Anda di halaman 1dari 14

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Elektrokimia bidang ilmu yang mempelajari perubahan energi kimia menjadi

energi listrik atau sebaliknya. Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda,

yang disebut katoda dan anoda, dalam larutan elektrolit (Sappewali, 2013 : 51)

Sel volta, suatu reaksi redoks spontan membangkitkan arus listrik yang

mengalir lewat rangkaian luar. Suatu sel elektrolisis, suatu reaksi redoks tak

spontan “didorong” oleh suatu arus listrik yang diberikan oleh suatu sembur luar.

Semua elektrokimia harus mempunyai rangkaian dalam lewat mana arus

mengalir dalam bentuk ion yang berdifusi. Beberapa tipe sel menggunakan

jembatan garam. Masing-masing sel, oksidasi berlangsung anode dan reduksi

berlangsung pada katode. Elektron mengalir dari anode ke katode dalam

rangkaian luar. Satuan mengukur untuk banyaknya elektron, laju air dan selisih

potensial yang mendorong arus ini masing-masing adalah coulomb, ampere dan

volt (Kleinfelter, 1999 : 63)


Garam yang dapat dielektrolisis adalah garam kalium iodida (KI).Garam ini

dapat dielektrolisis baik larutannya maupun leburannya. Larutan dielektrolisis,

pada anoda dihasilka iod (I2) dan di katoda dihasilkan ion hidroksida (OH─).

Garam KI merupakan garam yang mudah diperoleh dan dalam penggunaannya

sangat sederhana dan menarik, sehingga banyak digunakan dalam pelaksanaan

praktikum khususnya elektrolisis di laboratorium. Pada tahun 1833, Faraday

menunjukkan bahwa jumlah zat-zat yang teroksidasi dan tereduksi pada elektroda-

elektroda berbanding lurus dengan waktu dan jumlah kuat arus yang melalui sel

elektrolisis tersebut. Berdasarkan Hukum Faraday tersebut, sedikitnya tiga

permasalahan akan timbul pada elektrolisis larutan KI, yaitu : (1) berapa waktu

1
2

optimum yang diperlukan; (2) berapa kuat arus optimum yang harus digunakan,

dan (3) berapa batas minimum konsetrasi larutan KI yang bisa digunakan sehigga

terbentuknya iod (I2) di katoda dan ion hidroksida (OH─) dikatoda (Aceng

Haetami, 2012 : 1-2). Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan percobaan ini

untuk mengamati peristiwa reaksi kimia pada arus listrik pada elektrolisis KI.
B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana peristiwa terjadinya

reaksi kimia oleh arus listrik?


C. Tujuan percobaan

Tujuan percobaan ini adalah mempelajari peristiwa terjadinya reaksi kimia

oleh arus listrik.


3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Elektrokimia

Elektrokimia mempelajari hubungan antara reaksi kimia dengan energi

listrik. Sel dimana reaksi kimia menghasilkan arus listrik dikenal sebagai sel

galvani atau sel voltan, sebaliknya sel dimana arus listrik mengakibatkan reaksi

kimia disebut sel elektrolisis. Suatu sel elektrokimia terdiri dari atas dua elektroda

dan suatu elektrolit. Reaksi kimia yang menguntungkan atara lain reaksi yang

terjadi pada sel aki, sel baterai (sel ering), penyepuhan, pemurnian logam,

pembuatan logam dan bijihnya dan sebagainya. Reaksi redoks hanya meliputi zat-

zat yang mengandung oksigen saja, reaksi oksidasi dianggap sebagai reaksi

penambahanoksigen, dan reaski reduksi adalah pengurangan oksigen. Reaksi

oksidasi yaitu peristiwa pelepasan elektro (naiknya bilangan oksigen), dimana

suatu zat memberikan elektron kepada zat lain. contoh CU → Cu2+ +2e-, reaksi

reduksi peristiwa penampakan elektron (naiknya bilangan oksidasi) dimana suat

zat menerima elektron dari zat lain contoh Cu2+ +2e- → CU. Senyawa yang

mengalami oksidasi disebut sebagai reduktor dan senyawa yang mengalami

reduksi disebut oksidator (Sappewali, 2013 : 48)

Muatan dari suatu spesi dikatakan sebagai bilangan oksidasi (biloks).

Biloks digunakan untuk menentukan apakah terjadi reaksi redoks atau tidak. Bila

terjadi reaksi redoks, maka spesi yang teroksidasi akan mengalami kenaikan

biloks dan spesi yang tereduksi umum akan mengalami penrunan biloks

(Sappewali, 2013 : 48)

Salah satu manfaat dari konsep reaksi redoks adalah untuk menyatarakan

persamaan reaksi yang rumit. Persamaan reaksi sederhana dapat disetarakan

3
4

dengan cara mencoba-coba mengisi koefisien pada setiap rumus kimia dalam

persamaan reaksi. reaksi yang rumit di dalamnya melibatkan lebih dari dua

pereaksi, sehingga penyataraan reaksi sukar dikerjakan dengan cara coba-coba.

Penyataraan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan menggunakan konsep

reaksi redoks dengan dua cara yaitu: cara langsung (cara bilangan oksidasi) dan

cara setengah reduksi ( Sappewali, 2013 : 48-49)

Elektrokimia terjadi peristiwa korosi. Proses elektroda memerlukan

potensial elektroda yang lebih besar dari perhitungan. Potensial tambahan ini

disebut “overvoltage”. Beberapa cara menguragi laju korosif besih ialah:

1. Mengontrol atmosfir, menguragi kosentrasi O2 dan H2 pada permukaan

besi.

2. Mencat atau menutupi permukaan besi.

3. Melapisi dengan jalan menutupi permukaan besi dangan minyak atau

lemak.

4. Galvaniser atau lapisan besi dengan seng (seng atap) (Tim Dosen

Unhas, 2010 : 54)

B. Elektrolisis

Sel elektrolisis ialah alat untuk melaksanakan elektrolisis. Asas yang sama

berdasari elektrolisis dan proses yang berlangsung dalam sel galvanik.

Eloktrolisis, arus listrik dari sumber luar digunakan untuk mengerakan reaksi

kimia nonspontan. Banyak produk yang membentuk atau reaktan yang

dikonsumsi dalam sel elektrolitik bergantung pada kuantitas listrik yang ditransfer

pada elektroda. Elektrolisis memainkan peran penting dalam memperoleh logam

murni dari bijihnya dan dalam pemurnian logam (Raymond Chang, 2004 : 219-

226)
5

Alat elektrolisis terdiri dari sel elektrolitik ( larutan atau leburan) dan dua

elektroda, anoda dan katoda. Faktor-faktor yang menentukan kimia elektrolisis

adalah: (I) konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang bebeda dan (II) komposisi kimia

elektroda yang berbeda (Tim dosen Unhas, 2010 : 45 )

Pembangkitan arus listrik adalah dengan menggunakan alat-alat bertenaga

baterai. Konstruksi baterai merupakan ilmu dan sekaligus seni. Beraneka zat dan

beraneka bentuk fisik memberikan berbagai karakteristik dalam ukuran, prosuksi

tenaga umur, pencasan-ulang dan biaya bagi sel-sel volta. Sebuah sel primer

adalah sel yang dibentuk dnengan anoda dan katoda yang dihabiskan secara kimia

ketika sel itu menghasilkan arus. Sel sekunder adalah sel yang dapat dicasulang

dengan elektrolisis, jadi elektrodanya dikembalikan ke konisi awal. Suatu sel

bahan bakar adalah suatu sel yang secara sinambungan menghasilkan pereaksi

yang disuplai ke elektroda-elektroda yang takreatif dan secara sinambungan

membuang produk-produknya (Kleinfelter, 1999 : 57-58)

Sel kering leclanche, baterai kecil yang paling lama digunakan orang dan

masih paling biasa, disebut sel kering. Logam zink bertindak sebagai elektroda

negatif dan juga sebagai wadah untuk komponen lain baterai. Elekroda positif

adalah batang karbon yang tak reaktif yang diletakkan dipusat kaleng. Sel ini

disebut “kering” karena banyaknya air relatif rendah, namum kelembapan mutlak

perlu untuk memberikan suatu larutan agar ion-ion dapat berdifusi antara

elektrode. Sel memberikan arus, reaksi pada elektroda negatif melibatkan oksidasi

zink. Reaksi pada elektroda positif rumit, tetapi pada kondisi untuk pemakaian

sedang, mangan oksida berair, MnO(OH), merupakan produk reduksi utamanya.

Sel itu menghasilkan arus dengan jumlah sedang reaksi-reaksinya dapat diringkas

(Kleinfelter, 1999 : 57)


6

Elektrolisis, untuk mendapatkan logam dari larutan asam, 90% arus

digunakan untuk mendapatkan logam, dan 10% arus untuk menghasilkan

hidrogen. Efisiensi arus untuk pengendapan logam adalah 90% sedangkan untuk

hidrogen 10%. Efisiensi arus sangat penting dalam industri elektrokimia, jarang

ditemukan efisiensi arus sebesar 100% (Tim Dosen Unhas, 2010 : 52 )

C. Hukum Faraday

Hukum Faraday, proses dengan nama reaksi redoks yang tidak bisa

berlangsung spontan, disebut elektrolisis. Perubahan kimia yang dihasilkan oleh

arus listrik berbanding lurus dengan kuantitas listrik yang lewat. Fakta ini

ditemukan oleh Michael Faraday dalam tahun 1834 sebelum sifat dasar elektron

(dari) arus listrik diketahui. Kuantitas arus standar kelistrikan yang menyatakan

banyaknya elektron yang melewati elektrolot adalah coulomb. Berdasarkan

muatan satu elektron perhitungan memberikan harga 96.500 C (lebih tepat 96.487

C) berpadanan dengan lewatnya 1 mol elektron. Besarnya kelistrikan ini disebut

satuan faraday:

1 faraday = 1 mol elektron = 9,65 x 104 C

Dalam elektolisis, lewatnya 1 faraday pada rangkaian mengakibatkan oksidasi

satu bobot ekuivalen suatu zat pada satu elektron dan satu bobot ekuivalen pada

satu elektrode yang lain, ini bunyi hukum Faraday (Kleinfelter, 1999 : 54)

Faraday merupakan kuantitas yang berguna, berpadanan dengan

perubahan elektrokimia dalam suatu kuantitas tertentu zat. Hukum faraday

merupakan basis kuantitatif untuk elektrolisis senyawa oleh arus listrik. Voltase

minimum yang diperlukan untuk melangsungkan elektrolisis disebut potensial

penguraian. Lawan elektrolisis adalah produksi sertamerta arus listrik oleh baterai.

Sebuah sel bahan bakar adalah jenis istimewa baterai dalam mana bahan bakar gas
7

atau cairan mengalir secara seimbung dalam sel, enegri bebas diubah menjadi

listrik oleh suatu reaksi redoks dengan suatu zat pengoksid, bukannya menjadi

kalor lewat reaksi pembakaran (Kleinfelter, 1999 : 63)

Tahun 1833, Faraday menunjukkan bahwa jumlah zat-zat yang teroksidasi

dan tereduksi pada elektroda-elektroda berbanding lurus dengan waktu dan jumlah

kuat arus yang melalui sel elektrolisis tersebut. Berdasarkan Hukum Faraday

tersebut, sedikitnya tiga permasalahan akan timbul pada elektrolisis larutan KI,

yaitu : (1) berapa waktu optimum yang diperlukan; (2) berapa kuat arus optimum

yang harus digunakan, dan (3) berapa batas minimum konsetrasi larutan KI yang

bisa digunakan sehigga terbentuknya iod (I2) di katoda dan ion hidroksida (OH─)

dikatoda (Aceng Haetami, 2012 : 1-2)

D. Sifat Fisik dan Kimia (Kalium dan Iodin)


Kalium
 Rumus Kimia : K
 Nomor atom :19
 Konfigurasi elektron kulit valensi : 4s1
 Jari-jari atom (logam), pm : 227
 Jari-jari ion (M+), pm : 138
 Elektronegativitas : 0,8
 Energi ionisasi pertama, kJ mol-1 : 418,8
 Potensial elektrode E°, V° : -2,924
 Titik leleh °C : 63,65
 Titik didih °C : 773,9
 Densitas, g/cm3 pada 20°C : 0,862
 kekerasanb : 0,5
 konduktivitas listrike : 22,0
 warna nyala : violet
8

 geris emisi tampak utama, nm : 405,767

Iodin
 Rumus kimia I
 Bentuk fisik pada suhu kamar : padat violet hiyam
 Titik leleh °C : 114
 Titik didih °C : 184
 Konfigurasi elektron : [Ar] 3d105s25p5
 Jari-jari kovalen, pm : 133
 Jari-jari ionik (X-), pm : 220
 Energi ionisasi pertama, kJ mol-1 :1008
 Afinitas elektron, kJ mol-1 : -295,2
 Elektronegatifitas : 2,5
 Potensial, elektrode, standar V : 0,535
(X2 + 2 e- → 2 X-)
Kelarutan KI:
1. Mudah larut dalam air dingin, air panas
2. Larut dalam metanol
3. Larut sebagian dalam aseton
9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tanggal


Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2016

Pukul : 07:30 – 10:05 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

B. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini:

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 power supply, 1

tabung U, 2 elektroda karbon , 2 tabung reaksi, 2 pipet tetes 2 ml, 2 pipet tetes

1 ml, statif dan klem.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kalium iodida (KI)

0,25 M, phenoptalin, besi(III) klorida (FeCI3) 0,1 M, klorofrom (CHCl3) 1ml.

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dalam percobaan ini adalah:

Memasukkan larutan KI 0,25 M ke dalam tabung U (sampai 2 cm dari mulut


tabung). Pasang elektroda dan hubungkan dengan sumber arus searah 6 volt

selama 5 menit, kemudian petuskan arus. Mencatat perubahan yang terjadi pada

ruang anoda dan katoda. Mengambil, 2 ml larutan dari ruang katoda dengan pipet

tetes dan tambahkan beberapa tetes phenolpthalin. Menambahkan 2 ml larutan

FeCl3 0,1 M. Mengeluarkan 2 ml larutan dari ruang anoda. Menambahkan 1 ml


larutan CHCl3 kemudian kocok. Mengamati warna lapisan CHCl3.
BAB
9 IV
10

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

Tabel 4.1 Hasil pengamatan Elektrolisis KI

NO PERLAKUAN HASIL

1 Elektrolisis KI - kutub katoda bergelembung.

- kutub anoda sedikit gelembung.

2 Larutan kutub katoda + Berwarna merah

phenoptelin+FeCl3

3 Larutan kutub 2 Fase

anoda+CHCl3

2. Reaksi
KI K++ I-
Katoda (-) : 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2 OH-(aq)
Anoda (+) : 2I-(aq) → I2(s) + 2e-
Hasil : 2I- + 2H2O → I2(g) + H2(g) + 2 OH-(aq)

B. Pembahasan

Larutan KI 0,25 M yang di masukkan dalam tabung U (sampai 2 cm dari


mulut tabung ), di masukkan elektroda dengan sumber arus searah 6 volt selama 5

menit, kemudian putuskan arus. Setelah diperhatikan kita dapat membedakan

mana yang bagian katoda dan yang mana bagian anoda. Katoda, tempat terjadinya

reduksi dan merupakan elektroda negatif karena menangkap elektroda. Katoda,

menimbulkan gelembung menandahkan larutan bersifat basa dan larutan KI yang


diberikan atau dicampurkan phenoptalin dan cairan berwarna merah coklat.
Larutan mengandung ion K+ oleh karena itu yang direduksi adalah air yang
10
11

menghasilkan H2 dan OH-, sehingga pada elektroda timbul gelembung, maka

reaksi yang terjadi adalah 2H2O+2e-→H2+2OH-. Percobaan dimana KI

dicampurkan dengan beberapa tetes phenoptelin dan FeCl3 menghasilkan warna

merah. Menunjukkan adanya ion hidroksida sehingga dapat disimpulkan pada

katoda yang dapat teredukksi adalah H2O menghasilkan gas H2 dan OH-.

Elektroda yang mengalirkan elektroda kembali ke sumber arus listrik luar

disebut Anoda. Anoda, adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi dan merupakan

elektroda positif karena melepas elektron. Anoda, menimbulkan gelembung

sedikit gelembung dan larutan KI yang dicampurkan dengan CHCl3 kemudian di

kocok dan menghasilkan 2 fase. 2 fase ini membuktikan adanya kutub polar dan

kutub nonpolar dalam larutan tersebut dimana keduanya tidak dapat

dihomogenkan. Warna kuning pada anoda menunjukkan bahwa adanya gas iodin

(I2). Kutub anoda mengandung ion I- kemudian dioksidasi menjadi unsurnya yaitu

I2 maka reaksi yang terjadi: 2I → I2 + 2e-.


12

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan yaitu, diketahui


anode menghasilkan gelembung yang sedikit, sedangkan katode menghasilkan
gelembung yang banyak. Gelembung yang banyak yang terdapat pada katode
disebabkan karena adanya terjadi reaksi oksidasi dalam larutan. Percobaan
elektrolisis KI dapat diketahui bahwa larutan yang mengandung polar di
campurkan dengan larutan nonpolar akan menghasilkan 2 fase, ini membuktikan
bahwa larutan polar akan larut apabila dilarutkan dengan larutan polar. Larutan
nonpolar akan larut di larutan nonpolar juga.

B. Saran

Saran pada percobaan ini yaitu sebaiknya harus lebih teliti dalam
mengeluarkan elektroda karbon dari batrai agar tidak patah.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

Kleinfelter. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga: Jakarta, 1999.

Tim dosen. Kimia Dasar 1. Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Chang, Raymono. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti edisi 3 (jilid 2). Erlangga:

Jakarta, 2004.

Tim dosen. Kimia Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin, 2010.

Haetami, Aceng. Studi Elektrolisis Larutan Kalium Iodida. Jurnal penelitian.


14

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Dasar II dengan judul “Elektrolisis KI” yang


disusun oleh:

Nama : Rezki Sarni Yulianti

NIM : 60500115003

Kelompok : III (Tiga)

telah diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata, Juni 2016

Koordinator Asisten Asisten

Miftahul Jannah Moh. Ikhsanuddin Dg. M


NIM: 60500113015 NIM: 60500113008
Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Kurnia Ramadhani, S, Si., M.Pd

Anda mungkin juga menyukai