DISTRIBUSI
Oleh
Kelompok 7
Elsa Triandola
Herda Zulva
Lidia Herningsih
Tujuan Pratikum
a. Pratikan mampu memahami prinsip kerja ekstraksi
pelarut dan terampil melakukan ekstraksi pelarut.
b. Pratikan dapat menentukan koefisien distribusi dengan
teknik ekstraksi pelarut.
Teori Dasar
Menurut hukum distribusi Nernst bila dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua
pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua
pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.
Dalam campuran solute akan terdistribusi dengan sendirinya ke
dalam dua pelarut tersebut, setelah di kocok kocok, kemudian
dibiarkan maka akan terjadi 2 fasa yang terpisah. Perbandingan
kosentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan
suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut dikenal dengan
tetapan distrbusi atau koefisien distribusi.
Koefisien distribusi (KD) dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
KD = C2/C3 atau KD = Co/Ca
C1 atau Ca adalah kosentrasi solute dalam pelarut pertama atau pelarut
air
C2 atau Co adalah kosentrasi solute dalam pelarut dua atau pelarut
organik
Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi adalah
A. konsentrasi zat terlarut dalam pelarut 1 dan pelarut 2,
B. Sifat kepolaran dari pelarut
Bahan
I2 dalam KI 0,02 M
Aquades
Corong pisah
Buret
Pipet gondok 25 ml
Pipet gondok 10 ml
Erlemeyer
Ring klem
Botol semprot
Gelas ukur 50 ml
corong
CCl4
Na2S2O3 0,1M
Larutan Amilum
Prosedur Kerja
Perhitungan
Lapisan
Warna sebelum
dikocok
Lapisan atas Bening
setelah
dikocok
Orange
Lapisan
bawah
Ungu pekat
Ungu pekat
Lapisan
Volume
Na2S2O3
(ml)
1,1
Perubahan
2,2
Bening
14,5
Lapisan
atas
Lapisan
bawah
Bening
Perhitungan
V rata-rata lapisan atas= = 1,65 ml
V1 x M1 = V2 x M2
[I2] H2O = = 0.033 M
[I2] CHCl3 = = 0,29 M
Maka,
Kd = = = 8,78
Kesimpulan
Untuk dua pelarut yang tidak saling melarutkan,
seperti air dan klorofom, ketika dicampurkan akan
terbentuk dua fasa yang terpisah. Jika ke dalamnya
ditambahkan zat terlarut yang dapat larut di kedua
fasa tersebut, seperti iodium yang dapat larut dalam
Contoh lain
N
o.
Volume titran
(HCl)
Keterangan
1.
6,0 mL
(NaOH)air + indikator PP
2.
5,8 mL
(NaOH)org + indikator PP
Diketahui : M HCl
= 0,1 N
Vol. (NaOH)air = 5 mL
Vol. (NaOH)org = 5 mL
Vol. (HCl)air
= 6,0 mL
Vol. (HCl)org
= 5,8 mL
V1 x M1 = V2 x M2
[NaOH]air = = 0,12 M
[NaOH]
org= = 0,116 M
Maka,
Kd = = = 0,96
TUJUAN
1.
Teori dasar
Gravimetri Pengendapan
Gravimetri pengendapan merupakan
gravimetric yang mana komponen yang hendak
didinginkan diubah menjadi bentuk yang sukar
larut atau mengendap dengan sempurna. Bahan
yang akan ditentukan diendapkan dalam suatu
larutan dalam bentuk yang sangat sedikit larut
agar tidak ada kehilangan endapan saat disaring
dan ditimbang.
Syarat syarat senyawa yang di timbang :
a. Stokiometri
b. Mempunyai kestabilan yang tinggi
c. Faktor gravimetrinya kecil
Penyaringan endapan.
Penimbangan endapan.
Dimetilglioksimat
Dimetilglioksimat merupakan salah
satu pengendap organic yang biasa
dipakai.Pengendap organic ini ditemukan oleh L.
Thusgaeff dan digunakan oleh O. Brunck untuk
penetapan nikel dalam baja.Zat ini memberikan
warna merah cerah pada endapan bila
direaksikan dengan larutan nikel dengan
garamnya.Sedikit berlebih reagensia ini tidak
member reaksi apa-apa terhadap endapan, tapi
kelebihan tersebut juga harus dihindari karena
dapat menyebabkan bertambahnya kelarutan
endapan dalam campuran air-etanol dan
kemungkinan dimetilglioksimat ikut mengendap
karena semakin kecil kelarutannya.
Alat
Neraca analitik
Gelas kimia 100 ml,
500 ml, 1000 ml
Batang pengaduk
Cawan gooch
Kaca arloji
Botol semprot
Pipet tetes
Corong kaca
Erlenmeyer
Kompressor
Oven
Desikator
Glass wool
Spatula
Hot plate
Bahan
Prosedur Kerja
Timbang 0,3 gram contoh garam nikel, bilas ke dalam gelas kimia.
saring dalam keadaan dingin melalui cawan gooch yang didalamnya telah terisi
glass wol (cawan telah diketahui beratnya dengan pasti atau telah konstan).
Cuci endapan dengan aquades sampai bebas klorida, kemudian di cek
dengan cara meneteskan beberapa tetes Pb asetat ke dalam larutan filtrat.
Keringkan dalam oven suhu 110 C selama 30 menit.
Biarkan mendingin dalam desikator lalu timbang.
Lakukan pekerjaan pengeringan didlm oven selama 15mnt sampai diperoleh berat
konstan.
Hitung % Ni sebagai endapan Ni(HDMG)2.
Hitung juga persen kesalahan praktikum
Ar Ni : 59
Mr NiSO4.6H2O : 263
Mr Ni(HDMG)2 : 289
: 59 / 289
: 0,2042
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
1.
2.