Anda di halaman 1dari 23

LAHAN BASAH

• Pada tgl 2 Feb 1971, sebanyak 18 negara berkumpul


di kota Ramsar, Iran untuk menandatangani naskah
kerjasama internasional dlm rangka konservasi &
pemanfaatan lahan basah secara bijaksana.
Perjanjian kerjasama tersebut kemudian  konvensi
Ramsar & tgl 2 Feb  hari lahan basah sedunia.
• Sampai th 2000 tlh tercatat 119 negara yg
mengadopsi konvensi Ramsar tersebut dimana
Indonesia mengadopsi konvensi Ramsar sejak tahun
1985 (WIP-IP, 2000).
• Konvensi Ramsar (Ramsar Convention on Wetlands),
lahan basah didefinisikan pada ayat 1.1. & 2.1 sbb:
Ayat 1.1: LB adalah area dari marsh, fen, peatland atau
perairan, baik alami atau buatan, permanen atau
temporer, dengan air yg statis atau mengalir, baik air
tawar, payau atau laut, meliputi area perairan laut
dgn kedalaman tidak lebih dari 6 m pada waktu air
surut terrendah.
Ayat 2.1: LB mungkin meliputi riparian dan wilayah
pesisir yg berdekatan dgn LB, & pulau atau badan air
laut lebih dlm dari 6 meter pada waktu air surut
terendah yg membentang di dataran LB.
• Department of Natural Resources Environmental
Protection Division (2000) membagi LB menjadi 2
kategori utama, yaitu: a. LB pesisir (coastal wetland) :
hutan bakau (mangrove) b. LB pedalaman/ daratan
(inland wetland) : marsh, bog, dan peatland .
• Beberapa hal yg dpt dijadikan indikator LB adlh:
a. Terdapat air baik pada permukaan maupun pada
zona perakaran
b. Memiliki tanah yg unik
c. Memiliki vegetasi yg toleran terhdp kondisi jenuh air
• Luas LB (wetland) di dunia mencapai 8.558.000 km2
atau > 6% luas permukaan bumi yg terbagi atas
zona polar 200.000 km2; Boreal 2.558.000 km2; (sub
Boreal , sub tropis , dan zona tropis 2.638.000 km2)
(Maltby & Tuner, 1983).
• Indonesia termasuk kedlm 7 negara di Asia Pasifik
yg memiliki LB yg didukung oleh keanekaragaman
LB yg luas. Luas LB di Indonesia sekitar 38 juta ha.
LAHAN RAWA
• Rawa : lahan genangan air secara alamiah yg terjadi
terus menerus atau musiman akibat drainase alamiah
yg terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara
phisik, kimiawi, dan biologis (PP no. 27 Th 1991)
• LR: lahan yg menempati pss peralihan antara daratan
& perairan, selalu tergenang sepanjang thn atau
selama kurun waktu tertentu, genangannya relatif
dangkal, & terbentuk karena drainase yg terhambat.
• LR beda dgn danau, karena genangan danau umumnya
lebih dlm & tdk bervegetasi kecuali tumbuhan air yg
terapung.
• LR merupakan LB, atau “wetland”, yg menrt definisi
Ramsar Convention mencakup wilayah “marsh”,
“fen”, lahan gambut (peatland), atau air, baik
terbentuk secara alami atau buatan, dgn air yg tdk
bergerak (static) atau mengalir, baik air tawar, payau,
maupun air asin, termasuk juga wilayah laut yg
kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tdk
melebihi 6 m (Wibowo & Suyatno, 1997).
• LR sering disebut dgn berbagai istilah, seperti
“swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, dimana masing2
mempunyai arti yg berbeda.
• Swamp : istilah umum untuk rawa, digunakan untuk
menyatakan wil lahan, atau area yg secara permanen
selalu jenuh air, tergenang air dangkal hampir
sepanjang waktu dlm sethn.
• Air umumnya tidak bergerak, atau tidak mengalir
(stagnant), dan bagian dasar tanah berupa lumpur.
• Dalam kondisi alami, swamp ditumbuhi oleh berbagai
vegetasi dari jenis semak2 sampai pohon-pohonan,
dan di daerah tropika biasanya berupa hutan rawa
atau hutan gambut.
• Marsh : rawa yg genangan airnya bersifat sementara,
namun mengalami genangan banjir dari sungai /air
pasang dari laut secara periodik, dimana debu & liat
sbgi muatan sedimen sungai seringkali diendapkan.
Tanahnya selalu jenuh air, dgn genangan relatif dangkal.
• Marsh biasanya ditumbuhi berbagai tbhan akuatik, atau
hidrofitik, berupa “reeds” (tbhn air sejenis gelagah,
buluh/rumputan tinggi), “sedges” (sejenis rumput rawa
berbatang padat, tdk berbuluh), & “rushes” (seperti
purun, atau “mendong”, yg batangnya dpt dianyam
menjadi tikar, topi, atau keranjang).
• Marsh dibedakan menjadi "rawa pantai" (coastal marsh,
atau saltwater marsh), & "rawa pedalaman" (inland
marsh, atau fresh water marsh)
Agriculture

Tidal Freshwater Wetlands


Swamp

Marsh
Nanticoke River,
Delmarva Peninsula
• Bog : rawa yg tergenang air dangkal, permukaan
tanahnya tertutup lapisan vegetasi yg melapuk,
khususnya lumut spaghnum sebagai vegetasi
dominan, yg menghasilkan lapisan gambut (ber-
reaksi) masam. Ada dua macam, yaitu:
a. Blanket bog : rawa yg terbentuk karena kondisi
curah hujan tinggi, membentuk deposit gambut
dari lumut spaghnum, menutupi tanah seperti
selimut pd permukaan lahan yg relatif rata.
b. Raised bog : akumulasi gambut masam yg tebal,
disebut “hochmoor", yg dapat mencapai ketebalan
5 m, dan membentuk lapisan (gambut) berbentuk
lensa pada suatu cekungan dangkal.
• Fed : rawa yg tanahnya jenuh air, ditumbuhi
rumputan rawa sejenis “reeds”, “sedges”, dan
“rushes”, tetapi air tanahnya ber-reaksi alkalis,
biasanya mengandung kapur (CaCO3), atau
netral. Umumnya membentuk lapisan gambut
subur yang ber-reaksi netral, yg disebut
“laagveen” atau “lowmoor”.
• Peatland (tanah gambut): rawa yg tanahnya
jenuh air dan tersusun dari bahan tanah organik,
yaitu sisa2 tanaman dan jaringan tanaman yg
melapuk dgn ketebalan > 50 cm.
PENYEBARAN LAHAN RAWA
• Sumberdaya LR di Indonesia, sbgai salah satu pilihan
lahan pertanian di masa depan, secara dominan
terdpt di 4 pulau besar di luar Jawa, yaitu P. Sumatera,
Kalimantan, Papua, & sebagian kecil di P. Sulawesi.
• Di Sumatera, penyebaran LR secara dominan terdapat
di dataran rendah sepanjang pantai timur, terutama di
Prov, Riau, SumSel, dan Jambi, serta dijumpai lebih
sempit di Prov. SumUt & Lampung.
• Di pantai barat, LR menempati dataran pantai sempit,
terutama di Prov. NAD (sekitar Meulaboh dan
Tapaktuan), SumBar (Rawa Lunang, Kab. Pesisir
Selatan), dan Bengkulu (selatan kota Bengkulu).
• Di Papua, penyebaran LR yg terluas terdpt di dataran
rendah sepanjang pantai selatan, termasuk wil Kab.
Fakfak, dan pantai tenggara dlm wil Kab. Merauke. Di
daerah Kepala Burung, di sekeliling Teluk Berau-
Bintuni, dlm wil Kab. Manokwari & Sorong.
• Di sepanjang dataran pantai utara, memanjang dari
sektr Nabire (Kab. Paniai) -Sarmi (Kab. Jayawijaya). LR
lebak yg cukup luas terdpt di lembah Sei Mamberamo,
yg terletak hampir di bgan tengah pulau.
• Di Sulawesi, penyebaran LR relatif tidak luas, & terdpt
setempat2 di dataran pantai yg sempit. Relatif agak
luas ditemukan di pantai barat-daya kota Palu, dlm wil
Kab. Mamuju, kemudian di sekitar Teluk Bone,
sepanjang pantai timur-Iaut Palopo, & sedikit di pantai
selatan Kab. Toli-toli di sekitar Teluk Tomini.
• Di Kalimantan, penyebaran lahan rawa yg dominan
terdpt di dataran rendah sepanjang pantai barat,
termasuk wil Prov. KalBar; pantai selatan, dalam
wilayah Prov. KalTeng, dan sedikit di KaliSel; serta
pantai timur dan timur laut, dlm wil Prov KalTim.
• Penyebaran rawa lebak yg cukup luas, terdpt di
daerah hulu Sei Kapuas Besar, sebelah barat
Putussibau, KalBar, serta di sekitar Danau Semayang
& Melintang, sekitar Kotabangun, di DAS bagian
tengah Sungai Mahakam, KalTim.
Sifat Kimia Gambut

Klasifikasi gambut dihubungkan


dengan tingkat kesuburan gambut.
1. gambut subur (eutropic )
2. gambut sedang (mesotropic )
3. gambut miskin (oligotropic )
SIFAT KIMIA GAMBUT
• Sifat kimia yg mempengaruhi potensi pertanian,
pengelolaan pertanian, dan reklamasi lahan gambut
• Komposisi kimia bahan gambut sangat dipengaruhi
oleh vegetasi pembentuk, derajat dekomposisi, dan
lingkungan kimia sekitar.
Ether/alco
Total Water
hol Hemi- Lignin and Nitrogenous
Type of Peat Depth (cm) organic soluble Cellulose
soluble cellulose derivates comp.
matter comp.
material
Sphagnum (USA) 20-36 95.7 5.2 7.8 24.1 17.1 18 0.8
subsurface
Forest wood (Sumatera) 97 1.9 9.4 2 10.6 64 4.4
layer
subsurface
Forest wood (Borneo) 98.6 0.9 9 2 3.6 75.7 3.9
layer
Kemasaman: Berhubungan dgn kandungan senyawa
organik, pertukaran H & Al, Fe sulfida, & senyawa sulfida
lainnya.
Gambut tropis (ombrogen/oligitroph) : pH 3,0 – 4,5.
Gambut eutroph (kaya-kapur) : pH > 6,0.
Sifat kemasaman tanah gambut
14.00 COOH
G u gu s Fu n gs io n a l (m e/ g)

OH-fenolik
12.00
Kemasaman Total
10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00
20 40 60 20 40 60 20 40 60
Pedalaman Peralihan Pantai
Komposisi asam karboksilat
30.00 Sitrat
K o n s e n tr a s i (p p m )
Malat
25.00 Oksalat

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
20 40 60 20 40 60 20 40 60
Pedalaman Peralihan Pantai

Sifat Pertukaran : Berhubungan dgn muatan listrik tanah


(negatip) dlm menjerap kation.
Soil Type CEC (me/100 g)
Loam soil 12
Sphagnum peat 100
Woody peat 90
Sifat kimia tanah gambut
HASIL ANALISA
Kedalaman
Tipologi Gambut pH pH Eh EC C-org. N-tot. P-tot. K-tot. P-Bray Na-dd K-dd Ca+Mg-dd KTK Al-dd H-dd
(cm)
H2O KCl mV uS/cm ------- % ------ --------- ppm ---------- ----------------------- me/100 g ---------------------
20 3.8 3.4 363.4 51.1 20.6 1.9 441.8 1036.9 17.3 0.5 0.1 3.7 71.5 2.8 1.1
Pedalaman 40 3.8 3.3 342.0 42.1 21.9 1.4 218.9 622.3 8.6 1.0 0.1 3.5 95.0 4.7 0.9
60 3.8 3.3 332.5 34.1 15.8 1.1 134.3 417.4 6.2 0.5 0.0 2.6 69.5 6.2 0.7
20 4.4 3.8 347.0 38.3 20.4 2.3 377.9 533.3 8.5 0.6 0.1 3.4 69.9 0.9 0.4
Peralihan 40 4.2 3.6 342.4 36.4 17.4 1.8 360.0 468.3 7.4 0.5 0.1 3.6 51.6 1.5 0.7
60 3.8 3.2 349.8 34.7 17.1 1.5 183.4 1444.1 9.8 0.6 0.1 5.1 47.8 3.6 0.9
20 3.7 3.1 408.4 60.7 20.5 1.6 355.3 1723.1 26.5 1.0 0.3 4.7 92.9 3.8 0.9
Pantai 40 3.5 2.7 407.6 68.4 25.5 1.4 43.8 723.9 21.3 1.0 0.1 3.3 113.3 4.1 1.5
60 3.5 2.6 416.0 70.3 21.7 1.9 166.8 913.6 38.4 1.4 0.2 5.3 116.9 3.8 1.9

Keterangan :
Eh = potensial redoks
EC = konduktivitas listrik
P-Bray = P-tersedia (Bray I)
- dd = dapat ditukar (exchangeable)
KTK = Kapasitas Tukar Kation
Unsur mikro
• Tanah gambut mengandung unsur mikro yang
sedikit/defisiensi yang disebabkan oleh pengikatan
unsur mikro dengan senyawa organik melalui
kompleks senyawa organo-metal.
• Senyawa karboksil dan phenolik yang dihasilkan dari
proses dekomposisi bahan organik merupakan gugus
fungsional yang aktip mengikat logam.
• Cu > Pb > Zn > Ni > Co > Mn > Ca > Ba - deret kekuatan
pengikatan
Sekian
Terima Kasih Atas Perhatiannya
& sukses selalu
amin....
Tugas Individu di kumpul
1. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
lahan basah.
2. Jelaskan definisi lahan basah berdasarkan konvensi Ramsar.
1971
3. Oksigen terlarut, BOD, dan COD aadalah parameter penting
kualitas air.
a) Jelaskan pentingnya parameter tsb terhadap kualitas air
b) Jelaskan hubungan antar parameter txb.
c) Apa dampak yg ditimbulkan jika ke-3 parameter tsb, jika
melebihi dan atau kurang dari nilai ambang batas yg
telah ditetapkan.
4. Jelaskan perbedaan antara tanah gambut dan aluvial
5. Jelaskan sifat-sifat kimia gambut
6. Buat skrip tentang apa yang dilihat, diamati, dan dilakukan
selama perjlanan praktek lapang (yang ada hubungannya
dengan ekologi lahan basah). Lengkapi gambar.

Anda mungkin juga menyukai