Anda di halaman 1dari 14

PERUBAHAN KEADAAN CAIRAN DAN ZAT PADAT

Perubahan keadaan seringkali dijumpai dalam reaksi kimia. Kadang –kadang suatu zat
yang mula-mula dihasilkan dalam keadaan gas dengan cepat mengembun menjadi bentuk cair.
Perubahan energi yang menyertai suatu reaksi kimia bergantung pada keadaan perekasi dan
hasil reaksi. Meskipun reaksi dapat berlangsung dalam keadaan gas dan zat padat , namun
kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam keadaan cair. Baik reaksi-reaksi yang
direncanakan untuk dilakukan di laboratorium atau dalam industri, maupun reaksi secara
alamiah, biasanya berlangsung dalam fase cair. Mayoritas reaksi yang pentinguntuk tumbuhan
dan hewan berlangsung dalam cairan yang lazim , yakni air.
Molekul dalam cairan lebih banyak bergerak dari pada dalam zat padat, tetapi dalam
kedua media ini, gerakan itu jauh lebih terbatas dan lebih lambat dari pada gerakan molekul
dalam gas. Perubahan dalam tekanan dan temperatur memang mempunyai sedikit efek pada
volume suatu cairan atau zat padat, namun perubahan itu sangat kecildibandingkan dengan
volume gas. Memang pengaruh takanan itu begitu kecil, sehingga cairan dan padat dikatakan”
tak termampatkan” oleh tekanan sampai beberapa ratus atmosfer.
Karakteristik Umum dari Perubahan Keadaan
Untuk banyak zat, perubahan zat padat—cairan—gas tidak melibatkan perubahan sifat dasar
(dari) molekul- molekul yang ada. Misalnya, dalam brom padat,molekul Br2 saling bertarikan
dengan agak efektif, dalam keadaan cair, molekul Br2 dengan bebas bergerak melewati
molekul lain. Dan dalam keadaan gas, molekul Br2 berupa partikel yang terpisah jauh satu sama
lain, yang melenting kian kemari dengan kecepatan tinggi dan arah acak. Gambaran ini
umumnya dapat diterapkan pada zat-zat kovalen, meskipun terdapat banyak keruwetan.
Misalnya dalam hal Alumunium bromida, bentuk molekul yang mula-mula lepas sebagai gas
ialah Al2Br6. Pada temperatur yang lebih tinggi, molekul ini pecah menjadi dua molekul
AlBr3 .
Pada temperatur yang sangat tinggi, zat padat ion dan logam memang terurai untuk
membentuk molekul yang sederhana, tetapi ini merupakan keadaan yang sangat tidak lazim
untuk zat-zat semacam itu. Untuk senyawa ion dan logam, bentuk molekul yang ada dalam
keadaan gas tidak terspat dalam fase – fase mampat. Misalnya , bila cukup dipanasi agar
menjadi gas, Natrium klorida membentuk molekul sederhana seperti Na2Cl2 atau NaCl. Tetapi
dalam zat padat NaCl, sebuah ion tertarik sama kuat ke semua tetangga terdekatnya yang
muatannya berlawanan, dengan tak terbentuknya struktur- struktur molekul. Srupa pula dalam
bentuk gas, molekul logam dapat terdiri dari atom-atom tunggal, ataupun beberapa atom yang
saling terikat. Tetapi dalam logam padat, tak terdapat molekul ynag terpastikan.
Meskipun dapat terjadi perubahan dalmikatan dan perubahan dalam molekul, bila terjadi
perubahan keadaa , lazimnya suatu perubahan suatu keadaan dirujuk sebagai suatu perubahan
fisika, bukan perubahan kimia.

Terdapat dua konsep dasar yang harus diingat untuk memulai mempelajari banyaknya
energy yang dilibatkan dalam pelbagai perubahan itu. Pertanma , banyaknya enrgi yang
dibutuhkan untuk suatu perubahan endoterm sama dengan energy yang dibebaskan dalam
perubahan eksoterm kebalikannya. Azas fundamental ini sama dengan azas yang berlaku untuk
raksi kimia. Energy total untuk suatu perubahan dari kondisi satu ke kondisi dua, yang
keduanya tertentu, akan tetap sama, tak peduli jalan yang ditempuh untuknmencapai

perubahan ini. Sebagai contoh, perhatikan perubahan 1 gram es pada -20 C menjadi 1 gram

uap air pada 150 C. Energi total yang diperlukan akan tetap sama, apakah e situ di sublimasi
langsung menjadi uap air dan kemudian uap itiu dipanasi untuk mencapai temperature akhir,
ataukah ea situ dipanasi sehingga melumer menjadi air, kemudian air di panasi agar menguap
menjadi kukus, yang di panasi untuk mencapai temperature akhir.
Secara tak resmi titk leleh dikatakn sebagai tempratur pada mana suatu zat padat
berubah menjadi suatu cairan, dan titik didih ialah temperature pada mana suatu cairan
menggelegak secara taat azas ketika berubah menjadi gas. Pada tekanan yang berlainan,
temperatur pelelehan dan pendidihan suatu zat akan berlainan pula. Temperature utuk
perubahan suatu zat yang berdsentuhan dengan udara pada 1 atn dirujuk sebagai titik leleh
ataupun titik didih.
1.Kapasitas panas
Kapasias panas yaitu banyaknya kalor yang diperlukan zait itu , degan bobot tertentu,

untuk menaikkan tenperatur sebanyak 1 C . Makin tinggi bobot sutua zat maka makin besar
kapasitas panasnya. Jika zat itu tepat 1 gram , maka kuantitas energy panas itu disebut kapasitas

panas per gram. Misalnya, kalor jenis ( kapasitas panas per gram) es ialah 2,00 J/(g. C).

banyaknya kalot yang diperlukanuntuk mengubah temperature 1 mol sutu zat setinggi 1 C
disebut kapasitas panas molar. Kapasitas panas molar es adalah:

2,00 J/(g C) (8.0 g/ mol) = 36.0 J/ ( mol. C)


2. Kalor Pelelehan
Jika 1,00 mol es pada -10,0 C dipanasi dengan hati-hati , maka untuk menaikkan

temperature menjadi 0 C, akan dibutuhkan alor sebanyak

(1,00 mol) ( 10,0 C) ( 136,0 J/ mol . C)= 360 J


Jika itambahkan lebih banyak kalor, maka akan milai mencair, tetapi temperature tidak

berbah. Memeng 6010 J atau 6,01 kJ, diperlukan untuk mengubah 1 mol es pada 0 C. energy
panas ini digunakan untuk melawan sebagian gaya terik antar moleul. Banyaknya kalor yang
diperlikan untuk mengubah 1 mol zat pada t pada titik lelehnya menjadi cairan pada
temperature yang sama disebut kalor pelelehan molar. Kalor pelelehan molar sejumlah zat
dipaparkan dalam table berikut:

Tabel kalor dan pengupan molar


Zat Kalor pelelehan molar Kalor penguapan molar
kJ/ mol kJ/ mol
Ammonia 5.67 23.26
Benzene 9.84 30.82
Brom 10,54 30.0
Karbondioksida 7.96 16.23
Hidrogen 0.12 0.904
Hydrogen klorida 2.11 16.15
Merkurium 2.30 59.15
Oksigen 0.44 6.82
Air 6,01 40.66

Banyaknya energy panas yang dibebaskan bila satu mol suatu zat memadat, disebut
kalor pembekuan molar, yang besarnya sama denga banyaknya kalor yang dibubuhkan bila
satu mol zat padat meleleh. Misalnya, 6,01 kJ dibebaskan ke sekitarnya bia 1 mol air membeku.
3. Kalor Penguapan

Bila 1 mol air pada 100 C menguap, 40660 J, atau 40,66 kJ kalor harus di tambahkan
kepada air ini agar berubah menjadi 1 mol kukus. Tepat sama seperti kasus pembekuan (
pelelehan), temperature tidak naik selama penguapan. Energy panas sebanyak 4066 jJ
digunakan untuk melewan gaya- gaya tarik sehingga molekul- molekul air dapat melepaskan
diri satu dari yang lain sebagai molekul gas (kukus). Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
mengubah 1mol zat cair menjadi gas pada temperature yang sama disebut kalor penguapan
molar. Kalor penguapa biasanya ditetapkan pada titik didih normal suatu zat, kecuali bila
dinyatakan lain.
Banyaknya energy panas yang dibebaskan bila satu mol suatu zat mengembun, yang
aisebut kalor pengembunan molar, sama dengan kalor yang diperlukan bila 1mol zat (cair)
menguap. Misalnya, dibebaskan 40,66 kJ ke sekitarnya, bila 1 mol kukus mengembun pada

100 C.
Contoh:

Hitunglah banyaknya kalor yang diperlikan untuk mengubah 0,0 g brom padat pada -7 C

menjadi uap pada 59,0 C.


Jawaban.
Dalam 10,0 g Brom , Br2 , terdapat
10,0 g X 1mol/ 159,8 g = 0,0626 mol
Untuk melelehkan brom: ( 10,54 kJ/mol) ( 0.06262mol) = 0,660

Untuk memanaskan brom darin7,0 kepadakalor total 59,0 C :

[(0,0757 kJ/ mol. C) ( 0,0626 C) = 0,313 kJ


Untuk menguapkan brom :
(30,0 kJ/ mol) (0,0626 mol) = 1,88 kJ
Kalor total yang diperlukan
0,660 kJ + 0,313 kJ + 1,88 kJ = 2,85 kJ
4. Perubahan Temperatur dan Perubahan Tekanan
Menurut teori molekul kinetic, dengan ditambahkan energy kalor ke suatu zat, energy
itu digunakan untuk mengalahkan gaya- gaya tarik yang mengikat partikel-partikel . Makin
tinggi temperturnya, makin besar energy partikel- partikel- partikel. Pada titik-titik perubahan
keadaan , banyak energy terlibat meskipun temperature tetap konstan. Juga, jika perubahan
keadaan disertai dengan penambahan volume, diperlikan energy untuk mendorong udara.
5. Gaya Tarik dan perubahan Keadaan
Gaya tarik yang mempengaruhi pelelehandan penguapan sangat beraneka ragam untuk
kelompok zat yang berlainan. Tiga pengelompokkan besar zat adalah kovalen, ion dan logam.
Kebanyakn zat kovalen terdirir dari molekul- molekul yang saling bertarikan dengan gaya yang
agak lemah. Ion-ion dalam zat ion dan atom dalam logam biasanya saling bertarikan dengan
gaya yang kuat.
Karena perbedaan-perbedaan keadaan ini, zat kovalen yang memebentuk molekul-
molekul tertentu cenderung memiliki titik leleh dan titik didih rendah. Senyawa ion memiliki
titik leleh dan titik didih tinggi jangka temperature untuk logam serupa dengan untuk senyawa
ion, meskipun terdapat sejumlah kekecualian, seperti merkurium, gallium, dan logam-logam
grup 1 A table berkala, yang mudah dilelehkan.
Sampai bebrapa ratus derajat diatas temperature kamar, kebanyakan senyawa ion dan
logam berbentuj zat padat. Dekat tempertur kamar, senyawa kovalen berbentuk padat, cair
ataupun gas, bergantung pada kuat gaya antar molekul. Semua zat cair di dekat tempertur
kamar adalah senyawa kovalen, misalnya air, alcohol- alcohol, dan hasil-hasil minyak bumi.
Keadaan Cair
1. Gaya Tarik Antar Molekul
Dalam membahas gatya antar molekul dalam bab ini, kebanyakan perhatian di batasi
pada gaya tarik menarik antara dua molekul atau lebih dari suatu zat murni. Namun, molekul-
molekul zat yang berlainan juga saling tarik menarik.
Bila sutu zat kovalen cair menguap, molekul melepaskanndiri dari tetangganya. Gaya
tarik lemah antara molekul dikalahkan, tetapi ikatan kovalen yang kuat yang mengikat atom-
atom dala molekul itu tidak terpatahkan. Dalam seksi ini akan diperhatikan tiga macam gaya
tarik menarik antar molekul. Dua diantanranya bersama-sama disebut gaya tarik van der
waals. Gaya tarik yang lemah disebabkan oleh dipole imbasa sekejap, yang terjadi antara
semua molekul, bahkan juga molekul yang tak polar sekalipun, gaya tarik van der waals yang
kuat, yang disebut gaya tarik dipole-dpipol , terjadi antara molekul yang memiliki momen
dipole permanen. Gaya tarik ketiga dari gaya van der waals. Gaya ini terjadi hanya antara
molekul tertentu dan disebut ikatan hydrogen.
• Dipole imbasan sekejap
Terdapat tarikan antara electron satu molekul dan inti- inti molekul-molekul yang lain, yang
dapat di bayangkan sebagai akibat menggesernya posisi atau getaran electron dan inti- inti itu.
Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas ( menginduksi) suatu getaran elaktron-
electron suatu molekul tetangga. Bila banyak molekul erkumpul bersama- sama, seperti dalam
keadaan cair, geseran-geseran ini disinkronkan, sehingga terdapat suatu tarikan netto antara
banyak molekul bertetangga , dipole-dipol imbasan dikatakan bersifat sekejap, karena getaran
itu milyaran kali dalam satu detik. Pada kejap berikutnya dipl hilang, atau mungkin malahan
arah polaritas telah dibalik.
Tarikan lemah yang disebabkan oleh dipole-dipol imbasan sekejap, pertama kali diuraikan
dalm tahun 1930-an oleh seorang ahli fisika Jerman Fritz London, sehingga disebut gaya-gaya
London. Gaya London inilah yang menyebabkan adanya tarikan antara molekul-molekul
senyawaan non-polar. Molekul-molekul besar lebih efektif ditarik satu sama lain dari pada
molekul-molekul kecil. Dapatlah metana, CH4 , di bandingkan dengan propane. CH3CH2CH3
Dua molekul propane saling menarik dengan lebih kuat dari pada dua molekul metana. Molekul
dengan distribusi electron yang besar dan baur lebuh kuat saling menarik, dari pada molekul-
molekul yang electronnya lebih kuat terikat.
Zat yang molekulnya bertarikan hanya berdasarkan gaya London, mempunyai titik
didih dan titk leleh yang rendah, dibandingkan dengan zt lain yang bobot molekulnya kira-kir
sama. Jika molekul-molekulnya kecil, zat-zat ini biasanya berbentuk gas pada temperature
kamar.
• Gaya tarik dipole-dipol
Molekul ynag memunyai momen dipole permanen dikatakan sebagai polar. Gaya tarik
antara dua molekul polar disebut gaya tarik dipole-dipol. Tarikan ini lebih kuat dari pada
tarikan molekul-molekul non polar. Jadi, zat-zat yang terdiri dari molekul polar cenderung
mempunyai titik didih dan titk leleh yang lebih tinggi dari pada molekul-molekul non polar
yang besarnya kirai-kira sama.
• Ikatan hydrogen
Tarikan antara molekul yang luar biasa kuatnya, dapat terjadi antara molekul-molekul,
jika satu molekul mempunyai sebuah atom hidrogenyang terikat pada sebuah atom
berelektronegativitas besar, dan molekul tetangganya mempunyai sebuah atom
berelektronegativitas tinggi yang mempunyai sepasang electron menyendiri. Inti hydrogen,
yakni proton, ditarik oleh pasangan electron yang berdekatan, dan berayun bolak-balik antara
kedua atom itu. Tarikan antara dua molekul yang menggunakan bersama-sama sebuah proton
yang berayun disebut ikatan hydrogen.
Ikatan hydrogen yang kuat terbentuk hanya oleh molekul yang mengandung nitrogen,
oksigen, ataupun fluor. Kelihatannya sepasang electron menyendiri dla sebuah atom lebih kecil
lebih efektif dari pada dalam atom besar, dalam hal menarik suatu atom hydrogen tetangganya.
Misalnya, meskipun nitrogen dan klor mempunyai keelektronegatifan yang sama, atom
nitrogen yang kecil itu memebentuk ikatan hydrogen yang jauh lebih kuat. Tiga zat yang sifat-
sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogan adalah air. H2O. ammonia NH3, dan hydrogen
fluoride HF. Molekul hydrogen fluorida saling tarik menarik begitu kuat sehingga terbentuk
rantai liku-liku (zig-zag) yang panjang rantainya tak tertentu, yang bersikap seperti molekul
yang lenbih besar. Pengukuran sinar X menunjukka bahwa struktur HF padat, dan diduga
dalam cairan terdapat rantai-rantai dengan geometri yang serupa
• Perilaku Fisika Lain dari Cairan
Tarikan antar molekul mempengaruhi banyak sifat cairan selain titik didih dan titik
leleh. Kalor pelelehan dan kalor penguapan merupakan dua sifat semacam itu. Yang juga
dihubungkan dengan tarikan antar moleku adalah tegangan permukaan, gaya yangmembuat
cairan cenderung membentuk tetesan bulat atau memebentuk perukaan melengkung, atau
meniscus, ila cairan bersentuhan denagn suatu wadah. Baik dalam hal tetesan mauopun
meniscus, permukaan melengkung yang terbentuk itu mempunyai luas yang sekecil
mungkinpadasuasana itu dank arena itu meminimalkan energy permukaan.
Gaya antar molekul zat yang sama atau srupa dapat disebut sebagai gaya kohesif. Gaya
-gaya antara molekul zat yang berlainan dan terutama antara cairan atau gas di satu pihak dan
zat padat dipihak lain, disebut gaya adhesive. Naiknya sekolom caiaran dalam sutu tabung
sempit disebut kenaikan pipa kapiler.
2. Pencairan Gas
Suatu gas dapat diembunkan atau dicaorkan oleh gabungan sesuai dari penurunan
temperature dan atau meneikkan tekanan.berkurangnya volume suatu gas karena menurunya
tempertur mengikuti hukum Charles sampai temperature turun di dekat titik dimana gas itu
milai mengembun menjadi suatu cairan.
Menurut teori kinetic, jika energy kinetic molekul-molekul gas diturunkan dengan menurunkan
tempertur secukupnya, gaya antar molekul akan menjadi efektif dalam mengikat partikel-
pertikel tekanan akan mengefektifken gaya antar molekul.jika molekul- molekul itu berjauhan,
maka gaya tarik akan melemah, tetapi dengan mendekatnya molekul –molekul itu satu sama
lain, maka tarikan itu akan meningkat. Gas itu mencair jika gaya tarik itu cukup besar.
Namun untuk tiap gas terdapat suatu temperature, yang disebut tempertur kritis, di
atas mana gas itu tidak dapat dicairkan, betapaun besarnya tekanan. Tekanan yang harus
diberikan untuk mencairkan suatu gas pada titk kritis disebut tekanan kritis.
Table tempertur dan tekanan kritis
Gas Titik didih Tempertur Tekanan kritis,

normal C kritis, C atm

Hydrogen -25,2 -239,9 12,8


Nitrogen -195,8 -146,9 33,5
Oksigen -183,0 -118,4 50,1
Metana -161,5 -82,6 5,4
Karbondioksida ( 78,5)a 31,0 72,9
Propane -42,1 96,8 42.0
Ammonia -33,4 132,4 111,3
Freon-12 -29,8 111,5 39,6
Sulfur dioksida -10,0 157,5 77,9
Butane -0,5 152,0 37,5
Air 100,0 374,2 218,3
Keterangan a : pada tekanan 1 atm, karbondioksida tudak berbentuk cair, jadi snyawa ini
tidak mempunyai titik didih normal. Bukannya meleleh dn mendidih, zat ini bersublimasi

pada t1 atm dan -78,5 C.


3. Penguapan Cairan
Cairan yang mudah menguap terdiri dari molekul –molekul yang mempunyai gaya
antar moekul yang lemah, mereka cenderung tercerai- berai oleh gerakan masing-
masing. Uap ialah nama keadaan gas suatu zat pada tekanan dan tempertur, pada mana zat itu
lazimnya berbentuk cairan atau zat padat. Suatu cairan mudah menguap dikatakan atsiri (
volatile). Etil eter adalh cairan yang mudah menguap, minyak pelumas sukar menguap.
• Tekanan uap
Tekanan uap sutu zat didefinisikan sbagai tekanan yang dilakukanoleh gas zat itu, bila
gas itu berada dalam kesetimbangan dengan fase cair atau padat. Tekanan uap sutu cairan (
atau padatan) bertambah dengan naiknya tempertur.
Kelmbapan relative didefinisikan sebagai penjenuhan persen dari udara dengan uap air.
Kadar kelembapan udara lazim diyatakan dalam kelembapan relative. Misalnya cairan itu
adalah air, maka kelembaan relative dalam wadah tertutup adalah 100 persen. Contoh

Jika tekanan parsial uap air dalam udara ialah 12,8 mmHg dan temperatu 22,0 C, berapakh
kelembapan relatifnya??

Jawaban: tekanan uap air pada 22 C adalah 19,83 mmHg. Ini adalah tekana parsial uap air
dalam udara yang jenuh dengan air pada tempertur itu.

Kelembapan relative =
= x 100= 64,5 %

• Pendidihan
Titik didih suatu cairan ialah tempertur dimana ketika tekanan uap yang
meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar (
tekanan yang dikenakan), mulai terbentuk gelembung- gelembung uap dalam cairan. Karena
tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu dapat
mendorong diri lea\wat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan. Cairan itu
mendidih.
Titik didih air beraneka ragam menurut tekanan udara. Titik didih normal suatu cairan
ialah temperature pada mana tekanan uapnya ialah 1 atm. Di pegunungan titik didih air

kurang dari 100 , karena tekanan udara kuranga dari 1 atm.


Keadaan Padat
1. Pembekuan Cairan
Titik leleh ( titk beku) suatu zat ialah temperature pada mana fase padat dan cair ada dalam
kesetimbangan. Jilka siste semacam itu di ganggu dengan menambahkan atau menarik energy
panas, system akan berubah dengan mem bentuk lebih banyak zat cair atau lebih benyak zat
padat.
Titik didih suatu cairan berubah secara nyata dengan berubahnya tekanan luar. Tetapi,
selisih tekanan yang kecil, seperti berubahnya tekanan udara, mempunyai pengaruh yang dapat
diabaikan pada titik beku suatu cairan. Pertambahan tekanan yang besar memeang mnyebabkan
fase yang volumenya lebih kecil, lebih disukai. Utuk kebanyakn zat, keadaan padat lebih rapat
( volume lebih kcil untuk bobot tertentu) dari pada keadaan cair. Beberapa zat , misalnya air
dan bismut, keadaan cairnya lebih rapat.

6. Sifat Padatan
• Ciri Khas Molekul Zat Padat
- gaya tarik menarik sangat kuat
- susunannya berdekatan satu sama lain
- letaknya berdekatan

7. Zat Padat Kristal


Kristal adalah benda padat yang mempunyai permukaan-permukaan datar. Karena
banyak zat padat seperti garam, kuarsa, dan salju ada dalam bentuk-bentuk yang jelas simetris,
telah lama para ilmuwan menduga bahwa atom, ion maupun molekul zat padat ini tersusun
secara simetris.
Penampilan kristal. Bila suatu zat dalam keadaan cair atau larutan mengkristal, kristal
dapat terbentuk dengan tumbuh lebih ke satu arah daripada ke arah lain.
Isomorfisme. Dari kata Yunani morphe, yang artinya bentuk, dan isos yang artinya sama.
Dua zat yang memiliki struktur kristal yang sama dikatakan isomorf. Rumus pasangan zat
semacam itu biasanya meunjukkan ahwa angka banding atom-atomnya sama. Misalnya :
NaF dan MgO 1:1 K2SO4 dan K2SeO4 2:1:4
Cr2O3 dan Fe2O3 2:3 NaNO3 dan CaCO3 1:1:3
Zat-zat isomorf dapat atau tidak dapat mengkristal bersama-sama dalam campuran yang
homogen. Namun kemiripan baik dari rumus maupun sifat-sifat kimia tidaklah cukup untuk
menjamin pengkristalan yang homogen. Dua zat seerupa yang dikenal dengan baik yang tidak
mengkristal secara homogen ialah NaCl dan KCl.
Suatu zat tunggal yang mengkristal dalam dua atau lebih bentuk yang berlainan pada
kondisi yang berlainan, dikatakan bersifat polimorf (banyak bentuk). Kalsium karbonat
(CaCO3), silikon dioksida (SiO2), belerang (S), dan karbon (C), merupakan contoh zat-zat
polimorf. Misalnya, grafit dan intan merupakan bentuk polimorf dari karbon. Dalam hal unsur,
bentuk polimorf juga disebut bentuk alotropi.
Suatu zat yang tampil sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang
berkembangbiak disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat padat semacam
ini. Tak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-titik leleh tertentu yang tepat.
Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila dipanasi dan meleleh dalam suatu jangka
temperatur.
Pengkajian Sinar-X. Barisan tiga dimensi yang teratur (dari) titik-titik serupa dalam
suatu zat padat kristal disebut kisi kristal (crystal lattice). Seorang ahli fisika Jerman Max
von Laue (1912) menyatakan bahwa, jika sinar-X memang sejenis radiasi elektromagnetik
seperti cahaya, sinar-X harus mempunyai panjang gelombang yang sesuai untuk didifraksikan
oleh atom atau ion dalam suatu kisi kristal.
Radiasi-X mempunyai panjang gelombang tunggal yakni radiasi yang bersifat
monokromatik. Bila suatu berkas monokromatik sinar-X jatuh ke suatu zat kristal, radiasi
didifraksi dengan kuat hanya bila kristal itu diputar pada sudut tertentu terhadap berkas masuk
itu.
Karakteristik Kristal. seksi terkecil dari suatu kisi kristal yang dapat digunakan untuk
memerikan struktur kristal itu disebut suatu sel satuan. Secara teoritis, kristal keseluruhan dapat
direproduksi dengan menyusun sel-sel satuan itu. Kisi kristal yang berlainan dikelompokkan
menurut panjang relatif dari ketiga sumbu sel satuan itu dan besar relatif ketiga sudut yang
diapit oleh sumbu-sumbu itu. Dengan dikelompokkan seperti ini, terdapat enam penataan
kristal yang secara mendasar berlainan. Penataan dan ukuran ion dapat dihitung berdasarkan
data sinar-X.

8. Senyawa Ion
Kelompok paling dikenal dari zat-zat kristal adalah kelompok senyawa ion.
Kecenderungan ion untuk menarik ion lain yang muatannya berlawanan dan menolak ion yang
muatannya sama, mengakibatkan penataan ion tiga dimensi yang teratur. Pengaruh utama pada
pola khas yang dibentuk oleh senyawa ion adalah muatan ion, ukuran relatif kedua ion yang
terlibat, kemudahan ion itu terdistorsi atau terpolarisasi
Gaya tolakan dan tarikan elektrostatik antara ion-ion bekerja secara sama dalam semua
arah. Sesuai dengan hukum Coulomb, gaya ini bekerja dengan cara berbanding terbalik dan
kuadrat jarak antara muatan, oleh karena itu gaya ini paling kuat diantara gaya yang lainnya.
Titik didih dan titik leleh senyawa ion tinggi. Diperlukan cukup banyak energi untuk
melemahkan ikatan ion yang kuat dan memberikan ion itu sukup energi untuk bergerak sebagai
partikel cairan atau menguap sebagai molekul sederhana
Halangan sterik. Seringkali satu ion dapat menempati tempat ion lain dalam suatu kisi
ion, jika ion-ion itu sama muatannya dan besarnya kira-kira sama. Misalnya klorida dengan
suatu jari-jari 1,81 A mungkin menggantikan bromida yang berjari-jari 1,96A. Bila sebuah
partikel tak dapat menduduki suatu tempat karena keterbatasan ruang maka efek ini disebut
halangan sterik. Efek ini tidak terbatas pada zat-zai berion saja.
Menentukan ukuran ion. Ukuran sebuah ion dapat sedikit berbeda dari senyawa satu
dengan senyawa yang lain. Misalnya jari-jari yang ditentukan untuk ion bromida sedikit
berbeda dalam lithium bromida dan dalam kalium bromida. Ini dapat disebabkan oleh beda
dalam rapatan muatan kedua ion positif dan oleh berbagai efek kemasan (penyusunan rapat).
Polarisasi ion. Angka banding muatan satu ion dan volumenya disebut rapatan muatan.
Ion positif dengan muatan tinggi mempunyai jari-jari kecil, sehingga ion-ion ini mempunyai
rapatan muatan yang tinggi. Ion semacam itu menarik dengan kuat elektron-elektron dari ion
dan molekul di dekatnya.
Ion yang terdistorsi bersifat lebih negatif pada sisi yang menghadap ke ion positif dan
lebih positif pada sisi yang lain, maka dikatakan ion negatif itu terpolarisasi. Polarisasi ini tidak
berubah-ubah menurut waktu, tidak seperti gaya London, melainkan konstan selama kedua ion
itu masih berdampingan. Karena ukurannya lebih besar, ion-ion negatif cenderung lebih mudah
terpolarisasi daripada ion-ion positif. Salah satu efek polarisasi dapat berupa penurunan titik
leleh.

9. Zat Kovalen Padat


Kebanyakan zat yang umumnya kovalen sebagai molekul-molekul diskrit. Brom,
karbondioksida, heksana, ammonia, dan etil alcohol merupakan contoh yang khas. Titik leleh
dan titik didih kovalen cenderung lebih rendah daripada zat-zat ion. Beda dalam titik leleh dan
titik didih disebabkan karena untuk melelehkan zat padat molekul ataupun menguapkan cairan
molekul hanya membutuhkan energy secukupnya untuk mengalahkan gaya tarik van der Waals
antara molekul-molekul.
Beberapa unsure nonlogam seperti karbon dan silicon serta beberapa senyawa seperti
boron nitride atau silicon karbida membentuk kristal-kristal, yang atom-atomnya terikat kuat
pada semua arah oleh ikatan kovalen yang kuat. zat-zat ini tidak berada sebagai molekul-
molekul kecil yang diskrit.
Dalam unsure atau senyawa padat yang terbuat dari molekul kovalen terdapat dua tipe
umum. Bila molekul individu tidak polar atau hanya sedikit polar mereka teronggok bersama-
sama seperti kelereng dengan mengambil tempat sesedikit mungkin. Jika molekul individu
polar, mereka cenderung mengatur diri sedemikian sehingga muatan yang berlawaanan akan
berdekatan dan muatan yang sama akan berjauhan.
Zat-zat dengan molekul nonpolar atau sedikit polar membentuk zat padat hanya pada
temperature rendah. Zat-zat ini antara lain halogen ringan, CO, CO2 dan banyak senyawa
organik seperti metana dan hidrokarbon lain.
Strukutur es dan air. Dari dimensi sebuah molekul air, bila terkemas secara mampat,
seperti kelereng dalam kotak, dihitung bahwa ruangan yang diperlukan ialah 15 Å3. Untuk 1
mol air volume yang dikalkulasi adalah 9 cm3. Tetapi volume yang diukur dari 1 mol air adalah
18 cm3 atau duakali harga yang dihitung. Karena itu sepertinya, separuh ruangan diisi oleh air
dan separuhnya kosong.
Pengkajian dari sinar-X menyatakan bahwa strukturnya agak mirip struktur es. Tetapiu
ketika meleleh volume air hanya 90 % volume es. Ini menendakan bahwa struktur es roboh
sebagianj dan terdapat ruang hampa dalam air dibandingkan dengan es. Cairan lebih rapat
daripada zat padatnya merupakan hal yang tidak biasa Karenna kebanyakan zat mengembang
bila dilelehkan. Perilaku yang luar biasa ini dihubungkan dengan struktur es dan air. Banyak
ikatan hydrogen yang putus ketika es mencair. Molekul- molekul menjadi terkemas lebih
mampat dan rapatannya naik. Setelah es meleleh, berlangsung pelepasan molekul-molekul air
yang berkaitan, dengan dipanasinya air itu. Hal ini menyebabkan kenaikan rapatan.

10. Zat Padat Logam


Zat padat tersederhana addalah zat padat yang mengandung atom-atom dari satu unsure
saja, misalnya logam-logam. Atom-atom dalam logam biasanya disusun dengan cara seefisien
mungkin. Dengan atom identik angkabanding jari-jari adalah 1 dan bilangan koordinasi
maksimum adalah 12. Dalam struktur kubus berpusat-tubuh, atom apa saja (kecuali yang
berada pada permukaan) mempunyai BK=8, dalam kubus berpusat-muka BK=12, dalam
struktur terkemas mampat heksagonal atom apa saja mempunyai BK=12.
Unsure seperti kromium, besi, wolfram, natrium dan kalium mengkristal dalam pola
berpusat-tubuh. Kisi berpusat-muka dibentukn oleh aluminium, tembaga, perak, emasplatina,
timbel dan banyak logam lain. Diantara kisi terkemas mampat heksagonal adalah magnesium,
zink, cadmium.
Zat logam yang paling lazim adalah unsure, tetapi terdapat banyak senyawa antar logam
yang mempunyai sifat-sifat yang khas logam seperti Na3Bi, AgZn, FeAl, dan Cu3Sn.
Sifat logam. Sifat kimia. Logam bersifat sebagai donor elektrondalam reaksi-reaksi.
Ion-ion logam biasanya adalah ion positif dikarenakan rendahnya energy ionisasi atom logam
dan biasasnya terdapat kurang dari empat elektron dalam tingkatan energi terluarnya.
Sifat fisika. Daya hantar jenis listrik dan panas yang tinggi, mengkilapnya permukaan,
penataan terkemas-mampat atom-atom sehingga logam cenderung memiliki rapatan yang
relative tinggi. Kemampuan mengubah bentuk tanpa retak bila ada tegangan. Logam dapat
ditempa meskipun atom-atom mereka berikatan kuat satu sama lain.
Electron dalam ikatan. Sifat fisika logam menyatakan bahwa ikatan-ikatan valensi
yang mengikat atom-atom itu satu sama lain bukanlah ikatan ion juga bukan kovalen
sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ion-ion positif dan di sekitarnya
terdapat electron-elektron valensi. Electron valensi ini terbatas pada permukaan-permukaan
energi tertentu, namun memiliki cukup kebebasan sehingga tidak terus menerus digunakan
bersama-sama oleh dua ion yang itu-itu saja. Bila diberikan energi, electron-elektron ini mudah
dioperkan dari atom ke atom. Sistem ini dikenal sebagai ikatan logam.
Tidak seperti ikatan ion maupun kovalen, ikatan logam memberikan kekuatan sekaligus
keuletan pada logam itu dan memungkinkan perubahan bentuk (deformasi). Meskipun ion
positif menghuni posisi yang relative stasioner, ion-ion ini dapat menggelincir satu melewati
yang lain dengan agak mudah. Sehingga, logam tidak retak bila dipukul dengan palu atau
digilas menjadi lembaran.
Daya hantar listrik dari logam berasal dari ikatan logam. Jika salah satu ujung logam
dipanasi maka di ujung tersebut electron bergerak lebih cepat daripada elektron di ujung yang
dingin. Gerakan electron valensi dalam logam dan pertukaran energi antara mereka mirip
dengan gerakan acak molekul-molekul gas.

11. Susunan Partikel


Partikel individu yang membentuk zat-zat cenderung menata diri dalam cara yang
seefisien mungkin di bawah seperangkat kondisi tertentu. Baik dalam molekul maupun dalam
Kristal, inti-inti dan electron-elektron masuk dalam pola-pola yang mana partikel yang saling
menarik akan sedekat mungkin, partikel yang saling menolak akan sejauh mungkin, semua
partikel menyusun diri dalam barisan simetris, sedemikian sehingga energi netto tarikan dan
tolakan dapat diminimalkan.
Beberapa tipe yang lazim dari struktur cacat kisi ialah struktur yang kehilangan atom atau
ion, struktur denngan partikel sekedar suatu penataan partikel secara kacau balau.
Struktur cacat dapat mempunyai sifat listrik istimewa yang berguna. Semikonduktor,
transistor dan isolator dewasa ini dibuat dari Kristal sintetik yang mempunyai cacat yang
diawasi dengan seksama.

Anda mungkin juga menyukai