyak, hidupnya
di darat dan air. Ukuran tubuh Insekta relatif kecil. Insekta sering disebut juga
sebagai heksapoda, yaitu mempunyai kaki enam (3 pasang).

Tubuh dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Pada kepala Insekta terdapat
sepasang antena yang dapat digunakan untuk membau dan meraba. Terdapat
juga mulut, mata majemuk (mata faset) ada yang bermata tunggal (oselus).
Mulut insekta menurut fungsinya dibedakan menjadi empat tipe, yaitu tipe
penjilat dan pengisap (lalat rumah), tipe pengisap (kupu-kupu), tipe penusuk
dan pengisap (nyamuk), dan tipe penggigit (belalang).
Bagian dada terdiri atas 3 ruas dan terdapat 3 pasang kaki beruas-ruas, juga
terdapat sayap. Adapun pada perut terdapat 6 sampai 11 ruas, pada ruas
belakang posterior sebagai alat reproduksi. Pada Insekta betina terdapat alat
peletak telur yang disebut ovipositor  serta kantung untuk menyimpan sperma.

Respirasinya menggunakan pembuluh trakea, yaitu udara dari luar masuk ke


jaringan melalui pembuluh trakea. Jumlah jantungnya 5 buah dan sistem
peredaran darahnya bersifat terbuka. Sistem ekskresinya menggunakan
pembuluh malphigi yang mengelilingi anus. Daur hidup serangga ini mengalami
perubahan bentuk yang disebut metamorfosis. Akan tetapi ada jenis insekta
tidak mengalami metamorfosis yang digolongkan sebagai
serangga ametabola,  misalnya kutu buku (Lepisma).
Metamorfosis tidak sempurna terjadi pada ordo Orthoptera, Hemiptera, dan
Homoptera. Kelompok Insekta ada dua kelas, berdasarkan ada tidaknya sayap,
yaitu Insekta yang tidak mempunyai sayap (apterygota) contohnya adalah kutu
buku dan yang mempunyai sayap (pterygota). Kelas ini dibagi lagi menjadi
beberapa ordo dengan mengamati sayap dan mulutnya.

Apa peranan serangga dalam kehidupan? Beberapa jenis penyerbukan


tanaman dibantu oleh serangga, jenis serangga apa sajakah itu?Lebah madu
dapat menghasilkan madu, ulat sutera menghasilan sutera.

c) Ciri-ciri Arachnoidea (Labah-Labah)
Pada kelompok Arachnoidea, tubuhnya memiliki kepala (bersatu dengan dada
disebut kepala dada) dan perut. Pada kepala terdapat sepasang kelisera,
bentuknya meruncing dan ujungnya berlubang sebagai alat sengat berisi
kelenjar racun, sepasang pedipalpus sebagai alat capit berbentuk seperti
gunting, dan empat pasang kaki; tidak mempunyai antena, bernapas dengan
paru-paru buku, trakea, atau kedua-duanya.

(1) Ciri-ciri Scorpionidae

(Kala, Kalajengking) Tubuh Scorpionidae, terdiri atas bagian kepala yang


bersatu dengan dada (sefalotoraks) dan perut (abdomen)  beruas-ruas,
semakin ke belakang semakin mengecil membentuk ekor.

Pada sefalotoraks terdapat sepasang alat mulut seperti penjepit yang


disebut pedipalpi, fungsinya sebagai alat peraba sekaligus sebagai penangkap
mangsanya. Sepasang alat mulut bentuknya kecil disebut kelisera  yang
berfungsi untuk mengunyah mangsanya, beberapa pasang mata tunggal besar
atau kecil serta empat pasang kaki pada bagian sefalotoraks.
Pada ruas-ruas abdomen bagian ekor paling ujung, bentuknya membulat dan
meruncing, ujungnya merupakan alat sengat yang mengeluarkan racun,
berguna untuk melumpuhkan mangsa yang telah ditangkapnya. Sedangkan
pada abdomen depan bagian bawah terdapat lubang kecil (stigma) sebagai alat
respirasi yang berhubungan dengan saluran trakea.

(2) Ciri-ciri Arachnida (Labah-Labah)

Tubuh Arachnida (labah-labah) terdiri atas sefalotoraks dan abdomen yang


tidak beruas-ruas, bagian antara sefalotoraks dan abdomen meramping. Pada
bagian sefalotoraks terdapat sepasang keliserayang dapat mengeluarkan
racun.

Fungsi racun ini untuk melumpuhkan mangsanya, terdapat pedipalpus yang


digunakan untuk menekan dan mengunyah mangsanya (makanan) dan di
antara pedipalpus terdapat lubang mulut kecil.

(3)  Ciri-ciri Acarinae (Caplak)

Pada Acarinae  (caplak) terdapat kepala, dada, dan abdomen yang menjadi satu
dan tidak beruas-ruas, memiliki empat pasang kaki beruas-ruas. Caplak ada
yang hidup sebagai parasit dan ada pula yang bebas. Jika hidupnya sebagai
parasit pada anjing, maka caplak betina akan menghisap darah anjing hingga
tubuhnya menggelembung. Bila hendak bertelur, maka akan meloloskan diri
dan memilih tempat untuk bertelur, kemudian mati.
Pada manusia, caplak dapat menyebabkan penyakit kudis, yaitu hidup parasit
pada kulit. Caplak ini menyebabkan rasa gatal pada kulit karena caplak betina
saat bertelur membuat lubang parit pada kulit dan telurnya diletakkan dalam
parit.

d) Ciri-ciri  Myriapoda

Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada
bagian dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat
peraba besar, dan sepasang alat peraba kecil yang beruas-ruas.

Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Myriapoda melakukan


respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang
kecil (stigma), letaknya pada dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut
disebut spirakel. Sistem peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada
bagian punggung. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.
Ukuran dan bentuk tubuh Arthropoda
Ukuran tubuh Arthropoda bervariasi, ada yang berukuran kecil kurang dari 0,1
mm (misalnya tungau dan kutu) hingga yang berukuran lebih dari 3 m
(misalnya kepiting Macrocheira kaempferi). Bentuk tubuh Arthropoda sangat
bervariasi. Tubuhnya simetri bilateral dan dilindungi oleh eksoskeleton (rangka
luar).

Arthropoda memiliki anggota tubuh dengan struktur dan fungsi yang berbeda-
beda, misalnya sayap untuk terbang, kaki untuk berjalan atau berenang, capit
untuk menangkap mangsa, alat kopulasi, alat untuk pertahanan tubuh, dan
alat reseptor sensori.

Struktur dan fungsi tubuh Arthropoda


Tubuh Arthropoda terdiri atas segmen-segmen dengan jumlah yang bervariasi.
Segmen-segmen tubuhnya dapat dibedakan menjadi bagian kepala (kaput),
dada (toraks), dan perut (abdomen). Tubuh Arthropoda terbungkus oleh
kutikula atau suatu kerangka luar (eksoskeleton) dan zat kitin.

Eksoskeleton tidak dapat tumbuh membesar, sehingga sewaktu-waktu


Arthropoda harus melepaskan eksoskeletonnya yang lama dan menyekresi
eksoskeleton baru yang lebih besar sesuai dengan ukuran tubuhnya. Proses
pelepasan eksoskeleton pada Arthropoda disebut molting atau ekdisis. Molting
memerlukan energi yang sangat besar. Pada masa molting, hewan
bersembunyi, tidak makan, dan rentan terhadap pemangsa.

Sistem pencernaan makanan Arthropoda lengkap, mulai dan mulut, esofagus,


lambung, usus, dan anus. Sistem peredaran darah terbuka, terdiri atas jantung,
arteri pendek, dan sinus. Sinus merupakan ruangan yang mengelilingi jaringan
dan organ. Kumpulan sinus disebut hemosol. Cairan darah pada Arthropoda
disebut hemolimfa.

Arthropoda bernapas dengan insang, sistem trakea, paru-paru buku, atau


permukaan tubuhnya. Sistem trakea terdiri atas saluran udara yang bercabang-
cabang. Pertukaran udara terjadi melalui lubang-lubang respirasi pada setiap
segmen tubuh yang disebut spirakel atau stigma.

Alat ekskresi berupa tubulus Malpighi atau kelenjar ekskresi. Sistem saraf
berupa sistem saraf tangga tali yang dilengkapi dengan ganglia atau otak.
Organ sensori Arthropoda berkembang baik, yaitu mata untuk penglihatan,
antena untuk sentuhan dan penciuman, dan reseptor olfaktori sebagai indra
penciuman.
Sistem Organ Arthropoda

 Sistem Pencernaan Arthropoda: Pencernaam


Arthropoda merupakan sistem pencernaan yang sempurna
dengan dilengkapi alat pencernaan lengkap yang terdiri dari
mulut, kerongkongan, usus, dan anus . Mulut dilengkapi
dengan alat-alat mulut dan anus terdapat di segmen posterior

 Sistem Peredaran Darah Arthropoda: Peredaran darah


Arthropoda adalah terbuka dan darahnya berwarna biru,
karena mengandung hemosianin.

 Sistem Pernapasan Arthropoda: Arthropoda memiliki


sistem pernapasan berupa trakea, insang, paru-paru buku
atau melalui seluruh permukaan tubuhnya.

 Sistem Ekskresi Arthropoda: Arthropoda memiliki sistem


ekskresi yang berupa kelenjar hijau atau dengan pembuluh
malpigih yang berupada pada usus belakang

 Sistem Saraf Arthropoda: Sistem saraf arthropoda berupa


tangga tali dan alat peraba yang berupa antena. Ganglia
berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian seluruh
kegiatan

 Sistem Reproduki Arthropoda: Reproduksi Arthropoda


dilakukan secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan
paedogenesis). Sistem reproduksi Arthropoda adalah terpisah,
artinya ada hewan jantan dan ada juga hewan betina.

Cara Reproduksi Arthropoda


Arthropoda bereproduksi secara generatif. Pada umumnya
gonokoris atau alat kelamin terletak pada individu yang berbeda,
namun ada pula yang hermafrodit. Reproduksi Arthropoda dapat
terjadi melalui perkawinan (kopulasi) dan partenogenesis.

Partenogenesis adalah pembentukan individu baru tanpa melalui


pembuahan, di mana sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma akan
tumbuh menjadi individu jantan yang memiliki jumlah kromosom
separuh dan individu betina

Contoh Ordo Insekta

Ordo Ciri-Ciri Contoh

Mempunyai 2 pasang
sayap lurus, sayap depan
Kecoa,
Orthoptera tebal, tipe mulut penggigit,
belalang,Jangkrik
mengalami metamorfosis
tak sempurna.
Semua sayapnya sama,
tipe mulut penggigit,
Isoptera Rayap, laron
metamorfosis tak
sempurna.
Hemiptera Mempunyai 2 pasang Walang sangit,kutu
sayap, sayap depan tebal, busuk
sayap belakang tipis,
metamorfosis tak
sempurna, tipe mulut
penusuk dan pengisap.
Memiliki 2 pasang sayap,
sayap depan lebih keras
dibandingkan sayap
Kutu daun,
Homoptera belakang, tipe mulut
kutuKepala
penusuk dan pengisap,
metamorfosis tak
sempurna
Memiliki 2 pasang sayap
tidak dilipat, sayap depan
dan belakang hampir
Odonata sama, tipe mulut Capung
pengunyah dan penggigit,
metamorfosis tidak
sempurna.
Memiliki 2 pasang sayap
depan tebal seperti perisai,
Coleoptera sayap belakang tipis, tipe Kepik air
mulut penggigit,
metamorfosis sempurna.
Memiliki 2 pasang sayap
yang bersisik warna-warni,
Lepidoptera Kupu-kupu
tipe mulut pengisap,
metamorfosis sempurna.
Memiliki satu pasang
sayap tipis, tipe mulut Nyamuk,
Diptera
penusuk dan penjilat, lalatRumah
metamorfosis sempurna.
Memiliki 2 pasang sayap
yang berupa selaput tipis,
Hymenoptera Semut, lebahMadu
tipe mulut penggigit,
metamorfosis sempurna.
Tidak memiliki sayap,
tubuhnya pipih lateral,
berkaki pendek dan kuat
Kutu anjing,kutu
Siphonophtera untuk melompat. Bermata
kucing,kutu tikus
tunggal, tipe mulut
menusuk dan menghisap,
metamorfosis sempurna.

Anda mungkin juga menyukai