Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH KIMIA

SISTEM KOLOID

GURU MATA PELAJARAN:

Andre Wewengkang S.PD

1. RATNA KARAENG
2. MOREN WORUNG
3. VENANDA TURANG

KELAS XI MIPA 3

SMA NEGERI 1 TOMBARIRI

DAFTAR ISI
Daftar isi ....................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................................

C. Tujuan Makalah ................................................................................................................................

D. Manfaat Makalah .............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Koloid ...........................................................................................................................


2. Jenis–jenis Koloid ..........................................................................................................................
3. Sifat–sifat Koloid ...........................................................................................................................
4. Pembuatan Sistem Koloid .............................................................................................................
5. Kegunaan Sistem Koloid ...............................................................................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...............................................................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai bidang. Misalnya
saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh,terlebih dahulu
diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel – sel makhluk hidup. Dalam kehidupan
sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi
zat tersebut dapat bercampur secara merata. Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung
susu bercampur secara merata dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi,
mempunyai rasa yang beragam, es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh.
Semua itu merupakan contoh sistem koloid.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu koloid ?

b. Apa saja jenis–jenis koloid ?

c. Apa saja sifat–sifat dari koloid ?

d. Bagaimana cara pembuatan koloid ?

e. Dimana saja koloid itu dipergunakan ?

C. TUJUAN MAKALAH

1. Agar para pembaca mengetahui apa itu koloid beserta jenis–jenisnya

2. Agar para pembaca mengetahui sifat–sifat dari koloid

3. Agar para pembaca mengetahui cara–cara pembuatan koloid

4. Agar para pembaca mengetahui cara penggunaan koloid

D. MANFAAT MAKALAH

Tujuan pembuatan makalah / karya ilmiah ini selain sabagai syarat untuk menyelesaikan tugas kimia,
juga diharapkan untuk memberi manfaat bagi saya sendiri, dan para pembaca khususnya siswa agar
lebih mengerti tentang materi kimia khususnya materi "KOLOID".

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN KOLOID
Koloid adalah jenis campuran heterogen yang terbentuk karena adanya dispersi suatu zat ke dalam zat
lain yang dicampuran, dalam sistem koloid itu terdapat fase terdispersi dan medium pendispersi.

Fase terdispersi adalah zat yang mengalami penyebaran secara merata dalam suatu zat lain, sedangkan
medium pendispersi adalah zat yang menyebabkan terjadinya penyebaran secara merata.

2. Jenis – Jenis Koloid

Jenis–Jenis sistem koloid terbagi atas berikut:

a. Sol Padat

Sol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi yang padat juga. Sol padat ini
terbentuk karena pengaruh tekanan dan suhu, sehingga menghasilkan padatan yang kokoh dan keras.
Contoh sol padat adalah batuan ruby (batuan permata). Batuan ruby ini merupakan padatan kromium
(Cr) yang tersebar dalam padatan aluminium oksida. Sehingga, dari sini bisa kelihatan ya, kalau padatan
kromium (Cr) itu sebagai fase terdispersi dan padatan aluminium oksida (AI2O3) sebagai medium
pendispersi.

b. Sol

Sol memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi cair yang tidak mudah berubah sifatnya.
Jadi, bedanya sol dengan sol padat itu terletak di medium pendispersinya, ya. Kalau sol padat
mediumnya padat, sedangkan sol mediumnya cair. Contoh jenis sistem koloid berupa sol adalah cat
tembok. Cat tembok terdiri dari banyak jenis padatan, di antaranya kalsium karbonat (CaCO3), kaolin,
dan lain sebagainya. Zat padat (fase terdispersi) inilah yang mengalami penyebaran dalam medium cair
(medium pendispersi) yang berupa air (H2O)

c. Aerosol Padat

Aerosol padat memiliki fase terdispersi padat dalam medium pendispersi gas. Contoh aerosol padat
adalah asap kendaraan. Asap kendaraan mengandung padatan berupa timbal, karbon, karbon
monoksida, dan lain sebagainya, yang merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari mesin.
Makanya, ketika kamu melewati kendaraan bermotor yang mengeluarkan asap, kadang kamu akan
merasakan kelilipan karena adanya padatan (fase terdispersi) di dalam asap (medium pendispersi).

d. Aerosol

Aerosol memiliki fase terdispersi berupa cairan dan medium pendispersi berupa gas. Jadi, bedanya
aerosol dengan aerosol padat terletak pada fase terdispersinya. Aerosol tidak bisa bertahan lama. Hal ini
karena zat penyusunnya yang mudah rusak oleh perubahan suhu dan tekanan udara lingkungan. Contoh
aerosol adalah parfum. Saat parfum disemprotkan di udara, cairan parfum akan terdispersi atau
tersebar di udara yang wujudnya gas sebagai merupakan medium pendispersi.
e. Emulsi Padat

emulsi padat yang memiliki fase terdispersi berupa cairan dalam medium pendispersi padat. Contoh
emulsi padat adalah agar-agar. Agar-agar terbuat dari air (fase terdispersi) yang dicampur dengan bubuk
agar-agar (medium pendispersi). Pada saat bubuk agar-agar dipanaskan dalam air, serat dari agar-agar
akan bergerak bebas. Saat proses pendinginan, serat tersebut akan saling merapat dan memadat. Jadi,
pada agar-agar itu, partikel-partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel agar-agar.

f. Emulsi

fase terdispersi dan medium pendispersinya berupa cairan, maka disebutnya emulsi. Emulsi biasanya
tersusun oleh cairan dengan kepolaran senyawa yang berbeda, sehingga tidak saling bercampur. Contoh
jenis sistem koloid berupa emulsi adalah susu. Emulsi pada campuran susu dan air itu terjadi ketika
partikel air terdispersi atau tersebar dalam partikel-partikel susu. Nah, karena partikel air dan susu ini
punya level kepolaran yang beda, maka kedua zat ini ga bisa bercampur dengan sempurna, sehingga
susu itu termasuk koloid, bukan larutan.

g. Buih Padat

Busa padat memiliki fase terdispersi berupa gas dalam medium pendispersi padatan, atau bisa disebut
juga gas yang terdispersi di dalam padatan. Contoh sistem koloid berupa buih padat adalah spons. Jika
dilihat, spons itu merupakan sebuah padatan, tapi ketika dipencet ternyata isinya udara. Itu tandanya,
partikel-partikel udara atau gasnya tersebar dalam medium padat, ya.

h. Buih

Jenis koloid yang terakhir, yaitu buih. Bedanya dengan buih padat, kalau buih memiliki fase terdispersi
berupa gas dalam medium pendispersi cair, atau bisa disebut juga gas yang terdispersi di dalam cairan.
Contoh jenis koloid berbentuk buih adalah buih sabun karena adanya udara (fase terdispersi) yang
terjebak di dalam larutan sabun (medium pendispersi). Hal ini terjadi karena molekul sabun yang saling
tarik menarik membentuk jaring atau lapisan yang dapat menjebak udara, sehingga membentuk
gelembung-gelembung bening berisi udara.

3. Sifat – Sifat Koloid

a. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, di mana partikel larutan berukuran
lebih kecil daripada partikel koloid. Oleh karena itu, berkas cahaya dapat dihamburkan.

b. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop ultra.
Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan.
c. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena ukuran
luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di permukaannya, baik ion
positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan sesuai muatan ion yang telah
diserap.

d. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan yang
dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion saling tolak-
menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-menolak sehingga koloid
bisa berkelompok atau menyatu.

e. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh pengaplikasiannya adalah
proses cuci darah alias hemodialisis.

f. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan yang
terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara kutub
positifnya disebut anoda.

g. Koloid liofil dan liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil merupakan
partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada gaya tarik-menarik antara
keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi yang tidak bisa menarik
mediumnya dan cenderung encer.

h. Koloid pelindung Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan
begitu, partikel sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.

4. Perbuatan sistem koloid

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, koloid bukan larutan dan bukan suspensi alias berada di
tengah-tengah. Karena dia berada di tengah-tengah, maka koloid ini bisa diciptakan dari larutan dan
suspensi.

Proses pembuatan koloid sendiri biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kondensasi dan dispersi.

1. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi menjadi dua,
yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan mengubah pelarut.
Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti:

Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi

Reaksi hidrolisis

Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap

2. Dispersi

Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari
suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil.

Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses. Pertama
secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia.

a. Secara mekanik

Pembuatan koloid secara mekanik biasa dilakukan dengan cara menggerus atau menumbuk agar
partikel koloid jadi mengecil. Setelah itu, ditambahkan medium zat cair panas. Misalnya seperti sol
belerang yang dibuat dengan cara menggerus serbuk belerang dengan zat inert (mirip gula pasir) lalu
dicampurkan dengan air.

b. Secara peptisasi

Cara ini biasanya dilakukan dengan menambahkan ion yang satu jenis dengan suatu endapan. Misalnya
agar agar yang dipeptisasi oleh air, karet dipeptisasi oleh bensin, lalu nitroselulosa dipeptisasi oleh
aseton, dan yang lainnya.

c. Secara busur berdia (berdig)

Prinsip dari cara ini adalah dengan mengalirkan arus dengan tegangan tinggi pada dua buah elektroda.
Elektroda ini merupakan logam dan harus dicelupkan pada air. Awalnya atom-atom logam akan
terlempar ke dalam air. Setelah itu, atom-atom tersebut akan mengalami kondensasi dan menjadi
partikel koloid. Dengan kata lain, cara ini adalah gabungan dari cara kondensasi dan cara dispersi.

5. Kegunaan Sistem Koloid

Sistem koloid banyak di gunakan pada kehidupan sehri-hari hal ini di sebabkan sifat karakteristik koloid
yang penting yaitu dapat di gunakan untuk mencampur zat–zat yang tidak saling melarutkan secara
homogen dan bersifat stabil untuk produksi dalam skala besar.

Berikut ini adalah tabel aplikasi koloid:

Jenis industri Contoh aplikasi


Industri makanan Keju, mentega, susu, saus salad

Industri kosmetika dan perawatan tubuh Krim, pasta gigi, sabun

Industri cat Cat

Industri Kebutuhan rumah tangga Sabun, deterjen

Industri Pertanian Peptisida dan insektisida

Industri farmasi Minyak ikan, pensilin untuk suntikan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai aplikasi koloid:

1. Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air, kemudian
larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel koloid akan mengadsorpsi
zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga
gula dapat berwarna putih.

2. Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka
tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion
tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses penggumpalan darah
dapat lebih mudah dilakukan.

3. Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah liat,lumpur, dan berbagai
partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk menjadikannya layak untuk diminum,
harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan
dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan
terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi: Al3+ +3H2O a
Al(OH)3 3

BAB lll

PENUTUP

Kesimpulan

1. Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase terdispersi dan medium endispersi
dimana partikel-partikel fase terdispersi berukuran koloid tersebar merata (homogen) dalam medium
pendispersinya.
2. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi meliputi perbedaan jumlah fase,
distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan kestabilan.

3. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi, bermuatan listrik,
koagulasi dan koloid pelindung.

4. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode kondensasi dan metode dispersi.

5. Beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan untuk menghilangkan partikel-partikel zat telarut
yang tidak diinginkan adalah dialisis, elektrodialisis dan menggunakan penyaring ult

Anda mungkin juga menyukai