Anda di halaman 1dari 19

ABSTRAK

Percobaan mengenai Alkohol dan Asam karboksilat dilakukan untuk


menentukan sifat – sifat dari masing – masing alkohol dan asam karboksilat .
dalam melaksanakan menentukan sifat dari alkohol dilakukan dengan metode
pengadukan dan pengocokan dengan menggunakan etanol ,methanol, asam sulfat
dan kristal Na2CO3 . Dari percobaan ini didapat larutan keruh dan jernih yang
tergantung dari sifat masing – masing pereaksinya. Pada aldehyde dan keton
menggunakan metode pemanasan pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling dengan
hasil berupa endapan dan adanya perubahan warna . Pada percobaan asam
karboksilat dapat ditentukan sidatnya melalui metode pemanasan yang
mengguanakn asam sitrat, NH4OH dan CaCl2 dengan hasil larutan menjadi bening
dan larutan menguap.

kata kunci : alkohol, asam karboksilat


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Alkohol Dan Asam Karboksilat


1.2 Tanggal Praktikum : 7 Juni 2017
1.3 Tujuan Praktikum : Menentukan Sifat-Sifat
Alkohol Dan Asam Karboksilat

43
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alkohol
Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih
gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus umumnya R-OH. Alkohol merupakan salah satu zat yang penting
dalam kimia organik karena dapat diubah dari ke banyak tipe senyawa lainnya.
Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan 2 macam senyawa. Reaksi dapat
menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-O atau dapat juga
menghasilkan senyawa mengandung ikatan O-H. Salah satu senyawa alkohol,
etanol (etil alkohol, atau alkohol sehari-hari), adalah salah satu senyawa yang
dapat ditemukan pada minuman beralkohol. Rumus kimianya
CH3CH2OH.Alkohol mempunyai rumus umum R-OH. Strukturnya serupa dengan
air, tetapi satu hidrogennya diganti dengan satu gugus alkil. Gugus fungsi alkohol
adalah gugus hidroksil, -O. Alkohol tersusun dari unsur C, H, dan O. Struktur
alkohol : R-OH primer, sekunder dan tersier.

2.2 Penamaan alkohol mengikuti aturan IUPAC


Rantai karbon terpanjang yang paling tidak mengikat satu gugus -OH, ini
adalah rantai utamanya. jika ada lebih satu gugus -OH, maka cari rantai
terpanjang yang paling banyak mengandung gugus -OH-nya namai apakah itu
termasuk alkohol, alkana diol, triol.Beri nomor pada gugus -OH, usahakan agar
gugus -OH mendapatkan nomor terkecil prioritaskan gugus alkohol diatas gugus
fungsi lainnya (karena gugus alkohol/hidroksil adalah gugus yang mendapat
prioritas tertinggi dalam penamaan).

2.3 Sifat fisika alkohol :


a. Titik didih alkohol lebih besar dari titik didih alkena dengan jumlah unsur
C yang sama (etanol = 78oC, etena = -88,6oC)

44
b. Umumnya membentuk ikatan hydrogen

45
45

c. Berat jenis alkohol lebih besar dari berat jenis alkena


d. Alkohol rantai pendek (metanol, etanol) larut dalam air (=polar)
e. Struktur Alkohol : R – OH

R-CH2-OH               (R)2CH-OH                     (R)3C-OH


Primer                      sekunder                          tersier

2.4 Oksidasi jenis-jenis alkohol (primer, sekunder dan tersier)


Agen pengoksidasi yang digunakan pada reaksi-reaksi ini biasanya adalah
sebuah larutan natrium atau kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat
encer. Jika oksidasi terjadi, larutan orange yang mengandung ion-ion dikromat
direduksi menjadi sebuah larutan hijau yang mengandung ion-ion kromium.
Persamaan setengah-reaksi untuk reaksi ini adalah

1. Alkohol Primer
Alkohol primer bisa dioksidasi baik menjadi aldehid maupun asam
karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Untuk pembentukan asam
karboksisat, alkohol pertama-tama dioksidasi menjadi sebuah aldehid yang
selanjutnya dioksidasi lebih lanjut menjadi asam.

2. Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sebagai contoh, jika alkohol
sekunder, propan-2-ol, dipanaskan dengan larutan natrium atau kalium
dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer, maka akan terbentuk
propanon.Perubahan-perubahan pada kondisi reaksi tidak akan dapat merubah
produk yang terbentuk.

3. Alkohol Tersier
Alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi oleh natrium atau kalium
dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi.
46

Jika anda memperhatikan apa yang terjadi dengan alkohol primer dan sekunder,
anda akan melibat bahwa agen pengoksidasi melepaskan hidrogen dari gugus
-OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH.
Alkohol tersier tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom
karbon tersebut (Underwood,1986)

2.5 Aldehide Dan Keton


Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung
sebuah gugus karbonil – sebuah ikatan rangkap C=O. Aldehid dan keton termasuk
senyawa yang sederhana jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus
reaktif yang lain seperti -OH atau -Cl yang terikat langsung pada atom karbon di
gugus karbonil – seperti yang bisa ditemukan misalnya pada asam-asam
karboksilat yang mengandung gugus -COOH.

2.6 Contoh-contoh aldehid


Pada aldehid, gugus karbonil memiliki satu atom hidrogen yang terikat
padanya bersama dengan salah satu dari gugus berikut:
atom hidrogen lain atau yang lebih umum, sebuah gugus hidrokarbon yang bisa
berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung sebuah cincin benzen.
Pada pembahasan kali ini, kita tidak akan menyinggung tentang aldehid
yang mengandung cincin benzen.

Pada gambar di atas kita bisa melihat bahwa keduanya memiliki ujung
molekul yang sama persis. Yang membedakan hanya kompleksitas gugus lain
yang terikat.
47

Jika kita menuliskan rumus molekul untuk molekul-molekul di atas, maka


gugus aldehid (gugus karbonil yang mengikat atom hidrogen) selalunya dituliskan
sebagai -CHO – dan tidak pernah dituliskan sebagai COH. Oleh karena itu,
penulisan rumus molekul aldehid terkadang sulit dibedakan dengan alkohol.
Misalnya etanal dituliskan sebagai CH3CHO dan metanal sebagai HCHO.
Penamaan aldehid didasarkan pada jumlah total atom karbon yang terdapat
dalam rantai terpanjang – termasuk atom karbon yang terdapat pada gugus
karbonil. Jika ada gugus samping yang terikat pada rantai terpanjang tersebut,
maka atom karbon pada gugus karbonil harus selalu dianggap sebagai atom
karbon nomor 1.

2.7 Contoh-contoh keton


Pada keton, gugus karbonil memiliki dua gugus hidrokarbon yang terikat
padanya. gugus tersebut bisa berupa gugus alkil atau gugus yang mengandung
cincin benzen. Disini kita hanya akan berfokus pada keton yang mengandung
gugus alkil untuk menyederhanakan pembahasan.
Perlu diperhatikan bahwa pada keton tidak pernah ada atom hidrogen yang
terikat pada gugus karbonil.

Propanon biasanya dituliskan sebagai CH3COCH3. Diperlukannya


penomoran atom karbon pada keton-keton yang lebih panjang harus selalu
diperhatikan. Pada pentanon, gugus karbonil bisa terletak di tengah rantai atau di
samping karbon ujung – menghasilkan pentan-3-ena atau pentan-2-on.
(Khopkar,1990)
48

2.8 Asam Karboksilat/Asam Alkanoat


Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus
karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik dan untuk asam karboksilat Asam format terdapat pada semut
merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan sebagainya). Sifat fisika: cairan, tak
berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat
kimia: asam paling kuat dari asam-asam karboksilat, mempunyai gugus asam dan
aldehida.
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang
paling penting diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya
disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es bila
didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh
7ºC, titik didih 80ºC), dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air
dan banyak pelarut organik.
1. Rumus Umum
Asam alkanoat atau asam karboksilat merupakan golongan senyawa
karbon yang mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus
alkil sehingga rumus umum asam alkanoat adalah : R-COOH
2. Tata Nama
Penamaan senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat juga ada
dua cara yaitu :
1) Menurut IUPAC : mengikuti nama alkananya dengan menambahkan nama
asam di depannya dan mengganti akhiran “ ana “ pada alkana dengan akiran “
anoat “ pada asam Alkanoat.
2) Menurut Trivial, penamaan yang didasarkan dari sumber penghasilnya.
Tabel: PENAMAAN SENYAWA ASAM KARBOKSILAT
Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial Sumber
HCOOH Asam Metanoat Asam Format Semut (Formica)
CH3COOH Asam Etanoat Asam Asetat Cuka (Asetum)
C2H5COOH Asam Asam Susu (Protospion)
49

CH3(CH2)COOH Propanoat Propionat Mentega (Butyrum)


CH3(CH2)3COOH Asam Butanoat Asam Butirat Akar Valerian
CH3(CH2)4COOH Asam Asam Valerat (Valere)
Rentanoat Asam Kaproat Domba (Caper)
Asam
Heksanoat

Untuk senyawa-senyawa asam alkanoat yang mempunyai rumus struktur


bercabang aturan penamaan IUPAC adalah sebagai berikut :
1. Tentukan rantai utama dengan memilih deretan C paling panjang dan
mengandung
gugus fungsi –COOH, kemudian diberi nama seperti pada tabel di atas.
2. Penomoran atom C dimulai dari atom C gugus fungsi, sedang aturan
selanjutnya sama dengan yang berlaku pada senyawa-senyawa
hidrokarbon.
Contoh :
a. CH3–CH2–CH (CH3)–COOH Asam 2, metil Butanoat

2.9 Sifat – Sifat Asam Karboksilat


Secara umum senyawa-senyawa asam alkanoat atau asam karboksilat
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Asam alkanoat yang mengandung C1 sampai C4 berbentuk cairan encer
dan larut sempurna dalam air.
b. Asam alkanoat dengan atom C5 sampai C9 berbentuk cairan kental dan
sedikit larut dalam air.
c. Asam alkanoat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang
sukat larut dalam air.
d. Titik didih asam alkanoat lebih tinggi dibandingkan titik didih alkohol
yang memiliki jumlah atom.
e. Asam alkanoat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin panjang
rantai karbonnya semakin lemah sifat asamnya.
50

f. Asam alkanoat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam. Reaksi


ini disebut reaksi penetralan.
g. Asam alkanoat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan senyawa
ester.

2.10 Kegunaan Asam Alkanoat


Penggunaan asam alkanoat dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asam semut merupakan
cairan tak berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan
untuk :
a. menggumpalkan lateks (getah karet)
b. obat pembasmi hama
2. Asam asetat atau asam etanoat yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal
dengan nama asam cuka. Asam cuka banyak digunakan sebagai pengawet
makanan, dan penambah rasa makanan (bakso dan soto).
3. Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng.
4. Asam stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan
sehari-hari terutama digunakan untuk membuat lilin(Respati,1986)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat-Alat
1. Tabung Reaksi 3 buah
2. Rak Tabung 1 buah
3. Pipet Volume 2 buah
4. Filler 1 buah
5. Kaki Tiga dan Perangkatnya 1 buah
6. Lampu Spiritus 1 buah

3.1.2. Bahan
1. Methanol 4 ml
2. Na2CO3 Seujung Spatula
3. H2SO4 pekat 1 ml
4. Formalin 2 ml
5. Fehling 2 ml

3.2. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang digunakan sebagai berikut :
3.2.1 Kelarutan Dalam Air
1. Dimasukkan 2 ml methanol kedalam tabung reaksi ditambahkan Na 2CO3
seujung spatula dan ditambahkan 2 ml aquades.
2. Amati perubahan yang terjadi.

3.2.2 Reaksi Dengan Asam Sulfat


1. Dimasukkan 2 ml methanol kedalam tabung reaksi ditambahkan 2 ml
H2SO4 pekat.
2. Amati perubahan yang terjadi.

51
52

3.2.3 Reduksi Fehling


1. Dimasukkan 2 ml formalin menggunakan pipet volume kedalam tabung
reaksi, ditambahkan 2 ml fehling, dan kemudian dipanaskan.
2. Amati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan
Nnn NO Cara Kerja Hasil Pengamatan
1. 2 ml methanol ditambahkan -Terbentuk endapan
Na2CO3 dan ditambahkan 2 -Warna menjadi keruh
ml aquades -Menghasilkan gelembung-gelembung
2. 2 ml methanol ditambahkan 1 -Menghasilkan panas
ml H2SO4 pekat -Warnanya berubah menjadi bening
3. 2 ml formalin ditambahkan 2 -Tidak ada endapan
ml fehling kemudian -Warna tetap biru bening
dipanaskan

4.2. Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan sifat-sifat dari alkohol dan
asam karboksilat dilakukan bebrapa percobaan. Percobaan yang pertama
dilakukan yaitu 2 ml methanol yang ditambahkan Na2CO3 seujung spatula dan 2
ml aquades maka hasil yang diperoleh yaitu terbentuk endapan dari Na2CO3 itu
sendiri. Terbentuknya endapan itu juga disebabkan karena methanol merupakan
zat yang mudah terbakar. Sehingga saat ditambahkan Na2CO3 maka ia akan
mengendap dan larutannya menjadi sedikit panas.
Percobaan yang dilakukan kedua yaitu 2 ml methanol yang ditambahkan 1
ml H2SO4 pekat maka larutan yang berada didalam tabung reaksi tersebut terasa
panas saat dipegang pada bagian bawah tabung reaksinya itu. Hal ini disebabkan
karena H2SO4 itu sendiri bersifat panas dan direaksikan dengan salah satu jenis
alkohol yaitu methanol maka larutan tersebut menjadi panas.

53
54

Percobaan yang dilakukan ketiga yaitu 2 ml formalin yang ditambahkan 2


ml fehling maka warna yang dihasilkan tetap berwarna biru bening yang
merupakan warna khas dari fehling itu sendiri. Dan juga tidak menghasilkan
endapan. Dan pada saat dipanaskan pada bagian bawah tabung berwarna lebih
bening dan menghasilkan uap pada dinding.
Dari ketiga percobaaan diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa sifat dari
alkohol salah satunya yaitu alkohol dapat larut dalam air yang dibuktikan oleh
percobaan yang dilakukan pertama yaitu pada saat methanol yang ditambahkan
sedikit aquades, maka dihasilkan larutan yang bersifat homogen. Pada percobaan
kedua dibuktikan sifat alkohol dapat tidaknya bereaksi. Dan pada percobaaan
tersebut dibuktikan bahwa alkohol dapat bereaksi dengan menghasikan panas.
Dan panas yang dihasilkan itu juga membuktikan bahwa sifat lain dari alkohol
yaitu mudah terbakar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada pereaksi fehling, apabila dipanaskan akan menimbulkan endapan
merah bata.
2. Pada pereaksi tollens, apabila dipanaskan akan menghasilkan endapan
perak.
3. Pada pencampuran H2SO4 + methanol termasuk kedalam salah satu reaksi
system koloid dimana merupakan keadaan suatu larutan dan suspense.
4. Asam sitrat yang direaksikan dengan NH4OH menghasilkan garam dan air.
5. Reaksi asam sitrat dengan NH4OH merupakan campuran homogen karena
asam sitrat larut dalam NH4OH.

6.1 Saran
Dalam melakukan praktikum percobaan ini diharapkan agar dapat
mengamati dengan teliti setiap percobaan yang dilakukan dan diperhatikan
bagaimana reaksi yang terjadi, supaya kita dapat menentukan dengan benar sifat
dari alkohol dan asam karboksilat.

55
DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia:


Jakarta.
Murray, K. Robert. 2003. Biokimia. Harper: Jakarta.
Ratih. 1999. Sains XI. Erlangga: Jakarta.
Respati. 1986. Kimia Organik Jilid 1. Aksara Baru: Jakarta
ssUnderwood, A. L. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta

56
LAMPIRAN B
JAWABAN DAN TUGAS

1. Aldehid dan Keton

1. Mengapa pada benzaldehid sepertinya terdapat gelembung-gelembung?


2. Tuliskan sifat-sifat lain dari aldehid dan keton!
3. Apakah seton juga dapat membentuk iodoform seperti alkohol!

Jawaban

1. Karena benzaldehid merupakan senyawa aromatik yang memiliki titik


didih diatas 100oC lebih tinggi dari titik didih air, sehingga benzaldehid
terdapat gelembung-gelembung.
2. Sifat aldehida
a. Bersifat sebagai basa
b. Mudah terbakar
Sifat keton
1.Larut dalam air
2.Dapat direaksikan dengan H2
3.Keton tidak dapat dioksidasi

3. Keton dapat membentuk idoform seperti alkohol karena keton merupakan


senyawa alkana sehingga keton dapat membentuk idoform.
2. Asam Karboksilat
1. Tuliskan contoh lain dari asam karboksilat yang mempunyai lebih dari
satu gugus –COOH!
2. Tentukan sifat-sifat lain dari asam karboksilat!
3. Mengapa beberapa asam lemak dapat mengalami ketengikan contohnya
adalah minyak kelapa ?

B-1
B-2

Jawaban
1. Asam pentana dionat (HOOC – (CH3)3 - COOH )
2. Sifat-sifat dari asam karboksilat
a. Asam asetat/ cuka dalam konsentrasi rendah biasanya digunakan sebagai
penambah cita rasa makanan.
b. Asam benzoat digunakan untuk bahan pengawet beberapa produk
makanan.
c. Aspiron dan asam sausirat digunakan dalam bidang farmasi sebagai obat
sakit kepala, penghangat atau obat nyeri otot.
3. Karena mengalami perubahan flavour dan bau sebelum terjadi ketengikan,
sehingga menyebabkan minyak bau tengik dapat disebabkan oleh beberapa
faktor :
a. Ketengikan oleh oksidasi
b. Ketengikan oleh enzim
c. Ketengikan oleh proses hidrolisa
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

Tabung Reaksi Erlenmeyer

Spiritus Kaki Tiga

Gelas Kimia Rak Tabung

Penjepit Kawat Kasa

C-1

Anda mungkin juga menyukai