BAB IV
AMINA DAN AMIDA
NAMA
NIM
: 013021211007
DOSEN
ASISTEN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam banyak sekali kita jumpai senyawa, baik itu senyawa organik
maupun senyawa anorganik, atupun senyawa kompleks dan senyawa sederhana. Kali
ini kita akan membahas mengenai salah satu senyawa organik sederhana, atau lebih
spesifik lagi kita akan membahas tentang amina dan amida.
Amina merupakan keluarga amonia yang terdapat di alam dan memainkan
peranan penting dalam banyak teknologi modern. Salah satu manfaat dari amina
yaitu dapat digunakan sebagai
morfina,yang dijumpai pada biji opium dan putresina yaitu salah satu dari beberapa
poliaminan yang menyebabkan bau tidak enak dari daging busuk. Diamina yang
paling banyak dibuat oleh manusia yaitu 1,6-diaminoheksana, digunakan dalam
sintesis nilon.
Turunan amina yang dikenal sebagai garam kuartener juga menyentuh
kehidupan kita sehari-hari dalam bentuk detergen sintetik. Beberapa neorotoksin juga
termasuk dalam keluarga ini. Senyawa tersebut meracun karena mengganggu
peranan asetilkolina , juga garam amonium kuartener yang beperan dalam transmisi
impuls syaraf.
Amida dapat diturunkan dari asam, dimana gugus OH diganti dengan NH2
atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asli. Amida adalah turunan dari asam
karboksilat yang bersifat netral. Pembentukan senyawa amida dapat dilakukan
dengan mereaksikan suatu amina karboksilat dengan suatu asil halida atau anhidrida
asam pada kondisi yang cocok. Untuk mengetahui lebih dalam senyawa amina dan
amida maka dilakukan percobaan ini.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
Mempelajari sifat fisis dan kimia dari beberapa anggota amina dan amida
Mengenal nilai kebebasan dari beberapa amina dan amida
Memeriksa reaksi amina dan amida yang penting secara fisiologis dan
biokimia, terutama dalam hidrolisis protein.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Amina dan Amida
Amina adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan amino. Gugusan
amino mengandung nitrongen terikat kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi
bukan gugusan karbonil) dan sejumlah atom hidrogen (tidak ada, satu atau dua).
Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitorgen adalah karbon karbonil,
senyawanya adalah amida, bukan amina.
Amina digolongkan menjadi amina primer (RNH2), sekunder (R2NH), atau
tersier (R3N), tergantung kepada jumlah atom karbon yang terikat pada atom nitrogen
(bukan pada atom karbon, seperti pada alkohol).
Beberapa (1o) Amin Primer (satu karbon terikat kepada N), beberapa (2 o)
Amin Sekunder (dua karbon terikat kepada N) dan beberapa (3o) Amin Tersier (tiga
karbon terikat kepada N). Contonya adalah sebagai berikut:
H3C
NH2
H3C
NHCH 3
CH3
CH3
R'
R'
R''
amonia
amina primer
amina sekunder
amina tersier
(CH3)2NH
(CH3)3N
H2NCH2CH2NH 2
metilamin
dimetilamin
trimetilamin
etilendiamin
N
piridin
CH3
NH
N-metilbenzamida
CH3
N,N-dimetilformamida
H 2O
NH4 +
OH
Ion ammonium
RNH2 +
H 2O
RNH 3 + OH
Ion ammonium
tersubstitusi
Larutannya
bergeser
jauh
adalah
ke
kiri.
basa
lemah
Kebasaan
karena
amina
kesetimbangan
alifatik
sebanding
dibandingkan amonia.
2.2.2 Reaksi dengan asam
Karena amina bersifat basa, maka apabila senyawa ini
bereaksi dengan asam menghasilkan garam. Amina yang biasanya
tidak larut air, umumnya larut dalam asam karena pembentukan
garam yang bersifat larut air.
RNH 2
HCl +
RNH 3 + Cl
HX +
H 2O
R
NH2
NH 4X
OH
+
R
ONa
HX
R
NaX
OH
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, gelas piala kecil, batang pengaduk,
sudip dan lampu alkohol.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah etilena, amoniak, trietilamin, asetamina, npropilamin, asam klorida pekat, asam benzoat, aniline, asam sulfat 10%, natrium
hidroksida pekat dan natrium hidroksida 10%, urea, pH indikator dan kertas lakmus.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Amina dan Amida yang lazim
Pertama, membandingkan bau etilamina dan ammonia (larutan). Kemudian
membandingkan bau etilamina, dietilamina, dan trietilamina. Mencatat bau asetamida
dan membandikan bau nya dengan ammonia.
3.3.2 Kebasaan ammonia, amina dan amida
3.3.2.1 Perbandingan kebasaan
Pertama, memasukkan 2 mL larutan ammonia, etilamina dan asetamida ke
dalam masing-masing gelas piala kecil. Kemudian menentukan pH larutan dengan
kertas pH bermutu tinggi dan mengamati perubahan warna serta mencatat nilai pHnya.
3.3.2.2 Reaksi amina dengan asam : pembentuk garam
Pertama, membasahi batang gelas pengaduk yang kering dan bersih dengan
setetes etil amina kemudian mendekatkan amina pada mulut botol yang berisi HCl
pekat dan memperhatikan yang terjadi.
Kedua, mengocok seujung sudip asam benzoat dalam 2 mL air, mengamati
kelarutannya kemudian memasukkan beberapa tetes etilamina sambil mengaduknya
sampai larutan cukup basa (memeriksa dengan kertas lakmus), dan memperhatikan
perubahan kelarutan asam benzoat.
Ketiga, memasukkan 10 tetes anilina pada 5 mL air, mengaduknya dan
memeriksa kelarutannya. Kemudian menambahkan beberapa tetes asam hidroklorida
pekat sambil mengaduknya sampai larutan cukup asam (memeriksa dengan kertas
lakmus). Selanjutnya memeriksa kelarutan dan mencatat pengamatan yang didapat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
4.1.1 Amina dan Amida yang lazim
N
o
1
Perlakuan
Melakukan uji bau
Pengamatan
Etilamina
Trietilamina
Asetamida
Anilin
Ammonia
Bau
menyengat
Bau amis
Bau obat
Bau busuk
Melakukan uji
Etilamina + H2O
Bau pesing
Larut
kelarutan
Trietilamina + H2O
Larut
Asetamida + H2O
Larut
Anilin + H2O
Tidak larut
Ammonia + H2O
Larut
Perlakuan
Pengamatan
yang
o
1
Melakukan uji pH
Ammonia
pH = 11
Etilamina
pH = 12
Asetamida
pH = 6
Perlakuan
Pengamatan
o
1
pekat
Tidak larut
Larut
+ etilamin
(suasana basa)
merah
+ HCl pekat
Perlakuan
Pengamatan
Larut
Asam
Dididihkan
menyengat
+ NaOH pekat
Basa
Dididihkan
+ H2SO4 10%
4.2 Pembahasan
4.2.1 Amina dan Amida yang lazim
Pertama, yaitu mengenal bau amina, amonia, serta amida.
Etilamina mempunyai bau yang menyengat sedangkan trietilamina
NH2
H3C
Etilamina
CH3
Trietilamin
NH2
O
H3C
H
N
NH2
Asetamida
Anilin
Ammonia
+ H2 O
CH3CH2NH 3
+ H2 O
(CH3CH2)3NH
OH
OH
etilamin
(CH3CH2)3N
trietilamin
Asetamida
merupakan
turunan
dari
amida,
dari
hasil
+ H2 O
CH3CONH2
CH3CONH3
OH
asetamida
Anilin tidak dapat larut dalam air, hal ini disebabkan karena
anilin merupakan benzena tersubtitusi, sehingga anilin seperti
hidrokarbon alisiklik ddan alifatik lainnya yang bersifat non polar.
Hal ini menyebabkan anilin tidak larut dalam air, karena air bersifat
polar. Reaksi yang terjadi adalah :
C6H5NH 2
+ H 2O
C6H5NH 3
OH
anilin
Panah
dua
H 2O
NH3 +
arah
NH4 +
menunjukkan
OH
bahwa
reaksi
tidak
NH3 +
OH
NH4 +
CH3NH 2 +
OH
CH3NH 3 +
OH
OH
reaksi
amina
dengan
mendekatkan
batang
yang
NH2 +
HCl
H3C
NH3 +
Cl
atau
CH3CH2NH 2 +
HCl
CH3CH2NH 3
+ Cl
etilamina
Selanjutnya,
asam
benzoat
dilarutkan
dalam
air,
hasil
H5 C6
H2 O
H 5C 6
OH
H 3O
sukar larut
Selanjutnya,
anilina
yang
dilarutkan
dalam
air.
Anilina
tersebut tidak dapat larut air. Akan tetapi pada saat penambahan
HCl dapat melarutkan anilina. Karena penambahan HCl pekat ini
menyebabkan suasana larutan menjadi asam. Reaksi antara anilina
yang tergolong basa dengan HCl sebagai asam menghasilkan suatu
garam dengan reaksi :
+
NH2
NH3
HCl
Cl
atau
C6H5NH 2 +
HCl
C6H5NH 3
+ Cl
anilin
O
2
H3C
NH2
HO
O
O +
OH
OH
2
H3C
OH
NH4
O
-
atau
2CH 3CONH 2
asetamida
H2SO4
H 2O
2CH 3COOH
(NH 4)2SO 4
asetat
NH4
karena
terbentuknya
asam
asetat.
Percobaan
Na
NH4
+
NH4
+ 2 Na OH
2 NH4 OH
O
S
O
-
O Na
atau
(NH 4)2SO 4 +
2NH 4OH +
2NaOH
Na 2SO4
+ 2 Na OH
Na
NH2
H2N
H
+
Na
O
+ 3
atau
CH4N2O +
2NaOH
Na 2CO3 +
3NH3
dan
garam
karboksilat.
Penambahan
asam
sulfat
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah:
kekhasan bau.
Amina jauh mempunyai
dibandingkan
amida,
kebasaan
karena
amida
yang
tinggi
merupakan
dengan
nilai
yang
kemudian
setelah
penambahan
NaOH
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden. 1982. Kimia Organik.Jilid 2. Erlangga :
Jakarta.
Nabila.
2013.
Kelautan
amonia
dalam
air.
http://nabilaonly.weebly.com/6/post/2013/05/kenapaamonia-nh3-larut-dalam-air.html [diakses pada Senin, 26
Mei 2014]
Prahas.
Zulfiah.
2012.
Amina
dan
Amida.
http://ometurlapzoelfiach.blogspot.com/2012/03/amina-dan-amida.html
[diakses pada Senin, 26 Mei 2014]
Lampiran
PERTANYAAN
1. Apakah nama amina dan amida berikut:
O
NH2
dan
CH 2OH
CH 2OH
NH2
CH 2OH
CH 2OH
NH2
2.
Formamide
NH2
2-(2-aminobenzyl)propane-1,3-diol