PERCOBAAN KE-2
IDENTIFIKASI REAKSI UJI TERHADAP ZAT ANORGANIK
I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi reaksi asam-basa dan metatesis
2. Mengidentifikasi reaksi redoks
3. Menetukan faktor-faktor yang memungkinkan berlangsungnya reaksi
4. Mengidentifikasi reaksi kompleks
5. Mengidentifikasi reaksi katalis
II. DASAR TEORI
Reaksi kimia adalah perubahan yang terjadi pada suatu campuran atau
reaksi antara dua zat atau lebih yang menghasilkan produk reaksi. Reaksi
kimia juga dapat didefinisikan sebagai interaksi antara dua zat atau lebih yang
melibatkan terbentuknya atau terputusnya ikatan kimia (Chang, 2005).
Reaksi kimia dapat diamati dari perubahan yang terjadi, misalnya
perubahan warna, perubahan wujud, dan utama adalah perubahan zat yang
disertai dengan perubuhan energi dalam bentuk kalor. Reaksi kimia
merupakan kunci utama ilmu kimia. Dengan mereaksikan suatu zat berarti
kita mengubah zat itu menjadi zat lain, baik sifat maupun wujudnya (Sunarya,
2010).
Beberapa jenis reaksi yang terjadi pada zat anorganik, yaitu :
1. Reaksi Asam Basa
Reaksi asam basa atau netralisasi adalah reaksi penggaraman dimana
perbandingan mol antara asam dan basa sama maka sifat asam dan sifat
basa saling meniadakan. Pada reaksi netralisasi jika larutan asam dan
larutan basa dalam jumlah yang ekuivalen, maka akan dihasilkan suatu
larutan bersifat netral (pH = 7). Adapun reaksi yang terjadi yaitu :
OH- + H+ H2O
Reaksi di atas menunjukan bahwa 1 mol H+ dinetralkan oleh 1 mol OH-.
Pada reaksi bivelen (bervalensi 2) dengan basa monovalen maka 1 mol
asam akan menetralkan 2 mol basa (Fessenden, 1982).
2. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang mengakibatkan dua unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi. Unsur yang ,mengalami
kenaikan bilangan oksidasi disebut teroksidasi, sedangkan yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi disebut tereduksi (Svehla,
1985).
- Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion, atau molekul). Bila
suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang
lebih positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh
-
Reaksi-reaksi
tanpa
katalis
namun
secara
termokimia
tidak
III.
Sifat Fisik
Padatan
Sifat Kimia
Kristal
putih,
Mr:
Korosif,
basa
kuat,
(NaOH)
Asam
klorida
(HCl)
Natrium
karbonat
(Na2CO3)
Ammonium
851C.
Cairan tak berwarna, berbau
hidroksida
(NH4OH)
Asam asetat
(CH3COOH
)
105,99
Korosif
Kalsium
didih: 391 K.
Serbuk putih, Mr: 110,98 g/mol,
klorida
(CaCl2)
Asam sulfat
(H2SO4)
Perak nitrat
(AgNO3)
putih,
Mr:
169,87
Natrium
mudah meledak
209,7C, titik didih: 440C.
Padatan Kristal putih, Mr: 58,44 Larutan elektrolit kuat,
klorida
(NaCl)
didih: 1465C,
Besi
(III) Padatan kuning,
dan ammonia.
Mr:
270,3
klorida
(FeCl3)
100C.
Kristal putih, Mr: 292,24 g/mol,
Mg-EDTA
Natrium
(Na2S2O3)
Sulfat
(FeSO4)
putih,
(II)
Irritant
Mr:
tiosulfat
Besi
: 0,86 g/ cm3
Padatan Kristal
Korosif
100C.
Cairan tak berwarna, Mr: 122
g/mol
Tembaga
(II)
(CuSO4)
IV.
Nama Alat
Jumlah
Tabung reaksi
Gelas kimia 100 mL
Kertas saring
Gelas ukur 100 mL
Bunsen (pembakar spirtus)
Paku besi
Pipet tetes
Stopwatch hp
Kasa dan kaki tiga
Spidol
Spatula
Neraca analitik
Gelas ukur 50 mL
Corong
Thermometer
12 buah
4 buh
1 lembar
1 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Nama Bahan
Banyaknya
NaOH 6 N
HCl 6 N
Na2CO3 0,01 mol
HCl 0,05 mol
NH4OH 0,1 mol
CH3COOH 0,5 mol
CaCl2 0,01 mol
H2SO4 1 M
AgNO3 0,1 M
NaCl 0,1 M
FeCl3 0,01 mol
Mg-EDTA
Na2S2O3
FeSO4
1 mL
1 mL
1 mL 2 tetes
1 tetes
11 mL
1 mL
1,5 mL
2 mL
2 mL
5 mL
10 mL 16 tetes
1 mL
40 mL
1 tetes
Bahan
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Aquades
Secukupnya
V. PROSEDUR KERJA
1. Reaksi Asam-Basa
a. 1 ml HCl 6 N ditambahkan 1 ml NaOH 6 N. Lalu diuapkan hingga
kering dan diukur suhunya
b. 2 tetes Na2CO3 0,01 mol ditambahkan 1 tetes HCl 0,005 mol. Lalu
diuapkan hingga kering dan diukur suhunya
c. 10 ml NH4OH 0,1 mol ditambahkan 1 ml CH3COOH dan diukur
suhunya
d. 2 tetes Na2CO3 0,01 mol ditambahkan 1 ml CaCl2 0,01 mol. Lalu
diuapkan dan diukur suhunya.
2. Reaksi Redoks
a. 2 ml H2SO4 0,1 M ditambahkan paku besi. Lalu diamati
b. 5 ml AgNO3 0,1 M ditambahkan 5 ml NaCl 0,1 M. Lalu disaring dan
residunya dibagi 2, residu 1 ditempatkan ditempat gelap dan residu
lainnya ditempatkan di tempat terang. Kemudian diamati keduanya.
3. Reaksi Pembentukan Kompleks dan Substitusi Ligan
a. 5 tetes FeCl3 0,01 mol dilarutkan dalam aquades, lalu ditambahkan 5
tetes NH4OH dan 5 tetes Mg-EDTA. Kemudian diamati perubahaan
yang terjadi.
b. 5 tetes FeCl3 0,01 mol dilarutkan dalam aquades, lalu ditambahkan 5
tetes Mg-EDTA dan 5 tetes NH4OH. Kemudian diamati perubahaan
yang terjadi.
c. 5 tetes CaCl2 0,01 mol dilarutkan dalam aquades, lalu ditambahkan 5
tetes NH4OH dan 5 tetes Mg-EDTA. Kemudian diamati perubahaan
yang terjadi.
d. 5 tetes CaCl2 0,01 mol dilarutkan dalam aquades, lalu ditambahkan 5
tetes Mg-EDTA dan 5 tetes NH4OH. Kemudian diamati perubahaan
yang terjadi.
4. Reaksi Katalisis
Pertama, disiapkan terlebih dahulu kertas putih yang telah diberi tanda
silang dan disimpan dibawah gelas ukur 100 ml. lalu, dimasukkan 10 ml
Na2S2O3, ditambahkan 10 ml FeCl3.6H2O. Kemudian diamati hingga
tanda (X) terlihat. Lalu tambahkan 1 tetes FeCl 3.6H2O. lalu diami.
Langkah diulangi dengan FeSO4.7H2O dan CuSO4.5H2O.
VI.
HASIL PENGAMATAN
1. Reaksi Asam-Basa
Perlakuan
1 ml larutan HCl 6 N
Hasil
Larutan
tak
berwarna,
Ditambah 1 ml larutan
berbau menyengat
Larutan tak berwarna
NaOH 6 N
Dipanaskan
terdapat
endapan
putih,
diukur suhunya
2 tetes Na2CO3 0,01 mol
Ditambah 1 tetes HCl
larutan kering
Truang: 83C
Larutan tak berwarna
Larutan tak berwarna
0,005 mol
Dipanaskan
Tidak
terjadi
perubahan
berwarna,
diukur suhunya
10 ml larutan NH4OH
warna
Truang: 88C
Larutan
tak
0,1 mol
Ditambah 1 tetes HCl
berbau menyengat
Tidak terjadi perubahan
0,005 mol
diukur suhunya
2 tetes Na2CO3 0,01 mol
Ditambah 1 ml CaCl2
warna
Truang: 24C
Larutan tak berwarna
Tidak terjadi perubahan
0,01 mol
Dipanaskan
diukur suhunya
warna
Larutan kering
Truang: 79C
2. Reaksi Redoks
Perlakuan
2 ml H2SO4 1 M
Ditambahkan paku besi
Hasil
Larutan tak berwarna
Terdapat
gelembung
paku,
lama
kelmaan
menjdi
lebih
2 ml AgNO3 0,1 M
Ditambahkan
5
ml
lama
kelamaan
Endapan
dibagi
larutan
menjadi
bening
Filtrate
dan
sedikit
endapan
terpisah
1. Endapan berwarna putih
gelap
2. Endapan dalam tempat
terang
kebiruan
berwarna
kekuningan
Larutan kuning pudar
Terdapat endapan merah
bata
dan
larutan
tak
berwarna
Tidak terjadi perubahan
EDTA
5 Tetes FeCl3 0,01 mol
Larutan
kekuningan
Larutan kuning pudar
Tidak terjadi perubahan
EDTA
Ditambah 5 tetes NH4OH
berwarna
merah
Larutan tak berwarna
EDTA
5 Tetes CaCl2 0,01 mol
EDTA
Ditambah 5 tetes NH4OH
4. Reaksi katalisis
Perlakuan
10 ml Na2S2O3
Ditambah
10
Hasil
Larutan tak berwarna
ml
Larutan berwana hitam
FeCl3.6H2O
10
larutan
FeCl3.6H2O
Ditambah 10 ml larutan
Larutan
ml
Na2S2O3.5H2O
berwarna
hitam
dan
kuning
bening
berwarna
seperti
10 ml FeCl3, ditambah 1
tetes FeSO4.7H2O
Ditambah 10 ml larutan
bening
Larutan
Na2S2O3.5H2O
berwarna
hitam
dan
kuning
keruh
berwarna
seperti
10 ml FeCl3, ditambah 1
Na2S2O3.5H2O
bening
Larutan
berwarna
hitam,
terdapat
emulsi.
1,19 gmL1 10 36
36,5 gmol1
11,74 M
V 2=
M 1V 1
M2
6 N 25 mL
11,47 N
12,78 mL
2. 50 mL NaOH 6N
M . Mr . V
massa=
1000
massa=
6 M 40 gmol1 .50 ml
=12 gram
1000
0,01 mol
0.05 L
0,2 M
V 2=
M 1V 1
M2
0,2 M 50 mL
0,5 M
20 mL
4. 25 mL HCl 0,005 mol dari HCl 25%
Molaritas=
10
Mr
1,19 gmL1 10 25
36,5 gmol1
8,084 M
Molaritas=
jumlah mol
volume
0,005 mol
0.025 L
0,2 M
V 2=
M 1V 1
M2
0,2 M 25 mL
8,084 M
0,618 mL
5. 50 mL NH4OH 2M dari 25%
10
Molaritas=
Mr
0,91 gmL1 10 25
35,05 gmol1
6,49 M
V 2=
M 1V 1
M2
2 M 50 mL
6,49 M
15,41mL
1,05 gmL1 10 93
60,49 gmol1
12,14 M
V 2=
M 1V 1
M2
2 M 50 mL
12,14 M
5,83 mL
M . Mr . V
1000
massa=
2,0919 gram
8. 25 mL H2SO4 1M dari 6M
M 1V 1
V 2=
M2
1 M 25 mL
6M
4,167 mL
9. 50 mL AgNO3 0,1 M
M . Mr . V
massa=
1000
1
massa=
0,01 mol
0.025 L
0,4 M
massa=
M . Mr . V
1000
massa=
1 M 292,24 gmol 50 ml
1000
= 14,612 gram
13. 250 mL FeCl3.6H2O 0,04 M
M . Mr . V
massa=
1000
0,04 M 270 gmol1 250 ml
massa=
1000
= 2,705 gram
14. 500 mL Na2S2O4.5H2O 1M
M . Mr . V
massa=
1000
massa=
= 12,4 gram
15. 250 mL CuSO4.5H2O 1M
M . Mr . V
massa=
1000
1 M 292,24 gmol1 250 ml
massa=
1000
= 62,25 gram
16. 250 mL FeSO4.7H2O 1M
M . Mr . V
massa=
1000
1
massa=
= 69,25 gram
Persamaan Reaksi
1. Reaksi Asam Basa dan Metatesis
- HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
- Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
- NH3 (aq) + CH3COOH (aq) NH4+ (aq) + CH3COO- (aq)
- Na2CO3 (aq) + CaCl2 (aq) CaCO3 (aq) + 2NaCl (aq)
2. Reaksi Pembentukan Kompleks dan Substitusi Ligan
(aq)
[Fe(H2O)6]3+(aq) + EDTA (aq) [Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6H2O (l)
[Fe(EDTA)3]3+(aq) + 6NH3 (aq) [Fe(NH3)6]3+(aq) + 3EDTA
(aq)
[Ca(H2O)6]2+(aq) + 6NH3 (aq) [Ca(NH3)6]2+(aq) + 6H2O (l)
[Ca(NH3)6]2+(aq) + 3EDTA (aq) [Ca(EDTA) 3]2+(aq) + 6NH3
(aq)
[Ca(H2O)6]2+(aq) + 3EDTA (aq) [Ca(EDTA) 3]2+(aq) + 6H2O
(l)
[Ca(EDTA)3]2+(aq)
3EDTA (aq)
[Ca(NH 3)6]2+(aq)
3EDTA (aq)
3. Reaksi Redoks
- 2Fe (s) + 3H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)
- AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
4. Reaksi Katalisis
- 2FeCl3 (aq) + 3Na2S2O3 (aq) Fe2(S2O3)3 (aq) + 6NaCl (aq)
- 2FeCl3 (aq) + 3Na 2S2O3 (aq)
(aq)
2FeCl3 (aq) + 3Na 2S2O3 (aq)
(aq)
2FeCl3 (aq) + 3Na2S2O3 (aq)
FeSO4
CuSO4
(aq)
VIII. PEMBAHASAN
1. Cecep Suparman (1147040016)
Praktikum kali ini mengenai reaksi-reaksi dasar pada senyawa
organik berdasarkan kendali termokimia atau kendali kinetiknya.
Kendali termokimia terjadi apabila dalam keadaan temperatur tinggi
dengan reaksinya yang reversibel dan menghasilkan produk paling
stabil, sedangkan kendali kinetik biasanya terjadi dalam keadaan suhu
rendah dengan reaksinya yang irreversibel dan produk yang dihasilkan
merupakan
produk
tercepat
yang
pertama
terbentuk.
Pada
akan
mendonorkan
ion
hidrogennya
yang
dapat
warna hitam yang dihasilkan karena zat volatil menguap dan zat non
volatil tetap berada dalam tabung reaksi.
terjadi adalah:
Na2CO3 (aq) + 2HCl (aq) 2NaCl (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Pada tabung ketiga, dilakukan reaksi antara amoniak dengan asam
asetat lalu dipanaskan hingga terjadi penguapan yang mengakibatkan
kenaikan suhu 24C pada suhu tertinggi dalam reaksi. Reaksi tersebut
merupakan reaksi antara asam lemah dengan basa lemah yang
mengalami reaksi eksoterm karena terjadi pelepasan kalor dari sistem
ke lingkungan. Persamaan reaksi byang berlangsung adalah:
NH3 (aq) + CH3COOH (aq) NH4+ (aq) + CH3COO- (aq)
Pada tabung keempat, dilakukan reaksi antara Na 2CO3 0.01 M
dengan CaCl2 0.1 M. Kemudian dipanaskan sehingga mengalami
penguapan yang menyebabkan kenaikan suhu dari suhu awal
pencampuran adalah 30C menjadi 79C. Reaksi ini juga mengalami
reaksi eksoterm dimana terjadi pelepasan panas dari sistem ke
lingkungan. Reaksi yang terjadi yaitu:
Na2CO3 (aq) + CaCl2 (aq) 2NaCl (s) + CaCO3 (s)
Percobaan kedua yaitu reaksi redoks. Parameter reaksi redoks
biasanya dilihat dari perubahan bilangan oksidasi , lepas-tangkap
elektron dan oksigen. Pada reaksi reduksi, terjadi penurunan bilangan
oksidasi,
membutuhkan
elektron
untuk
bereaksi,
ataupun
biloangan
oksidasi,
menghasilkan
elektron
dan
amonia
dalam
jumlah
yang
sama.
Reaksi
ini
yang
berwarna
kuning
kecoklatan.
Kemudian
+ NH3 (aq)
Pada tabung yang lain, FeCl3 diganti dengan CaCl2. Pada reaksi
FeSO 4
CuSO 4
dari perubahan dari hasil reaksi dan dari suhunya. Karena salah satu
yang menunjukkan terjadinya reaksi adalah suhu.
2. Reaksi Redoks
Identifikasi reaksi redoks ini dilakukan 2 percoabaan. Percobaan
pertama diakukan reaksi terhadap larutan H2SO4 yang ditambahkan
paku besi kedalamnya. Dari hasil diperoleh gelembung-gelembung
kecil disekitar paku dan setelah diangkat warna paku menjadi lebih
pudardari warna sebelumnya. Hal ini menunjukkan terlah terjadinya
reaksi redoks antara paku besi dengan H2SO4. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan persamaan reaksi:
H2SO4(aq) + Fe(s) FeSO4(aq) + H2(g)
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi reaksi
redoks terhadap H dan Fe. Fe sendiri merupakan salah satu zat
anorganik.
Percobaan kedua dilakukan identifikasi terhadap AgNO3 yang
ditambahkan HCl dihasilkaan endapan putih. Hal ini menunjukkan
telah terjadinya reaksi redoks diman reaksi ini telah terjadi reaksi
kation golongan I yaitu terjadinya endapan putih ketika ditambahkan
HCl yang merupakan ciri khas dari perak (Ag). Perak sendiri
merupakan salah satu zat anorganik.
Berdasarkan kedua percobaan tersebut diketahui bahwa reaksi
redoks dapat terjadi atau dilakukan terhadap zat anorganik.
3. Reaksi Pembentukan Kompleks dan Substitusi Ligan
Pada percobaan ini dilakukan pereaksian bolak-balik. Dimana
perlakuan pertama penambaha NH4OH, baru penambahan Mg-EDTA.
Sebaliknya perlakuan kedua, penambahan Mg-EDTA dilakuan
pertama
dan
NH4OH
dilakukan
kedua.
Namun
berdasarkan
4. Reaksi Katalisis
Reaksi katalisis dilakukan untuk mengetahui zat katalis yang
lebih cepat terhadap zat anorganik. Berdasaran pengamatan diketahui
proses katalisis tercepat terjadi pada percobaan ke empat yaitupada
saat pereaksian FeCl3+Na2S2O3 dengan katalis CuSO4 dengan waktu
1,81 sekon. Sedangkan yang lainnya adalah 13,49 sekon, 4,77 sekon,
dan 2,60 sekon. Hal ini menunjukkan bahwa katalis dapat
mempengaruhi reaksi dalam zat anorganik. Sedangkan warna yang
dihasilkan menunjukkan bahwa pada reaksi telah terjadi reaksi
pembentukan kompleks.
kimia yang
suatu reaksi kimia. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang
selalu
menghasilkan
antar
bahan
kimia
yang
biasanya
NaCl(s) + H2O(aq)
Pada tabung ke-2 larutan Na2CO3 0,01 M sebanyak 2 tetes
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq)
2NaCl(aq) + CaCO3(s)
H2(g)
4H+(aq) + O2 + 4e2H2(g) + O2
endapan berwarna putih pada larutan. Endapan ini ada karena larutan
yang digunakan merupakan ion logam yang sukar larut dalam air
sehingga terbentuk endapan . Endapan yang dihasilkan adalah AgCl .
Larutan kemudian disaring dan didapatkan padatan pada kertas saring.
Padatan dibagi 2 untuk dilakukan perbandingan perubahan yang
terjadi dimana kertas saring 1 disimpan dibawah sinar matahari
langsung sedangkan kertas saring 2 disimpan ditempat yang gelap.
Hasil dari padatan yang disimpan ditempat gelap adalah endapan yang
tidak berubah warna (tetap berwarna putih) karena tidak terjadi reaksi
redoks sedangkan pada tempat yang terang warna endapan berubah
menjadi abu-abu dikarenakan terjadi reaksi redoks oleh sinar matahari
(UV). Reaksi yangterjadi pada larutan yaitu:
AgNO3 + NaCl
dan
AgCl + NaNO3
Percobaan
ke-3
adalah
reaksi
pembentukan
kompleks
substitusi
logam, yaitu kation dengan anion atau molekul netral. Terdiri dari
atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Satu ion
atau molekul kompleks terdiri dari atom pusat yang ditandai dengan
bilangan koordinasi, yakni suatu angka bulat yang menunjukan jumlah
ligan (monodentat) yang membentuk kompleks stabil dengan satu atan
(ion) pusat. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah
tingkat kelarutan tinggi. Pertama 5 tetes larutan FeCl 3 0,01 mol dalam
tabung reaksi ditambah dengan aquadest larutan bening kekuningan
kemudian ditambah dengan 5 tetes larutan NH4OH menghasilkan
endapan berwarna merah bata dan larutan tidak berwarna. Kedua yaitu
5 tetes FeCl3 0,01 mol ditambah dengan aquadest menghasilkan
larutan bening kuning agak pudar. kemudian ditambah Mg-EDTA
tidak tejadi perubahan warna. Ketiga, larutan CaCl2 ditambahkan
aquadest menghasilkan larutan tidak berwarna kemudian ditambahkan
5tetes larutan NH4OH tetap tidak terjadi perubahan warna selanjutnya
ditambahkan 5 tetes larutan Mg-EDTA tidak terjadi perubahan warna
larutan dan tidak terbentuk endapan dimana larutan tetap tidak
Fe-EDTA(aq) + MgCl(aq)
FeCl3(aq) + NH4OH(aq)
[Fe(NH3)6]Cl(aq)
CaCl2(aq) + Mg-EDTA(aq)
Ca-EDTA(aq) + MgCl(aq)
CaCl2(aq) + NH4OH(aq)
Ca(NH3)4Cl(aq)
NaCl + Fe(S2O3)
FeCl3(aq) + CuSO4(aq)
FeSO4(aq) + CuCl3(aq)
asam
dan
reagen basa
yang
menghasilkan
air
dan
garam. Reagen asam yang dipakai dapat berupa asam kuat maupun
asam lemah. Begitupun dengan reagen basa yang dipakai dapat berupa
basa kuat dan basa lemah. Apabila asam kuat direaksikan dengan basa
kuat maka akan menghasilkan garam netral, dengan pH = 7. Reaksi
metatesis adalah reaksi-reaksi kimia yang melibatkan pertukaran
atom/ion atau gugus atom/gugus ion dengan atom/ion atau gugus
atom/gugus ion yang lain. Pada percobaan ini dilakukan 4 perlakuan
dengan larutan yang berbeda, yaitu :
HCl dengan NaOH
Reaksi antara larutan natrium hidroksida (NaOH) dengan larutan
asam klorida(HCl) tergolong reaksi eksoterm. Tergolong reaksi
eksoterm karena, pada reaksi itu terjadi pelepasan kalor yang
menyebabkan
suhu
menjadi
naik.Ketika
proses
pencampuran
semua garam-
jarang
sekali
dari
disimpan
perubahan warna
dengan 10 ml FeCl.6H2O
menjadi warna
coklat
yang
telah
dibuat
dan
diletakan
dibawahnya tidak
yang
telah
dibuat
dan
diletakan
dibawahnya tidak
tabung reaksi dan suhu tertingginya yaitu pada 83C dengan suhu
ruang sebesar 27C. Larutan yang dihasilkan pada reaksi ini
merupakan elektrolit yang sangat lemah sehingga kecil untuk
terionisasi sedangkan NaCl mudah sekali terionisasi dalam air menjadi
Na+ dan Cl-. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi penetralan dimana
didalamnya terjadi reaksi antara asam kuat dengan basa kuat. Larutan
asam ini akan memberikan ion hidrogen (H+) yang dapat memperbesar
konsentrasidari ion OH dalam air. Kenaikan suhu yang terjadi ini
dikarenakan reaksi dipanaskan sehingga terjadi reaksi eksoterm
(pembebasan energi atau kalor), sehingga entalpi sistem akan
berkurang yang artinya entalpi produklebih kecil dibandingkan entalpi
pereaksinya. Reaksi yang terjadi, yaitu
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O (l)
H= - 252 kj/mol
unsur-unsurnya dilepaskan
kalor sebesar 252 kj/mol. Di dalam larutan, HCl dan NaOH akan
terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi ion yang terjadi adalah
sebagai berikut:
H+ (aq) + Cl (aq) + Na+ (aq) + OH (aq) Na+ (aq) + Cl (aq) + H2O (aq)
Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion bersih
sebagai berikut :
H+(aq) + OH(aq) H2O(aq)
pada 88C dan suhu ruangannya sebesar 27C. Reaksi yang terjadi,
yaitu
Na2CO3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2CO3 (aq)
Pada tabung reaksi yang ke-3 yaitu larutan NH4OH 0,1 mol sebanyak
10 mL ditambahkan larutan CH3COOH 0,5 mol sebanyak 1 mL
menghasilkan campuran tidak berwarna dan berbau menyengat dari
larutan NH4OH kemudian dipanaskan terbentuk uap dengan suhu
tetinggi yaitu 24C dan dengan suhu ruang 27C. Reaksi ini
mengalami reaksi eksoterm (melepaskan energi atau kalor). Reaksi
yang terjadi, yaitu
NH4OH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COONH4(aq) + H2O(l)
Atau juga bisa terbentuk:
NH3(aq) + CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + NH4+(aq)
CH3COOH (aq) + NH3 (aq) CH3COOH (aq) + NH4 (aq)
Pada tabung reaksi yang ke-4 yaitu larutan Na 2CO3 0,01 mol sebanyak
2 tetes ditambahkan dengan larutan CaCl2 0,01 mol sebanyak 1 mL
menghasilkan
larutan
tidak
berwarna
kemudian
dipanaskan
terbentuknya uap dengan suhu tertinggi yaitu 79C dengan suhu ruang
27C. Reaksi ini juga merupakan reaksi eksoterm karena adanya
pelepasan kalor. Reaksi yang terjadi, yaitu
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) 2 NaCl(aq) + CaCO3(s)
Ciri-ciri terjadinya reaksi metatesis, yaitu
1.
2.
3.
4.
5.
Menghasilkan endapan
Menghasilkan perubahan warna
Menghasilkan gas atau gelembung
Perubahan suhu
Baunya
Percobaan yang kedua dilakukannya reaksi redoks. Reaksi resoks
menghasilkan
terdapatnya
gelembung-gelembung
suasana
Fe2+ (aq) Fe3+ (aq)+ 1e-
asam
:
(x2)
+0,44 volt
Katoda : 2e- + 2H+ (aq) + SO42-(aq) SO32- (aq) + H2O (l)
(x1)
E = -0,77 volt
2 Fe2+ (aq) + 2H+ (aq) + SO42-(aq) 2 Fe3+ (aq) SO22- (aq) + H2O (l)
E = -0,33 volt
2 FeSO4 (aq) + 2 H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + H2SO3 (aq) + H2O (l)
2.
larutan
FeCl36H2O
berwarna
kuning
bening
ini akan
ruang
bening dan kembali kuning terlihat tanda X pada kertas terlihat pada
detik ke 4,77. Ketiga, larutan FeCl3 berwarna kuning ditambahkan
larutan 10 ml FeCl3 tidak terjadi perubahan warna, kemudian
ditambahkan 10 ml Na2S2O3 warna larutan berubah menjadi coklat
bening dan kembali kuning pada waktu 2,60 detik. Keempat larutan
FeCl3 berwarna kuning yang kemudian diambahkan 10 ml FeCl3 tidak
terjadi perubahan yang kemudian ditetesi CuSO4 tidak terjadi
perubahan dan ditambahakan kembali Na2S2O3 warna larutan berubah
hitam kemudian menjadi tak berwarna dan terlihat tanda X pada waktu
1,81.
Reaksi yang terjadi yaitu:
FeCl3 (aq) + Na2S2O3 (aq) Fe2(S2O3)3 (aq) + NaCl (aq)
Na2S2O3 (aq) + CuSO4 (aq) CuS2O3 (aq) + Na2SO4 (aq)
Na2S2O3 (aq) + FeSO4 (aq) FeS2O3 (aq) + Na2SO4 (aq)
7.
terlalu seperti pada percobaan pertama. Hal ini terjadi karena komplekj
yang terbentuk pada masing- masing perlakuan berbeda, karena
langkah percobaannyaan pun berbeda. Pada langkah pertama kopleks
yang terbentuk yaitu [Fe[-EDTA]] sedangkan pada yang kedua yaitu
[Fe[NH3]]Cl maka warna yang pada endapan yang terbentukpun
berbeda. Pada perlakuan selanjutnya yaitu pada CaCl 2 yang reaksikan
dengan pereaksi yang sama tidak terjadi perubahan warna apapun.
Pada kedua langkahnya hanya menghasilkan larutan takberwarna.
Sedangkan pada persamaan reaksinya seharusnya terbentuk kompleks
pada langkah pertama yaitu [Ca[EDTA]] dan langkah kedua yaitu
Ca(NH3).
Pada perlakuan keempat yaitu reaksi katalisis, pada perlakuan ini
dilakukan empat kali percobaan, dilakuakn dengan menghitung
kecepatan waktu untuk melihat tanda X pada dasar gelas ukur dengan
adanya
perubahan
warna.
Pada
perlakuan
pertama
yaitu
Latifatunnabilah
Praktikum kali ini yaitu tentang reaksi-reaksi dasar anorganik kendali
termokimia dan kinetika. Pada percobaan ini akan di pengaruhi oleh
adanya
ditambahkan
dengan
FeCl.6H2O,
campuran
9.
berbeda. Dengan
terdapat H2CO3 dimana zat volatil menguap dan zat yang non volatil
tetap berada pada tabung reaksi. Sehingga reaksi yang terjadi ;
2HCl(aq) + Na2CO3(aq)
kj.mol-1
Kemudian pada percobaan tabung keempat, 2tetes larutan
Na2CO3 ditambahkan 1ml larutan CaCl2 dengan menghasilkan uap dan
terdapat noda putih kering yang disebabkan CaCO3 yang berwarna
putih. Suhu yang dihasilkan 79C. Reaksi ini juga merupakan reaksi
eksoterm karena adanya pelepasan kalor kelingkungan. Sehingga
reaksi yang terjadi:
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq)
H2(g)
4H+(aq) + O2 + 4e-
2H2(g) + O2
Fe2+(aq)
Fe3+ + 1e-
2e-+ 2H+(aq)+SO42-(aq)
X2
SO32-(aq)+ H2O(l)
X1
AgCl(s) + NaNO3(aq)
menghasilkan larutan bening kuning pudar. kemudian ditambah MgEDTA tidak tejadi perubahan warna. Ketiga, larutan CaCl 2
ditambahkan aquadest menghasilkan larutan tidak berwarna kemudian
ditambahkan 5tetes larutan NH4OH tetap tidak terjadi perubahan
warna selanjutnya ditambahkan 5tetes larutan Mg-EDTA tidak terjadi
perubahan warna larutan dan tidak terbentuk endapan dimana larutan
tetap tidak berwarna. Keempat, larutan CaCl2 tak berwarna
ditambahkan Mg-EDTA
FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq)
[Fe(NH3)6]Cl(aq)
Fe(OH)3(s) + Mg-EDTA(aq)
[Fe-(EDTA)](aq) + MgOH(aq)
FeCl3(aq) + Mg-EDTA(aq) [Fe-(EDTA)](aq) + MgCl(aq)
[Fe-(EDTA)](aq) + NH4OH(aq)
FeOH3(s) + NH4
(EDTA)(aq)
CaCl2(aq) + 2NH4OH(aq)
Ca(OH)2(aq) + Mg-EDTA(aq)
Ca(OH)2(s) + 2NH4Cl(aq)
[Ca-(EDTA)](aq) +
MgOH(aq)
10.
FeCl3(aq) + Na2S2O3(aq)
FeSO4(aq) + Na2S2O3(aq)
CuSO4(aq) + Na2S2O3(aq)
FeS2O3(aq) + 6NaCl(aq)
Na2SO4(aq) + FeS2O3(aq)
Na2SO4(aq) + CuS2O3(aq)
Tisa R (1137040071)
Reaksi adalah sebuah aktivitas karena adanya kendali atau yang
mengendalikannya. Terdapat banyak jenis reaksi dasar yang
melibatkan bahab-bahan anorganik. Reaksi reaksi tersebut di
antaranya 1. Reaksi asam basa metafisi 2. Reaksi redoks dan 3. Reaksi
pembentukan kompleks. Dalam praktikum ini di lakukan sejumlah
eksperimen tentang reaksi reaksi dasar anorganik.
sebagai
satu-satunya
ion
positif.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pada reaksi Asam-Basa yang terjadi
Pada saat HCl 6 N + NaOH terbentuk endapan berwarna putih
suhunya 79C.
2. Pada reaksi redoks yang terjadi
Pada saat H2SO4+paku besi terdapat gelembung-gelembung di
sekitar paku.
Pada saat AgNO3+NaOH, terjadi
- Endapan 1 (tempat terang), endapan berwarna abu kebiruan.
- Endapan 2 (tempat gelap), endapan berwarna putih.
3. Factor yang mempengaruhi reaksi adalahluas permukaan, konsentrasi,
suhu, dan tekanan.
4. Pada reaksi pembentukan kompleks yang terjadi adalah
Pada saat FeCl3+NH4OH larutan tidak berwarna dan terdapat
endapan merah.
Pada saat FeCl3+Mg.EDTA larutan tidak mengalami perubahan
(tak berwarna).
Pada saat CaCl2+NH4OH larutan tidak mengalami perubahan
(tak berwarna).
Pada saat CaCl2+Mg.EDTA larutan tidak mengalami perubahan
(tak berwarna).
5. Pada reaksi katalis yang terjadi adalah
13,9 sekon.
Pada saat FeCl3+Na2S2O3 waktu untuk tanda (X) terlihat adalah
DAFTAR PUSTAKA
1. Cecep Suparman
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Harvey, David. 2000. Modern Analytical of Chemistry.Chicago:
McGrawHill press
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo:
Iwanami press
Suhendar, Dede. 2013. Kimia Anorganik III. Bandung: UIN SGD
Shevla, G. 1970. Vogel: Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Media Kalman Pustaka
termokimia.html
https://www.scribd.com/document/246830892/Anorganik
Anonim. 2012. Ciri-ciri Reaksi Kimia.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry /20465
98-ciri-
IKIP Malang
4. Dini Meila
Nuraeni,Rini.2014.https://www.scribd.com/document/246830892/A
Graha Ilmu.
Suhendar,Dede. 2013.buku panduan praktikum kimia anorganik.
5. Fakhira M
Ahmad, Hiskia.1985. Kimia Dasar (modul 1-5). Jakarta : UT
Atheins. 2005."Kimia Dasar".Yogyakarta:Andi
Chang, Raymond. 2004."Kimia Dasar" Jakarta:Erlangga
Stoikiometri.Jakarta:Erlangga.
Yusuf.2011. Stoikiometri. Jakarta:PT.Gramedia.
2008.
Hukum-hukum
Erlangga
Chang, R. Kimia Dasar Jilid I. Edisi ketiga. 2005, Jakarta: Erlangga
Khopkhar.S.M.1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-
Press
Harvey, David. 2000. Modern Analytical of Chemistry.Chicago:
McGrawHill press
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Kimia Anorganik Online. Tokyo:
Iwanami press
Suhendar, Dede. 2013. Kimia Anorganik III. Bandung: UIN SGD
Shevla, G. 1970. Vogel: Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Media Kalman Pustaka
7. Hildan Aulia R
Day R.A Underwood Al. 1991. Analisis kimia Kuanlitatif. Jakarta
Erlangga
Effendy. 2007. Kimia Koordinasi Jilid I. Malang : Bayumedia
Publishing
Fessenden & Fessenden. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Ganjar. Gholib Ibnu. 2007. Kimia Analitik Farmasi. Jakarta :
8. Latifatunnabilah
Oxtoby, David W. 2004. Prisnip-2 Kimia Modern/1 Ed.4.Jakarta:
Erlangga
Pudjaatmaka, A. Hadyana. 2004. Kamus Kimia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Graha Ilmu.
Suhendar,Dede. 2013.buku panduan praktikum kimia anorganik.
Jurusan kimia
Nitiadmodjo, Maksum. 1983. Kimia Anorganik, Buku I. FPMIPA
IKIP Malang
https://www.scribd.com/document/246830892/Anorganik
9. Linda Amalia R
Atheins.2005.kimia Dasar.Yogyakarta: Andi
Anonim. 2012. Ciri-ciri Reaksi Kimia.
Duutjaatmalia.2001.Fisika Dan Kimia.Bandung: Bumi Aksara
Hiskia, Achmad. 1990. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.
10. Tisa R
Sastro Hamidjojo, Hardjono.2005. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah
Media Pusaka.
Suhendar dede, penuntun praktikum kimia anorganik, bandung :