Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam titrasi yod dikenal dua macam titrasi yaitu yodometri dan yodimetri.

Yodometri merupakan titrasi yod secara tidak langsung atau ada penambahan indikator

sedangkan yodimetri merupakan titrasi yod secara langsung atau tidak ada penambahan

indikator. Untuk menghindari kesalahan dalam praktikum pada titrasi ada dua hal penting

yang harus diperhatikan terutama pada titrasi yod karena yod menjadi sumber kesalahan

dalam praktikum disebabkan karena yod bersifat volatil atau mudah menguap dan yod

mudah terjadi oksidasi dengan udara bebas. Penambahan indikator kanji akan membentuk

ion amilum yang ditandai dengan larutan kompleks warna biru. Jika habis karena dititrasi

dengan Na2S2O3 maka warna biru akan menghilang. Sehingga kesalahan yang

dilakukan dalam praktikum dapat dikatakan bahwa yod sudah menguap atau yod sangat

kecil sehingga warna biru dalam proses titrasi tidak dijumpai. Kesetimbangan merupakan

saat zat produk dapat kembali menjadi zat pereaksi atau keadaan dimana reaksi berakhir

dengan suatu campuran yang mengandung baik zat pereksi maupun hasil reaksi.Hukum

kesetimbangan adalah perkalian konsentrasi setimbang zat yang berada diruas

kiri.Masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya.Suatu reaksi dikatakan

dikatakan setimbang apabilareaksi pembentukandan reaksi penguraian pada reaksi

tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak ada lagi perubahan

bersih pada sistem tersebut.

II. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masaalah dari praktikum ini yaitu :


Bagaimana tetapan kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida dapat

diketahui melalui koefisien distribusi.

III. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini yaitu menentukan tetapan

kesetimbangan reaksi antara yod dengan kalium iodida.

IV. Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan ini didasarkan pada kelarutan yod dalam air dan KI melalui

koefisien distribusi.
BAB II

TEORI PENDUKUNG

Teori –teori

Dari banyak sistem reaksi kesetimbangan. Perbandingan konsentrasi hasil

pereaksi sejenis dengan pereaksi sama, atau koefisiennya sama. Pembagian hasil reaksi

sejenis dengan konsentrasi dikiri adalah konstan. Tetapan kesetimbangan K. untuk reaksi

umum. aA + bB  xX + yY adalah : K 
Xx Yy (Brown, 1997).
Aa Bb
Suatu reaksi kimia dikatakan seimbang apabila reaksi pembentuk dan reaksi

pengurai pads reaksi tersebut berlangsung dengan kecepatan yang sama sehingga tidak

ada lagi perubahan "bersih" pads sistem tersebut. Sebagian reaksi kimia bersifat

reversibel artinya hanya reaktan-reaktan yangbereaksi membentuk produk, tetapi produk

pun saling bereaksi untuk membentuk reaktan kembali. Jika laju reaksi pembentukan

yaitu reaksi dari kiri kekanan sama dengan laju reaksi penguraian yaitu dari kanan ke kiri,

maka reaksi dikatakanbereaksi dalam keadaan seimbang (Soekardjo, 1989).

Kecepatan reaksi bergantung pada konsentrasi. Berdasarkan perubahan warna

ungu I2 dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi pada saat awal adalah besar dan

kemudian menurun sAmpai warna I2 Tidak berubah lagi. Seolah-olah reaksi berhenti

pada saat itu. Sejak saat ini warna dan konSentrasi system tetap.tetapi karena H2 dan I2

masih ada, diduga bagwa III tetap terbentuk. Sebaliknya juga diduga bahwa III masih

tetap mengurai membentuk H2 dan I2 . Jadi reaksi tidak berhenti. Reaksi yang meuju

kekanan menyebabkan konsentrasi H2 dan I2 menurun, jadi kecepoatan reaksi ke kanan

menurun. Sebaliknya konsentrasi HI mulai dengan nol, kemudian bertambah setetlah


molekul HI terus terbentuk. Demikianlah pada Suatu Saat setimbang kecepatan reaksi ke

kanan dan ke kiri sama besar. Akibatnya konsentrasi dan sifat-sifat sistem menjadi tetap.

Inilah system dalam kesetimbangan. (Sastrawijaya : 1994)

Konstanta kesetimbangan Kc adalah nilai yang didapat dari hasil kali konsentrasi

kesetimbangan dari semua produk dan dibagi dengan konsentrasi kesetimbangan dari

seluruh reaktan, dimana konsentrasi dari setiap unsur meningkatkan nilai koefisien di

dalam perhitungan kesetimbangan kimia. Bagaimanapun konsentrasi kesetimbangan pada

masing-masing unsur dalam percobaan tertentu, konstanta kesetimbangan untuk reaksi

dengan temperatur yang konstan selalu memiliki niali yang sama (McMurry, 1997).

Persamaan kesetimbangan reaksi (1) dapat dituliskan sebagai berikut

K = [NH4+] [OH-]

[NH3] [H2O]

Teori kesetimbangan kimia menyatakan bahwa nilai kesetimbangan kimia, Kb tergantung

pada suhu (Indrayana, 1996).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

I. Alat dan bahan yang digunakan

Alat dan Bahan

a. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

- Gelas ukur 50mL dan 100mL 1 buah

- Botol semprot 1 buah

- Pipet tetes 1 buah

- Gelas kimia 700 mL 1 buah

- Spatula 1 buah

- Batang pengaduk 1 buah

- Corong pisah 500mL 2 buah

- Pipet volume 1 buah

- Filler 1 buah

- Erlenmeyer 250 mL 1 buah

- Buret 1 buah

- Statif dan klem 2set

b. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

- Larutan Na2S2O3

- Larutan KI 0,1 M

- Larutan amilum 1%
- LarutanIod jenuh dalam CHCl3

- Aquades

- Kristal KI

II. Prosedur Kerja

III.
- Dimasukkan dalam corong pisah A - Dimasukkan dalam corong pisah B
- Ditambahkan 200 mL air - Ditambahkan 200 mL larutan KI
0,1 M

- Ditutup corong pisah


- Diguncang beberapa menit dan didiamkan 15 menit
- Diambil 5 mL lapisan CHCl3 dan 50 mL lapisan air
dari masing-masing corong pisah

5 mL lapisan 50 mL lapisan 5 mL lapisan 50 mL lapisan


CHCl3 (A) air (A) CHCl3 (B) air (B)

- Dimasukkan masing-masing dalam erlenmeyer yang


berbeda
- Ditambahkan 2 gram padatan KI dan 20 mL air
- Ditetesi indikator amilum
- Dititrasi dengan larutan standar Na-tiosulfat
- Dihentikan titrasi setelah terjadi perubahan warna

Terjadi perubahan warna

Vol. Na-tiosulfat Vol. Na-tiosulfat Vol. Na-tiosulfat Vol. Na-tiosulfat


= 28,9 mL = 13,35 mL = 8,9 mL = 3,6 mL
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Tabel Hasil Pengamatan

Botol A Botol B

Volume Lapisan Lapisan Lapisan Lapisan


air CHCl3 air CHCl3

Volume yang dipipet 50 mL 5 mL 50 mL 5 mL

Volume yang dititrasi 50 mL 25 mL 50 mL 25 mL

Volume Na-tiosulfat 28,9 mL 13,35 mL 8,9 mL 3,6 mL

II. Reaksi Lengkap


a. I 2  KI  I 3  K

b. 2I 2  2H 2 O  4HI  O 2

c. I 2  2Na 2S2 O 3  2NaI  Na 2S4 O 6

III. Perhitungan

a. Botol A
volume Na 2S2 O3 (CHCl 3 )
volume CHCl3 yang dipipet
KD 
volume Na 2S2O3 (H 2O)
volume H 2O yang dipipet

15, 35 mL
5 mL
KD 
28,9 mL
50 mL
3,07 mL
KD 
0,578 mL
K D  5,3114
b. Botol B
Dik : mol I = 1  10 5

Volume Na 2S2 O 3 (CHCl 3 ) = 3,6 mL

Volume CHCl3 yang dititrasi = 25 mL


Dit : Kc =     ?
volume Na 2S2 O3 (CHCl 3 )
Peny : [I 2 ] CHCl3   mol I 2
volume CHCl3 yang dititrasi
3,6 mL
=  110 5
25 mL
= 0,144  10 5

[I 2 ] CHCl 3
[I 2 ] bebas H 2 O =
KD
0,144 10 5
=
5,3114
= 0,0271 10 5

volume Na 2S2 O 3 (H 2 O)
[I 2  I 3 ] =  mol I 2
volume H 2 O yang dititrasi
8,9 mL
=  1 10 5
50 mL
= 0,18 10 5

[I3-] = [ I 2  I 3 ]  [I 2 ] H 2 O
= (0,1810 5 )  ( 0,026 10 5 )
= 0,154 10 5

[ I  ] setimbang = 0,1  [ I 3 ]
= 0,1  0,22810 5
= 0,09999
[ I3 ]
Kc =
[ I 2 ][ I  ]
0,154 10 5
=
( 0,144 10 5 ) ( 0,09999 )

0,154 10 5
=
1,439978 10 7
= 10,6946

IV. Pembahasan

Dengan menentukan konsentrasi kesetimbangan masing-masing spesies, maka

dapat ditentukan nilai ketetapan kesetimbangan (Kp) ini. Oleh karena kelarutan yod

dalam air rendah sekali, maka untuk menentukan konsentrasinya sangat sulit. Dalam

percobaan ini konsentrasi tersebut tidak ditentukan secara langsung melainkan melalui

koefisien distribusi yod antara fase air dan fase karbon tetraklorida. Pada percobaan ini

dikaji tentang penerapan hukum distribusi, dimana iod jenuh dalam CHCl3 yang

digunakan dilarutkan dalam dua pelarut berbeda yang tak campur, yaitu pelarut organik

KI dan air.Untuk menentukan konsentrasi-konsentrasi spesi yang berada dalam

kesetimbangan dilakukan melalui kesetimbangan heterogen iodium dalam dua pelarut tak

campur, air dan KI. Penentuan konsentrasi I2 dan I3- dalam larutan air dilakukan dengan

menyetimbangan larutan KI dengan larutan I2 dalam CHCl3. Setelah tercapai

kesetimbangan, kedua larutan dipisahkan dan masing-masing dititrasi dengan natrium

tiosulfat untuk menentukan kadar I2.

Campuran larutan I2 dalam CHCl3 dengan larutan KI memberikan warna ungu

kecoklatan pada larutan.Setelah didiamkan beberapa saat, ternyata larutan tersebut

terpisah.Pada bagian atas berwarna kuning kemerahan sedangkan bawah berwarna ungu

kecoklatan.Bagian yang berwarna kuning tersebut adalah iodium dalam air.Berdasarkan


pengamatan yakni terpisahnya larutan tersebut, kemungkinan kesetimbangan iodium

yang terdistribusi ke larutan CHCl3 telah tercapai.

Untuk menentukan konstanta kesetimbangan, langkah pertama yang dilakukan

adalah menghitung konsentrasi iodium total, kemudian iodium dalam CHCl3, iodium

dalam air, dan kadar I3- dan I-. Setelah semua konsentrasi spesi yang ada pada keadaan

setimbang telah diketahui maka nilai konstanta kesetimbangan dapat ditentukan.

Kesetimbangan yang terjadi jika iodium dilarutkan dalam air sebagai kalium iodida

memiliki reaksi sebagai berikut :

I2 + I-→I3-

Setelah itu, larutan tersebut didiamkan sampai terlihat jelas perbedaan kedua

lapisan tersebut.Lalu kemudian ditambahkan indikator amilum.Penambahan indikator ini

bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi dengan perubahan warna yang menunjukkan

titik akhir titrasi.Indikator ini akan mengikat I2 yang lepas dari ikatannya dengan air

ataupun dengan CHCl3. Masuknya I2 ke dalam amilum akan menghasilkan perubahan

warna pada larutan yang dititrasi.

Pada botol B yang berisi larutan I2 jenuh dalam CCl4 yang ditambahkan dengan

larutan KI. Hal ini disebabkan karena iod dalam larutan kalium Iodida membentuk ion

kompleks triodida (I3-), sehingga pada percobaan ini, untuk dapat membentuk Iod dalam

air perle penambahan garam KI. Faktor penyebab yang lainnya, yaitu karena KI dan Iod

memiliki pasangan electron dalam keadaan bebas dan iod memiliki sifat yang sama, yaitu

bersifat nonpolar. Sehinga larutan nonpolar ini akan larut dalam senyawa non polar. Oleh

karena Iod larut dalam larutan Kalium Iodida.


Pada corong A walaupun tidak tidak digunjang, akan tercapai kesetimbangan,

namun akan memakan waktu yang cukup lama. Sehingga darimtujuan dari

penggunjangan ini adalah agar Iod terdistribusi secara sempurna ke dalam fase, yaitu fase

air dan fase CCl4. Sehingga pada suhu konstan atau tetap akan banding konsetrasi adalah

konstan, sedangkan tujuan dari pendinginan atau pendiaman selama bebrapa menit, yaitu

untuk menstabilkan molekul-molekul Iod yang sudah terganggu dalam

penggunjangannya. Dalam hal ini disebut pengaturan diri, sehingga pada akhirnya akan

diperoleh kesetimbangan antara fase air dan fase CCl4.

Konsentrasi yod bebas larutan air dapat dihitung denga menggunakan distribusi

yang diketahui. Dalam praktek (I2) bebas diperoleh sebesar 1,31 x 10-5 M I2, dan dari

sinilah konsentrasi total yod bebas dapat diketahui sebagai kesetimbangan. Dalam

memperkurangkan yod total dengan total yod bebas, diperoleh konsentrasi yod tak bebas

sebagai I3- sebesar -1,21 x 10-5 M I2, sehingga dengan mengurangi harga ini dari

konsentrasi awal kalium iodide (KI), diperoleh konsentrasi I- setimbang sebesar

0,1000121 mol/L.

Harga tetapan kesetimbangan Kc sebesar dapat dikatakan bahwa untuk reksi

kesetimbangan jumlah molekul bereaksi (I2) dan (I-) tidak sama dengan jumlah molekul

hasil reaksi (I3-), sehingga perubahan tekanan dan volume system akan mempengaruhi

keadaan kesetimbangan. Sedangkan penambahan katalistaor (kanji) dapat menyebabkan

kecepatan reaksi meningkat dengan cara menurunkan energi aktifitas system, dengan

demikian penambahan katalisator tidak akan mempengaruhi atau menggeser

kesetimbangan, melainkan katalis hanya mempercepat terjadinya keadaan

kesetimbangan.
Air dan karbon tetraklorida saling tidak melarutkan dan membentuk suatu sistem

dua lapisan. Jika kedalam sistem ini dimaksud yod, maka zat ini akan terdistribusi ke

dalam dua fase cair sedemikian sehingga pada suhu tetap angka banding konsentrasinya

konstan.
BAB V
PENUTUP

I. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan yaitu tetapan

kesetimbangan reaksi antara iod dengan kalium iodida adalah 10,6946.

II. Saran

Adapun saran yang dapat saya ajukan pada percobaan kali ini yaitu hendaknya

dalam melakukan praktikum teman-teman praktikan bekerja sama secara aman dan

teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Indrayana Dondi, 1996. Teknologi Minimasi Limbah Amoniak dengan Proses Kontak di Menara
Stripper. Analisis Sistem. 3. 52.

McMurry dan Fay. 1997. Chemistry Fourth Edition. Textbooks. The McGraw- Hill Companies,
Inc. New York.

Sastrawijaya, Tresna., 1994. Kimia Dasar II. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Soekardjo., 1989. Kimia Fisik. Bina Aksara. Jakarta.

Theodore, L. Brown. 1977. Chemistry The Central Science. Prantice Hall. Inc.

Anda mungkin juga menyukai