Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Kimia Organik

Oksidasi dan Eliminasi


Alkohol
disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah kimia organik

Oleh :

Kelompok IV
1. Sirin Nabilah (1908109010021)
2. Firyal Biqis (1908109010022)
3. Fiki Farah Nabila (1908109010023)
4. M. Haekal Anantia S. (1908109010024)
5. Nurul Azlin (1908109010025)
6. Shafira Meyanti Putri M. (1908109010026)

Laboratorium Kimia Organik


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Darussalam – Banda Aceh
2020
ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Oksidasi dan Eliminasi Alkohol” yang
bertujuan untuk menentukan sifat-sifat rekasi oksidasi dan eliminasi dari alkohol
primer, sekunder, dan tersier. Prinsip dari percobaan ini adalah analisa kualitatif dan
metode yang digunakan adalah metode oksidasi dan eliminasi alkohol. hasil yang
didapat pada percobaan ini, yaitu pada oksidasi etanol terjadi perubahan warna dan
bau, pada oksidasi sekunder butil alkohol terjadi perubahan warna dan bau, pada
oksidasi tersier butil alkohol terjadi sedikit perubahan warna, dan pada eliminasi
sekunder butil alkohol terjadi perubahan warna. Kesimpulan yang didapat adlaah
pada reaksi oksidasi alkohol dihasilkan gugus baru, yaitu asam karboksilat dan keton,
pada reaksi eliminasi alkohol digunakan air brom sebagai pemutus ikatan rangkap
yang telah dihasilkan.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Alkohol merupakan istilah umum yang digunakan untuk senyawa organik yang
memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat
pada atom karbon lain dan atom hidrogen. Sederhananya alkohol adalah senyawa
dimana sebuah gugus alkananya digantikan dengan gugus –OH. Rumus alkohol yaitu
CnH2n+1OH. Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti
oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol salah satunya adalah alkohol
mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-alkana lainnya yang memiliki
jumlah atom C yang sama. Hal ini disebabkan gaya tarik antar molekul.
Terdapat beberapa jenis reaksi yang terjadi pada alkohol yaitu reaksi adisi dan
rekasi eliminasi. Reaksi adisi adalah reaksi yang mengubah ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal. Reaksi eliminasi berlawanan dengan reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi
menambahkan ikatan O dan hanya dapat bereaksi pada alkohol primer dan alkohol
sekunder. Rumus umum alkohol R-OH, dengan R adalah alkil baik alifatik maupun
siklik. Alkohol semakin banyak cabang, maka titik didihnya akan semakin rendah.
Dalam kehidupan sehari-hari alkohol merupakan cairan encer dan mudah tercampur
dengan air.
Bobot alkohol yang lebih rendah cenderung larut dalam air, sedangkan alkohol
berbobot minyak molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur
yang cukup tinggi, sebagai suatu kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan
larutan yang sangat bervariasi, bergantung pada sifat substituen yang menempel pada
benzen. Oksidator yang digunakan adalah KMnO4, H2SO4 (pekat) dan K2Cr2O7.
Aplikasi dalam bidang farmasi adalah digunakannya alkohol sebagai pelarut organik
pada berbagai jenis obat-obatan dan pembersih luka.
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan sifat-sifat materi oksidasi dan
eliminasi dari alkohol primer, sekunder, dan tersier.
BAB II
DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1. Data Hasil Pengamatan


Adapun data hasil pengamatan percobaan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Data hasil pengamatan
No
Reaksi Hasil Pengamatan
.
1. Oksidasi Alkohol
a.Etanol + K2Cr2O7 + H2SO4 Berwarna hitam dan berbau


b.2-butanol + K2Cr2O7 + Terdapat 2 fasa, warna bening dan biru dan
H2SO4 → berbau

c.t-butanol + K2Cr2O7 + Sedikit perubahan warna
H2SO4 →

Eliminasi Alkohol
2. a. 2-butanol + H2SO4 → (A)

b.(A) + air brom → Orange kehitaman
Coklat kehitaman

2.2. Pembahasan
Alkohol adalah senyawa organik yang mempunyai gugus hidroksil (-OH).
Alkohol secara umum dapat dioksida. Hasil oksidasi dari alkohol tergantung pada
jenis alkohol tersebut. Secara umum, alkhol terbagi menjadi tiga jenis, yaitu alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer adalah alkohol (-OH)
yang terikat pada atom C primer, pengoksidasian alkohol primer menghasilkan
aldehida yang kemudian teroksidasi lanjutan hingga membentuk asam karboksilat.
Alkohol sekunder adalah alkohol dengan gugus (-OH) yang terikat pada atom 2C
lain. Pengoksidasian alkohol sekunder dapat menghasilkan keton. Sedangkan alkohol
tersier adalah alkohol gugus (-OH) nya terikat pada atom 3C lain, alkohol tersier
tidak dapat direaksikan karena atom C tidak memiliki ikatan dengan atom H sehingga
tidak dapat dioksidasi.
Reaksi-reaksi yang terjadi didalam alkohol antara lain reaksi oksidasi, reaksi
eliminasi, reaksi substitusi, dan reaksi esterifikasi. Penguraian yang dilakukan pada
percobaan ini adalah reaksi oksidasi dan reaksi eliminasi. Reaksi oksidasi merupakan
reaksi oksidasi yang akan mengubah alkohol menjadi asam karboksilat, aldehid
ataupun keton. Reaksi eliminasi merupakan reaksi penambahan rangkap satu menjadi
rangkap dua. Alkohol primer mula-mula dioksidasi dulu menjadi aldehida dan
aldehid kemudian beroksidasi menjadi asam karboksilat. Alkohol sekunder dioksidasi
menjadi keton oleh zat pengoksidasi standar (biasanya kondisi asam). Akan tetapi
pada bagian alkohol tersier tidak mengalami dehidrasi dalam keadaan asam, namum
alkenanya dapat teroksidasi.
Oksidasi pada alkohol memerlukan oksidator. Oksidator adalah zat pengoksidasi
yaitu spesies kimia yang menghilangkan elekton dari spesies lainnya. Oksidator yang
digunakan dalam percobaan ini adalah K2Cr2O7. Sedangkan H2SO4 berperan sebagai
katalisator. Katalisator adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu reaksi dengan
tujuan mempercepat reaksi. Cara yang dilakukan katalis adalah memperkecil energi
pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru.
Percobaan pertama yaitu oksidasi alkohol. Percobaan ini menggunakan larutan
etanol, kalium dikromat (K2Cr2O7) dan asam sulfat. Ketika ketiga larutan tersebut
dicampurkan kemudian dipanaskan, warna yang terbentuk adalah warna hitam dan
berbau. Penambahan kalium dikromat adalah sebagai penambahan warna sehingga
mengindikasikan perubahan warna sebagai pertanda terjadinya reaksi kimia. Asam
sulfat bersifat sebagai katalisator yang bertujuan untuk mempercepat reaksi.
Percobaan kedua yaitu oksidasi alkohol sekunder, digunakan larutan sekunder butil
alkohol, kalium dikromat (K2Cr2O7) dan asam sulfat pekat. Ketiga larutan tersebut
dicampur kemudian dipanaskan, terbentuknya dua fasa warna yaitu warna bening dan
biru, serta muncul bau. Terbentuknya dua fasa disebabkan oleh perbedaan masa jenis
larutan. Percobaan ketiga yaitunoksidasi alkohol tersier, digunakan larutan tersier
butil alkohol, kalium dikromat (K2Cr2O7) dan asam sulfat. Ketika ketiga larutan
tersebut dicampur kemudian dipanaskan, tidak terjadi perubahan warna dikarenakan
alkohol tersier sudah jenuh.
Percobaan keempat yaitu eliminasi alkohol. Pada percobaan ini digunakan
larutan sekunder butil alkohol yang kemudian ditambahkan dengan asam sulfat pekat.
Asam sulfat pada larutan ini berfungsi sebagai katalisator. Pada saat keduanya
dicampurkan dan dipanaskan larutan berubah warna menjadi orange kehitaman.
Kemudian larutan diuji dengan menggunakan air brom, dan menghasilkan larutan
dengan warna coklat kehitaman, seharusnya arna ynag dihasilkan adalah warna putih
keorenan. Kesalahan perubahan warna saat dipanaskan ini bisa jadi karena kualitas
bahan yang tersedia sudah terlalu lama atau sudah terkontaminasi. Pada saat sekunder
butil alkohol ditambahkan asam sulfat terbentuknya ikatan rangkap. Air brom
digunakan sebagai pemutus ikatan rangkap yang terbentuk pada alkohol dan sebagai
indikator.
Perubahan warna terjadi dikarenakan adanya kekosongan elektron diorbital d
sehingga elektron mengalami eksitasi ke subkulit yang lebih tinggi. Hal ini disertai
dengan peyerapan energi yang terbentuk gelombang cahaya yang tampak ketika
elektron berpindah ke subkulit asal elektron melepas kembali elektron terseut
sehingga meenghasilkan larutan berwarna. Aplikasi alkohol dalam bidang farmasi
adalah sebagai pelarut organik dalam pembuatan obat-obatan seperti sirup dan
lainnya. Selain sebagai pelarut organic, alkohol dapat juga berfugsi sebagai septik dan
bahan baku awal pembuatan etil dan ester.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diamil dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Oksidasi alkohol primer menghasilkan warna hitam dan berbau.
2. Oksidasi alkohol sekunder menghasilkan warna dalam dua fasa yaitu bening dan
biru serta berbau.
3. Oksidasi alkohol tersier tidak menghasilkan perubahan warna dan bau.
4. Eliminasi alkohol sekunder menghasilkan warna coklat kehitaman.
5. Kalium dikromat (K2Cr2O7) berfungsi sebagai oksidator, asam sulfat (H2SO4)
berfungsi sebagai katalisator, dan aoir brom berfungsi sebagai indicator dan
peutus ikatan rangkap.

3.2. Saran
Sebaiknya alat laboratorium dan bahan-bahannya lebih dilengkapi lagi gar
praktikum berlangsung dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden,R.J dan Fessenden,J.S. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga. Terjemahan


dari Organic Chemistry Third Edition oleh A.H Pudjaatmaka. Erlangga,
Jakarta.
Harahap, Hamidah. 2008. Karya Ilmiah Pebuatan Alkohol. Digilize digital library
USU, Medan.
Pine. 1998. Kimia Organik II. Erlangga, Jakarta.
Siregar. 1998. Dasar-Dasar Kimia Organik. Depdikbud, Jakarta.
Syahmani. 2007. Kimia Dasar 3. ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai