Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN PENENTUAN TETAPAN KESETIMBAGAN ASAM LEMAH


SECARA KONDUKTOMETRI

Oleh:
Ingrit Lumban Batu [1813031001]
Kelas: V A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

I. Judul : Penentuan Tetapan Kesetimbangan Asam Lemah Secara Konduktometri


II. Tujuan :
a. Menentukan pengaruh konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik.
b. Menentukan konstanta kesetimbangan dari CH3COOH dengan cara mengukur
hantarannya.
c. Menentukan konstanta termodinamika sebenarnya dari CH3COOH
III.Dasar Teori:
Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan berdasarkan
kemampuan ion dalam menghantarkan muatan listrik diantara dua elektroda. Suatu ion
kemampuannya dalam menghantarkan muatan listrik tentu adanya gerakan gerakan ion
yang terjadi. Gerakan ion dalam larutan dapat dipelajari dengan mengukur konduktivitas
listrik dari larutan elektrolit.Elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam
pelarut (misalnya air) menghasilkan larutan yang menghantarkan listrik. Elektrolit sering
diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik. Elektrolit
yang dapat menghantarkan arus listrik denegan baik digolongkanke dalam elektrolit kuat,
sedangkan elektrolit yang sifat penghantaran listriknya buruk digolongkan ke dalam
elektrolit lemah. Larutan elektrolit dapat berupa asam, garam, dan basa. Larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik karena mengalami ionisasi (Suardana & retug, 2003).
Dengan demikian arus dapat dibawa oleh ion-ion, peristiwa ini disebut dengan hantaran.
Migrasi kation menuju elektroda bermuatan negatif dan anion menuju elektroda
bermuatan positif, membawa muatan melalui larutan. Pengukuran dasar yang digunakan
untuk mempelajari gerakan ion adalah pengukuran tahanan listrik larutan. Tahanan
merupakan kebalikan dari hantaran. Pada suhu tetap, hantaran suatu larutan bergantung
pada konsentrasi ion-ion dan mobilitas ion-ion tersebut dalam larutan. Sifat hantaran
listrik dari suatu elektrolit biasanya mengikuti hukum ohm yang dituliskan dengan rumus
V = I x R, dimana V adalah tegangan (Volt), I adalah arus listrik (ampere), dan R adalah
tahanan (ohm). Hantaran (L) suatu larutan didefinisikan sebagai kebalikan dari larutan.
I
L=
R
Hantaran jenis (K) adalah hantaran suatu larutan yang terletak di dalam suatu kubus
dengan rusuk 1,0 cm antara dua permukaan yang sejajar. Bila untuk dua permukaan yang
sejajar dengan luas A m2 dan berjarak l m satu dengan yang lain, maka berlaku hubungan
sebagai berikut.

K×A
L=
l
Dalam pengukuran hantaran, diperlukan pula suatu tetapan sel (k) yang merupakan
suatu bilangan, bila dikalikan dengan hantaran suatu larutan dalam sel bersangkutan akan
memberikan hantaran jenis dari larutan tersebut sehingga:
k
K=k × L=
R
Dari persamaan-persamaan berikut didapat hubungan bahwa:
l
k=
A
dimana k adalah tetapan suatu sel. Larutan yang umum digunakan untuk menentukan
konstanta sel adalah larutan KCl.
Hantaran molar (Ʌ) dari suatu larutan didefinisikan sebagai hantaran larutan antara
dua permukaan sejajar yang berjarak 1,0 cm satu dengan yang lain dan mempunyai luas
sedemikian rupa sehingga di antara kedua permukaan tersebut terdapat elektrolit
sebanyak 1 mol.
K
Ʌ=
C
Yang mana C adalah konsentrasi larutan dalam satuan mol/m3.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Kohlrausch, hubungan antara hantaran
molar dan hantaran jenis terhadap konsentrasi adalah sebagai berikut.
1. Untuk elektrolit kuat, hantaran jenis elektrolit akan naik secara cepat dengan naiknya
konsentrasi, sedangkan untuk elektrolit lemah hantaran jenis elektrolit akan naik secara
perlahan-lahan dengan naiknya konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan karena
perbedaan daya ionisasi kedua elektrolit, dimana elektrolit kuat terionisasi sempurna
sedangkan elektrolit lemah terionisasi sebagian.
2. Untuk elektrolit kuat dan lemah, hantaran molarnya akan naik dengan naiknya
pengenceran dan akan bernilai maksimal pada pengenceran tak terhingga.
Hubungan antara hantaran molar pada konsentrasi tertentu (Ʌ) dan hantaran molar
pada pengenceran tak terhingga (Ʌo) terhadap konsentrasi (C) untuk elektrolit kuat adalah
sebagai berikut.
Ʌ=Ʌo −b √C
Grafik hantaran molar dengan akar kuadrat konsentrasi untuk beberapa elektrolit
dapat digambarkan sebagai berikut.

Sumber : Wiratini & Retug, 2014. Hal 33 Penuntun Praktikum Kimia Fisika
Gambar 1. Hubungan Hantaran Molar Terhadap Akar Kuadrat Konsentrasi Elektrolit
Menurut hukum tersebut, hantaran molar dari setiap elektrolit pada pengenceran tak
terhingga (λo) adalah jumlah hantaran molar dari ion-ion pada pengenceran tak terhingga.
Hal ini disebabkan karena pada pengenceran tak terhingga, masing-masing ion dalam
larutan dapat bergerak bebas tanpa dipengaruhi oleh ion-ion lawan. Apabila jumlah ion
positif dan ion negatif dinyatakan sebagai v+ dan v-, serta hantaran molar pada
pengenceran tak terhingga ion-ion positif dan negatif dinyatakan sebagai λo+ dan λo-, maka
dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ʌo =v +¿ λ o
+¿ + v−¿ λ ¿
¿
¿
o
−¿ ¿

Penerapan utama dari hukum Kohlrausch adalah untuk menentukan harga limit
hantaran molar dari elektrolit lemah. Misalnya suatu elektrolit AD, hantaran molar pada
pengenceran tak terhingga (limit hantaran molarnya) ditentukan dari penentuan hantaran
molar larutan elektrolit kuat AB, CD, CB dengan menggunakan persamaan berikut.
Ʌo ( AD )= Ʌo ( AB )+ Ʌo ( CD ) −Ʌo ( CB )
Ʌo ( AD )=λ A + λ ¿
¿
B + λC ¿ +λ ¿
¿
¿ ¿
D −λ ¿ ¿
C −λ ¿
B¿ =λ ¿ ¿
A +λ ¿ ¿
D ¿

Pada pengenceran tak berhingga pada hantaran molar berlaku pula keaditifan hantaran
ion-ionnya sesuai dengan hukum Kohlrausch. Suatu larutan elektrolit lemah tidak
terionisasi secara sempurna dalam air tetapi terdapat antara ion-ionnya. Hubungan antara
derajat ionisasi (α) dengan hantaran molar (Ʌ) dinyatakan sebagai berikut.
ɅC
α=
Ʌo
dimana ɅC merupakan hantaran molar pada konsentrasi C dan Ʌo merupakan hantaran
molar pada konsentrasi tak hingga.

Untuk elektrolit dengan reaksi dissosiasi AB A+ + B-, konstanta kesetimbangan


dissosiasi reaksi di atas dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut. Misalkan molaritas
elektrolit AB = C mol L-1 dan derajat disosiasinya α, maka:

AB A+ + B-
Mula-mula : C - -
Reaksi : Cα Cα Cα
Saat setimbang : C(1- α) Cα Cα
2 2 2
( C α )(C α ) C α α C
Konstanta kesetimbangan dissosiasi, Ka = ¿ ¿ ¿ = = =
C (1−α ) C ( 1−α ) 1−α
sehingga pada elektrolit lemah, harga tetapan kesetimbangannya dinyatakan dengan
persamaan berikut.
α 2C
Ka=
1−α
Dari persamaan di atas harga derajat disosiasi suatu larutan elektrolit dapat diketahui,
sehingga harga tetapan kesetimbangan (Ka) dapat dihitung. Harga tetapan kesetimbangan
termodinamik (K) merupakan fungsi dari Kadan koefisien keaktifan adalah 1, sehingga
harga tetapan kesetimbangan sebenarnya dapat dinyatakan sebagai berikut.
log K a =log K +2 Ʌ √ αC
Keterangan: Ka = tetapan kesetimbangan
K = tetapan kesetimbangan termodinamik
Ʌ = hantaran molar
Α = derajat disosiasi
C = konsentrasi larutan

IV. Alat dan Bahan


Tabel 1. Daftar Alat
No. Nama Alat Jumlah
1. Konduktometer 1 buah
2. Gelas Kimia 100 mL 5 buah
3. Pipet Tetes 2 buah
4. Labu ukur 50 mL 2 buah
5. Labu Ukur 100 mL 2 buah
6. Corong 75nm 1 buah
7. Cawan Petri 1 buah
8. Spatula 1 buah
9. Batang Pengaduk 1 buah
10. Gelas Ukur 50 mL 1 buah
11. Gelas ukur 25 mL 1 buah
12. Gelas Ukur 100 mL 1 buah

Tabel 2. Daftar Bahan


Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
Larutan KCl 0,1 N 25 Ml
Larutan CH3COOH 0,05 N 50 Ml
0,025 N 50 mL
0,0125 N 50 Ml
0,00625 N 50 mL
0,00312 N 50 mL
0,00156 N 50 mL
Larutan CH3COONa 0,1 N 50 mL
0,05 N 50 mL
0,025 N 50 mL
0,0125 N 50 mL
0,00625 N 50 mL
0,00312 N 50 mL
0,00156 N 50 mL
Larutan HCl 0,1 N 25 mL
0,05 N 50 mL
0,025 N 50 mL
0,0125 N 50 mL
0,00625 N 50 mL
0,00312 N 50 mL
0,00156 N 50 mL

Larutan NaCl 0,1 N 25 mL


0,05 N 50 mL
0,025 N 50 mL
0,0125 N 50 mL
0,00625 N 50 mL
0,00312 N 50 mL
0,00156 N 50 mL
Aquades - Secukupnya

V. Prosedur Kerja dan Tabel Pengamatan

Cuci sel dengan air dan tentukan Bilas sel dengan larutan 0,1N KCl dan
hantarannya di dalam air. Cuci kembali tentukan hantarannya dalam larutan KCl
sel dan tentukan hantarannya sampai tersebut.
menunjukkan hasil yang tetap.
Tentukan pula temperatur larutan KCl.
Buat larutan asam lemah CH3COOH Hantaran jenis larutan 0,1 N KCl pada
masing-masing dengan konsentrasi 0,1 berbagai temperatur.
N; 0,05 N; 0,025 N; 0,0125 N; 0,00625
N; 0,00312 N; dan 0,00156 N. Catat
Tkonsentrasi
(0C) X (ohm tersebut
-1
m-1 ) dengan
T (0C) Xteliti,(ohm-1
m-1 )
kemudian ukur hantaran masing-masing
larutan tersebut dengan konduktometer.
21 1,191 26 1,313
22 1,215 27 1,337
23 1,239 28 1,362
24 1,264 29 1,387
25 1,288 30 1,412

Dengan memakai kosentrasi yang sama


dengan CH3COOH, tentukan hantaran
VI. Tabel Pengamatan
dari CH3COONa, larutan NaCl dan HCl.

No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan


1. Cuci sel dengan air dan tentukan hantarannya di  Sel yang sudah dicuci dengan
dalam air. Cuci kembali sel dan tentukan aquades
hantarannya sampai menunjukkan hasil yang  Hantaran sel dalam aquades
tetap. adalah 111,33 mS pada suhu 28,6
o
C

2 Bilas sel dengan larutan KCl 0,1 N dan tentukan Hantaran jenis larutan KCl 0,1 N
hantarannya dalam larutan KCl tersebut. adalah 1,387 ohm-1m-1.

3 Tentukan pula temperatur larutan KCl ,


hantaran jenis larutan 0,1 N KCl pada berbagai
temperatur disajikan pada tabel berikut :
Larutan Hantaran
T (0C) X (ohm-1 m-1 ) T (0C) X (ohm-1 (L)
m-1 ) CHNaCl3HCl
COOH 0,1
0,10,1
N
N N 9,15
385
34 mS
mS
μS
21 1,191 26 1,313 CHNaCl3HCl
COOH 0,05
0,050,05
NN N 17,96
4,53
280 mS
μS
mS
22 1,215 27 1,337 CHNaCl
HCl
3 COOH 0,025
0,025
0,025
NN N 2,26
9,59
201 μS
mS
23 1,239 28 1,362 CHNaCl
3HCl
COOH 0,0125
0,0125
0,0125
N
N N 144,5
4,84
1135mSμS
μS
24 1,264 29 1,387 CHNaCl
3HCl
COOH 0,00625
0,00625
0,00625
NN N 102,9
2,47
565 mS
μS
μS
25 1,288 30 1,412 CHNaCl
3HCl
COOH 0,00312
0,00312
0,00312
NN N 1311
74,3
292 μS
μS
4 Buat larutan CH3COOH masing-masing dengan CHNaCl
3HCl
COOH 0,00156N
0,00156N
0,00156N 160,2
67,6
698 μS
μS
μS
Larutan Hantaran
konsentrasi 0,1 N; 0,05 N; 0,025 N; 0,0125 N; (L)
0,00625 N; 0,00312 N; dan 0,00156 N. Catat CH3COONa 0,1 N 6,10 mS
CH3COONa 0,05 N 3,17 mS
konsentrasi tersebut dengan teliti, kemudian CH3COONa 0,025 N 1666 μS
ukur hantaran masing-masing larutan tersebut CH3COONa 0,0125 N 862 μS
CH3COONa 0,00625 444 μS
dengan konduktometer. N
5 Tentukan hantaran dari masing-masing larutan CH3COONa 0,00312 229 μS
N
tersebut dengan teliti CH3COONa 136,5 μS
6 Dengan memakai kosentrasi yang sama dengan 0,00156N
CH3COOH, tentukan hantaran dari larutan
NaCl, CH3COONa dan HCl.

 Data Hasil Pengukuran Hantaran pada Larutan KCl dan H2O


Zat Hantaran (L) Suhu
KCl 10,42 mS 29 0C
H2O 11,33 μS 28,6 0C
 Data Hasil Pengukuran Hantaran pada Larutan NaCl
Larutan Hantaran (L)
NaCl 0,1 N 9,15 mS
NaCl 0,05 N 4,53 mS
NaCl 0,025 N 2,26 mS
NaCl 0,0125 N 1135 μS
NaCl 0,00625 N 565 μS
NaCl 0,00312 N 292 μS
NaCl 0,00156 N 160,2 μS

 Data Hasil Pengukuran Hantaran pada Larutan CH3COONa.


Larutan Hantaran (L)
CH3COONa 0,1 N 6,10 mS
CH3COONa 0,05 N 3,17 mS
CH3COONa 0,025 N 1666 μS
CH3COONa 0,0125 N 862 μS
CH3COONa 0,00625 N 444 μS
CH3COONa 0,00312 N 229 μS
CH3COONa 0,00156 N 136,5 μS

 Data Hasil Pengukuran Hantaran pada HCl


Larutan Hantaran (L)
HCl 0,1 N 34 mS
HCl 0,05 N 17,96 mS
HCl 0,025 N 9,59 mS
HCl 0,0125 N 4,84 mS
HCl 0,00625 N 2,47 mS
HCl 0,00312 N 1311 μS
HCl 0,00156 N 698 μS

 Data Hasil Pengukuran Hantaran pada CH3COOH


Larutan Hantaran (L)
CH3COOH 0,1 N 385 μS
CH3COOH 0,05 N 280 μS
CH3COOH 0,025 N 201 μS
CH3COOH 0,0125 N 144,5 μS
CH3COOH 0,00625 N 102,9 μS
CH3COOH 0,00312 N 74,3 μS
CH3COOH 0,00156 N 67,6 μS

VI. Analis Data


a. Menentukan Harga Tetapan Sel

Diketahui: Hantaran jenis (L) H2O = 11,33 mS


Hantaran jenis (L) KCl = 10,42 mS
Suhu larutan KCl = 29 oC
Hantaran jenis (K) KCl 29 oC = 1,387 Sm-1
Ditanya: Harga tetapan sel (k)
Penyelesaian:
K
k=
L
1,387 Sm−1
k=
( 11,33 ×10−3−10,42× 10−3 ) S
1,387 Sm−1
k=
( 0,91× 10−3 ) S

k = 1,52 m-1

b. Menghitung hantaran molar masing-masing larutan


1. Untuk larutan NaCl
 Larutan NaCl 0,1 N (0,1M)
Hantaran larutan NaCl 9,15 mS = 9,15 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × (9,15 × 10-3 S)
K = 0,0139 Sm-1
K
Ʌ= ×10-3
C
0,0139 Sm−1
Ʌ=
0,1 mol m−3 × 103
Ʌ = 139 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan NaCl 0,05 N (0,05M)


Hantaran larutan NaCl 4,53 mS = 4,53 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × (4,53 × 10-3 S)
K = 0,0068 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0068 Sm−1
Ʌ=
0,05 mol m−3 × 103
Ʌ = 136 x 10-3 S mol-1 m2

 Larutan NaCl 0,025 N (0,025M)


Hantaran larutan NaCl 2,26 mS = 2,26 × 10-3 S
K=k× L
K = 1,52 m-1 × 2,26 × 10-3 S
K = 0,0034 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0034 Sm−1
Ʌ=
0,025 mol m−3 × 103
Ʌ = 136 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan NaCl 0,0125 N (0,0125M)


Hantaran larutan NaCl 1235 μS = 1,235 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 1,235 × 10-3 S
K = 0,0018 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0018 Sm−1
Ʌ=
0,0125 mol m−3 × 103
Ʌ = 144 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan NaCl 0,00625 N (0,00625M)


Hantaran larutan NaCl 565 μS = 0,565 x 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,565 × 10-3 S
K = 0,0008 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0008 Sm−1
Ʌ=
0,00625 mol m−3 × 103
Ʌ = 128 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan NaCl 0,00312 N (0,00312M)


Hantaran larutan NaCl 292 μS = 0,292 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,292 × 10-3 S
K = 0,0004 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0004 Sm−1
Ʌ=
0,00312mol m−3 ×10 3
Ʌ = 128 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan NaCl 0,00156 N (0,00156M)


Hantaran larutan NaCl 160,2 μS = 0,1602 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,1602 × 10-3 S
K = 0,0002 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0002 Sm−1
Ʌ=
0,00156 mol m−3 × 103
Ʌ = 128 × 10-3 S mol-1 m2

2. Untuk larutan CH3COONa


 Larutan CH3COONa 0,1 N (0,1M)
Hantaran larutan CH3COONa 6,10 mS = 6,10 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 6,10 × 10-3 S
K = 0,0092 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0092 Sm−1
Ʌ=
0,1 mol m−3 × 103
Ʌ = 92 S mol-1 m2

 Larutan CH3COONa 0,05 N (0,05M)


Hantaran larutan CH3COONa 3,17 mS = 3,17 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 3,17 × 10-3 S
K = 0,0048 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0048 Sm−1
Ʌ=
0,05 mol m−3 × 103
Ʌ = 96 S mol-1 m2
 Larutan CH3COONa 0,025 N (0,025M)
Hantaran larutan CH3COONa 1666 μS = 1,666 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 1,666 × 10-3 S
K = 0,0025 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0025 Sm−1
Ʌ=
0,025 mol m−3 × 103
Ʌ = 1 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan CH3COONa 0,0125 N (0,0125M)


Hantaran larutan CH3COONa 862 μS = 0,862 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,862 × 10-3 S
K = 0,0013 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0013 Sm−1
Ʌ=
0,0125 mol m−3 × 103
Ʌ = 104 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan CH3COONa 0,00625N (0,00625M)


Hantaran larutan CH3COONa 444 μS = 0,444 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,444 × 10-3 S
K = 0,0006 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0006 Sm−1
Ʌ=
0,00625 mol m−3 × 103
Ʌ = 96 S mol-1 m2

 Larutan CH3COONa 0,00312 N (0,00312M)


Hantaran larutan CH3COONa 229 μS = 0,229 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,229 × 10-3 S
K = 0,0003 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0003 Sm −1
Ʌ=
0,00312mol m−3 ×10 3
Ʌ = 96 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan CH3COONa 0,00156 N (0,00156M)


Hantaran larutan CH3COONa 136,5 μS = 0,1365 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,1365 × 10-3 S
K = 0,0002 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0002 Sm−1
Ʌ=
0,00156 mol m−3 × 103
Ʌ = 128 × 10-3 S mol-1 m2

3. Untuk larutan HCl


 Larutan HCl 0,1 N (0,1M)
Hantaran larutan HCl 34 mS = 34 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 34 × 10-3 S
K = 0,0516 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0516 Sm−1
Ʌ=
0,1 mol m−3 × 103
Ʌ = 516 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan HCl 0,05 N (0,05M)


Hantaran larutan HCl 17,96 mS = 17,96 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 17,96 × 10-3 S
K = 0,0272 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0272 Sm−1
Ʌ=
0,05 mol m−3 × 103
Ʌ = 544 × 10-2 S mol-1 m2

 Larutan HCl 0,025 N (0,025M)


Hantaran larutan HCl 9,59 mS = 9,59 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 9,59 × 10-3 S
K = 0,0145 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0145 Sm−1
Ʌ=
0,025 mol m−3 × 103
Ʌ = 58 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan HCl 0,0125 N (0,0125M)


Hantaran larutan HCl 4,84 mS = 4,84 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 4,84 × 10-3 S
K = 0,0073 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0073 Sm−1
Ʌ=
0,0125 mol m−3 × 103
Ʌ = 584 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan HCl 0,00625 N (0,00625M)


Hantaran larutan HCl 2,47 mS = 2,47 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 2,47 × 10-3 S
K = 0,0037 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0037 Sm−1
Ʌ=
0,00625 mol m−3 × 103
Ʌ = 592 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan HCl 0,00312 N (0,00312M)


Hantaran larutan HCl 1311 μS = 1,311 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 1,311 × 10-3 S
K = 0,0019 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0019 Sm −1
Ʌ=
0,00312mol m−3 ×10 3
Ʌ = 608 × 10-3 S mol-1 m2

 Larutan HCl 0,00156 N (0,00156M)


Hantaran larutan HCl 698 μS = 0,698 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,698 × 10-3 S
K = 0,0010 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,0010 Sm−1
Ʌ=
0,00156 mol m−3 × 103
Ʌ = 641 × 10-3 S mol-1 m2

4. Untuk Larutan CH3COOH


 Larutan CH3COOH 0,1 N (0,1M)
Hantaran larutan CH3COOH 385 μS = 0,385 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,385 × 10-3 S
K = 0,00058 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,00058 Sm−1
Ʌ=
0,1 mol m−3 × 103
Ʌ = 5,8 S mol-1 m2

 Larutan CH3COOH 0,05 N (0,05 M)


Hantaran larutan CH3COOH 280 μS = 0,280 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,280 × 10-3 S
K = 0,00042 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
−1
0,00042 Sm
Ʌ=
0,05 mol m−3 × 103
Ʌ = 8,4 S mol-1 m2

 Larutan CH3COOH 0,025 N (0,025 M)


Hantaran larutan CH3COOH 201 μS = 0,201 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,201 × 10-3 S
K = 0,00030 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,00030 Sm−1
Ʌ=
0,025 mol m−3 × 103
Ʌ = 1,2 S mol-1 m2

 Larutan CH3COOH 0,0125 N (0,0125 M)


Hantaran larutan CH3COOH 144,5 μS = 0,1445 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,1445 × 10-3 S
K = 0,00021 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,00021 Sm −1
Ʌ=
0,0125 mol m−3 × 103
Ʌ = 1,68 S mol-1 m2

 Larutan CH3COOH 0,00625 N (0,00625 M)


Hantaran larutan CH3COOH 102,9 μS = 0,1029 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,1029 × 10-3 S
K = 0,00015 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,00015 Sm−1
Ʌ=
0,00625 mol m−3 × 103
Ʌ = 2,4 S mol-1 m2
 Larutan CH3COOH 0,00312 N (0,00312 M)
Hantaran larutan CH3COOH 74,3 μS = 0,0743 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,0743 × 10-3 S
K = 0,00011 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,00011 Sm−1
Ʌ=
0,00312mol m−3 ×10 3
Ʌ = 3,5 S mol-1 m2

 Larutan CH3COOH 0,00156 N (0,00156 M)


Hantaran larutan CH3COOH 67,6 μS = 0,0676 × 10-3 S
K=k×L
K = 1,52 m-1 × 0,0676 × 10-3 S
K = 0,00010 Sm-1
K
Ʌ= × 10-3
C
0,00010 Sm−1
Ʌ=
0,00156 mol m−3 × 103
Ʌ = 6,4 S mol-1 m2
c. Membuat kurva hubungan antara hantaran molar (Ʌ) terhadap ¿) dengan
persamaan garis sebagai berikut

Kurva Hubungan Molar terhadap naCl


150
144
145
139
Hantaran Molar

140 136x + 128.85


136
f(x) = 37.79
135 R² = 0.36 hantaran
Linear (hantaran)
130 128
128128

125
120
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
akar konsentrasi

y = ax + b
y = 37,786x + 128,85
Ʌ = -b√ C + Ʌo
Jadi ɅoNaCl = 128,85

Hantaran CH3COONa
140 128
120
104
96 96 96 92
100
Hantaran Molar

f(x) = − 97.54 x + 101.24


80 R² = 0.06
Hantaran
60 Linear (Hantaran )

40

20
1
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Akar Konsentrasi

y = ax + b
y = -97,539x + 101,24
Ʌ = -b√ C + Ʌo
Jadi ɅOCH3COONa = 101,24
Hantaran HCl
700 641
608592 584
600 544
f(x) = − 1786.84 x + 695.98
R² = 0.49
500
Hantaran Molar

400
Hantaran
300 Linear (Hantaran)

200
92
100 58

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
Akar konsentrasi

y = ax + b
y = -1786,8x + 695,98
Ʌ = -b√ C + Ʌo
Jadi ɅoHCl = 42,626
d. Mentukan Ʌo untuk CH3COOH menggunakan Hukum Kohlrusch yaitu:
Diket: Ʌo HCl = 42,626
Ʌo CH3COONa = 101,24
ɅoNaCl = 128,85
Ʌo CH3COOH = Ʌo CH3COONa + Ʌo HCl - Ʌo NaCl
Ʌo CH3COOH = 101,24 + 42,626 – 128,85
Ʌo CH3COOH = 15,016

e. Menghitung derajat ionisasi dari CH3COOH dari berbagai konsentrasi

Ʌc
α=
Ʌo
 Larutan CH3COOH 0,1 N (0,1 M)
Ʌc
α=
Ʌo
5,8
α=
15,016
α =¿ 0,386
 Larutan CH3COOH 0,05 N (0,05 M)
Ʌc
α=
Ʌo
8,4
α=
15,016
α =¿ 0,559
 Larutan CH3COOH 0,025 N (0,025 M)
Ʌc
α=
Ʌo
1,2
α=
15,016
α =¿ 0,079
 Larutan CH3COOH 0,0125 N (0,0125 M)
Ʌc
α=
Ʌo
1,68
α=
15,016
α =¿ 0,111
 Larutan CH3COOH 0,00625 N (0,00625 M)
Ʌc
α=
Ʌo
2,4
α=
15,016
α =¿ 0,159
 Larutan CH3COOH 0,00312 N (0,00312 M)
Ʌc
α=
Ʌo
3,5
α=
15,016
α =¿ 0,233
 Larutan CH3COOH 0,00156 N (0,00156 M)
Ʌc
α=
Ʌo
6,4
α=
15,016
α =¿ 0,426
e. Menghitung konstanta kesetimbangan dari asam lemah (CH3COOH)
α2 C
Ka =
1−α
 Larutan CH3COOH 0,1 N (0,1M)
α2 C
Ka =
1−α
(0 , 386)2 × 0,1
Ka =
1−0,386
0,0148
Ka =
0,614
Ka = 0,024
log Ka = -1,619
 Larutan CH3COOH 0,05 N (0,05 M)
α2 C
Ka =
1−α
(0,559)2 × 0,05
Ka =
1−0,559
0,0156
Ka =
0,441
Ka = 0,035
log Ka = -1,455
 Larutan CH3COOH 0,025 N (0,025 M)
α2 C
Ka =
1−α
(0,079)2 × 0,025
Ka =
1−0 ,079
0,00015
Ka =
0 , 921
Ka = 0,000162
log Ka = -3,7904
 Larutan CH3COOH 0,0125 N (0,0125 M)
α2 C
Ka =
1−α
(0,111)2 × 0,0125
Ka =
1−0 ,111
0 , 00015
Ka =
0 , 889
Ka = 0,000168
log Ka = -3,7746
 Larutan CH3COOH 0,00625 N (0,00625 M)
α2 C
Ka =
1−α
(0 , 159)2 × 0,00625
Ka =
1−0 ,159
0 , 000156
Ka =
0 , 841
Ka = 0,000185
log Ka = -3,7328
 Larutan CH3COOH 0,00312 N (0,00312 M)
α2 C
Ka =
1−α
(0,233)2−0,00312
Ka =
1−0,233
0 , 000168
Ka =
0,767
Ka = 0,000219
log Ka = -3,6595
 Larutan CH3COOH 0,00156 N (0,00156 M)
α2 C
Ka =
1−α
(0,426)2 ×0,00156
Ka =
1−0,426
0,00 0282
Ka =
0,574
Ka = 0,000491
log Ka = -3,3089

I. Perhitungan √ αC dari CH3COOH


 Larutan CH3COOH 0,1 N (0,1M)
√ αC = √ 0,386 ×0,1
= 0,196
 Larutan CH3COOH 0,05 N (0,05 M)
√ αC = √ 0,559 ×0,05
= 0,167

 Larutan CH3COOH 0,025 N (0,025 M)


√ αC = √ 0 , 079× 0,025
= 0,043
 Larutan CH3COOH 0,0125 N (0,0125 M)

√ αC = √ 0 , 111×0,0 125
= 0,036

 Larutan CH3COOH 0,00625 N (0,00625 M)


√ αC = √ 0 , 159× 0,00625
= 0,031

 Larutan CH3COOH 0,00312 N (0,00312 M)


√ αC = √ 0,233 ×0,00312
= 0,026

 Larutan CH3COOH 0,00156 N (0,00156 M)


√ αC = √ 0,426 ×0,00156
= 0,025
Kurva Hubungan Log Ka terhadap 𝑎C
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
-0.5

-1
-1.46
-1.62 Log Ka
-1.5 f(x) = 13.69 x − 4.07 Linear (Log Ka)
Log Ka

-2 Linear (Log Ka)

-2.5

-3 -3.31
-3.5 -3.66
-3.73
-3.77
-3.79

-4

Harga Tetapan Kesetimbangan Sebenarnya (K) Larutan CH3COOH


log K a =log K +2 Ʌ √ αC
y = 13,689x + -4,0733
sehingga, log K = -4,0733
K = 0,6099
Harga tetapan kesetimbangan sebenarnya larutan CH3COOH = 0,6099

VII. Pembahasan
Praktikum ini merupakan penentuan konstanta disosiasi asam lemah (CH 3COOH)
yang didasarkan pada data hantaran yang diperoleh pada saat praktikum. Adapun alat yang
digunakan pada praktikum ini untuk mengukur hantaran disebut konduktometer. Yang mana
prinsip kerja dari konduktometer tersebut adalah bagian konduktor yang menyentuh
permukaan wadah ketika dicelupkan dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-
ion. Yang terjadi adalah, semakin besar konsentrasi larutan maka, semakin besar nilai
hantaran yang dihasilkan karena semakin banyak pula ion-ion dari larutan yang menyentuh
konduktor. Pada saat sebelum digunakan, konduktometer terlebih dahulu dicelupakn dalam
air dan dikeringkan. Hal ini memiliki tujuan untuk membersihkan sel hantaran dari pengotor
agar tidak memberikan pengaruh terhadap pengukuran yang akan dilakukan selanjutnya,
sehingga hasil pengukuran yang diperoleh pada setiap konsentrasi lebih akurat.
Adapun tahapan dalam praktikum ini yaitu pembuatan larutan KCl 0,1 N yang
digunakan sebagai standar karena KCl memiliki nilai hantaran listrik yang pasti pada
berbagai suhu. Sehingga konstanta sel dapat ditentukan dengan menggunakan nilai hantaran
listrik yang sudah pasti tersebut. Untuk dapat menentukan konstanta sel maka, terlebih dahulu
ditentukan hantaran larutan KCl 0,1 N tersebut. Pada percobaan ini, KCl yang ditimbang
adalah sebanyak 0,37 gram yang dilarutkan dengan aquades sampai volumenya tepat 50 mL.
Larutan KCl 0,1 N memiliki warna yang bening tersebut selanjutnya diukur hantarannya.
Hasil pengukuran hantaran KCl menunjukkan harga sebesar 10,42 mS dengan suhu larutan
KCl adalah 290C. Sesuai dengan teori, hantaran jenis KCl pada suhu tersebut adalah 1,387
ohm-1m-1. Dengan data tersebut selanjutnya bisa dihitung konstanta sel dengan perhitungan
sebagai berikut.
K
k=
L
Dengan menggunakan perhitungan tersebut, maka dapat diketahui harga konstanta dari sel
tersebut adalah 1,52 m-1. Harga konstanta sel tersebut, bisa digunakan untuk menentukan
harga hantaran molar setiap larutan, sehingga bisa digunakan untuk menghitung harga
konstanta kesetimbangan dari asam lemah CH3COOH yang dicari. Pada saat sebelum
mengganti larutan yang akan dihitung hantaran jenisnya, sel konduktometri dicelupkan
terlebih dahulu dengan aquades. Setelah dibersihkan dengan aquades, sel konduktometri
harus dikeringkan menggunakan tisu lalu kemudian dicelupkan ke dalam larutan lain yang
akan diukur hantarannya. Hal ini bertujuan agar larutan yang akan diukur selanjutnya tidak
terkontaminasi dengan ion-ion yang kemungkinan masih terdapat pada sel konduktometri
tersebut.
Adapun larutan yang digunakan untuk diukur hantarannya antara lain: HCl, NaCl,
CH3COONa, dan CH3COOH yang masing-masing dengan konsentrasi 0,1 N, 0,05 N, 0,025
N, 0,0125 N, 0,00625 N, 0,00312 N, 0,00156 N. Yang mana tujuan dari adanya pembuatan
konsentrasi yang bervariasi tiap larutan adalah untuk mendapatkan hantaran molar tak hingga
dari masing-masing larutan (HCl, NaCl, dan CH 3COONa) yang merupakan hasil dari
ekstrapolasi kurva antara hantaran molar dan akar konsentrasi pada masing-masing larutan
yang digunakan. Hasil ekstrapolasi masing-masing kurva tersebut, maka dapat ditentukan
hantaran molar dan konstanta termodinamik asam asetat (CH3COOH). Sebelum mengukur
hantaran masing-masing larutan, maka dibuat terlebih dahulu larutan-larutan tersebut.
Larutan-larutan yang telah dibuat, kemudian diencerkan sesuai dengan perhitungan pada
masing-masing konsentrasi. Selanjutnya diukur hantarannya dan dari data hantaran yang
telah diperoleh dapat ditentukan hantaran molarnya untuk setiap konsentrasilarutan tersebut.
Hantaran molar yang sudah didapat dari hasil pengukuran, dibuatlah plot/kurva antara
hantaran molar dan akar dari konsentrasi masing-masing larutan yang digunakan. Kurva ini
dibuat dengan tujuan untuk mengetahui hantaran molar pada konsentrasi tak terhingga (Ʌo)
dari ekstrapolasi data masing-masing kurva. Hasil ekstrapolasi data tersebut, maka didapat
bahwa Ʌo CH3COONa adalah 101,24, Ʌo HCl adalah 42,626, dan Ʌo NaCl adalah 128,85.
Sedangkan, hantaran molar pada konsentrasi tak terhingga untuk larutan CH 3COOH tidak
dapat ditemukan dari ekstrapolasi data pada kurva. Hal tersebut disebabkan CH 3COOH
merupakan elektrolit lemah sehingga ekstrapolasi datanya tidak memotong sumbu x. Oleh
karena itu, untuk menentukan Ʌo dari CH3COOH maka harus menggunakan Hukum
Kohlraush. Penerapan utama dari hukum Kohlraush pada percobaan ini adalah untuk
menentukan harga limit hantaran molar tak terhingga dari larutan CH3COOH. Dari
perhitungan dengan menggunakan Hukum Kohlrausch, maka didapatkan Ʌo CH3COOH
adalah 15,016. Setelah didapat Ʌo, maka kita dapat menentukan derajat disosiasi dan tetapan
kesetimbangan larutan CH3COOH pada masing-masing konsentrasinya. Hasil dari
perhitungan derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan digunakan untuk membuat kurva
antara log Ka dan √αC pada masing-masing konsentrasi larutan CH3COOH. Kurva ini dibuat
dengan tujuan untuk mengetahui persamaan garis ekstrapolasi pada kurva tersebut.
Persamaan garis digunakan untuk menentukan harga tetapan kesetimbangan termodinamik
(K) dari larutan CH3COOH.
Harga tetapan kesetimbangan termodinamik (K) merupakan fungsi dari Ka dan
koefisien keaktifan dari ion-ionnya. Untuk larutan pada pengenceran tak hingga, koefisien
keaktifan adalah 1, sehingga harga tetapan kesetimbangan sebenarnya dapat dinyatakan
dengan rumus.
log K a = log K + 2Λ αC
Berdasarkan kurva di atas, diperoleh persamaan garis y = 13,689x + -4,0733. Dari
persamaan garis ini akan diperoleh harga tetapan kesetimbangan termodinamika dari
CH3COOH, yang mana harga tetapan kesetimbangan sebenarnya (K) diperoleh dari nilai
intersep (b) atau (log K) yang sebesar -4,0733. Sehingga harga K larutan CH3COOH yang
diperoleh yaitu 0,6099. Nilai K yang diperoleh dari hasil eksperimen ini berbeda dari harga
Ka CH3COOH secara teoritis yaitu 1,8 x 10-5 karena beberapa faktor kesalahan dalam
praktikum seperti:
1. Pada alat pengukur hantaran atau konduktometer.
2. Terjadinya kesalahan pada saat melakukan pengenceran.
VIII. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pengukuran hantaran yang telah dilakukan pada saat praktikum,
harga tetapan sel yang diperoleh dan dapat digunakan adalah 1,52 m-1.
2. Berdasarkan pengukuran hantaran yang telah digunakan, tetapan kesetimbangan
CH3COOH pada masing-masing konsentrasinya yaitu:
1. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,1 N adalah 0,024
2. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,05 N adalah 0,035
3. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,025 N adalah 0,000162
4. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,0125 N adalah 0,000168
5. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,00625 N adalah 0,000185
6. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,00312 N adalah 0,000219
7. Tetapan kesetimbangan CH3COOH 0,00156 N adalah 0,00491
3. Berdasarkan tetapan kesetimbangan CH3COOH, tetapan kesetimbangan
sebenarnya CH3COOH adalah 0,6099.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Suardana, I Nyoman dan Nyoman Retug. 2003. Kimia Fisika III. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.
Retug, Nyoman., dan Ni Made Wiratini. 2014. Buku Penuntun Praktikum Kimia
Fisika. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, Undiksha
Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai