GOLONGAN 8 BESI

GOLONGAN 8
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
Sifat Berkala Golongan
8
Jari-Jari Atom
140
135
135
130
130
126 126
125 Column1
120 Series 3
pm
115
110
105
100
Fe Ru Os Hs
Elektronegativitas
2.5
2.2 2.2
2
1.83
Skala Pauling
1.5
Series 1
0.5
0
Fe Ru Os Hs
Titik Didih
6000
5008
5000
4150
4000 Titik didih
Series 2
2750
3000
⁰C
Series 3
2000
1000
2 4.4
2 1.8
3 5
2.8
0
Fe Ru Os Hs
Titik Lebur
3500
3033
3000
2500 2330
titik leleh
2000 Series 2
⁰C
1535 Series 3
1500
1000
500
2.4
2 4.4
2 3
1.8 5
2.8
0
Fe Ru Os
afinitas elektron
120
106.1
101.31
100
80
afinitas elektron
kJ/mol
60
40
20
14.59
0
Fe Ru Os
Kimia Anorganik Deskriptif
Wijdinia Warda Zain

170332614504
Offering I
Asal Nama
Asal nama : Ferrum

Bahasa : Latin
Arti : Logam suci
http://kabar.salmanitb.com/2011/10/21/tafsir-al-hadid-besi-dan-asal-usulnya/
Sejarah Besi
Penemu : Mesir kuno

Tahun : 4300 SM
Produksi besi pertama dimulai sejak Zaman perunggu

tengah tetapi memerlukan beberapa abad sebelum dapat
menggantikan perunggu. Bangsa Hittites tampaknya adalah yang
pertama memahami produksi besi dari bijihnya (2.700 dan 3.000
SM). Periode berikutnya disebut Zaman Besi. Karena peleburan besi
sudah mulai dikenal secara umum.
https://www.laporanpenelitian.com/2016/06/100.html
Letak Unsur Besi pada Sistem
Periodik Unsur
https://
herayantiyusuf.blogspot.com/2016/01/tabel-periodik-unsur-kimia-t
Data Unsur
• Nama unsur : Besi
• Lambang Unsur : Fe
• Nomor atom : 26
• Golongan / Blok : 8 / blok-d
• Periode :4
• Fasa(20 0C) : Padat
• Kategori unsur : Logam transisi
• Jenis unsur : Logam, monoatomik
• Nomor massa : 56
• Massa molar : 55.845 g/mol
• Massa atom relatif : 55.845
• Konfigurasi elektron : [Ar] 3d6 4s2
• Densitas : 7.87 g/cm3
• Titik didih(1 atm, 25 0C) : 2750 0C
• Titik leleh(1 atm, 25 0C) : 1535 0C
Sumber di Alam
Fe2O3 Fe3O4
Nama Trivial : Hematit Nama Trivial : Magnetit
Nama IUPAC : Besi(III) oksida Nama IUPAC : Besi(II) oksida dan besi(III) oksida
Jenis: : Senyawa Jenis : Campuran
https://id.wikipedia.org/wiki/Hematit http://
www.mineralscollector.com/magnetit-10764.ht
ml
Sumber di Alam
FeO(OH).nH2O
Nama IUPAC : Besi(III) oksida dan besi(III) hidroksida
Nama trivial : Limonit
Jenis : Campuran
https://id.wikipedia.org/wiki/Limonit
Data Unsur
• Afinitas Elektron :
Fe(g) + e → Fe+(g) AE1 = 14.569 kJ/mol
• Elektronegativitas : 1.83 (skala Pauling)
• Potensial Reduksi
Fe2+(aq) + 2e  Fe(s) E° = -0,44 V
Fe3+(aq) + 3e  Fe(s) E° = -0,04 V
• Jari-jari atom Fe : 126 pm

• Jari-jari ion Fe2+ : 92 pm
• Jari-jari ion Fe3+ : 78.5 pm
Data Unsur
• Energi Ionisasi
Energi Ionisasi pertama : Fe(g) → Fe+(g) + e- Ei(1) = 762.466 kJ/mol

Energi Ionisasi kedua : Fe+(g) → Fe2+(g) + e- Ei(2) = 1561.876 kJ/mol
Energi Ionisasi ketiga : Fe2+(g) → Fe3+(g) + e- Ei(3) = 2957.469 kJ/mol
Energi Ionisasi keempat : Fe3+(g) → Fe4+(g) + e- Ei (4) = 5287.4 kJ/mol
Energi Ionisasi kelima : Fe4+(g) → Fe5+(g) + e- Ei (5) = 7236 kJ/mol
Energi Ionisasi keenam : Fe5+(g) → Fe6+(g) + e- Ei (6) = 9561.7 kJ/mol
Energi Ionisasi ketujuh : Fe6+(g) → Fe7+(g) + e- Ei (7) = 12058.74 kJ/mol
Energi Ionisasi kedelapan : Fe7+(g) → Fe8+(g) + e- Ei (8) = 14575.08 kJ/mol
Biloks
Biloks Fe: 0, +2, +3, +6
Biloks Rumus Nama Warna Jenis Fasa Densitas
Senyawa Senyawa Senyawa
+2 FeCl2 Besi(II) hijau Garam padat 3.16 g/cm3

klorida normal
FeO Besi (II) hitam Oksida basa padat 5.745

oksida g/cm3
+3 Fe2O3 Besi (III) Merah Oksida basa padat 5.242

oksida kecoklatan g/cm3
FeCl3 Besi (III) kuning Garam padat 1.82 g/cm3

klorida normal
+6 K2FeO4 Kalium ungu Garam padat 2.829

ferrat normal g/cm3
Ion Kompleks
Bilangan
Bilangan Rumus Nama senyawa oksidasi Ligan Warna
Koordinasi senyawa atom
pusat
Natrium
4 Na2[Fe(CO)4] tetrakarbonilbesi(II 2+ CO Tidak
) berwarna
6 K4[Fe(CN)6] Kalium 2+ CN- Kuning

heksasianobesi(II)
6 K3[Fe(CN)6] Kalium 3+ CN- Merah
heksasianobesi(III) terang
Ion Kompleks
K3[Fe(CN)6] K4[Fe(CN)6]
https://www.alamy.com/stock-photo/k3-fe-cn-6.html
http://kristallov.net/gks.html
Ion Kompleks
Besi(III)
Contoh :FeCl3
FeCl3(s) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
FeCl3.6H2O(s) → [Fe(H2O)6]3+(aq) + 3Cl-(aq)

Ungu Pucat
1. Ion Heksaakuabesi(III) + air

[Fe(H2O)6]3+(aq) + H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + [Fe(H2O)5(OH)]2+(aq)
[Fe(H2O)5(OH)]2+(aq) + H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq)

Ion Kompleks
2. Ion Heksaakuabesi(III) + HCl pekat

[Fe(H2O)6]3+(aq) + 4Cl-(aq) ⇄ [FeCl4]-(aq) + 6H2O(l)
Kuning
3. Ion Heksaakuabesi(III) + kalium tiosianat

[Fe(H2O)6]3+(aq) + SCN-(aq) ⇄ [Fe(H2O)5(SCN)]2+(aq) + H2O(l)
Merah Darah
https://
www.chemguide.co.uk/inorganic/complexions/
ligandexch.html
Ion Kompleks
4. Ion Heksaakuabesi(III) + larutan ion tiosulfat

Fe(H2O)6]3+(aq) + 2[S2O3]2-(aq) ⇄ [Fe(S2O3)2]-(aq) + 6H2O(l)
Violet gelap
Uji adanya ion besi(III) dapat dilakukan dengan penambahan larutan

ion heksasianoferat(II)
4Fe3+ (aq) + 3[Fe(CN)6]4-(aq) → Fe4[Fe(CN)6]3(s)
Endapan Biru Prusian
Ion Kompleks
Besi(II)
Contoh: FeCl2
FeCl2.6H2O(s) → [Fe(H2O)6]2+(aq) + 2Cl-(aq)
Hijau pucat
Ion heksaaquabesi(II) + nitrogen monoksida

[Fe(H2O)6]2+(aq) + NO(aq) → [Fe(H2O)5(NO)]2+(aq) + H2O(l)
Coklat tua
 Uji adanya ion besi(II) dapat diidentifikasi dengan penambahan

larutan ion heksasianoferat(II)
3Fe2+ (aq) + 4[Fe(CN)6]3-(aq) → Fe4[Fe(CN)6]3(s) + 6CN-(aq)
Endapan Biru Prusian
Isotop
Isotop Massa 1 atom isotop (sma) Kelimpahan (%)
54
Fe 53.940 5.845
56
Fe 55.935 91.754
57
Fe 56.935 2.119
58
Fe 57.933 0.282
Massa rata-rata 1 atom isotop Fe
(Massa isotop 54Fe x %kelimpahan isotop 54Fe) + (Massa isotop 56Fe x

%kelimpahan isotop 56Fe) + (Massa isotop 57Fe x %kelimpahan isotop
57Fe) + (Massa isotop 58Fe x %kelimpahan isotop 58Fe)
= (53.940 sma x 5.845%) + (55.935 sma x 91.754%) + (56.935 sma x

2.119%) + (57.933 sma x 0.282%)
= (3.1528 sma) + (51.3226 sma) + (1.2065 sma) + (0.1634 sma)
= 55.845 sma
Massa Atom Relatif Fe
• Fe =
Ar
=
= 55.845 sma
Massa 1 Atom Fe
•
Massa proton = 1.6726 x 10-24 g x
= 1.007 sma
Massa neutron = 1.6749 x 10-24 g x
= 1.009 sma
Massa elektron = 9.1094 x 10-28 g x
= 5.49 x 10-4 sma
Massa 1 atom Fe =  massa proton +  massa neutron
= (26 x 1.007 sma) + (30 x 1.009 sma) )
= 26.182 sma + 30.27 sma
= 56.452 sma
Momen Magnetik

Fe2+ [Ar] 3d6 
   
 = n(n  2) 3d
= 4(4  2)
sifat kemagnetan : paramagnetik
= 4,9 BM
    
Fe3+ [Ar] 3d5
3d
= n(n  2)sifat kemagnetan : feromagnetik
= 5(5  2)
= 5,9 BM
Alotrop Besi
Alpha iron (Ferrit (α-Fe))

Bentuk kristal = kubus berpusat badan
Sifat magnet = paramagnetik
Gamma iron (Austenite(γ-Fe))

Bentuk kristal = kubus berpusat muka
Alotrop Besi
Delta iron (δ-Fe)

Bentuk kristal = kubus berpusat badan
Epsilon iron (Hexaferrum (ε-Fe))

Bentuk kristal = hexagonal
Sifat magnet = antiferomagnetik
Reaksi Unsur Besi
1. Reaksi Besi dengan Oksigen (reaksi redoks, reaksi embentukan)

Oksidasi
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
Reduksi
Reaktan dan Produk Nama Jenis

Reaktan Fe (reduktor) Besi Unsur logam,
monoatomik
O2 (oksidator) Oksigen Unsur non logam,
diatomik
Produk Fe2O3 (hasil oksidasi Besi(III) oksida Senyawa oksida basa
dan hasil reduksi)
Reaksi Unsur Besi
2. Reaksi Besi Dengan Air (reaksi redoks, reaksi pendesakan)
Oksidasi
3Fe(s) + 4H2O (l) → Fe3O4(s) + 4H2(g)
Reduksi

monoatomik
H2O (oksidator) Air Senyawa Oksida
Indifferen
Produk Fe3O4 (hasil oksidasi) Besi(II) oksida dan Campuran
besi(III) oksida
H2 (hasil reduksi) Hidrogen Unsur non logam,
diatomik
Reaksi Unsur Besi
3. Reaksi Besi Dengan Asam (reaksi Redoks, reaksi Pendesakan)
oksidasi
Fe(s) + 2HCl(aq) → FeCl2(s) + H2(g)
reduksi
Oksidasi : Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e E° = +0,44 V
Reduksi : 2H+(aq) + 2e  H2(g) E° = 0 V
Fe(s) + 2H+(aq)  Fe2+(aq) + H2(g) E° = +0,44 V

monoatomik
HCl (oksidator) Asam klorida Senyawa asam
Produk FeCl2 (hasil oksidasi) Besi(II) klorida Senyawa garam
normal
diatomik
Reaksi Unsur Besi
4. Reaksi Besi dengan Halogen (reaksi Redoks, reaksi Pembentukan)

Oksidasi
2Fe(s) + 3Cl2(g) → 3FeCl3(s)
Reduksi

monoatomik
Cl2 (oksidator) Klorida Unsur non logam,
diatomik
Produk FeCl3 (hasil reduksi Besi(III) klorida Senyawa garam
dan hasil oksidasi) normal
Reaksi Oksida Besi
1. Reaksi Besi (III) oksida dengan air (reaksi non redoks)

Fe2O3(s) + 3H20(l) → 2Fe(OH)3(s)

Reaktan Fe2O3 Besi(III) oksida Senyawa oksida
basa
H2 0 Air Senyawa Oksida
Indifferen
Produk Fe(OH)3 Besi(III) oksida Senyawa basa
Reaksi Oksida Besi
2. Reaksi Besi(III) oksida dengan asam (reaksi non redoks)

a. Reaksi besi(III) oksida dengan asam klorida
Fe2O3(s) + 6HCl(aq) → 2FeCl3(s) + 3H2O(l)

basa
HCl Asam klorida Senyawa asam
Produk FeCl3 Besi(III) klorida Senyawa garam
normal
H2O Air Senyawa Oksida
Indifferen
Reaksi Oksida Besi
b. Reaksi besi(III) oksida dengan asam nitrat (reaksi non redoks)

Fe2O3(s) + 6HNO3(aq) → 2Fe(NO3)3(s) + 3H2O(l)

basa
HNO3 Asam nitrat Senyawa asam
Produk Fe(NO3)3 Besi(III) nitrat Senyawa asam
H2O Air Senyawa Oksida
Indifferen
Reaksi Oksida Besi
3. Reaksi Besi (III) oksida dengan basa (reaksi non redoks)

a. Reaksi besi(III) oksida dengan natrium hidroksida
Fe2O3(s) + NaOH(aq) → Fe(OH)3(s) + Na2O(s)

basa
NaOH Natrium hidroksida Senyawa basa
Produk Fe(OH)3 Besi(III) hidroksida Senyawa basa
Na2O Natrium oksida Senyawa oksida
basa
Reaksi Oksida Besi
b. Reaksi besi(III) oksida dengan amonia
Fe2O3(s) + NH3(aq) →
Pembuatan Besi
Bijih Besi
Dihancurkan, dipisahkan dari kotoran-

Proses Fisika kotoran.
Serbuk bijih
besi
Proses Fisika Dibentuk menjadi bola-bola kecil

berdiameter 12.5-20 mm, dipanaskan.
Pelet bijih besi

Pembuatan Besi
Pembuatan Besi
Proses Reduksi
Bahan baku
(campuran biji besi,
kokas, batu kapur)
Dimasukkan ke blast furnace,
dialirkan udara panas
Proses kimia C(s)+ 1/2O2(g) →

CO(g)
Fe2O3(s)+ CO(g) →
Proses kimia
Fe(s) + CO2(g)
Pembuatan Besi
1. Reduksi Langsung
Reduktor yang dapat digunakan yaitu C, CO, dan H2 :
• 3Fe2O3(s) + C(s) → 2Fe3O4(s) + CO()
• 3Fe2O3(s) + CO(s) → 2Fe3O4(s) + CO2()
• 3Fe2O3(s) + H2(g) → 2Fe3O4(s) + H2O(l)
Pembuatan Besi
2. Reduksi Tak Langsung

• C(s) + O2(g) → CO2(g)
• CO2(g) + C → 2CO
• 3Fe2O3(s) + CO → 2Fe3O4 + CO2
Kegunaan Besi
1. Besi(III) klorida (FeCl3) :digunakan sebagai katalis dalam reaksi

halogenasi
2. Besi(III) sulfat (Fe2(SO4)3) :sebagai koagulan untuk limbah industry

3. FeO :sebagai pewarna ubin
4. Membuat kontruksi bangunan
5. Stainless steel : digunakan dalam pembuatan alat rumah
tangga, alat kesehatan, dll
Pengkaratan Besi
Anoda : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-

Katoda : O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l)
Anoda : Fe(s) + 3OH-(aq) → FeO(OH)(s) + H2O(l) + 4e

Katoda : O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4 OH-(aq) +
Fe(s) + O2(g) + H2O(l) → FeO(OH)(s) + OH-(aq)
Pencegahan Korosi pada Besi
1. Pengecatan.
Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air
2. Pelumuran dengan oli.
Oli dapat mencegah kontak dengan air
3. Pembalutan dengan Plastik.
Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
4. Galvanisasi (pelapisan dengan seng).
Zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh.
Hal ini terjadi karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode.
5. Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam
tanah atau badan kapal laut.
Baja
Baja paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam

jumlah total antara 1,0% dan 50% berat.
1. Baja paduan rendah (low alloy steel)
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8%.
Digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi lingkungan
tertentu.
2. Baja paduan tinggi (high alloy steel)
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih dari atau sama dengan
8%. Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan
stainlessteel dan baja tahan panas.
a. a. Low alloy steel (baja paduan rendah), jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b. Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen paduannya
2,5 – 10 %
c. High alloy steel (baja paduan tinggi), jika elemen paduannya > 10 %
Senyawa
FeSO4
https://en.wikipedia.org/wiki/Iron(II)_sulfate
Sejarah Senyawa FeSO4
• Terkenal sejak zaman dahulu kala sebagai copperas dan

sebagai vitriol hijau.
• Kata vitriol berasal dari bahasa Latin vitreus yang berarti
'gelas', merujuk pada penampilan garam sulfat yang
seperti gelas, disebut sebagai garam vitriol.
Senyawa
FeSO4
Nama Senyawa : Besi(II) Sulfat

Massa molar : 151.908 g/mol
Titik lebur : 70 0C
Densitas : 2.84 g/cm3
Fasa(RTP) : Padat
Jenis : senyawa asam
Keberadaan Senyawa FeSO4
FeSO4.4H2O FeSO4.5H2O FeSO4.7H2O

Nama Trivial : Rozenite Nama Trivial : Siderotil Nama Trivial : Melanterite
Jenis : Senyawa Jenis : Senyawa Jenis : Senyawa
Reaksi Senyawa FeSO4
1. Reaksi besi(II) sulfat dengan oksigen (reaksi redoks)

oksidasi
FeSO4(s) + O2(g) → Fe2O3(s) + SO2(g)

reduksi

Reaktan FeSO4 Besi(II) sulfat Senyawa asam
O2 Oksigen Unsur non logam,
diatomik
Produk Fe2O3 Besi(III) oksida Senyawa oksida
basa
2. Reaksi besi (II) sulfat dengan air (reaksi non redoks)

FeSO4(s) + H2O(l) → [Fe(H2O)SO4](aq)

H2O Air Senyawa oksida
indifferen
Produk [Fe(H2O)SO4] Heksaaquabesi(II)s Senyawa kompleks
ulfat
3. Reaksi besi(II) sulfat dengan asam (reaksi non redoks, reaksi

pertukaran pasangan)
FeSO4(s) + HNO3(aq) → Fe(NO3)3(s) + H2SO4(aq)

HNO3 Asam nitrat Senyawa asam
Produk Fe(NO3)3 Besi(III) nitrat Senyawa asam
H2SO4 Asam sulfat Senyawa asam
4. Reaksi besi(II) sulfat dengan basa

Reaksi besi(II) sulfat dengan natrium hidroksida
FeSO4(s) + NaOH(aq) → Fe(OH)2(s) + Na2SO4(aq)

NaOH Natrium hidroksida Senyawa basa
Produk Fe(OH)2 Besi(II) sulfat Senyawa basa
Na2SO4 Natrium sulfat Garam
Pembuatan FeSO4
Reaksi besi dengan asam sulfat (reaksi redoks, reaksi pendesakan)

Oksidasi
Fe(s) + H2SO4(aq) → FeSO4(s) + H2(g) Proses Kimia
Reduksi

monoatomik
H2SO4 (oksidator) Asam Sulfat Senyawa asam
Produk FeSO4 (hasil Besi(II) Sulfat Senyawa asam
oksidasi)
diatomik
Kegunaan FeSO4
• Untuk mereduksi kromat dalam semen

• Untuk mengobati anemia defisiensi besi
Daftar Pustaka
Patnaik, Pradyot. 2002. Handbook Of Inorganic Chemicals. New York :

Mc Graw
Sugiyarto H.K. 2003. Kimia Anorganik II (Edisi Revisi). Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta
Sugiyarto, Kristian.H . 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
(online), http://www.rsc.org/periodic-table/element/26/iron
(online), https://www.webelements.com/iron/history.html
RUTENIUM
Fadila abna swari

170332614595
Offering
FADILA ABNA i SWARI
170332614595
OFFERING I
SEJARAH RUTENIUM
Rutenium berasal dari bahasa Latin
"Ruthenia" yang artinya Rusia
SEJARAH RUTENIUM
Nama : Jedrzej Sniadecki

Tahun :1808 (Amerika Selatan)
Bangsa : Polandia
Percobaan : Mengisolasi rutenium
dari bijih platinum
SEJARAH RUTENIUM
Nama : Gottfried William Osann Nama : Jons Jacob Berzelius

Tahun : 1827 Tahun : 1827
Bangsa : Jerman Bangsa : Swedia
Percobaan
Meneliti residu yang tertinggal dari bijih platinum

setelah melarutkannya dengan aqua regia
SEJARAH RUTENIUM
Nama : Karl Karlovich Klaus

Tahun :1844
Bangsa : Rusia
Percobaan : Mengisolasi rutenium dari
garam rangkap diammonium
heksaklororutenat (NH4)2RuCl6
KEBERADAAN UNSUR DI
ALAM
Bijih platinum dari Mineral pentlandit

Pegunungan Ural, di Sudbury,
Rusia Ontario, Kanada
Mineral piroksenit di Afrika

Selatan
DATA RUTENIUM
o Nama Unsur : Rutenium
o Lambang unsur : Ru
o Golongan :8
o Periode :5
o Blok :d
o Nomor atom : 44
o Nomor massa : 101
o Massa molar : 101,07 g/mol
o Ar : 101,07
o Konfigurasi elektron : [Kr] 4d7 5s1
DATA RUTENIUM
o Titik Leleh (1 Atm) : 2333°C
o Titik Didih (1 Atm) : 4147°C
o Fasa (1 Atm, 250C) : Padat
o Massa Jenis : 12,41 g/cm3
o Jenis Unsur : Logam dan Monoatomik
o Keelektronegatifan : 2,2 (skala Pauling)
o Affinitas Elektron ke-1: 101,37 kJ/mol
Ru(g) + e → Ru-(g)
o Sifat Magnetik : Paramagnetik

o Daya Hantar Listrik : 1,4×107 S/m
DATA RUTENIUM
Contoh
Biloks Senyawa Nama Senyawa Jenis Senyawa
+2 RuCl2 Rutenium(II) klorida Garam normal
+3 RuCl3 Rutenium(III) klorida Garam normal
+4 RuO2 Rutenium(IV) oksida Oksida amfoter
+6 K2RuO4 Kalium rutenat Garam normal
+8 RuO4 Rutenium(VIII) oksida Oksida asam

DATA RUTENIUM
Energi Ionisasi Jari-jari
o Jari-jari atom
o Energi ionisasi ke-1 : 711,1 kJ/mol : 134 pm
Ru(g)→ Ru+(g) + e
o Energi Ionisasi ke-2 : 1617,1 kJ/mol o Jari-jari ionik
Ru+(g)→ Ru2+(g) + e : 73 pm
Ru2+
Ru3+ : 68 pm
o Energi Ionisasi ke-3 : 2746,9 kJ/mol
Ru2+(g)→ Ru3+(g) + e Ru4+ : 62 pm

: 36 pm
Ru8+
DATA RUTENIUM
Potensial Reduksi (E°)
Ru2+(aq) + 2 e → Ru(s) E° = +0.81 V
Ru3+(aq) + e → Ru2+(aq) E° = +0.25 V
RuO4-(aq) + 2 e → RuO42-(aq) E° = +0.59 V
RuO42-(aq) + 8 H+ + 4 e → Ru2+(aq) + 4 H2O(l) E° = +1.56 V
RuO4-(aq) + 8 H+ + 5 e → Ru2+(aq) + 4 H2O(l) E° = +1.37 V
Warna unsur Ru sesuai biloksnya

Ru Ru(H2O)62+ Ru(H2O)63+ RuO2 RuO42- RuO4- RuO4
ion rutenat ion perutenat
pink kuning biru
putih perak jingga- kuning- kuning emas
merah hijau
MOMEN MAGNETIK
RUTENIUM
Konfigurasi elektron Ru: [Kr] 4d6 5s2      
5s2 4d6
𝜇=
√ 𝑛(𝑛+2)BM
Konfigurasi Elektron Sifat Magnetik
Ru2+      4.89 BM Paramagnetik
Ru3+      5.91 BM Paramagnetik
Ru4+     4.89 BM Paramagnetik
Ru6+   2.83 BM Paramagnetik
Ru8+ 0 BM Diamagnetik
ISOTOP RUTENIUM
Isotop Massa 1 Kelimpahan di Waktu Paruh Mode Produk
Atom (sma) Alam (%) (t1/2) Peluruhan
96
Ru 95,908 5,54 96
Ru stabil dengan 52 neutron
97
Ru β+ 97
Tc
96,907 sintesis 2,9 hari
γ -
98
Ru 97,905 1,87 98
99
Ru 98,906 12,76 99
100
Ru 99,904 12,6 100
101
Ru 100,906 17,06 101
102
Ru 101,904 31,55 102
103
Ru sintesis β− 103
Rh
102,907 39,26 hari
γ -
104
Ru 103,905 18,62 104
sintesis β− 106
Rh
106
Ru 104,906 373,59 hari
REAKSI INTI
97 97 0
44 Ru→ Tc+ β
43 +1
10 3 103 0
44 Ru → Rh+ β
45 −1
106 106 0
44 Ru→ Rh+ β
45 −1
MASSA ATOM RELATIF
RUTENIUM
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎h𝑎𝑛 ( % ) 𝑥 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑠𝑜𝑡𝑜𝑝 𝑅𝑢 ( 𝑠𝑚𝑎 )
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑖𝑠𝑜𝑡𝑜𝑝 𝑅𝑢=
100 %
( 5.54 % 𝑥 95.908 𝑠𝑚𝑎 )+ ( 1.87% 𝑥 97.905 𝑠𝑚𝑎 ) + ( 12.76 % 𝑥 98.906 𝑠𝑚𝑎 ) + ( 12.6 % 𝑥 99.9
+ (17.06 % 𝑥 100.906 𝑠𝑚𝑎 ) + ( 31.55 % 𝑥 101.904 𝑠𝑚𝑎 )+(18.62 % 𝑥 103.905 𝑠𝑚𝑎)
¿
100 %
10107 % 𝑠𝑚𝑎
¿
100 %
= 101.07 sma
𝑅𝑢= 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 𝑖𝑠𝑜𝑡𝑜𝑝 𝑅𝑢

𝐴𝑟
1
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1 𝑎𝑡𝑜𝑚 12
❑𝐶
12
1 01.07 𝑠𝑚𝑎
¿
1 𝑠𝑚𝑎
¿101.07

MASSA 1 ATOM RUTENIUM
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎1𝑎𝑡𝑜𝑚𝑅𝑢= ∑

❑𝑝𝑟𝑜𝑡𝑜𝑛+𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛+𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛
𝑠𝑚𝑎 𝑠𝑚𝑎

{
¿ ( 44 𝑝 𝑥 1.0073
𝑝 ) (
+ 57 𝑛 𝑥 1.0086
𝑛 )}
¿ 101 . 81 𝑠𝑚𝑎
ION KOMPLEKS
Atom Bilangan
Ligan Muatan Ion Kompleks
pusat koordinasi
[Ru(NH3)6]2+
Ru 2+ NH3 6 +2
Ion heksaaminarutenium(II)
[Ru(NH3)5(N2)]2+
Ru2+ NH3, N2 6 +2 Ion
pentaamina(dinitrogen)rutenium(II)
NH3, [Ru(NH3)5(NO2)]3+
Ru 3+
6 +3
NO2 Ion pentaamina(nitrit)ruthenium(III)
REAKSI RUTENIUM
• Reaksi dengan air
Pada kondisi normal, rutenium tidak bereaksi dengan air.
Ru(s) + H2O(l) 
Karena
Ru2+(aq) + 2 e → Ru(s) E° = 0.81 V
2 H2O(l) + 2 e → H2(g) + OH- E° = -0.83 V
E°sel= E°red – E°oks

= -0.83 V – 0.81 V
= -1.64 V (tidak spontan)
REAKSI RUTENIUM
• Reaksi dengan oksigen

Ru(s) + O2(g)  RuO2(s)
0 0 +4 -2 Jenis reaksi : Reaksi
Redoks
oksidasi Oksidator : O2
reduksi Reduktor : Ru
Reaktan Produk
Zat Nama Zat Jenis Zat Zat Nama Zat Jenis Zat
Ru Logam
(Putih perak) rutenium Unsur Rutenium(IV) Senyawa
RuO2 Oksida (oksida
O2 Unsur (bitu-hitam) amfoter)
Gas oksigen diatomik
REAKSI RUTENIUM
• Reaksi dengan halogen
Ru(s) + 3F2(g)  RuF6(s) 2Ru(s) + 3Cl2(g)  2RuCl3(s)

0 0 +6 -1 0 0 +3 -1
oksidasi oksidasi
reduksi reduksi
Jenis reaksi : Reaksi Redoks Jenis reaksi :Reaksi Redoks

Oksidator : F2 Oksidator : Cl2
Reduktor : Ru Reduktor : Ru
REAKSI RUTENIUM
Reaktan Produk
Ru
Rutenium(VI) Senyawa
(Putih Logam RuF6
Perak) rutenium Unsur fluorida (garam
(coklat gelap) normal)
F2 Gas fluorin Unsur

diatomik Senyawa
RuCl3 Rutenium(III) (garam
klorida
normal)
Cl2 Unsur (coklat gelap)
Gas klorin
diatomik
REAKSI RUTENIUM
• Reaksi dengan asam
Ru(s) + 4HNO3(aq) + 6HCl(aq) → H2RuCl6(s) + 4NO2(g) + H2O(l) Jenis reaksi : Reaksi Redoks
0 +5 +4 +4 Oksidator : HNO3
oksidasi reduksi Reduktor : Ru
Reaktan Produk
Ru
(Putih Perak) Logam Unsur H2RuCl6 Hidrogen Senyawa
rutenium heksaklororutenat(IV) (asam non-oksi)
HNO3 NO2 Senyawa (oksida

Asam nitrat Senyawa (asam oksi) Nitrogen dioksida
asam)
Senyawa (asam non- H2O Senyawa (oksida

HCl Asam klorida oksi) Air indiferen)
REAKSI RUTENIUM
• Reaksi dengan basa
Ru murni tidak bisa bereaksi dengan basa, akan tetapi senyawanya bisa
bereaksi dengan basa
Ru2(SO4)3(s) + 2Na2O2(aq) → 2Na2RuO4(aq) + 3SO2(g) + O2(g)

+6
+4 +6 +4 Jenis reaksi : Reaksi Redoks
oksidasi Oksidator : Ru2(SO4)3
reduksi Reduktor : Ru2(SO4)3
Reaktan Produk
Ru2(SO4) Senyawa
Rutenium(III) sulfat Senyawa (garam Na2RuO4 Natrium rutenat (garam
3 normal) normal)
Na2O2 Senyawa (oksida SO2 Senyawa

Natrium peroksida basa) Sulfur dioksida (oksida asam)
O2 Gas oksigen Unsur diatomik

PEBUATAN RUTENIUM
Konsentrat platina
(Ru, Os, Rh, Ir, Ag, Pt, dll)
• Ditambahkan air raja
• Dipanaskan dengan timbal karbonat
• Ditambahkan asam nitrat
Filtrat (AgNO3) Residu (Ru, Os, Rh, Ir)

• Dipanaskan dengan NaHSO4
• Dicuci dengan air
Filtrat (Rh2(SO4)3) Residu (Ru, Os, Ir)

Ditambahkan Na2O2
Dicuci dengan air
Filtrat mengandung ion dan Residu (IrO2)
Dipanaskan Dialirkan gas Cl2

Uap RuO4 dan OsO4
Dibagi dalam 2 penampung
Penampung 1 Penampung 2
Dipanaskan Ditambahkan HCl
Larutan H3RuCl6
Ditambahkan NH4Cl
Endapan (NH4)3RuCl6
Direduksi
dengan
Serbuk Ru
REAKSI PEMBUATAN UNSUR
RUTENIUM
2(NH4)3RuCl6(s) + 3H2(g) → 2Ru(s) + 6HCl (aq) + 6NH4Cl(aq)
+3 0 0 +1
oksidasi
reduksi
Jenis
Reaksi : Reaksi
Redoks
Oksidator : (NH4)3RuCl6
Reduktor : H2
Reaktan Produk
Amonium
(NH4)3RuCl6 Senyawa (garam
rutenium(III) rangkap) Ru Logam rutenium Unsur
klorida
H2 Senyawa (asam
Gas hidrogen Unsur diatomik HCl Asam klorida
non-oksi)
NH4Cl Senyawa (garam

Amonium klorida normal)
APLIKASI UNSUR
RUTENIUM
1. Dalam jumah kecil dapat digunakan untuk mengeraskan platina dan
paladium
2. Campuran rutenium, platina, dan paladium untuk membuat
perhiasan dan kontak listrik untuk ketahanan AUS yang tinggi
3. Penambahan 0,1% rutenium meningkatkan ketahanan korosi
titanium seratus kali lipat
4. Merupakan katalis yang serbaguna terutama pada senyawa organic
RuCl2(PPh3)3
5. Sebanyak 96,2% rutenium digunakan dalam beberapa pena parker.

SENYAWA RUTENIUM
• Senyawa okso rutenium • Senyawa Anion-okso rutenium
Senyawa Nama Senyawa Senyawa Nama Senyawa
Rutenium(VII) oksida
RuO2 Rutenium(IV) oksida (perutenat)
RuO4 Rutenium(VIII) oksida Rutenium(VI) oksida
(rutenat)
• Kompleks amin rutenium • Kompleks kloro rutenium

Senyawa Nama Senyawa
Senyawa Nama Senyawa
[Ru(NH3)5] 2+
Pentaaminarutenium(II)
RuCl2 Rutenium(II) klorida
[Ru(NH3)6] 2+
Heksaaminarutenium(II)
RuCl3 Rutenium(III) klorida
[Ru(NH3)6]Cl3 Heksaaminrutenium(III)
klorida
ENYAWA RUTENIUM(IV) OKSID
SENYAWA RUTENIUM(IV)
Rumus molekul RuO 2
OKSIDA
Jenis Senyawa Oksida amfoter
Massa molar 133,0688 g/mol
Fasa (1 Atm, 250C) Serbuk
Warna Biru-hitam
Titik didih (1 atm) 1200 °C
Titik lebur (1 atm) -
Densitas 6,97 g/cm3
Struktur kristal Rutil (tetragonal)
Bilangan oksidasi Ru +4
PEMBUATAN SENYAWA
RUO2
Prosedur Percobaan Persamaan Reaksi Keterangan
Ru(s) dan O2(g)

Ru(s) + O2(g) RuO2(s) Reaksi Redoks
• Dipanaskan (1200 ºC) 0 0 +4 -2 (Proses Kimia)
oksidasi Oksidator : O2
Hasil reduksi Reduktor : Ru
Reaktan Produk
Ru Logam rutenium Unsur

Senyawa
RuO2 Rutenium(IV)
oksida (oksida
O2 Gas oksigen Unsur amfoter)
diatomik
REAKSI SENYAWA RUO2
• Reaksi dengan air
RuO2(s) + H2O(l) 
• Reaksi dengan udara
RuO2(s) + O2(g)  RuO4(s)
Reaktan Produk
RuO2 Senyawa (oksida

Rutenium(IV) oksida amfoter) Senyawa
RuO4 Rutenium(VIII)
(oksida
oksida amfoter)
O2 Gas oksigen Unsur diatomik
REAKSI SENYAWA RUO2
• Reaksi dengan asam
RuO2(s) + 4HCl(aq)  RuCl4(aq) + 2H2O(l)
Reaktan Produk
Senyawa Senyawa
RuO2 Rutenium(IV) (oksida RuCl4 Rutenium(IV) (garam
Oksida amfoter) klorida normal)
Senyawa Senyawa
HCl Asam klorida (asam non- H 2O Air (oksida
oksi)
indiferen)
REAKSI SENYAWA RUO2
• Reaksi dengan basa
RuO2(s) + 2NaOH(aq)  Na2RuO4(aq) + 2H2O(g)
Reaktan Produk
Senyawa Senyawa
RuO2 Rutenium(IV) Na2RuO4 Dinatrium
(oksida (garam
oksida rutenat(VI)
amfoter) normal)
Senyawa Senyawa
Natrium H2O
NaOH Hidroksida (oksida Air (oksida
basa) indiferen)
APLIKASI SENYAWA RuO2
1. Sebagai komponen utama dalam katalis dari proses Sumitomo-

Deacon yang menghasilkan klorin oleh oksidasi hidrogen klorida
2. RuO2 digunakan untuk memberi warna biru pada kaca dan
keramik
3. RuO2 digunakan untuk melapisi anoda titanium dalam proses
elektrolisis produksi klorin agar tidak mudah terkorosi
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II(Edisi Revisi). Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Cotton, F. A., and Wilkinson, G., Kimia Anorganik Dasar, 1989, Universitas Indonesia
RSC. 2017. Ruthenium. Diambil dari
http://www.rsc.org/periodictable/element/44/ruthenium
diakses pada 20 Oktober 2018
Britannia. 2017. Ruthenium (Ru). Diambil dari www.britannica.com/science/ruthenium
diakses pada 20 Oktober 2018
Web elemenent. 2017. Ruthenium: crystal structures. https://www.webelements.com
diakses pada tanggal 21 Oktober 2018
Spinger nature. 2016. RuO2 Crystal Structure.http://www.RuO2CrystalStructureSpringer
Materials.htm diakses pada tanggal 31 Oktober 2018
OSMIUM
Dewi Mariyam
Offering I
170332614517
Osmium
Asal kata : Osme
Bahasa : Yunani
Arti : Bau
Sejarah Osmium
Penemu : Smithson Tennant

Tahun : 1803
Bangsa : Inggris
Ilmuwan : Kimia
Percobaan : Melarutkan Platina mentah
dalam aqua regia
Data
Nama Osmium
Lambang unsur Os
Nomor atom 76
Nomor massa 190
Massa molar 190.23 g/mol
Ar 190.23
Jenis unsur Logam, monoatomik
Konfigurasi elektron [Xe] 4f145d66s2
Golongan 8
Blok d
Periode 6
Jari-Jari atom 135 pm
http://www.rsc.org/periodic-table/element/76/osmium diakses 8 oktober 2018

Sifat Fisika
Fasa (1 atm, 25°C) padat
Warna Biru keabu-abuan
Titik didih (1 atm) 5008 °C
Titik leleh (1 atm) 3033 °C
Massa jenis 22.5872 g cm−3
Sifat Magnetik Paramagnetik
Struktur Kristal Hexagonal
 4,9 BM
http://www.rsc.org/periodic-table/element/76/osmium diakses 8 oktober 2018

• Struktur Kristal = Hexagonal
Sumber Osmium
• elemen bebas dalam iridiosmium
• mineral iridosule
• pasir sungai yang menghasilkan platina di daerah
Ural, Amerika Utara dan Amerika Selatan
• bijih mineral yang mengandung nikel di Sudbury,
Ontario.
Kelimpahan di Alam
Letak ppb (dalam segi massa) Ppb (dalam hal jumlah
atom)
Bumi 3 0,02
Matahari 2 0,02
Meteorit 670 70
Batu kerak 1,8 0,7
ppb : part per billion(bagian permiliar)

Isotop Osmium
Isotop Massa 1 atom isotop (sma) Kelimpahan (%)
184
Os 183.952 0.02
186
Os 185.954 1.59
187
Os 186.956 1.96
188
Os 187.956 13.24
189
Os 188.958 16.15
190
Os 189.958 26.26
192
Os 191.961 40.78
Massa rata-rata 1 atom isotop Os
(% kelimpahan isotop 184Os x massa isotop 184Os)  (% kelimpahan isotop 186Os x massa isotop 186Os)
 (% kelimpahan isotop 187
Os x massa isotop 187
Os)  (% kelimpahan isotop 188
Os)
Os)  (% kelimpahan isotop 190
Os)
Os)
 (0,02 % x 183.952 sma)  (1.59 % x 185.954 sma)  (1.96 % x 186.956 sma) 

(13,24% x 187,956 sma )  (16.15 % x 188.958 sma)  (26.26 % x 189.958 sma) 
(40,78% x 191,961 sma )
 190,2246 sma
massa rata - rata 1 atom isotop Os 190,2246 sma
Ar Os  
1 1 sma
massa 1 atom 12 C
12
 190,2246
Massa 1 atom Os
6,022 x 10 23 sma
Massa proton = 1,6726 x 10-24 g x = 1,007 sma
1g
6,022 x 10 23 sma
Massa neutron = 1,6749 x 10-24 g x = 1,009 sma
1g
6,022 x 10 23 sma
Massa elektron = 9,1094 x 10-28 g x = 5,49 x 10-4 sma
1g
Massa 1 atom Os=  massa proton +  massa neutron

1,007 sma 1,009 sma
= (76p x ) + (114n x )p
n
= 76,532 sma + 115,026 sma
= 191,558 sma
• Afinitas elektron ke-1 :
Os(g) + e  Os-(g) HAE1= 106,1 kJ / mol
• Keelektronegatifan : 2,2 (skala Pauling)
• Energi ionisasi ke-1 :
• Os(g)  Os+(g) + e EI1=840 kJ/mol

• Bilangan oksidasi osmium:0, +2, +3, +4,+6, +8
Rumus Jenis
Nama
Biloks senyaw Warna senya Fasa Densitas
senyawa
a wa
OsI2 Osmium(II Garam
+2 hitam Padat -
) iodida normal
OsI3 Osmium(II Garam
+3 hitam Padat -
I) iodida normal
Kuning
OsO2 Osmium(I Oksida
+4 kecokla Padat 11,4 g/cm3
V) oksida basa
tan
Osmium(
OsF6 Garam Padat
+6 VI) Kuning 5,09 g/cm3
normal kristal
fluorida
Osmium(
OsO4 Oksida
+8 VIII) Putih Padat 4.9 g/cm3
basa
oksida
Ion Kompleks
Bilangan Bilangan
Rumus Nama
Koordinas oksidasi Ligan Warna
senyawa senyawa
i atom pusat
Kalium
6 K2[OsCl6] heksakloroiod +4 Cl- -
osmat(IV)
Potensial reduksi standar
E0 Os(s) | OsO = +1,02 V
4(s)
OsO4(s) + 4H+(aq) + 4e  Os(s) + 2H2O E° = +1,02 V

Reaksi Logam Osmium
• Reaksi osmium dengan udara (reaksi redoks)
Os(s)+ 2O2(g)  OsO4(s)
Oksidasi
Reduksi
Oksidator Reduktor Produk

O2(g): oksigen, unsur Os(s) : osmium,unsur OsO4(s): osmium
nonlogam diatomik logam monoatomik tetraoksida, oksida asam
• Reaksi osmium dengan air
Os(s) + 2H2O(l) OsO2(s) + 4(aq) + 4e E⁰ = -0,687 V
Os(s) + 4H2O(l) (aq) + 8(aq) + 6e E⁰ = -0,994 V
• Reaksi osmium
300 ⁰ C dengan halogen
Os(s)+ 3F2(g)  OsF6(s)

Oksidasi
Reduksi

F2(g): gas fluorin, unsur Os(s): osmium, unsur 2OsF6(s): osmium(VI)
nonlogam diatomik logam monoatomik fluorida
•Reaksi
inti osmium
+
Waktu paruh : 2 x tahun
    
• Os pada OsI2
2+
• [Xe] 4f145d6
 = n(n  2)
= 4(4  2)
= 4,9 BM
Sifat kemagnetan : paramagnetik

    
• Os pada OsI3
3+
• [Ar] 4f145d5
 = n(n  2)
= 5(5  2)
= 5,9 BM
Sifat kemagnetan : feromagnetik

Pembuatan Osmium
Pemurnian Nikel
Konsentrat Platina
+ Aqua regia
Dipanaskan dengan PbCO3
+ HNO3
Residu tidak larut

(Ru, Os, Rh, Ir)
Residu tidak larut (Ru,
Os, Rh, Ir)
Dipanaskan dengan NaHSO4 Dipanaskan dengan Na2O2
[RuO4]2- dan [OsO4(OH)2]2-

Rh2(SO4)3
Dialiri Cl2(g)
Uap OsO4 dan RuO4
+HCl +NaOH
dipanaskan
[OsO2(OH)4]2-
H3RuCl6
+ NH4Cl
+ NH4Cl OsO2(NH3)4Cl
(NH4)3RuCl6 2
Reduksi H2
Serbuk atau bongkahan
Osmium
Reaksi pada pelarutan konsentrat platina Mentah
( Platina dan Palladium terlarut, residu yang tak larut Osmium, Rubidium,
Rhodium dan Irridium)
• 3Pt(s) + 18HCl(aq) + 4HNO3(aq) →3H2[PtCl6](aq) + 4NO(g) + 8H2O(l)
• 3Pd(s) + 12HCl(aq) + 2HNO3(aq) → 3H2[PdCl4] (aq) + 2NO(g) + 4H2O(l)
Residu dipanaskan dengan NaHSO4
• 2Rh(s) + NaHSO4(aq) →Rh2(SO4)3(aq)

Na2O2
Residu dipanaskan dengan Na2O2
Ru(s) RuO42-(aq)
RuO42- dialiri Cl2(g)
• RuO42-(aq)+ Cl2(g) →RuO4(aq) + NaCl(aq)
RuO4(aq) direaksikan dengan HCl dan dipanaskan
• RuO4 (aq) + HCl(aq) → H3[RuCl6](aq) + Cl2 (g)
H3[RuCl6](aq) direaksikan dengan NH4Cl(aq)
• RuO4 (aq) + NH4Cl(aq) + HCl (aq) → (NH4)3RuCl6 (s) + Cl2 (g) + H2O (l)
Osmium ditambahkan
Na2O2Na2O2 dan dipanaskan
• Os(s) [OsO4(OH)2]2- (aq)
[OsO4(OH)2]2- (aq) ditambahkan HCl dan dipanaskan
• Na2[OsO4(OH)2] (aq) + 2HCl(aq) →OsO4(s) + 2NaCl(aq) + 2HO(l)
OsO4(s) ditambhakan dengan NaOH
• OsO4(s) + 2NaOH(aq) → Na2[OsO2(OH)4](s)
Na2[OsO2(OH)4](s) direaksikan dengan NH4Cl(aq)
• Na2[OsO2(OH)4](s) + 4NH4Cl(aq) + 4HCl(aq) → OsO2(NH4)4Cl2 (s) + 2NaCl(aq) + 4H2O(l)+

2Cl2(g)
Kegunaan Osmium
Ujung fountain pen

(dalam osmiridium) Sebagai kontak elektrik
(osmiridium)
Senyawa
• Rumus molekul : OsO4
• Nama IUPAC : Osmium tetroksida
• Nama senyawa : Osmium tetroksida
• Titik leleh (1 atm) : 40,25⁰ C
• Titik didih(1 atm) : 129,7⁰ C
• Kelarutan : sedikit larut dalam air, larut dalam
pelaurt organik, amonium hidroksida
• Biloks : +8
• Densitas : 4.9 g/cm3
• Fasa(1 atm,25˚C) : padat
Sejarah Osmium tetroksida
Nama Penemu: Smithson Tennant
Tahun Penemuan: 1803
Kebangsaan: Inggris
Bidang: Kimia
“Smithson tennant menyatakan “bau
yang menyengat dan aneh dari
pelepasan oksida logam yang sangat
mudah menguap, bau yang sangat
khas yang membedakan dengan yang
lain, yang diperoleh dari proses
pemurnian dengan metode alkali
fusion” sehingga didapat residu
hitam”
http://en.m.wikipedia.org/osmium
Reaksi Osmium Oksida
• (Osmium tetraoksida) OsO4 dengan air (H2O)
(Ionisasi)
OsO4(aq) + 3H2O(l)←
→ [OsO3(OH)3]-(aq) + H3O+(aq) Q= 1 x 10-12 M
→ [OsO (OH) ]2-(aq) + H O+(aq)
[OsO3(OH)3]-(aq) + H2O(l) ← 3 4 3
Q= 3 x 10-13 M
Reaktan Produk
OsO4(aq): osmium tetraoksida, [OsO3(OH)3]-(aq): ion osmat, ion
oksida asam kompleks
3H2O(l) : air, senyawa oksida H3O+ : ion hidronium.
indifferen
https://books.google.co.id/inorganic-reaction-in-water/
• OsO2 dengan asam nitrat(HNO3)
OsO2(aq) + HNO3(aq) Os(H2O)2O4(aq) + 4NO2(g)
Reaktan Produk
HNO3(aq): asam nitrat, senyawa Hasil oksidasi: Os(H2O)2O4(aq)
asam biner
OsO2(aq) : Osmium dioksida Hasil reduksi: NO2(g)
https://chemiday.com/reaction/
• Reaksi OsO4 dengan tersier-butilNH2
• OsO4(aq) + (CH3)3CNH2(aq) → OsO3[NC(CH3)3](aq) + H2O(l)
Reaktan Produk
OsO4(aq) : osmium tetroksida, oksida OsO3[NC(CH3)3](aq) : osmium imIdo,
asam imido derivatif
(CH3)3CNH2(aq) : tert-butilNH2, Bersifat H2O(l): air, oksida indifferen
basa
https://wikipedia.org/osmium/
• Reaksi osmium dengan basa encer
OsO4(s) + KOH(aq)  K2[OsO4(OH)2](s) Merah legam
Reaktan Produk
OsO4(s): osmium tetraoksida, oksida K2[OsO4(OH)2](s) : kalium
asam transdihidroksotetraoksoosmat,
senyawa kompleks
KOH(aq): kalium hidroksida, senyawa basa
Merah legam Ungu
• K2[OsO4(OH)2](s)  K2[OsO2(OH)4](s)
Reduksi
• Reaksi OsO4 dengan amonia(NH3)
OsO4(aq) + NH3(aq) + KOH(aq)→ K[Os(N)O3](aq) + 2H2O(l)
Reaktan Produk
OsO4(aq) : osmium tetraoksida, K[Os(N)O3](aq) : kompleks nitrido
NH3(aq): amonia, basa lemah
KOH(aq): kalium hidroksida, basa kuat H2O(l): air, oksida indifferen
• Oksidasi alkena dengan OsO4 Membentuk diol
• Reaksi OsO4 dengan H2
OsO4(aq) + 4H2(g) Os(s) +4H2O(l)
Tert-butil
alkohol
Reduksi
Oksidasi
Reduktor Oksidator Produk
H2(g): gas hidrogen, unsur OsO4(aq) : larutan osmium Os(s), logam osmium
nonlogam diatomik tetroksida, oksida asam
Hasil reduksi : Os(s), logam Hasil oksidasi: H2O(l): air, H2O(l): air, oksida indifferen
osmium oksida indifferen
• Reaksi Karbonilasi reduktif
metanol
3OsO4(aq) + 24CO(g)
400 K,200 bar Os3(CO)12(s) +12CO2(g)
Reduksi
Oksidasi
Reduktor Oksidator Produk

CO(g): karbon monoksida, OsO4(aq) : osmium Os3(CO)12(s) :triosmium
oksida indifferen tetroksida, oksida asam dodekakarbonil
Hasil reduksi :Os3(CO)12(s) Hasil Oksidasi :CO2(g): CO2(g): karbon dioksida,
:triosmium dodekakarbonil karbon dioksida, oksida oksida asam
asam
• Pembentukan Oksofluorida
HF, 77 K
OsO4(aq) + 2KrF2(aq) cis-OsO2F4(s) + 2Kr(g) +O2(g)
Oksidasi
Reduksi

KrF2(aq): kripton difluorida OsO4(aq) :osmium cis-OsO2F4(s) : osmium
tetroksida, oksida asam tetrafluorida dioksida
Hasil Oksidasi : O2(g): gas Hasil reduksi:Kr(g): gas
oksigen, unsur nonlogam kripton, gas mulia
diatomik
• Reaksi OsO4 dengan F2
• 2OsO4(s) + 2F2(g)→ OsO3F2(s) + O2(g)
Reduksi
Oksidasi

F2(g): gas fluorin, unsur 2OsO4(s): osmium O2(g): gas oksigen, unsur
nonlogam diatomik tetroksida, oksida asam nonlogam diatomik
Hasil oksidasi: O2(g): gas OsO3F2(s) OsO3F2(s)
oksigen, unsur nonlogam
diatomik
Pembuatan OsO4
Pembuatan Osmium tetroksida diperoleh dari reaksi
antara sebuk osmium dengan O2 pada suhu 400⁰ C
Os(s) + 2O2(g) →OsO4(s)
Oksidasi
Reduksi
O2(g): gas oksigen, unsur Os(s): osmim, unsur logam OsO4(s): osmium tetroksida,
nonlogam diatomik oksida asam
Kegunaan OsO4
Pewarnaan biologis Pewarnaan polimer
Sebagai oksidator alkena (sintesis organik)
Zat antara dalam proses pemurnian bijih osmium
Aduk nuckminsterfullerena
Wolfram Research, Inc. Technical data for Osmium.
http://periodictable.com/Elements/076/data.html (online) diakses 25
Oktober 2016
Royal Society of Chemistry. 2016. Periodic Table. http://www.rsc.org
(online) diakses 24 Oktober 2016
Lenntech. 2016. Osmium – Os.
http://www.lenntech.com/periodic/elements/os.htm (online) diakses
27 Oktober 2016
Advameg, Inc. 2016. Osmium.
http://www.chemistryexplained.com/elements/L-P/Osmium.html
(online) diakses 22 Oktober 2016
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II(Edisi Revisi).
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Hassium(Hs)
Dewi Mariyam
170332614517
Offering I
Sejarah Hassium
• Hassium berasal dari bahasa Latin
• “Hassia” yang artinya Hessen (negara bagian
Jerman)
• diusulkan oleh Peter Armbruster dan timnya
• diumumkan secara resmi : 1997
Sejarah penemuan Hassium
Nama : Yuri Oganessian
Tahun : 1978
Kebangsaan : Rusia
Bidang :Fisikawan
Tim peneliti : tim dari Joint
Institute for Nuclear
Research (JINR) in Dubna, Rusia.
Penelitian : Mensintesis
hassium pertama kalinya dari
radium dan kalsium
2 26
88 𝑅𝑎 + 240 265 1
0 𝐶𝑎 → 108 𝐻𝑠 + 0 𝑛
Nama :Peter Armbruster
Bidang :Fisikawan
Kebangsaan :Jerman Tahun penemuan :1984
Tempat penemuan : Darmstadt,
Jerman
Tim peneliti: Peter Armbruster,
Gottfried Münzenberg, dan timnya
dari GSI(Gesellschaft für
Schwerionenforschung; Institute for
Heavy Ion Research)
Nama:Gottfried Penelitian : membombardir timbal
Münzenberg dengan inti besi
Bidang: Fisikawan,
Kebangsaan :Jerman
2 08
82 𝑃𝑏 + 2586 𝐹𝑒 → 265 1
108 𝐻𝑠 + 0 𝑛
Data unsur
Nama unsur : Hassium
Lambang unsur : Hs
Nomor atom : 108
Golongan / blok : 8 / blok-d
Periode : 7
Kategori unsur : Radioaktif buatan
Nomor massa : 265
Massa molar : 265.0 g/mol
Massa atom relative (Ar) : 265.0
Konfigurasi elektron : [Rn] 5f146d67s2
Jenis Unsur Logam
Wujud / Fasa (RTP)
Padat
Warna
Abu-abu keperakan
Titik didih (1 atm)
-
Titik lebur (1 atm)
-
Densitas (20°C)
Jenis unsur
Jari-jari atom
126 pm (prediksi)
• Energi ionisasi
• Hs(g) → Hs+(g) + e Ei (1) = 733.3 kJ/mol
(prediksi)
• Hs+ (g) → Hs2+(g) + e Ei (2) = 1756.0 kJ/mol
(prediksi)
• Hs2+(g) → Hs3+(g) + e Ei (3) = 2827.0 kJ/mol
(prediksi)
• Keelektronegatifan : -
• Afinitas elektron pertama : -
• Biloks : -
Isotop Hassium
Isotop Massa 1 atom(sma) Waktu paruh (s)
Hs
263
263.129 1
Hs
264
264.128 0.00008
Hs
265
265.130 0.0018
Hs
266
266.130 -
Hs
267
267.132 0.033
Hs
268
268.132 -
Hs
269
269.134 9.3
Hs
270
270.134 18
Hs
277
277 660
Reaksi Inti
• Reaksi Fusi Pembentukan Hassium
• Reaksi Peluruhan Hassium

,
waktu paruh : 2 ms
Manfaat dan Bahaya Hassium
• Sementara bermanfaat untuk penelitian unsurnya
sendiri
• Bahayanya belum diketahui karena waktu paruh
sangat singkat
Daftar Pustaka
1. Duellmann, C. E. 2002. Journal: First Chemical
Investigation of Hassium. Switzerland:
Universitaet Bern (Online) inis.iaea.org
2. www.lenntech.com/periodic/elements/hs
(Lenntech Team, Netherlands)
3. www.rsc.org/periodic-table/element/hassium
(W. M. Haynes)
4. www.webelements.com/hassium/chemistry
(Mark Winter)

GOLONGAN 8 BESI

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

GOLONGAN 8 BESI

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

GOLONGAN 8

Wijdinia Warda Zain

Asal nama : Ferrum

Penemu : Mesir kuno

Produksi besi pertama dimulai sejak Zaman perunggu

• Elektronegativitas : 1.83 (skala Pauling)

• Jari-jari atom Fe : 126 pm

Energi Ionisasi pertama : Fe(g) → Fe+(g) + e- Ei(1) = 762.466 kJ/mol

+2 FeCl2 Besi(II) hijau Garam padat 3.16 g/cm3

FeO Besi (II) hitam Oksida basa padat 5.745

+3 Fe2O3 Besi (III) Merah Oksida basa padat 5.242

FeCl3 Besi (III) kuning Garam padat 1.82 g/cm3

+6 K2FeO4 Kalium ungu Garam padat 2.829

6 K4[Fe(CN)6] Kalium 2+ CN- Kuning

FeCl3.6H2O(s) → [Fe(H2O)6]3+(aq) + 3Cl-(aq)

1. Ion Heksaakuabesi(III) + air

[Fe(H2O)5(OH)]2+(aq) + H2O(l) ⇄ H3O+(aq) + [Fe(H2O)4(OH)2]+(aq)

2. Ion Heksaakuabesi(III) + HCl pekat

3. Ion Heksaakuabesi(III) + kalium tiosianat

4. Ion Heksaakuabesi(III) + larutan ion tiosulfat

Uji adanya ion besi(III) dapat dilakukan dengan penambahan larutan

Ion heksaaquabesi(II) + nitrogen monoksida

 Uji adanya ion besi(II) dapat diidentifikasi dengan penambahan

Isotop Massa 1 atom isotop (sma) Kelimpahan (%)

(Massa isotop 54Fe x %kelimpahan isotop 54Fe) + (Massa isotop 56Fe x

= (53.940 sma x 5.845%) + (55.935 sma x 91.754%) + (56.935 sma x

= (26 x 1.007 sma) + (30 x 1.009 sma) )

= 26.182 sma + 30.27 sma

Alpha iron (Ferrit (α-Fe))

Gamma iron (Austenite(γ-Fe))

Delta iron (δ-Fe)

Epsilon iron (Hexaferrum (ε-Fe))

1. Reaksi Besi dengan Oksigen (reaksi redoks, reaksi embentukan)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

2. Reaksi Besi Dengan Air (reaksi redoks, reaksi pendesakan)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

Fe(s) + 2H+(aq)  Fe2+(aq) + H2(g) E° = +0,44 V

4. Reaksi Besi dengan Halogen (reaksi Redoks, reaksi Pembentukan)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

1. Reaksi Besi (III) oksida dengan air (reaksi non redoks)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

2. Reaksi Besi(III) oksida dengan asam (reaksi non redoks)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

b. Reaksi besi(III) oksida dengan asam nitrat (reaksi non redoks)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

3. Reaksi Besi (III) oksida dengan basa (reaksi non redoks)

Reaktan dan Produk Nama Jenis

Dihancurkan, dipisahkan dari kotoran-

Proses Fisika Dibentuk menjadi bola-bola kecil

Pelet bijih besi

Proses kimia C(s)+ 1/2O2(g) →

2. Reduksi Tak Langsung

1. Besi(III) klorida (FeCl3) :digunakan sebagai katalis dalam reaksi

2. Besi(III) sulfat (Fe2(SO4)3) :sebagai koagulan untuk limbah industry

Anoda : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-

Anoda : Fe(s) + 3OH-(aq) → FeO(OH)(s) + H2O(l) + 4e

Baja paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam

• Terkenal sejak zaman dahulu kala sebagai copperas dan

Nama Senyawa : Besi(II) Sulfat

FeSO4.4H2O FeSO4.5H2O FeSO4.7H2O

1. Reaksi besi(II) sulfat dengan oksigen (reaksi redoks)

FeSO4(s) + O2(g) → Fe2O3(s) + SO2(g)

Reaktan dan Produk Nama Jenis