Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI LOGAM DENGAN MUTU BORAKS

Oleh :
Pande Putu Diah Suci Laksmi (1813081002)
I Gusti Agung Ayu Indah Sukmahendri (1813081004)
Kadek Lia Widyanti (1813081010)
Khofifah Ayu Meilinda (1813081011)

Program Studi Kimia

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja

2020
I. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengamati dan
membedakan warna mutu boraks dari beberapa jenis kation
II. Dasar Teori
Uji mutu boraks merupakan uji yang dilakukan terhadap logam-logam
transisi, unsur golongan transisi merupakan golongan yang berada diantara
unsur-unsur alkali tanah dan boron. Logam-logam yang berada pada golongan
transisi memiliki sifat kimia yang berbeda dengan logam yang berada pada
golongan alkali dan alkali tanah. Pada logam alkali dan alkali tanah elektron
valensi hanya terletak pada kulit terluar sedangkan pada golongan transisi
elektron valensi tidak terletak pada kulit terluar saja, melainkan juga menempati
subkulit d. Pada logam golongan transisi terdapat elektron yang tidak
berpasangan yang menempati orbital subkulit d sehingga unsur-unsur logam
golongan transisi memiliki sifat paramagnetik dan memiliki titik didih yang
tinggi. (Vogel, 1985)
Prinsip kerja dari uji dengan menggunakan mutu boraks hampir sama
dengan uji nyala. Yang membedakan adalah daerah nyala yang digunakan. Pada
uji mutu boraks sampel yang akan diidentifikasi dipanaskan pada nyala api
reduksi dan nyala api oksidasi. Mutu boraks terbentuk apabila serbuk garam dari
natrium boraks (Na2B4O-10H2O) dipanaskan pada bagian yang paling panas
pada nyala api. Saat terjadi pelepasan air kristal sampai terbentuknya mutu atau
manik yang transparan seperti gelas. Mutu yang terbentuk ini merupakan
campuran natrium metaborat (NaBO2) dan anhidrida boraks (B2O3).
Na2B4O7.10H2O → 2NaBO2 + B2O3 + 10H2O
Natrium metaborat atau anhidrida boraks tersebut dengan senyawa garam
(oksidasi asam) akan bereaksi menghasilkan senyawa metaborat yang warnanya
karakteristik untuk setiap logamnya. (Selamat, 2004)
Warna karakteristik mutu akan diihasilkan dengan garam-garam tembaga,
besi, krom, mangan, kobalt dan nikel. Mutu boraks dapat berwarna karena
terbentuknya senyawa-senyawa borat yang berwarna. Perbedaan warna dari
mutu terjadi dalam nyala api oksidasi dan reduksi, dimana senyawa boraks
mengikuti logam dalam tahap-tahap oksidasi. (Selamat, 2001)
Tabel 1. Warna mutu boraks dalam nyala api

Daerah Nyala Oksidasi Daerah Nyala Reduksi


Logam
Panas Dingin Panas Dingin

Cu hijau biru tidak berwarna merah

Fe coklat kuning hijau Hijau

Mn violet violet tidak berwarna tidak berwarna

Co biru biru biru Biru

III. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu 1 buah kompor
gas, 1 buah kawat platina nikron, 3 buah plat tetes, 1 buah gelas kimia dan 1
buah gelas arloji. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu boraks, HCl pekat, dan
oksidasi logam dari tembaga, besi, mangan, cobalt dan sampel unknown.

IV. Prosedur Kerja


Nyala api kompor dibuat agar tidak berwarna atau berwarna kebiruan,
kemudian kawat platina nikrom dibersihkan dibagian ujungnya yang dijadikan
sebagai tempat sampel dengan menggunakan HCl pekat dan dibakar dalam nyala
api sampai memijar lalu dimasukkan ke dalam serbuk boraks dengan
melanjutkan pemanasan secara perlahan sehingga mutu boraks menjadi jernih
seperti kaca. Mutu yang terbentuk tersebut dalam keadaan panas dimasukkan
kedalam serbuk sampel yang dibuat halus dan dipanaskan mula–mula pada nyala
api reduksi bawah lalu didinginkan dan dilanjutkan dengan memanaskan lagi
pada nyala api oksidasi bawah dan didinginkan kembali. Warna nyala yang
ditimbulkan pada keadaan panas dan dingin pada kedua daerah nyala diamati
lalu dibandingkan warna mutu yang didapat dengan yang tertera pada tabel 1.
Kemudian hal yang sama dilakukan pasa sampel unknown yang telah disiapkan
oleh laboran untuk diidentifikasi.
V. Hasil Pengamatan
Tabel 2. Hasil Pengamatan warna mutu boraks dalam nyala api

Daerah Nyala Oksidasi Daerah Nyala Reduksi


Logam
Panas Dingin Panas Dingin

Cu hijau biru tidak berwarna merah

Fe coklat kuning hijau hijau

Mn violet violet tidak berwarna tidak berwarna

Co biru biru biru biru

Sampel
coklat kuning hijau hijau
unknown

VI. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan yaitu sesuai dengan warna-
warna yang tercantum dalam tabel pada dasar teori diatas. Oksida tembaga bila
dipanaskan dalam nyala api oksidasi menghasilkan warna nyala hijau, dalam
keadaan dingin mutu menjadi berwarna biru, jika dipanaskan dalam nyala api
reduksi menghasilkan warna nyala seperti warna nyala api kompor (tidak
berwarna) dan dalam keadaan dingin mutu menjadi berwarna merah. Untuk
oksida besi jika dipanaskan dalam nyala api oksidasi menghasilkan warna nyala
yaitu nyala coklat, dalam keadaan dingin menghasilkan mutu dengan warna
kuning, jika dipanaskan dalam nyala api reduksi menghasilkan warna hijau dan
dalam keadaan dingin menghasilkan mutu dengan warna hijau. Oksida mangan
yang dipanaskan dalam nyala api oksidasi menghasilkan warna nyala api violet
yang dalam keadaan dingin mutu juga menjadi berwarna violet, jika dipanaskan
dalam nyala api reduksi menghasilkan warna nyala yaitu sama seperti warna
nyala kompor (tidak berwarna) dan dalam keadaan dingin mutu menjadi
berwarna bening atau tidak berwarna. Oksida kobalt jika dipanaskan dalam
nyala api oksidasi dan reduksi menghasilkan warna nyala yaitu berwarna biru
begitu juga dengan warna yang dihasilkan setelah didinginkan dari pemanasan
api oksidasi maupun reduksi yaitu mutu berwarna biru. Setelah semua sampel
diidentifikasi dan didapatkan warna-warna khasnya baik dalam nyala api
oksidasi, reduksi, keadaan dingin oksidasi maupun reduksi selanjutnya
mengidentifikasi sampel unknown yang telah diberikan dengan cara
membandingkan warna-warna yang dihasilkan dengan sampel-sampel yang
telah diketahui. Sampel unknown saat dipanaskan dalam nyala api oksidasi
menghasilkan warna nyala yaitu coklat, dalam keadaan dingin mutu yang
dihasilkan berwarna kuning, jika dipanaskan dalam nyala api reduksi
menghasilkan warna nyala yaitu hijau dan dalam keadaan dingin menghasilkan
mutu berwarna hijau yang mana hasil yang didapatkan sama dengan warna-
warna yang didapatkan oleh oksida besi yang berarti sampel unknown yang
didapatkan adalah sampel dari oksida besi.
Pada identifikasi logam dengan mutu boraks ini digunakan oksida logam
tembaga, besi, mangan dan kobalt yang termasuk ke dalam logam golongan
transisi. Pada saat pemanasan yang dilakukan dengan menggunakan kompor gas,
sulit untuk membedakan antara nyala api oksidasi dan nyala api reduksi dan juga
kawat nikrom yang digunakan kurang bersih sehingga pemanasan harus
dilakukan berulang kali untuk mendapatkan warna nyala yang diharapkan.
VII. Simpulan
Berdasarkan data yang didapat pada praktikum kali ini dapat disimpulkan
bahwa warna yang dihasilkan dari pemanasan mutu boraks yang ditambahkan
dengan sampel yang akan diuji menghasilkan warna yang berbeda-beda.
Natrium metaborat atau anhidrida boraks tersebut dengan senyawa garam
(oksidasi asam) yang digunakan akan bereaksi menghasilkan senyawa metaborat
yang warnanya karakteristik untuk setiap logamnya. Sehingga dapat dibedakan
oksida-oksida dari berbagai logam golongan transisi seperti okida logam
tembaga, besi, mangan dan kobalt.
VIII. Pertanyaan
1. Jelaskan karakteristik uji mutu boraks dan bandingkan dengan uji nyala api!
Jawab :
Karakteristik uji mutu boraks dibandingkan dengan uji nyala api adalah
pada uji mutu boraks digunakan mutu dalam bentuk garam natrium tetraboraks
(Na2B4O7.10H2O) yang dipanaskan terlebih dahulu hingga terbentuk mutu yang
bening seperti kaca, lalu mutu yang terbentuk ini kemudian di tempelkan pada
sampel yang ingin diidentifikasi. Selain itu dalam uji mutu boraks nyala api yang
digunakan untuk membakar ada dua jenis, yaitu nyala apa reduksi bawah dan
nyala api oksidasi bawah sehingga warna yang ditimbulkan pada setiap sampel
ini akan berbeda-beda. Sedangkan pada percobaan uji nyala tidak menggunakan
boraks, melainkan sampel yang sudah menempel pada kawat nikrom langsung
dibakar pada nyala api. Warna nyala api inilah yang akan menunjukkan jenis
dari sampel yang akan diidentifikasi pada uji nyala.
2. Selain untuk oksida logam diatas, apakah mungkin dapat mengidentifikasi
oksida lain dengan mutu boraks?
Jawab :
Selain untuk oksida diatas yaitu tembaga, besi, mangan dan kobalt oksida
yang lainnya juga dapat diidentifikasi dengan mutu boraks seperti oksida pada
logam Ni, Bi, dan Cr, hal ini dikarenakan oksida-oksida pada logam tersebut
juga mampu menghasilkan warna yang spesifik. Tetapi untuk logam yang
lainnya akan sedikit sulit untuk diidentifikasi dengan uji mutu boraks karena
logam lain tidak menunjukkan warna yang spesifik jika dipanaskan. Uji nyala
boraks umumnya dilakukan pada logam-logam transisi, karena logam transisi
untuk mencapai keadaan tereksitasi memerlukan energi yang cukup tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Selamat, I Nyoman dan Lanang Wiratma, I Gusti. 2004. Buku Penuntun Praktikum
Kimia Analitik. Singaraja :Jurusan Pendidikan Kimia Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja
Selamat, I Nyoman dkk. 2001. Buku Penuntun Kimia Analitik Kualitatif. Singaraja
: Jurusan Pendidikan Kimia Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri
Singaraja
Vogel, A.I. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta :
PT. Kalman Media Pustaka
LAMPIRAN
Nyala api oksidasi bawah pada sampel dalam keadaan panas

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4

Hasil pembakaran Hasil Hasil Hasil pembakaran


sampel serbuk pembakaran pembakaran sampel Fe2O3
CuO dengan mutu sampel CoO sampel MnO2 dengan mutu
boraks berwarna dengan mutu dengan mutu boraks berwarna
hijau boraks berwarna boraks berwarna coklat
biru violet

Warna manik pada api oksidasi bawah dalam keadaan dingin

Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8

Hasil Hasil pembakaran Hasil Hasil pembakaran


pembakaran sampel serbuk pembakaran sampel
sampel serbuk CoO dengan mutu sampel MnO2 Fe2O3dengan
CuO dengan boraks berwarna dengan mutu mutu boraks
mutu boraks biru boraks berwarna berwarna kuning
berwarna biru violet
Nyala api reduksi bawah pada sampel dalam keadaan panas

Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12

Hasil pembakaran Hasil Hasil pembakaran Hasil pembakaran


sampel serbuk CuO pembakaran sampel MnO2 sampel Fe2O3
dengan mutu sampel CoO dengan mutu dengan mutu
boraks tidak dengan mutu boraks tidak boraks berwarna
berwarna boraks berwarna berwarna hijau
biru

Warna manik pada api reduksi bawah dalam keadaan dingin

Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16

Hasil pembakaran Hasil pembakaran Hasil Hasil pembakaran


sampel serbuk sampel serbuk pembakaran sampel
CuO dengan mutu CoO dengan mutu sampel MnO2 Fe2O3dengan
boraks berwarna boraks berwarna dengan mutu mutu boraks
merah biru boraks tidak berwarna hijau
berwarna

Anda mungkin juga menyukai