Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA

KOLOID
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

INDRA TRIHASTUTI Z
JEAN SOPHIA WARDANA
KHUSNUL KHATIMA
KRISTANIA EKARISTY L
KARMAWAN
LAILY PUTRI ZUHRAH HAYAT
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyusun makalah ini sesuai
dengan materi yang sudah dipelajari.

Makalah yang kami buat tentang “Koloid”, yang kami harap para pembaca dapat mengetahui
dari koloid apa itu koloid serta contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Mamuju, 12/6/2023

Penyusun
Daftar Isi
Halaman

Judul ................................................................................ i

Kata Pengantar ................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................... iii

Bab I Pendahuluan ............................................................

1. Latar Belakang .............................................................


2. Penjelasan koloid……………………………………………………….

Bab II Pembahasan ............................................................

1. Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya……….


2. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya….…………
3. Sifat-sifat Koloid...........................................................
4. Pembuatan Koloid Sol...................................................
5. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari.............................

Bab III Penutup ..................................................................

1. Kesimpulan ....................................................................

Daftar Pustaka ................................................................... iv


BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses – proses di alam yang mencakup berbagai bidang.
Misalnya saja, makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh
tubuh,terlebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid, dan protoplasma dalam sel – sel
makhluk hidup. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa produk yang
merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat bercampur secara merata.
Misalnya saja saat kita membuat susu, serbuk atau tepung susu bercampur secara merata
dengan air panas. Kemudian, es krim yang biasa kita konsumsi, mempunyai rasa yang beragam,
es krim tersebut haruslah disimpan dalam lemari es agar tidak meleleh. Semua itu merupakan
contoh sistem koloid.

Udara juga mengandung sistem koloid, misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur)
dalam udara, yaitu asap dan debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut
merupakan sistem koloid. Mineral – mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan
oleh tumbuh – tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci
berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).
Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan cahaya
warna merah juga merupakan sistem koloid.

2.Penjelasan koloid
Koloid merupakan sistem dispersi yang bersifat heterogen tetapi stabil dan terlihat homogen
sistem dispersi adalah campuran antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang
bercampur secara merata. Sistem dispersi dibedakan menjadi tiga yaitu dispersi kasar
(suspensi), dispersi halus (larutan), dan dispersi koloid.

> Dispersi halus atau dispersi molekular adalah campuran homogen antara medium pendispersi
(zat cair) dengan fase yang terdispersi (padatan) sehingga fase terdispersi larut sempurna pada
medium pendispersi (zat cair). Contoh dari campuran ini adalah campuran garam (NaCl) dengan
air.

> Dispersi koloid adalah sistem dispersi yang berada di antara dispersi kasar dan dispersi halus.
Dispersi ini pada dasarnya adalah campuran heterogen.
> Dispersi kasar atau suspensi adalah campuran heterogen antara medium pendispersi (zat cair)
dengan fase yang terdispersi (padatan). Dikarenakan perbedaan fasa di antara kedua zat
tersebut, maka fase terdispersi akan membentuk endapan pada dasar medium pendispersi.
BAB II

PEMBAHASAN
1. Macam-macam Koloid dan Pengelompokkannya
Sistem koloid terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase
pendispersi (fase luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara
itu, zat yang fasenya berubah merupakan zat terdispensi.

Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid sol, emulsi,
dan buih.
1. Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat.

2. Emulsi ialah koloid dengan zat terdispersinya fase cair.

3. Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.

Berdasarkan fase mediumnya, sol, emulsi, dan buih masih terbagi atas beberapa jenis

1. KOLOID SOL

Koloid sol terdiri atas bagian-bagian berikut:

a. Sol padat (padat-padat)


Sol padat ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase padat. Contoh:
logam paduan, kaca berwama, intan hitam, dan baja.

b. Sol cair (padat-cair)


Sol cair ialah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase cair. Berarti, Hal ini
berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.

c. Sol gas (padat-gas)


Sol gas (aerosol padat) ialah koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini
berarti zat terdispersi fase padat dan medium fase gas. Contoh: asap dan debu.

2. KOLOID EMULSI

Koloid emulsi terbagi ke dalam tiga jenis, yakni sebagai berikut:

a. Emulsi padat (cair-padat)


Emulsi padat (gel) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini
berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase padat. Contoh: mentega, keju, jeli, dan
mutiara.
b. Emulsi cair (cair-cair)
Emulsi cair (emulsi) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase cair. Hal ini
berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase cair. Contoh: susu, minyak ikan, dan santan
kelapa.

c. Emulsi gas (cair-gas)


Emulsi gas (aerosol cair) ialah koloid dengan zat fase cair terdispersi dalam zat fase gas. Hal ini
berarti zat terdispersi fase cair dan medium fase gas. Contoh: obat-obat insektisida (semprot),
kabut, dan hair spray.

3. KOLOID BUIH

Kolodi buih erdiri atas dua jenis, , yaitu sebagai berikut:

a. Buih padat (gas-padat)


Buih padat ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase padat. Hal ini berarti zat
terdispersi fase gas dan medium fase padat. Contoh: busa jok dan batu apung.

b. Buih cair (gas-cair)


Buih cair (buih) ialah koloid dengan zat fase gas terdispersi dalam zat fase cair. Berarti, zat
terdispersi faso gas dan medium fase cair. Contoh: buih sabun, buih soda, dan krim kocok
2. Beberapa Macam Koloid Dan Penggunaannya
Ada banyak penggunaan sistem koloid baik di dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
berbagai industri seperti industri kosmetik, makanan, farmasi dan sebagainya. Beberapa
macam koloid tersebut antara lain :

1. Aerosol

Aerosol adalah sistem koloid di mana partikel padat atau cair terdispersi dalam gas. Aerosol
yang dapat kita saksikan di alam adalah kabut, awan, dan debu di udara. Dalam industri
modern, banyak sediaan insektisida dan kosmetika yang diproduksi dalam bentuk aerosol, dan
sering kita sebut sebagai obat semprot, Contohnya antara lain adalah hair spray, deodorant
dan obat nyamuk.

2. Sol

Sol adalah sistem koloid di mana partikel padat terdispersi dalam cairan. Berdasarkan sifat
adsorpsi dari partikel padat terhadap cairan pendispersi, kita mengenal dua macam sol;

a. Sol liofil, dimana partikel-partikel padat akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga
terbentuk suatu selubung di sekeliling partikel padat itu. Liofil artinya “cinta cairan” (Bahasa
Yunani; lio=cairan; philia=cinta). Sol liofil yang setengah padat disebut gel. Contoh gel antara
lain selai dan gelatin. Ciri-ciri sol liofil :

1. Dapat dibuat langsung dengan mencampurkan fase terdispersi dengan medium


terdispersinya.
2. Mempunyai muatan yang kecil atau tidak bermuatan.
3. Partikel-partikel sol liofil mengadsorpsi medium pendispersinya. Terdapat proses
solvasi/ hidrasi, yaitu terbentuknya lapisan medium pendispersi yang teradsorpsi di
sekeliling partikel sehingga menyebabkan partikel sol liofil tidak saling bergabung.
4. Viskositas sol liofil > viskositas medium pendispersi.
5. Tidak mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit.
6. Reversibel, artinya fase terdispersi sol liofil dapat dipisahkan dengan koagulasi,
kemudian dapat diubah kembali menjadi sol dengan penambahan medium
pendispersinya.
7. Memberikan efek Tyndall yang lemah.
8. Dapat bermigrasi ke anode, katode, atau tidak bermigrasi sama sekali.
b. Sol liofob, dimana partikel-partikel padat tidak mengadsorpsi molekul cairan. Liofib artinya
“takut cairan” (phobia=takut). ). Contoh koloid liofob adalah sol sulfida dan sol logam. Ciri-
cirinya :

1. Tidak dapat dibuat hanya dengan mencampur fase terdispersi dan medium
pendisperinya.
2. Memiliki muatan positif atau negative.
3. Partikel-partikel sol liofob tidak mengadsorpsi medium pendispersinya. Muatan
partikel diperoleh dari adsorpsi partikel-partikel ion yang bermuatan listrik.
4. Viskositas sol hidrofob hampir sama dengan viskositas medium pendispersi.
5. Mudah menggumpal dengan penambahan elektrolit karena mempunyai muatan.
6. Irreversibel artinya sol liofob yang telah menggumpal tidak dapat diubah menjadi sol
7. Memberikan efek Tyndall yang jelas.
8. Akan bergerak ke anode atau katode, tergantung jenis muatan partikel.

Jika medium pendispersinya berupa air, kedua macam koloid di atas masing-masing disebut
koloid hidrofil (cinta air) dan koloid liofob (takut air). Contoh koloid hidrofil adalah kanji,
protein, lem, sabun, dan gelatin. Adapun contoh koloid hidrofob adalah sol-sol sulfide dan sol-
sol logam.

3. Emulsi

Emulsi adalah suatu system koloid di mana zat terdispersi dan medium pendispersi sama-sama
merupakan cairan. Agar terjadi suatu campuran koloid, harus ditambahkan zat pengemulsi
(emulgator). Susu merupakan emulsi lemak dalam air, dengan kasein sebagai emulgatornya.
Obat-obatan yang tidak larut dalam air banyak yang dibuat dan dipanaskan dalam bentuk
emulsi. Contohnya emulsi minyak ikan. Emulsi yang dalam bentuk semipadat disebut krim.

3. Sifat-sifat Koloid
1. Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah cahaya yang berhamburan oleh partikel koloid, hal ini di karenakan larutan
bersifat homogen. Tapi, ketika berkas cahaya diarahkan ke koloid dan suspensi, berkas cahaya
akan dihamburkan, sehingga jejaknya dapat terlihat dengan jelas. partikel larutan berukuran
lebih kecil daripada partikel koloid.
2. Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak acak dari partikel koloid yang bisa dilihat hanya lewat mikroskop
ultra. Pergerakan acak tersebut disebabkan adanya tumbukan yang antara partikel koloid
dengan medium pendispersi.

3. Absorpsi

Absorpsi adalah proses penyerapan, atau tepatnya penyerapan ion oleh partikel koloid karena
ukuran luas partikel koloid yang cukup besar. Dengan begitu ion dapat menempel di
permukaannya, baik ion positif maupun negatif. Lebih jauh lagi, koloid pun dapat bermuatan
sesuai muatan ion yang telah diserap.

4. Koagulasi koloid

Koagulasi koloid merupakan penggumpalan partikel koloid karena koloid mengandung muatan
yang dinetralkan. Pada koloid bermuatan sejenis, koloid tidak akan menggumpal karena ion
saling tolak-menolak. Sedangkan koloid yang muatannya telah dinetralkan tidak lagi tolak-
menolak sehingga koloid bisa berkelompok atau menyatu.

5. Dialisis

Dialisis adalah pemurnian koloid agar bebas dari ion-ion pengganggu. Contoh
pengaplikasiannya adalah proses cuci darah alias hemodialisis.

6. Elektroforesis

Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid di dalam medan listrik karena adanya muatan
yang terkandung di dalam partikel koloid tersebut. Kutub negatifnya disebut katoda, sementara
kutub positifnya disebut anoda.

7. Koloid liofil dan liofob

Sifat ini dapat ditemukan dalam sol, yang terbagi jadi dua jenis: liofil dan liofob. Sol liofil
merupakan partikel dengan zat terdispersi yang bisa menarik mediumnya, sehingga ada gaya
tarik-menarik antara keduanya. Sedangkan sol liofob merupakan partikel dengan zat terdispersi
yang tidak bisa menarik mediumnya dan cenderung encer.

8. Koloid pelindung

Sol liofil pun dapat digunakan sebagai koloid pelindung dari sol liofob. Dengan begitu, partikel
sol liofil akan menjadi pelindung sol liofob dari koagulasi.
4. Pembuatan Koloid Sol
1. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses pembuatan koloid larutan yang dalam prosesnya dibagi lagi
menjadi dua, yaitu secara fisika dan secara kimia. Secara fisika, prosesnya dilakukan dengan
mengubah pelarut. Sementara secara kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti:

-Reaksi redoks, reduksi, dan oksidasi

Misalnya:

- Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3
dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang:

As2O3 (aq) + 3H2S(g) → As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2)

- Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer:

AgNO3 (ag) + HCl(aq) → AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

-Reaksi hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalanya:

- Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3
atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;

FeCl3 (aq) + 3H2O(l) → Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)

- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;

AlCl3 (aq) + 3H2O(l) → Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

-Reaksi substitusi atau reaksi dekomposisi rangkap

Misalnya:

- Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan
AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;

2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)

- Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirinya
gas H2S ; 2H2S(g) + SO2 (aq) →3S(s) + 2H2O(l)
2. Dispersi

Dispersi adalah kebalikan dari kondensasi, artinya ini merupakan proses pembuatan koloid dari
suspensi. Proses ini mengubah partikel koloid yang besar menjadi partikel yang lebih kecil.

Dalam proses pembuatan koloid yang dengan teknik dispersi, dibedakan menjadi tiga proses.
Pertama secara mekanik, kedua secara peptisasi, dan ketiga secara busur berdia.

5. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari


Penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri :

1. Bidang industri >Karet

Pada industri pembuatan karet, digunakan koloid sebagai bahan dasar yaitu getah karet. Getah
karet merupakan koloid jenis sol (zat padat yang terdispersi didalam zat cair). Zat padat
tersebut adalah partikel karet alam dengan rumus kimia (C5H8)x. >Cat

Cat adalah koloid jenis sol, dimana partikel padat di dipersikan ke dalam suatu pelarut
berwujud cair. Partikel padat dalam cat adalah :

1. Pigmen warna

2. Oksida logam 3. Bahan penstabil

4. Bahan pengawet

5. Zat pengkilat

6. Zat pereduksi

>Pemutihan Gula Gula yang dibuat dari tebu biasanya mengandung pengotor. Pengotor ini akan
membuat gula berwarna cokelat. Tetapi, gula bisa diputihkan dengan menggunakan partikel
koloid.

Partikel koloid yang digunakan adalah karbon aktif. Gula yang berwarna cokelat dilarutkan
terlebih dahulu ke dalam air. Larutan gula kemudian dialirkan ke dalam sistem koloid yang
mengandung karbon aktif. Karbon aktif akan menyerap zat pengotor yang berupa kotoran atau
zat warna sehingga gula akan berubah warna menjadi putih. >Penjernihan Air Air yang keruh
disebabkan oleh terdispersinya partikel lumpur di dalam air. Partikel lumpur ini merupakan
koloid yang bermuatan negatif dan bisa diendapkan.

Pengendapan dilakukan dengan menambah tawas atau larutan PAC (Poly Aluminium Chloride).
Kedua senyawa diatas dapat membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif.

Koloid Al(OH)3 akan menetralkan muatan negatif partikel lumpur sehingga mengendap di
bagian dasar.
2. Bidang makanan : susu dan santan merupakan sistem koloid dibidang makanan. Susu dan
santan termasuk emulsi lemak dalam air. Emulsi cair biasanya distabilkan oleh emulgator,
contohnya kasein dalam susu. Kasein berfungsi menstabilkan dispersi lemak dalam air. Lemak
tidak dapat terdispersi saat susu menjadi basi. Akibatnya lemak menggumpal dan terpisah dari
medium pendispersinya, yaitu air.

3. Bidang farmasi : prinsip koloid diterapkan saat mengobati sakit perut akibat bakteri patogen
dengan norit. Norit yang terbuat dari karbon aktif akan membentuk sistem koloid didalam
sistem pencernaan. Koloid yang terbentuk akan mengadsorpsi gas atau zat racun sehingga
konsentrasinya berkurang.

4. Bidang kosmetik: Bahan-bahan kosmetik hampir 90% dibuat dalam bentuk koloid. Bahan
berbentuk koloid mempunyai beberapa kelebihan seperti berikut.

-Mudah dibersihkan.

-Tidak merusak kulit dan rambut.

-Mengandung dua jenis bahan yang

-tidak saling melarutkan.

-Mudah menyerap berbagai bahan yang berfungsi sebagai pewangi, pelembut, dan pewarna.

-Beberapa tipe koloid yang digunakan dalam kosmetik sebagai berikut.

-Sol padat, contoh lipstik dan pensil alis.

-Sol, contoh cat kuku, masker, dan maskara.

-Emulsi, contoh pembersih muka.

-Aerosol, contoh hair spray, parfum semprot, dan penyegar mulut bentuk semprot.

-Buih, contoh sabun cukur.

-Gel, contoh minyak rambut (Jelly) dan deodoran.


Bab III

Penutup
1. Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel
zat yang brukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Sistem koloid adalah suatu campuran
yang keadaannya terletak di antara campuran homogen (larutan) dan heterogen (suspensi).

Sistem koloid terdiri atas dua fase yakni fase terdispersi (fase dalam) dan fase pendispersi (fase
luar, medium). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispensi. Sementara itu, zat yang fasenya
berubah merupakan zat terdispensi.

Sifat-sifat Koloid yaitu : efek tyndall, gerak brown, adsorpsi koloid, muatan koloid sol, koagulasi,
dan koloid pelindung.

Cara pembuatan sistem koloid dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau
memperkecil partikel suspensi. Ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol,
yaitu:

- Metode kondensasi

- Metode dispersi

Untuk pertikel-partikel yang mngganggu pembuatan sistem koloid, digunakan metode


pemurnian yaitu: dialisis, elektrodialisis, dan penyaring ultra.

Daftar Pustaka

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Tega%20rQ/index.html

http://www.google.co.id/search?q=gambar

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid

http://sistemkoloid.tripod.com/kegunaan.htm

http://nabilahfairest.multiply.com/journal/item/38/koloid

http://user.cbn.net.id/johanoni/koloid.htm

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas_x/koloid/.

Anda mungkin juga menyukai