Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH KIMIA

KOLOID
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah kimia ini tentang Koloid.

Makalah kimia inti ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah kimia tentang Koloid ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta, 08 Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2-8

2.1 Pengertian Koloid..........................................................................................................2

2.2 Ciri-Ciri Koloid.............................................................................................................2

2.3 Jenis-Jenis Koloid..........................................................................................................2-3

2.4 Sifat Koloid....................................................................................................................4-6

2.5 Pembuatan Koloid.........................................................................................................6-8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16
A. Pengertian
a. Pengertian menurut bahasa

Pengertian Koloid adalah campuran heterogen dari dua zat atau lebih di mana
partikel-partikel zat berukuran antara 1 hingga 1000 nm terdispersi (tersebar) merata
dalam medium zat lain. Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi,
sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium
pendispersi.

Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran


homogen dari zat terlarut dan pelarut. Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti
suspensi, yakni campuran heterogen di mana masing-masing komponen campuran
cenderung saling memisah.

b. Pengertian menurut para ahli

Berikut ini adalah beberapa pengertian koloid menurut para ahli, diantaranya :

 Menurut Purba (2006:282)

Ukuran partikel koloid menurut Purba antara 1–100 nm, yang dapat
berupa diameter, panjang, lebar, ataupun tebal dari suatu partikel.

 Menurut Retnowati (2008:141)

Menurut Retnowati, koloid merupakan suatu sistem dispersi yang ukuran


partikelnya itu lebih besar dari larutan, namun lebih kecil dari suspensi.

 Menurut Kamaludin (2010:422)

Koloid terdiri dari dua bentuk, yakni :

1. Fase terdispersi (zat yang didispersikan)

2. Medium pendispersi (medium yang digunakan untuk mendispersikan)


B. Karakteristik dan Ciri-ciri Sistem Koloid

Koloid ini memiliki ciri dan karakteristik yang sangat unik. Berikut adalah ciri-
ciri koloid diantaranya : Dispersi molekuler.

Sifat campuran koloid yang merupakan heterogen. Walaupun koloid bersifat


heterogen, akan tetapi koloid ini tidak dapat disaring. Seperti air laut yang juga
mengandung garam didalamnya, akan tetapi setelah dilakukan suatu penyaringan juga
tidak kunjung didapatkan hasil.

Dimensi suatu partikel kurang dari 1 nm. Oleh karena itu akan dibutuhkan
mikroskop khusus untuk mengamati koloid.

Ciri-ciri koloid :

1. Tampak homogen, tetapi heterogen dengan mikroskop ultra

2. Tidak jernih

3. Dua fase

4. Dapat disaring dengan kertas saring ultra

5. Stabil

6. Diameter : 10-7 - 10-5 cm


C. Jenis-jenis Koloid

Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan fase


pendispersinya. Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid ada tiga, antara lain sol (fase
tersispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), dan buih (fase terdispersi gas). Koloid
dengan fase pendispersi gas disebut aerosol.

Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, jenis koloid dapat dibagi


menjadi 8 golongan seperti pada tabel berikut.

Fase Terdispersi Fase Pendispersi Jenis Koloid Contoh Koloid

Cair Gas Aerosol Kabut, awan, hair spray

Padat Gas Aerosol Asa, debu di udara

Gas Cair Buih Buih sabun, krim kocok

Cair Cair Emulsi Susu, santan, mayonnaise

Padat Cair Sol Sol emas, tinta, cat, pasta gigi

Karet busa, Styrofoam, batu


Gas Padat Buih padat apung

Cair Padat Emulsi padat (gel) Margarin, keju, jelly, mutiara

Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam

Berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, koloid dibedakan menjadi


beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.

1. Aerosol

Aerosol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat atau cair
dan medium pendispersinya berupa gas. Jika fase terdispersinya padat, maka disebut
aerosol padat. Jika fase terdispersinya cair, maka disebut aerosol cair. Contoh koloid jenis
aerosol adalah minyak wangi (parfum), obat nyamuk semprot, dan cat semprot.
2. Sol

Sol merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa zat padat, sedangkan
medium pendispersinya berupa zat cair atau zat padat. Jika medium pendispersinya zat
padat, disebut sol padat. Contoh koloid jenis sol cair adalah tinta, sol belerang, dan sol
emas. Contoh sol padat adalah kaca hitam, intan hitam, dan paduan logam.

3. Emulsi

Emulsi merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya zat cair dan medium
pendispersinya juga zat cair. Lalu, apa bedanya dengan larutan? Pada emulsi, kedua zat
cair tidak saling melarutkan. Hal itu karena adanya peran zat pengemulsi. Contoh emulsi
adalah kasen di dalam susu, kuning telur, santan, dan mayones.

4. Buih

Buih merupakan jenis koloid di mana fase terdispersinya berupa gas, sementara medium
pendispersinya berupa zat cair. Jika medium pendispersinya berupa zat padat, maka
disebut buih padat. Contoh koloid jenis buih ini adalah sabun, detergen, karet busa (buih
padat), dan batu apung (buih padat).

5. Gel

Gel merupakan jenis koloid yang terbentuk dari campuran zat padat dan zat cair. Gel
terbentuk karena fase terdispersi mampu mengadsorbsi medium pendipersinya. Contoh
gel adalah agar-agar, lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Berdasarkan sifat
elastisitasnya, gel dibagi menjadi dua, yaitu gel elastis dan non-elastis.
Agar lebih paham tentang jenis-jenis koloid, perhatikan tabel berikut.
D. SIFAT – SIFAT KOLOID

Sebagai hasil campuran antara dua zat, tentu koloid memiliki sifat spesifik yang
berbeda dari sifat zat pembentuknya. Adapun sifat-sifat koloid adalah sebagai berikut.

1. Efek Tyndall

Efek Tyndall ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu John Tyndall. Efek
Tyndall merupakan gejala terhamburnya berkas sinar/cahaya oleh partikel koloid. Oleh
karena itu, efek ini bisa digunakan untuk membedakan antara koloid dan larutan.

2. Gerak Brown

Pada tahun 1827, seorang botanis asal Skotlandia, Robert Brown, berhasil mengamati
gerakan partikel koloid. Pengamatan itu membuktikan bahwa partikel koloid tidak pernah
berada pada kondisi stasioner (diam), melainkan akan bergerak dengan lintasan lurus dan
arahnya tak menentu. Jika diamati melalui mikroskop ultra, gerakan partikel koloid
berbentuk zigzag. Pergerakan inilah yang disebut gerak Brown. Semakin kecil ukuran
partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Contoh gerak Brown ini bisa
Quipperian lihat saat partikel debu bergerak melewati celah jendela yang terkena sinar
Matahari. Jika diperhatikan, partikel debu tersebut akan senantiasa bergerak tanpa henti
dan lintasannya berbentuk lurus.

3. Adsoprsi

Adsoprsi adalah peristiwa terserapnya ion atau senyawa lain oleh permukaan koloid.
Contohnya saat Quipperian menjernihkan air menggunakan tawas. Tawas digunakan
sebagai penjernih air karena memiliki kemampuan untuk menyerap polutan di dalam air.
4. Muatan koloid

Koloid dibedakan menjadi dua berdasarkan muatannya, yaitu koloid bermuatan positif
dan koloid bermuatan negatif.

5. Koagulasi koloid

Koagulasi merupakan peristiwa menggumpalnya koloid membentuk endapan. Terjadinya


koagulasi dipengaruhi oleh pemanasan, pendinginan, pengadukan, atau penambahan
asam. Contoh koagulasi adalah saat Quipperian menambahkan sedikit senyawa asam ke
dalam susu. Akibat penambahan asam tersebut, susu akan mengalami penggumpalan
membentuk suatu endapan.

6. Koloid pelindung

Koloid pelindung adalah koloid yang mampu melindungi koloid lain agar tidak
mengalami koagulasi.

7. Dialisis

Dialisis merupakan proses pemisahan koloid dari ion-ion pengotornya. Dialisis ini
dilakukan dengan cara mengalirkan cairan melalui membran semipermeabel yang
berfungsi sebagai penyaring.

8. Elektroforesis

Elektroforesis, yaitu metode untuk memisahkan partikel koloid bermuatan menggunakan


arus listrik. Hasil elektroforesis ini bisa digunakan untuk mengetahui jenis muatan koloid.
9. Koloid liofil dan liofob

Koloid liofil merupakan koloid yang mampu mengadsorpsi cairan, sehingga terbentuk
selubung di sekitar koloid, contohnya agar-agar. Koloid liofob merupakan koloid yang
tidak mengadsorpsi cairan, dengan syarat cairan tersebut harus netral (tidak bermuatan).
E. Cara Pembuatan Koloid

Adapun cara pembuatan koloid adalah sebagai berikut.

a. METODE KONDENSASI

Metode di mana partikel-partikel kecil larutan sejati bergabung membentuk


partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid sol dengan metode ini pada
umumnya dilakukan dengan cara kimia.

 Dekomposisi Rangkap

Misalnya:

* Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan
As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;

As2O3 (aq) + 3H2S(g) ? As2O3 (koloid) + 3H2O(l)

(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-).

* Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;

AgNO3 (aq) + HCl(aq) ? AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

 Reaksi Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Misalanya :

* Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan
FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;

FeCl3 (aq) + 3H2O(l) ? Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

(Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)

* Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) ? Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)

 Reaksi Reduksi – Oksidasi (redoks)

Misalnya :

* Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan
melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organic formaldehida HCOH;

2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) ?2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)

* Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan
mengalirinya gas H2S ;

2H2S(g) + SO2 (aq) ? 3S(s) + 2H2O(l)

 Penggatian Pelarut

Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa


terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid.
Misalnya;

Untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam
alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlenih dahulu
dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol
tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang
akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang
dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan
terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka
terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.

b. METODE DISPERSI

Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran


koloid yang kemudian akan didispersikan dalam medium pendispersinya. Ada 3 cara
dalam metode ini, yaitu:

 Cara Mekanik

Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan


proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa
digunakan dalam :

 Industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb


 Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu,
deterjen, dsb
 Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna
 Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas

 Sistem kerja alat penggilingan koloid :

Alat ini memiliki 2 pelat baja dengan arah rotasi yang berlawanan.
Partikel-partikel yang kasar akan digiling melalui ruang antara kedua pelat baja
tersebut. Kemudian, terbentuklah partikel-partikel berukuran koloid yang
kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membentuk sistem
koloid. Contoh kolid yang dibuat adalah; pelumas, tinta cetak, sol belerang dsb.
 Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid atau sistem koloid dari butir-butir
kasar atau dari suatu endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu
zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit
khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu.

Contoh:

 Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin


 Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3
 Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru
terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3
sehingga bermuatan positif
 Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem
kolid.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/koloid/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-kimia-kelas-11/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/materi-koloid-kimia-kelas-11/

Anda mungkin juga menyukai