Anda di halaman 1dari 3

Elektroda diletakkan pada masingmasing sel yang berisi larutan elektrolit.

Larutan elektrolit yang digunakan pada penelitian, yaitu larutan asam untuk
masingmasing elektroda. Diantara elektroda positif dan elektroda negatif diletakkan
pipa U yang berisi agar-agar dan garam. Pipa U yang berisi agar-agar dan garam
dinamakan jembatan garam. Fungsi dari jembatan garam, yaitu untuk menjaga
kenetralan muatan listrik pada larutan. Oleh karena konsentrasi larutan elektrolit pada
jembatan garam lebih tinggi daripada konsentrasi elektrolit di kedua bagian elektroda,
maka ion negatif dari jembatan garam masuk ke salah satu setengah sel yang
kelebihan muatan positif dan ion positif dari jembatan garam berdifusi ke bagian lain
yang kelebihan muatan negatif. Adanya jembatan garam menyebabkan adanya
pertemuan cairan elektrolit. Hal ini menyebabkan munculnya potensial perbatasan di
kedua cairan. Elektroda negatif teroksidasi mentransfer elektron melalui kabel
penghubung menuju elektroda positif. Aliran elektron ini yang menyebabkan adanya
voltase (Yulianti, 2017).
Pada sel Volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif. Anoda
dan katoda akan dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang terhubung oleh jembatan
garam. Jembatan garam memiliki fungsi sebagai pemberi suasana netral (grounding)
dari kedua larutan yang menghasilkan listrik. Dikarenakan listrik yang dihasilkan
harus melalui reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit harus
mengikuti kaedah deret volta. Deret volta disusun berdasarkan daya oksidasi dan
reduksi dari masing-masing logam (Harahap, 2016).
Elektroda pada Sel Volta yaitu berupa katoda dan anoda. Katode adalah
Elektroda di mana terjadi reaksi reduksi, berarti logam Cu dalam sel volta disebut
sebagai elektroda positif. Sedangkan Anode adalah Elektroda di mana terjadi reaksi
oksidasi, berarti logam Zn dalam sel volta disebut sebagai elektroda negatif. Fungsi
jembatan garam adalah menyetarakan kation dan anion dalam larutan. Adapun syarat
jembatan garam yaitu bisa dilewati ion dan hanya sedikit melewatkan pelarut.
Jembatan garam pada penelitian ini berupa agar yang diisi dengan 3% natrium
klorida. Pemilihan natrium klorida dikarenakan kedua sisi reaktor adalah larutan
natrium klorida yang berbeda konsentrasi. Perbedaan konsentrasi akan menyebabkan
difusi ion secara alami dari konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah. Pada
natrium klorida, ion klorida memiliki mobilitas yang lebih besar dibandingkan ion
natrium (Arizal, 2017).
Jembatnn garam biasanya tabung berbentuk U yang diisi dengan agar-
agar yang dijenuhkandengan KCl. Jembatan garam   berfungsi untuk menjaga
kenetralan muatan listrik pada larutan. Karena konsentrasi elektrolit di kedua
bagian elektroda, maka ion negatif dari  jembatan garam berdifusi ke bagian lain
yang kelebihan muaaan negtif. Dengan adanya jembatan garam terjadi aliran
elektron yang kontinu melalui kawat pada rangkaian luar aliran ion-ion melalui
larutan sebagai akibat dari reaksi redoks yang spontan yang terjadi pada kedua
elektroda (Rizkiarti, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Arizal, F, dkk. 2017. Pengaruh Kadar Garam Terhadap Daya yang Dihasilkan
Pembangkit listrik Tenaga Air Garam Sebagai Energi Alternatif
Terbarukan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin, 2(2),1-5.

Harahap, M.R. 2016. Sel Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. Circuit, 2(1), 177-
180.

Rizkiarti, R, dkk. 2014. Sel Galvani. Jurnal Penelitian Kimia Lingkungan, 1-6.

Yulianti, D, dkk. 2017. Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas.
Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, 5(1), 49-57.

Anda mungkin juga menyukai