PERCOBAAN VI
“UNSUR TRANSISI”
2020
PERCOBAAN VI
“UNSUR TRANSISI”
I. Tujuan Percobaan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum
terisi penuh (kecuali unsur sen (Zn) pada golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur
transisi memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan
utama, seperti magnetic, warna ion, aktivitas katalik, serta kemampuan membentuk
senyawa kompleks. Unsur transisi terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan seng (Zn) (William Greogor, 1970).
Skandium (Sc) penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi
aluminium-skandium untuk peralatan sukan (basket, bet besbol, senjata api, dan
sebagainya) yang memerlukan bahan dicampur dengan aluminium. Titanium (Ti)
digunakan dalam industry dan konstruksi, contohnya badan pesawat terbang karena
temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (Strnght). Vanadium (V)
digunakan untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan
yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi. Khromium (Cr)
digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk
banyak alloy (logam campuran). Mangan (Mn) merupakan logam putih kemerahan
atau kehijauan, keras (lebih keras dari besi) (Louis Nicolas, 1797).
Besi (Fe) kegunaan nya untuk membuat baja. Kobalt (Co) merupakan logam
putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosok langsung mengkilap lebih
keras dan lebih terang dari pada nikel. Nikel (Ni) merupakan logam putih perak
keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang baik dan tahan terhadap udara tetapi
tidak tahan terhadap air yang mengandung asam sehingga banyak digunakan sebagai
komponen pemanas listrik (nikrom) yang merupakan campuran. Tembaga (Cu)
merupakan logam kemerahan, mengkilap bila digosok ditempa, tidak mudah berkarat
dan penghantar listrik yang baik. Seng (Zn) merupakan logam cukup keras, terang
berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara lembab. Hal ini disebabkan diatas
lapisan permukaan seng terbentuk lapisan karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat
menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak
digunakan untuk melapisi logam besi (Kart Scheele, 1818).
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah :
a) Alat
1. Cawan penguap
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Pipet tetes
b) Bahan
1. CuSO5 . 5H2 O
2. CoSO5 . 7H2 O
3. HCl pekat
4. NaOH 2 M
5. CuSO4 0,25 M
6. NH4 Cl pekat
IV. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
A. Perlakuan I :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan .
2) Memasukkan Kristal CuSO5.5H2O kedalam cawan penguap.
3) Memanaskan CuSO5.5H2O menggunakan penangas listrik.
4) Mendinginkan cawan penguap yang telah di panaskan.
5) Menambahkan dua tetes aquades.
6) Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
B. Perlakuan II :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2) Memasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi masing-masing 1 mL
larutan CuSO4 0,25 M.
3) Menambahkan larutan NaOH 2 M sebanyak 1 mL pada tabung reaksi
pertama.
4) Menambahkan larutan NH4OH 1 M sebanyak 1 mL pada tabung
reaksi kedua.
5) Menambahkan larutan HCl 2 M sebanyak 1 mL pada tabung reaksi
ketiga.
6) Menambahkan aquades ke dalam tabung reaksi ketiga sebanyak 1 mL.
7) Menambahkan larutan NH4Cl 2 M ke dalam tabung reaksi ketiga.
8) Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum
terisi penuh (kecuali unsur sen (Zn) pada golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur
transisi memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan
utama, seperti magnetic, warna ion, aktivitas katalik, serta kemampuan membentuk
senyawa kompleks. Unsur transisi terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan seng (Zn) (William Greogor, 1970).
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat ion kompleks.
Prinsip dasar percobaan ini adalah mengetahui apa itu sifat-sifat dari
kompleks.
Prinsip kerja dari percobaan ini adalah menetukan sifat ion kompleks, dengan
cara mengambil beberapa larutan yang berbeda konsentrasinya seperti Larutan
CuSO4 0,25 M, NaOH 2 M, NH4OH 1 M, HCl 2 M, dan larutan NH4Cl 2 M, dan
dengan cara memanaskan larutan CuSO5.5H2O (Staf Pengajar Kimia Dasar
Lanjutan, 2020).
a) Perlakuan I :
Tujuan perlakuan ini adalah untuk menetukan sifat dari ion kompleks Kristal
CuSO5.5H2O. Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
berfungsi untuk memudahkan saat melakukan langkah dari percobaan ini. Kemudian
memasukkan Kristal CuSO5.5H2O kedalam cawan penguap berfungsi sebagai
sampel percobaan ini, sifat dari Kristal CuSO5.5H2O adalah anhidrat atau tidak
bercampur pada etanol berwarna biru. Kemudian memanaskannya menggunakan
penangas listrik tujuannya agar dapat melihat pengaruh Kristal CuSO5.5H2O
terhadap temperatur panas apakah berubah atau tidak. Hasil yang kami dapatkan
adalah saat Kristal CuSO5.5H2O di panaskan warnanya berubah dari biru tua
menjadi putih tulang. Setelah itu mendinginkannya berfungsi untuk melihat
perubahan pengaruh suhu pada Kristal ini. Kemudian menambahkan dua tetes
aquades, berfungsi melarutkan larutan. Hasil yang kami dapatkan adalah Warna
berubah dari putih tulang menjadi biru muda. Setelah itu mencatat hasil pengamatan
pada tabel hasil pengamatan (Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).
b) Perlakuan II :
a) Perlakuan I
b) Perlakuan II
Dalam perlakuan ini saya tidak menemukan literature yang serupa dengan
yang di cobakan. Saya hanya mendapatkan yaitu dari seorang pratikkan bernama
“Ahmaddun” ia hanya memaparkan laju reaksi dalam bentuk waktu dan hanya
larutan HCl saja yang di praktik kan yaitu HCl 0,1 M waktunya adalah 40 menit 40
detik. Yang artinya literature ini tidak sesuai dengan perlakuan ini (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).
Kesalahan dari percobaan ini adalah kami tidak terjun langsung dalam
pelaksanaan praktikum kali ini disebabkan adanya pandemic corona yang membuat
kita hanya melalui handphone saja, sehingga kami tidak mengetahui apa saja
kesalahan saat melakukan praktikum pada percobaan ini. Terimakasih (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).
VIII. KESIMPULAN
Ion kompleks adalah senyawa ionic, dimana kation dari logam transisi
berikatan dengan dua atau lebih anion atau molekul netral. Dalam ion kompleks,
kation logam unsur transisi dinamakan atom pusat, dan anion atau molekul netral
terikat pada atom pusat dinamakan ligan (mengikat). Menurut teori Lewis, ion logam
transisi menyediakan orbital d yang kosong sehingga berperan sebagai asam Lewis
(akseptor paasangan elektron bebas) dan ion atau molekul netral yang memiliki
pasangan elektron bebas untuk didonorkan berperan sebagai basa Lewis.
DAFTAR PUSTAKA
Lars Nilson. 1899. Oksidasi Unsur Transisi. PT. Gramedia Pustaka : Jakarta.
Nils Sefstrom. 1845. Jurnal Kimia Terpadu 2010. Citra Bakti Aditya : Bandung.
Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Dasar
qwertLanjutan. Universitas Tadulako : Palu.