Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR ANALITIK


ACARA I
IDENTIFIKASI KATION

DISUSUN OLEH:

NURUL FITRIANI PARHAN


G1C019055

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM

2020
ACARA I
IDENTIFIKASI KATION

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
Memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ag+, Ba2+, Co2+,
Cr3+, Cu2+, Fe3+ dan Pb2+) yang berada dalam sampel.
2. Hari, Tanggal Praktikum
Selasa, 20 Oktober 2020
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Oleokimia dan Analitik, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Dua puluh kation yang lazim dapat dianalisis dengan mudah dalam
larutan berair. Kation-kation ini dapat dibagi ke dalam lima golongan
berdasarkan hasil-kali kelarutan garam tak larutnya. Karena suatu larutan tak
diketahui bisa saja mengandung satu atau semua dari 20 ion tersebut, analisis
harus dilakukan secara sistematis dari golongan 1 sampai golongan 5.
Prosedur umum untuk memisahkan ion-ion ini dengan menambahkan reagen
pengendap pada larutan tak diketahui (Chang, 2005: 155).
Kation dalam setiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan
menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang
dihasilkan mengandung katio-kation dalam satu golongan. Pemisahan
endapan dari golongannya biasanya cukup dilakukan dengan teknik
sentrifugasi yang diteruskkan dengan dekantasi. Selanjutnya serangkaian
reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu kelompok
dari kation lainnya. Reaksi yang telah dipilih harus dilakukan dengan hati-hati
untuk mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat
kimia. Keberadaan suatu kation dikonfirmasi atau diidentifikasi dengan
menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik
untuk suatu kation yang akan diidentifikasi (Ibnu, 2005 : 48).
Pada penelitian ini, tehnik kramotografi ion digunakan sebagai metode
analisis untuk menentukan kation anorganik (litium, natrium, kalium dan
magnesium) yang terkandung dalam berbagai dalam jenis air. Jenis kation
yang konsentrasinya tinggi adalah ion Na+, K+, Ca2+, dan Mg2+. Penggunaan
tehnik kromatografi ion sebagai salah satu metode analisis yang simple,
akurat dan sangat memungkinkan dipakai untuk tujuan-tujuan analisis yang
sifatnya rutin. Keenam kation yang biasanya pada setiap sampel air dan dapat
terdeteksi dengan sempurna dengan menggunakan kombinasi kolom metrosep
C2 – 150 dan eluen campuran antara 4 mM asam tratrate + 0,75 mM asam
dipikolinik (Amin, 2016).
Ion logam Cu 2+, Cd2+, dan Pb2+ ( kation) dan dimungkinkan dingin sel
bakteri berupa anion maka mampu mengkiat secara adesi oleh permukaan sel
bakteri termosiklik. Toksisitas logam pada mikroba secara umum melibatkan
reaktivitas kimiawi spesifik. Logam-logam seperti Cu, Ag dan Hg seringkali
sangat toksik terutama dalam bentuk ionnya sedangkan logam-logam seperti
Pb, Ba dan Fe lebih dapat diterima pada kadar tertentu oleh mikroba hasil
karakterisasi isolat yang resisten terhadap ketiga jenis logam yaitu
Thermomierobium Sp. D2 merupakan bakteri garam negarif, memiliki lapisan
lepoporisakarida yang bersifat anionik sehingga dapat berikatan dengan ion
logam Cu2+, Cd2+, dan Pb2+ yang bersifat kation (Rakhmawati dan Evy, 2016).
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa distribusi situs absorpsi
kation (CASS) tidak merata pada skala milimeter. Seringkali konsentrasi
CASS yang lebih besar dibiopori atau lapisan agreges telah dilaporkan dalam
literatur. Heterogenitas ini telah berimpikan pada aksesbilitas CASS dan
dapat mempengaruhi kinerja model sistem tanah yang mengkonsumsi bahwa
distribusi CASS bervariasi secara spesial dalam sebagian besar sampel skala
CASS dan struktur makroponi tanah (Keck, dkk., 2017).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum
a. Gelas kimia 250 mL
b. Hot plate
c. Pipet tetes
d. Rak tabung reaksi
e. Sentrifugasi
f. Tabung reaksi
2. Bahan-bahanPraktikum:
a. Aquades (H2O(l))
b. Larutan amonia (NH3) 10 %
c. Larutan asam nitrat (HNO3) 1 M
d. Larutan asam sulfat (H2SO4) 2 M
e. Larutan kalium kromat (K2CrO4)0, 1 N
f. Larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 M
g. Larutan natrium klorida (NaCl) 1 M
h. Larutan sampel garam nitrat

D. SKEMA KERJA
E. HASIL PENGAMATAN
F. ANALISIS DATA
G. PEMBAHASAN
Kation adalah ion yang bermuatan positif yang terjadi bila unsur
melepas lektron sehingga mencapai konfigurasi elektron stabil. Kation-kation
biasanya berasal dari golongan logam. Untuk dapat mengidentifikasi
keberadaan suatu kation dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis
kuantitatif dan analisis kualitatif. Dalam analisa kualitatif yang artinya analisa
yang tidak menggunakan ukuran baik itu massa ataupun volume dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu uji kering (reaksi kering)dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat
dalam bentuk larutan. Reaksi kering ini dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji spektroskopi, uji manic boraks,
dan uji manic natrium karbonat, sedangkan uji basah dapat diketahui apabila
terbentuk endapan, terbentuknya gas, maupun perubahan warna pada larutan.
Endapan akan terbentuk apabila larutan menjadi terlelu jenuh yang dilakuka
dengan penambahan zat tertentu. Dalam hal ini kita cukup hanya mengamati
apakah endapan yang terbentuk memiliki warna dan penampilan umum yang
tepat dan kadang-kadang menguji dengan reagensia lebih lanjut. Pengendapan
ini juga dilakukan untuk pemisahan, dimana ditambahkan reagensia yang
sesuai yang membentuk endapan dengan satu atau beberapa ion yang ada
dalam larutan. Setelah penambahan reagensia endapan disaring dan dicuci,
dimana sebagian ion tetap terlarut dan yang lain dalam bentuk endapan.
Selain penyaringan dan pencucian dapat juga dilakukan dengan sentrifugasi
dan dekantasi.
Pada praktikum identifikasi kation ini bertujuan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi kation-kation (Al3+, Ag+, Ba2+, Co2+, Cr3+, Cu2+, Fe3+, dan
Pb2+) dalam sampel. Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah
garam nitrat. Pada percobaan pertama dilakukan identifikasi terhadap kation-
kation golongan 1. Reagensia yang digunakan dalam identifikasi ini adalah
NaCl 1 M. setelah penambahan NaCl 1 M terbentuk dua fase yaitu padat dan
cair namun larutan masih keruh. Selanjutnya dilakukan sentrifugasi dengan
waktu selama 1 menit. Sentrifugasi ini dapat dilakukan untuk mendapatkan
endapan yang lebih banyak. Dalam proses sentrifugasi digunakan prinsip
pencampuran dengan cara diputar pada jarak tertentu. Proses ini diawali
dengan proses homogenasi untuk memecahkan partikel. Saat objek berotasi
dalam tabung reaksi, maka campuran tadi akan bergerak menuju pusat rotasi.
Namun hal ini tidak terjadi karena adanya gaya sentrifugal, gaya inilah yang
memisahkan filtrat dan endapan, dimana ion yang mengendap berada di
bawah (bagian bawah tabung reaksi). Setelah disentrifugasi dilanjutkan
dengan dekantasi (penuangan) dimana filtrate dipisahkan dari endapannya.
Larutan NaCl yang digunakan berperan sebagai zat pengendap untuk kation
golongan 1 karena NaCl mengandung ion klorida (Cl -) yang dapat
menegendapkan kation golongan 1. Dalam percobaan ini endapan yang
terbentuk berupa endapan putih dari AgCl dan PbCl 2. Sehingga diketahui
dalam larutan sampel terdapat kation Ag+ dan Pb2+. Kation Ag+ dapat
diendapkan dengan karena sifat kimia Ag yang tak larut dalam asam klorida,
asam sulfat encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Begitu pula dengan pb2+,
asam klorida encer ataupun asam sulfat encer mempunyai pengaruh sedikit
karena akan terbentuk timbel korida dan timbal sulfat yang tak larut dalam
permukaannya. Kemudian penambahan H2O panas pada endapan
menyebabkan endapan PbCl2 larut menjadi ion Pb2+ dan Cl-, sementara
endapan AgCl tidak larut. Filtrate yang diperoleh kemudian dibagi menjadi
dua. Sebagian filtrate ditambahakan dengan K2Cr2O4 membentuk PbCrO4
yang berwarna bening dan sebagian filtrat lgi ditambahkan dengan H2SO 4
yang membentuk endapan putih PbSO4.
Pada percobaan berikutnya, filtrat yang diperoleh dari endapan AgCl
dan PbCl2 (filtrat b) ketika ditambahkan dengan NaOH 2 M berlebih, setelah
disentrifugasi membentuk endapan berwarna coklat kehijauan. Sedangkan
filtrat berwarna bening ( filtrat c). endapan berwarna coklat kehijauan adalah
Fe(OH)3 sedangkan filtrat berwarna bening adalah CO(OH)2. Sedangkan
berdasarkan teori warna endapan Fe(OH)3 adalah coklat kemerahan
sedangkan endapan CO(OH)2 berwarna merah jambu. Perbedaan hasil
pengamatan ini disebabkan karena pengamatan dilakukan pada ruang yang
tidak begitu terang. Setelah endapan dan filtrat c dipisahkan, endapan
kemudian ditambahkan NH3 10% berlebih yang dilanjutkan dengan
sentrifugasi yang kemudian menghasilkan endapan berwarna hijau dan
menghasilkan fitrate berwarna bening. NH3 ini dalam keadaan berlebih akan
melarutkan CO(OH)2 sehingga terbentuk kompleks [CO(NH3)6]2+, sementara
Fe(OH)3 tidak melarut dan tetap mengendap dengan warna endapan hijau
lumut. Warna ion kompleks [Co(NH3)6]2+ seharusnya coklat kekuningan
namun pada percobaan ini terbentuk filtrate bening, yang menandakan adanya
ion lain yang ikut melarut. Kemudian endapan yang telah dipisahkan dari
larutan ion kompleks [Co(NH3)6]2+ (endapan 8) ditambahkan dengan HNO3
dan NH3 10% 1 M menghasilkan endapan Fe(OH)3 yang berwarna hijau dan
terbentuk larutan berwarna bening.
Selanjutnya, filtrat C yang telah dipisahkan dari endapan Fe(OH) 3 dan
Co(OH)2 setelah penambahan NaOH menghasilkan filtrate berwarna coklat
(Al(OH)4-) yang kemudian dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama
ditambahkan dengan HNO3 dan NH3 yang dilanjutkan dengan sentrifugasi
menghasilkan endapan berwarna putih yang mengidentifikasikan
terbentuknya Al(OH)3. Kemudian pada filtrate yang lain ditambahkan dengan
NH3 yang dilanjutkan dengan sentrifugasi manghasilkan endapan berwarna
kuning Al(OH)3. Hal ini terjadi karena konsentrasi ion hidroksi pada
(Al(OH)4-) berkurang karena terbentuknya basa lemah ammonia yang dapat
berubah menjadi NH3(g) kembali atau dengan penambahan NH3 akan
membentuk NH4+ karena reaksi ini bersifat reversibel.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
untuk memisahkan dan mengidentifikasi kation-kation dalam sampel dapat
dilakukan dengan mengendapkan kation-kation tersebut sebagai senyawa
menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Dari hasil percobaan
dapat diidentifikasi kation golongan I yaitu Ag+, Pb2+ dengan pengendap
NaCl, serta kation golongan III yaitu Fe3+, Co2+, dan Al3+ dengan reagensia
pengendap NaOH, NH3, dan HNO3.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2016). Analisis Unsur Minor Kation Dalam Sampel Air Alam dengan
Menggunakan Teknik Kramotografi Ion. Jurnal Techno. 1(5) : 1-8.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar. Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
Ibnu, M dan Sodiq. (2005). Kimia Analitik I. Malang. Penerbit Universitas Negeri
Malang.
Keck, H., Bjarne.W. S., Jon. P. G., dan John. K. (2017). Quantitative
Imaging of the 3-D Distribution of Cation Adsorption Sitel in
Undisterbed Said. SOIL. 3(1) : 177-189.
Rakhmawati, A dan Yulianti, E. (2016). Resistensi Bakteri Termofilik Pasca
Erupsi Merapi Terhadap Logam Berat. Prosiding Seminar Nasional.
3(9): 1018-1022.

Anda mungkin juga menyukai