Anda di halaman 1dari 18

1

MAKALAH KIMIA
SISTEM KOLOID

Guru Pembimbing :
Eny Rachmawati, S. Pd.

DISUSUN OLEH :

Sherin Oktavia

XI MIPA 1

SMA NEGERI 01 LEBONG


TAHUN AJARAN 2022 / 2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Koloid ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah kimia  yang berjudul Makalah Koloid ini. Dan kami
juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Koloid
ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

LEBONG, APRIL 2023

penulis
3

DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………….1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..…..4
A. Latar Belakang……………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah.………………………………………………………4
C. Tujuan……………………………………………………………………...5
D. Manfaat…………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………6
A. Pengertian Koloid………………………………………………………..6
B. Jenis-Jenis Kolid.………………………………………………………..6
C. Sifat-Sifat Koloid…………………………………………………………8
D. Cara Pembuatan Koloid…………………………………...................11
E. Manfaat Koloid di Kehidupan………………………………………...12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...14
A. Saran……………………………………………………………………...14
B. Kesimpulan………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..15
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran dua atau lebih zat yang
bersifat homogen namun memiliki bentuk partikel terdispersi yang cukup besar
(1-100 nm), sehingga terkena efek Tyndall. Sistem koloid ini berhubungan
dengan proses-proses di alam sehingga mencakup beberapa bidang. Misalnya
saja makanan yang kita makan (berukuran besar) sebelum digunakan oleh
tubuh, terlebih dahulu diproses sehingga membentuk koloid dan protoplasma
dalam sel-sel makhluk hidup.
Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
bercampur oleh beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat tercampur secara
merata. Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk susu akan bermpur
merata dengan air panas. Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya
polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan debu.
Oleh karena itu harus dilakukannya pembelajaran yang lebih mendalam
lagi mengenai sistem koloid ini karenan mengingat banyak kegunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem koloid?
2. Apa saja jenis-jenis sistem koloid itu?
3. Apa saja sifat-sifat koloid?
4. Bagaimana cara membuat koloid?
5. Bagaimana peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari?
5

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu koloid dan sistemnya.
2. Mengetahui jenis-jenis koloid dan sifat-sifat koloid.
3. Mempelajari proses pembuatan koloid.
4. Menambah wawasan tentang manfaat koloid.
5. Memenuhi tugas semester dua pelajaran kimia.

D. Manfaat
1. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dan bisa menjadi acuan untuk
berkarya.
2. Pelajar dapat mengetahui tentang koloid seperti sistem koloid, sifat-sifat
koloid dan cara pembuatan koloid.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Koloid

Koloid merupakan jenis campuran heterogen yang terbentuk karena


adanya dispersi suatu zat ke dalam zat lain yang dicampurkan. Sehingga, di
dalam koloid itu terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi.
Fase terdispersi adalah zat yang mengalami penyebaran secara
merata dalam suatu zat lain, sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya
penyebaran secara merata disebut medium pendispersi. Pengertian fase
berbeda dengan wujud, karena ada zat yang wujudnya sama, tetapi fasenya
berbeda. Contohnya, santan. Kalau kita lihat lebih jelas, ternyata pada santan
terdapat butiran minyak dalam air. Butiran minyak tersebut mempunyai fase yang
berbeda dengan air, walaupun keduanya berwujud cair. Butiran minyak sebagai
fase terdispersi, sedangkan air sebagai medium pendispersi. Oleh sebab itu,
suatu koloid selalu mempunyai fase terdispersi dan medium pendispersi.
Contoh sistem koloid lainnya yang bisa kita temui di kehidupan sehari-hari
antara lain ada mayones, keju, jelly, cat, kosmetik, dan obat-obatan. Bahkan,
darah yang ada di dalam tubuh kita itu termasuk sistem koloid.

B. Jenis-Jenis Koloid

Pada koloid, fase terdispersi dan medium pendispersi bisa berwujud


padat, cair, dan gas. Oleh karena itu, berdasarkan perbedaan antara fase
terdispersi dan medium pendispersinya, sistem koloid dibagi menjadi 8, yaitu
bisa lihat di tabel berikut.
7

1. Sol Padat

Sol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi


yang padat juga. Sol padat ini terbentuk karena pengaruh tekanan dan suhu,
sehingga menghasilkan padatan yang kokoh dan keras. Contohnya, batuan
ruby (batuan permata). Batuan ruby ini merupakan padatan kromium (Cr) yang
tersebar dalam padatan aluminium oksida. Sehingga, dari sini dapat terlihat
kalau padatan kromium (Cr) itu sebagai fase terdispersi dan padatan aluminium
oksida (AI2O3) sebagai medium pendispersi. 

2. Emulsi Padat

Selanjutnya, ada emulsi padat yang memiliki fase terdispersi berupa


cairan dalam medium pendispersi padat. Contohnya, agar-agar. Agar-agar
terbuat dari air (fase terdispersi) yang dicampur dengan bubuk agar-agar
(medium pendispersi). Pada saat bubuk agar-agar dipanaskan dalam air, serat
dari agar-agar akan bergerak bebas. Saat proses pendinginan, serat tersebut
akan saling merapat dan memadat. Jadi, pada agar-agar itu, partikel-partikel air
terdispersi atau tersebar dalam partikel agar-agar .
8

3. Buih Padat

Busa padat memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium


pendispersi padatan, atau bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam
padatan. Contohnya, spons. Jika dilihat, spons itu merupakan sebuah padatan,
tapi ketika dipencet ternyata isinya udara. Itu tandanya, partikel-partikel udara
atau gasnya tersebar dalam medium padat.

C. SIFAT-SIFAT KOLOID

Macam-macam sifat koloid :

1. Efek Tyndall

Sifat koloid yang pertama adalah Efek Tyndall. Efek Tyndall pertama kali
ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama John Tyndall. Efek
Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh partikel
koloid. Ketika ada berkas cahaya diarahkan ke larutan, cahaya tersebut akan
diteruskan, sehingga kita tidak bisa melihatnya. Hal ini karena larutan bersifat
homogen. Tapi, ketika berkas cahaya diarahkan ke koloid dan suspensi,
berkas cahaya akan dihamburkan, sehingga jejaknya dapat terlihat.
Contohnya seperti gambar di bawah ini.
9

Contoh Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari, yaitu ketika kita


membuka jendela pada siang hari. Saat sinar matahari masuk ke dalam
ruangan, maka akan terlihat jelas partikel-partikel debu yang beterbangan. Hal
Ini karena ukuran partikel debu jauh lebih besar dari pada panjang gelombang
cahaya. 

2. Gerak Brown

Pada 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil


mengamati gerakan partikel koloid. Ia menemukan, ternyata secara
mikroskopis, partikel-partikel koloid akan bergerak secara acak dengan
jalur patah-patah (zig-zag) dalam medium pendispersi. Gerakan ini
disebabkan karena adanya tumbukan antara partikel koloid dengan medium
pendispersi. 

GERAK ZIG – ZAG


Partikel koloid yang bergerak secara acak (patah-patah).
10

3. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan peristiwa menempelnya partikel bermuatan (ion)


pada permukaan koloid. Adsorpsi terjadi karena adanya kemampuan
partikel koloid untuk menarik atau ditempeli oleh partikel-partikel kecil.
Kemampuan untuk menarik ini disebabkan karena adanya tegangan
permukaan koloid yang cukup tinggi.
Misalnya, koloid sol besi (III) hidroksida (Fe(OH) 3) yang akan bermuatan
positif karena mengadsorpsi ion positif. Sol ini dibuat dengan mencampurkan
FeCl3 ke dalam air panas berlebih, sehingga terjadi proses pembentukkan
koloid berupa sol hidrat besi (III) oksida atau Fe 2O3.xH2O. 
FeCl3 + xH2O → Fe2O3.xH2O

Ketika sol Fe(OH)3 terbentuk, ternyata tersisa banyak ion Fe3+ dalam


larutan. Ion-ion ini kemudian diserap oleh sol Fe(OH) 3 pada bagian
permukaannya, yang membuat sol Fe(OH)3 kelebihan muatan positif. Jadi, sol
Fe(OH)3 dikenal sebagai koloid bermuatan positif.
11

Berbeda dengan sol As2S3. Jika diletakkan di dalam air, maka sol
As2S3 akan bermuatan negatif karena ion yang diadsorpsinya adalah ion yang
negatif. Sol As2S3 dibuat dengan mengalirkan H2S ke dalam larutan As2S3.
Bentuk reaksinya seperti ini, guys.

As2S3(aq)+ H2S(g) → As2S3(s) +H2S(l)

Sol As2S3 yang terbentuk dalam air ini ternyata mengadsorbsi ion-ion


sulfida (S2-) yang membuat sol As2S3 menjadi bermuatan negatif.

4. Koagulasi

Koagulasi adalah proses rusaknya sistem koloid yang ditandai


dengan proses penggumpalan akibat terbentuknya partikel-partikel yang
lebih besar ukurannya daripada ukuran koloid (lebih besar dari 100 nm).
Koagulasi dapat dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, penambahan
elektrolit, pembusukan, pencampuran koloid yang berbeda muatan, dan
elektroforesis. Contoh koagulasi koloid dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pada
penggumpalan susu yang basi dan telur yang direbus hingga menggumpal atau
mengeras bagian putih dan kuningnya.

D. CARA PEMBUATAN KOLOID

Proses pembuatan koloid biasanya dibedakan menjadi dua cara yaitu


kondensasi dan dispersi. Berikut penjelasannya :

1. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam


yang prosesnya dibagi menjadi dua yaitu fisika dan kimia. Secara fisika,
prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut, sedangkan secara kimia
dilakukan dengan melibatkan beberapa reaksi, sebagai berikut :

a. Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi.

b. Reaksi hidrolisis.
12

c. Reaksi distribusi atau reaksi dekomposisi rangkap.

2. Dispersi

Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses


pembuatan koloid dari suspense. Proses ini mengubah partikel koloid yang
besar menjadi partikel kolid yang kecil.

Dalam pembuatan koloid proses disperse dapat dibedakan menjadi tiga


cara yaitu sebagai berikut :

a. Mekanik

Penggunaan koloid dengan cara mekanik biasanya menggunakan


menggerus atau menumbuk agar partikel koloid menjadi kecil. Setelah itu,
ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya seperti sol belerang yang
dibuat dengan menggerus serbuk belerang dengan zat inert (mirip gula
pasir) lalu dicampurkan dengan air.

b. Peptisasi

Cara ini biasanya dilakukan dengan menambah ion yang satu jenis
dengan suatu endapan. Misalnya agar-agar yang dipeptisasi oleh air,
karet dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh aseton
dan banyak lainnya.

c. Busur Berdia (Bredig)

Prinsip cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan


tinggi pada dua atom elekroda. Eloktroda ini merupakan logam yang
harus dicelupkan pada air.

E. MANFAAT KOLOID DI KEHIDUPAN

Walaupun istilah koloid sangat jarang dikenal pada kehidupan sehari-hari,


tetapi manfaatnya sangat erat pada kehidupan manusia, yaitu sebagai berikut :
13

1. Dalam industri kosmetik, koloid digunakan sebagai untuk membuat shampoo,


deodorant, foundation, pembersih wajah serta pelembab badan.

2. Dalam industri tekstil, koloid sol biasa digunakan untuk mewarnai pakaian.

3. Dalam industri farmasi, koloid digunakan dalam proses pembuatan obat-


obatan.

4. Dalam indutri sabun, koloid dapat menghasilkan sabun atau detergen.

5. Dalam industri makanan, koloid bermanfaat untuk pembuatan kecap,


mayonnaise, mentega, susu dan saus.

6. Dalam dunia kesehatan, koloid dapat digunakan untuk mengidentifikasi DNA


atau proses cuci darah.
14

BAB III

PENUTUP

A. SARAN

a. Kepada siswa hendaknya lebih mengembangkan diri untuk memperdalam


ilmu tentang sistem koloid karena banyak manfaatnya dalam kehidupan
manusia.

b. Kepada guru mata pelajaran hendaknya lebih memperhatikan cara


meningkatkan siswa dalam mempraktikkan sistem koloid.

c. Kepada pihak sekolah agar bisa meningkatkan dan mengembangkan


fasilitas yang diperlukan untuk bahan pratikum siswa / siswi di sekolah.

B. Kesimpulan

d. Sistem koloid adalah campuran zat yang tercampur melalui fase terdispersi
dan medium terdispersi dimana partikel-partikel berukuran koloid tersebar
merata (homogen) dalam medium perdipensinya.

e. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspense meliputi


perbedaan jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan
kestabilan.

f. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi : efek tyndall, geak brown, daya adsorpsi,
bermuatan listrik, koagulasi dan koloid pelindung.

g. Koloid sol dapat dibuat dengan dua cara yaitu dengan kondensasi dan
disperse.
15

DAFTAR PUSTAKA

https://qairasavitri.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-ii/sistem-
koloid/kesimpulan-materi-sistem-koloid/

tudocu.com/id/document/universitas-jember/kumpulan-makalah/
makalah-koloid/31124471
16

Oleh karena itu sangat


penting dilakukannya
praktikum mengenai
sistem
koloid ini yang kami
khususkan pada koloid
santan. Mengingat begitu
banyak
kegunaannya serta begitu
erat dengan kehidupan
sehari-hari
Oleh karena itu sangat
penting dilakukannya
17

praktikum mengenai
sistem
koloid ini yang kami
khususkan pada koloid
santan. Mengingat begitu
banyak
kegunaannya serta begitu
erat dengan kehidupan
sehari-hari
Oleh karena itu sangat
penting dilakukannya
praktikum mengenai
sistem
koloid ini yang kami
khususkan pada koloid
18

santan. Mengingat begitu


banyak
kegunaannya serta begitu
erat dengan kehidupan
sehar

Anda mungkin juga menyukai