http://free.vlsm.org
Teori duplet dan oktet dari G.N. Lewis merupakan dasar ikatan kimia.
Lewis mengemukakan bahwa suatu atom berikatan dengan cara menggunakan
bersama dua elektron atau lebih untuk mencapai konfigurasi elektron gas mulia
(ns2np6)
1. Pada senyawa BCl3 dan PCl5, atom boron dikelilingi 6 elektron, sedangkan atom
fosfor dikelilingi 10 elektron.
2. Menurut teori ini, jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk suatu unsur
tergant~u~g jumlah elektron tak berpasangan dalam unsur tersebut.
akan tetapi:
Sebenarnya hal ini dapat diterangkan bila kita ingat pada prinsip Hund, dimana
cara pengisian elektron dalam orbital suatu sub kulit ialah bahwa elektron-
elektron tidak membentuk pasangan elektron sebelum masing-masing orbital
terisi dengan sebuah elektron.
3. Menurut teori di atas, unsur gas mulia tidak dapat membentuk ikatan karena di
sekelilingnya telah terdapat
8 elektron. Tetapi saat ini sudah diketahui bahwa Xe dapat membentuk senyawa,
misalnya XeF2 den XeO2.
Teori lain adalah teori ikatan valensi. Dalam teori ini ikatan antar atom terjadi
dengan care saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang
tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan.
Ikatan ion biasanya terjadi antara atom-atom yang mudah melepaskan elektron
(logam-logam golongan utama) dengan atom-atom yang mudah menerima elektron
(terutama golongan VIA den VIIA). Makin besar perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom yang membentuk ikatan, maka ikatan yang terbentuk makin bersifat
ionik.
Contoh:
Na → Na + e-
1s 2s2 2p6 3s1
2 2 2 6
1s 2s 2p (konfigurasi Ne)
Atom Cl (VIIA) mudah menerima elektron sehingga elektron yang dilepaskan oleh
atom Na akan ditangkap oleh atom Cl.
Cl + e- → Cl-
1s 2s2 2p6 3s2 3p5
2
1s 2s 2p 3s2 3p6 (konfigurasi Ar)
2 2 6
Antara ion-ion Na+ dan Cl- terjadi gaya tarik menarik elektrostatik, sehingga
membentuk senyawa ion Na+Cl-.
a. bersifat polar
b. larutannya dalam air menghantarkan arus listrik
c. titik lelehnya tinggi
d. lelehannya menghantarkan arus listrik
e. larut dalam pelarut-pelarut polar
Ikatan kovalen terjadi karena adanya pemakaian bersama elektron dari atom-atom
yang membentuk ikatan. Pada umumnya ikatan kovalen terjadi antara atom-atom
bukan logam yang mempunyai perbedaan elektronegativitas rendah atau nol. Seperti
misalnya : H2, CH4, Cl2, N2, C6H6, HCl dan sebagainya.
IKATAN KOVALEN TERBAGI ATAS
Dalam senyawa HCl ini, Cl mempunyai keelektronegatifan yang lebih besar dari
H. sehingga pasangan elektron lebih tertarik ke arah Cl, akibatnya H relatif
lebih elektropositif sedangkan Cl relatif menjadi elektronegatif.
Pemisahan muatan ini menjadikan molekul itu bersifat polar dan memiliki
"momen dipol" sebesar:
T=n.l
dimana :
T = momen dipol
n = kelebihan muatan pada masing-masing atom
l = jarak antara kedua inti atom
Contoh:
Karena arah tarikan simetris, maka titik muatan negatif elektron persekutuan
berhimpit.
Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terjadi apabila pasangan elektron yang
dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang membentuknya.
Jadi di sini terdapat satu atom pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi),
sedangkan atom lain sebagai
penerimanya.
SYARAT PEMBENTUKANNYA
Contoh:
IKATAN LOGAM
IKATAN HIDROGEN
Ikatan ini merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang
mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang sama.
Contoh:
- molekul H2O
- molekul HF
Gas mempunyal sifat bentuk dan volumenya dapat berubah sesuai tempatnya. Jarak
antara molekul-molekul gas relatif jauh dan gaya tarik menariknya sangat lemah.
Pada penurunan suhu, fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair atau padat. Pada
keadaan ini jarak antara molekul-molekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik
menariknya relatif lebih kuat. Gaya tarik menarik antara molekul-molekul yang
berdekatan ini disebut gaya Van der walls.
Bentuk Molekul
Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan
bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital
atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan
kuantum spin yang berlawanan.
Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang
berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s - s relatif lemah.
Sub kulit "p" dapat bertindih dengan sub kulit "s" atau sub kulit "p" lainnya,
ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit "p" terkonsentrasi pada
arah tertentu.
Contoh:
Tumpang tindih terjadi antara sub kulit 1s dari atom H dengan orbital 2pz dari
aton, F. Pertindihan demikian disebut pertindihan sp.
Untuk mengikat 4 atom H menjadi CH4, maka 1 elektron dari orbital 2s akan
dipromosikan ke orbital 2pz, sehingga konfigurasi elektron atom C menjadi: 1s1
2s1 2px1 2py1 2pz1 . Orbital 2s mempunyai bentuk yang berbeda dengan ketiga
orbital 2p, akan tetapi ternyata kedudukan keempat ikatan C-H dalam CH4 adalah
sama. Hal ini terjadi karena pada saat orbital 2s, 2px, 2py dan 2pz menerima 4
elektron dari 4 atom H, keempat orbital ini berubah bentuknya sedemikian
sehingga mempunyai kedudukan yang sama. Peristiwa ini disebut "hibridisasi".
Karena perubahan yang terjadi adalah 1 orbital 2s dan 3 orbital 2p, maka disebut
hibridisasi sp3. Bentuk molekul dari ikatan hibrida sp3 adalah tetrahedron.
Jumlah ikatan
Jenis ikatan Bentuk geometrik
maksimum
sp 2 Linier
sp2 3 Segitiga datar
sp3 4 Tetrahedron
dsp3 5 Trigonal bipiramid
sp d ; dsp2
2
4 Segiempat datar
d2sp3 ; sp3d2 6 Oktahedron