Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN LENGKAP

PERCOBAAN VI
“UNSUR TRANSISI”

NAMA : Nurul Fadilah A.Darmansyah


Stambuk : A 251 19 026
Kelas :C
Kelompok : 1 (satu)
Asisten : Dewi Masyitha

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TADULAKO

2020
PERCOBAAN VI
“UNSUR TRANSISI”

I. Tujuan Percobaan

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sifat ion kompleks.

II. Dasar Teori

Unsur transisi merupakan unsur-unsur yang terletak antara kelompok logam


reaktif dengan kelompok nonlogam serta yng memiliki subkulit d atau subkulit f
yang terisi sebagian. Unsur transisi biasanya memiliki bilangan oksidasi lebih dari
satu, hal ini disebabkan oleh karena mudahnya unsur transisi melepaskan elektron
valensinya. Adanya elektron-elektron yang tidak berpasangan menyebabkan unsur
transisi bersifat paramagnetic, semakin banyak elektron yang tidak berpasangan
maka semakin kuat paramagnetiknya. Unsur transisi memiliki kemampuan untuk
membentuk senyawa kompleks dan larutan berwarna. Hal ini disebabkan karena
senyawa tersebut menyerap energy pada daerah sinar tampak (Lars Nilson,1899).

Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum
terisi penuh (kecuali unsur sen (Zn) pada golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur
transisi memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan
utama, seperti magnetic, warna ion, aktivitas katalik, serta kemampuan membentuk
senyawa kompleks. Unsur transisi terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan seng (Zn) (William Greogor, 1970).

Senyawa kompleks dapat berupa senyawa kompleks netral atau senyawa


kompleks ionic yang dalam pembentukannya atom logam atau ion logam disebut
sebagai atom pusat, sedangkan atom yang dapat mendonorkan elektronnya pada
atom pusat disebut ligan. Ligan dapat berupa molekul netral atau anion yang
memiliki kemampuan sebagai donor pasangan elektron dari satu atau lebih atom
donor. Berbagai ligan dapat digunakan untuk mengkomplekskan logam dan
menghasilkan larutan berwarna. Berdasarkan banyaknya atom donor yang dimiliki,
ligan-ligan (Nils Sefstrom, 1845)

Skandium (Sc) penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi
aluminium-skandium untuk peralatan sukan (basket, bet besbol, senjata api, dan
sebagainya) yang memerlukan bahan dicampur dengan aluminium. Titanium (Ti)
digunakan dalam industry dan konstruksi, contohnya badan pesawat terbang karena
temperatur tinggi tidak mengalami perubahan kekuatan (Strnght). Vanadium (V)
digunakan untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan
yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi. Khromium (Cr)
digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat dan membentuk
banyak alloy (logam campuran). Mangan (Mn) merupakan logam putih kemerahan
atau kehijauan, keras (lebih keras dari besi) (Louis Nicolas, 1797).

Besi (Fe) kegunaan nya untuk membuat baja. Kobalt (Co) merupakan logam
putih keperakan dengan sedikit kebiruan bila digosok langsung mengkilap lebih
keras dan lebih terang dari pada nikel. Nikel (Ni) merupakan logam putih perak
keabuan, dapat ditempa, penghantar panas yang baik dan tahan terhadap udara tetapi
tidak tahan terhadap air yang mengandung asam sehingga banyak digunakan sebagai
komponen pemanas listrik (nikrom) yang merupakan campuran. Tembaga (Cu)
merupakan logam kemerahan, mengkilap bila digosok ditempa, tidak mudah berkarat
dan penghantar listrik yang baik. Seng (Zn) merupakan logam cukup keras, terang
berwarna putih kebiruan, tahan dalam udara lembab. Hal ini disebabkan diatas
lapisan permukaan seng terbentuk lapisan karbonat basa (Zn2(OH)2CO3) yang dapat
menghambat oksidasi lebih lanjut. Karena sifat tersebut, maka seng banyak
digunakan untuk melapisi logam besi (Kart Scheele, 1818).
III. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di gunakan dalam percobaan ini adalah :

a) Alat
1. Cawan penguap
2. Tabung reaksi
3. Rak tabung reaksi
4. Pipet tetes

b) Bahan
1. CuSO5 . 5H2 O
2. CoSO5 . 7H2 O
3. HCl pekat
4. NaOH 2 M
5. CuSO4 0,25 M
6. NH4 Cl pekat
IV. Prosedur kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
A. Perlakuan I :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan .
2) Memasukkan Kristal CuSO5.5H2O kedalam cawan penguap.
3) Memanaskan CuSO5.5H2O menggunakan penangas listrik.
4) Mendinginkan cawan penguap yang telah di panaskan.
5) Menambahkan dua tetes aquades.
6) Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.

B. Perlakuan II :
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
2) Memasukkan ke dalam tiga buah tabung reaksi masing-masing 1 mL
larutan CuSO4 0,25 M.
3) Menambahkan larutan NaOH 2 M sebanyak 1 mL pada tabung reaksi
pertama.
4) Menambahkan larutan NH4OH 1 M sebanyak 1 mL pada tabung
reaksi kedua.
5) Menambahkan larutan HCl 2 M sebanyak 1 mL pada tabung reaksi
ketiga.
6) Menambahkan aquades ke dalam tabung reaksi ketiga sebanyak 1 mL.
7) Menambahkan larutan NH4Cl 2 M ke dalam tabung reaksi ketiga.
8) Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
V. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Kristal CuSO5.5H2O di Warna berubah dari biru tua
panaskan
menjadi putih tulang.
Kristal CuSO5.5H2O di Warna berubah dari putih tulang
dinginkan + Aquades menjadi biru muda.
2. a. Tabung I
• Larutan CuSO4 0,25 M + Warna berubah dari biru muda
NaOH 2M menjadi biru tua dan membentuk
gumpalan.
b. Tabung II
• Larutan CuSO4 0,25 M + Warna berubah dari biru muda
NH4Cl 1M menjadi memudar.
c. Tabung III
• Larutan CuSO4 0,25 M + • Warnanya tetap tidak
HCl 2 M mengalami perubahan yaitu
berwrna biru muda.
• Larutan CuSO4 0,25 M + • Warnanya tidak berubah.
HCl 2 M + Aquades
• Larutan CuSO4 0,25 M + • Warna biru muda memudar
dan terdapat butiran-butiran.
HCl 2 M + Aquades +
NH4Cl 2 M.
VI. Reaksi-Reaksi
Reaksi-Reaksi yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :

1. CuSO5.5H2O 𝐶𝑢2+ . 𝐻210+ + 𝑆𝑂52− . 𝑂5−


2. CuSO4 𝐶𝑢2++ 𝑆𝑂42−
3. NaOH 𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻 −
4. NH4OH 𝑁𝐻4+ + 𝑂𝐻 −
5. HCl 𝐻 + + 𝐶𝑙 −
6. NH4Cl 𝑁𝐻4+ + 𝐶𝑙 −
7. CuSO4 + 2NaOH 𝐶𝑢2+. 2𝑁𝑎+ + 𝑆𝑂42− . 2𝑂𝐻 −
8. CuSO4 + NH4Cl 𝐶𝑢2+. 𝑁𝐻4+ + 𝑆𝑂42−. 𝐶𝑙 −
VII. Pembahasan

Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d yang belum
terisi penuh (kecuali unsur sen (Zn) pada golongan IIB). Hal ini menyebabkan unsur
transisi memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan
utama, seperti magnetic, warna ion, aktivitas katalik, serta kemampuan membentuk
senyawa kompleks. Unsur transisi terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt (Co),
Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan seng (Zn) (William Greogor, 1970).

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sifat ion kompleks.

Prinsip dasar percobaan ini adalah mengetahui apa itu sifat-sifat dari
kompleks.

Prinsip kerja dari percobaan ini adalah menetukan sifat ion kompleks, dengan
cara mengambil beberapa larutan yang berbeda konsentrasinya seperti Larutan
CuSO4 0,25 M, NaOH 2 M, NH4OH 1 M, HCl 2 M, dan larutan NH4Cl 2 M, dan
dengan cara memanaskan larutan CuSO5.5H2O (Staf Pengajar Kimia Dasar
Lanjutan, 2020).

Perlakuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

a) Perlakuan I :

Tujuan perlakuan ini adalah untuk menetukan sifat dari ion kompleks Kristal
CuSO5.5H2O. Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
berfungsi untuk memudahkan saat melakukan langkah dari percobaan ini. Kemudian
memasukkan Kristal CuSO5.5H2O kedalam cawan penguap berfungsi sebagai
sampel percobaan ini, sifat dari Kristal CuSO5.5H2O adalah anhidrat atau tidak
bercampur pada etanol berwarna biru. Kemudian memanaskannya menggunakan
penangas listrik tujuannya agar dapat melihat pengaruh Kristal CuSO5.5H2O
terhadap temperatur panas apakah berubah atau tidak. Hasil yang kami dapatkan
adalah saat Kristal CuSO5.5H2O di panaskan warnanya berubah dari biru tua
menjadi putih tulang. Setelah itu mendinginkannya berfungsi untuk melihat
perubahan pengaruh suhu pada Kristal ini. Kemudian menambahkan dua tetes
aquades, berfungsi melarutkan larutan. Hasil yang kami dapatkan adalah Warna
berubah dari putih tulang menjadi biru muda. Setelah itu mencatat hasil pengamatan
pada tabel hasil pengamatan (Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

b) Perlakuan II :

Tujuan perlakuan ini adalah untuk menetukan sifat terhadap beberapa


konsentrasi larutan. Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
berfungsi untuk memudahkan saat melakukan langkah dari percobaan ini. Kemudian
memasukkan 1 mL larutan CuSO4 0,25 M kedalam tiga buah tabung reaksi, sifat dari
CuSO4 atau Tembaga Sulfat ini adalah larutan berwarna biru. Larutan CuSO4 dalam
percobaan ini berfungsi sebagai sampel percobaan. Kemudian menambahkan larutan
NaOH 2 M sebanyak 1 mL pada tabung reaksi pertama, sifat larutan NaOH memiliki
warna putih jernih yang di produksi dalam bentuk flake, NaOH ini mudah larut dan
memiliki kelarutan yang tinggi dalam air namun memiliki kelarutan yang lebih
rendah dalam ethanol atau methanol. Larutan ini berfungsi untuk menetukan laju
reaksi terhadap konsentrasi larutan. Hasil yang kami dapatkan adalah “Warna
berubah dari biru muda menjadi biru tua dan membentuk gumpalan”. Kemudian
menambahkan larutan NH4OH 1 M sebanyak 1 mL pada tabung reaksi kedua, sifat
NH4OH ini adalah memiliki wujud cairan tak berwarna dan berbau sangat tajam
dengan sifat korosif yang tinggi sehingga sangat berbahaya bila terkena jaringan
kulit. Larutan ini berfungsi untuk menetukan laju reaksi terhadap konsentrasi larutan.
Hasil yang kami dapatkan adalah “Warna berubah dari biru muda menjadi
memudar”. Kemudian menambahkan larutan HCl 2 M sebanyak 1 mL pada tabung
reaksi ketiga, sifat HCl ini adalah larutan bening dan memiliki bau yang menyengat.
Larutan ini berfungsi untuk menetukan laju reaksi terhadap konsentrasi larutan. Hasil
yang kami dapatkan adalah “Warnanya tetap tidak mengalami perubahan yaitu
berwrna biru muda”. Kemudian mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil
pengamatan (Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

Literature dari percobaan ini adalah :

a) Perlakuan I

Menurut seorang pratikkan yang bernama “Fanny Ainunnisa” pada saat ia


memanaskan Kristal CuSO5.5H2O terdapat asap putih dan endapan berwarna biru
sedangkan hasil yang kami dapatkan dalam perlakuan ini adalah saat Kristal
CuSO5.5H2O di panaskan warnanya berubah dari biru tua menjadi putih tulang.
Yang artinya literature tersebut telah sesuai dengan hasil yang kami dapatkan (Staf
Pengajar Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

b) Perlakuan II

Dalam perlakuan ini saya tidak menemukan literature yang serupa dengan
yang di cobakan. Saya hanya mendapatkan yaitu dari seorang pratikkan bernama
“Ahmaddun” ia hanya memaparkan laju reaksi dalam bentuk waktu dan hanya
larutan HCl saja yang di praktik kan yaitu HCl 0,1 M waktunya adalah 40 menit 40
detik. Yang artinya literature ini tidak sesuai dengan perlakuan ini (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).

Kesalahan dari percobaan ini adalah kami tidak terjun langsung dalam
pelaksanaan praktikum kali ini disebabkan adanya pandemic corona yang membuat
kita hanya melalui handphone saja, sehingga kami tidak mengetahui apa saja
kesalahan saat melakukan praktikum pada percobaan ini. Terimakasih (Staf Pengajar
Kimia Dasar Lanjutan, 2020).
VIII. KESIMPULAN

Ion kompleks adalah senyawa ionic, dimana kation dari logam transisi
berikatan dengan dua atau lebih anion atau molekul netral. Dalam ion kompleks,
kation logam unsur transisi dinamakan atom pusat, dan anion atau molekul netral
terikat pada atom pusat dinamakan ligan (mengikat). Menurut teori Lewis, ion logam
transisi menyediakan orbital d yang kosong sehingga berperan sebagai asam Lewis
(akseptor paasangan elektron bebas) dan ion atau molekul netral yang memiliki
pasangan elektron bebas untuk didonorkan berperan sebagai basa Lewis.
DAFTAR PUSTAKA

Kart Scheele. 1818. Jurnal unsur Transisi. Salemba Medika : Jakarta.

Lars Nilson. 1899. Oksidasi Unsur Transisi. PT. Gramedia Pustaka : Jakarta.

Louis Nicolas. 1797. Kegunaan Unsur-unsur Transisi. Erlangga : Jakarta.

Nils Sefstrom. 1845. Jurnal Kimia Terpadu 2010. Citra Bakti Aditya : Bandung.

Staf Pengajar Kimia Dasar Lanjutan. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Dasar
qwertLanjutan. Universitas Tadulako : Palu.

William Greogor. 1970. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Bineka Cipta : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai