Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Abdul Hakim (1147040001)

Sintesis NaCl dan Kalium Aluminium Sulfat Hidrat

Sintesis NaCl
Garam dapur (NaCl) merupakan senyawa kimia yang tersusun dari 2 unsur, logam natrium (Na)

dan gas klor (Cl). Bila dipisahkan, kedua zat itu punya sifat yang berbeda. Natrium merupakan logam
yang sangat reaktif. Bila bereaksi dengan air, akan menimbulkan ledakan. Maka, Natrium harus
disimpan di media khusus yaitu minyak tanah. Sedangkan gas Klor merupakan gas berwarna hijau
yang beracun dan bila terhirup dapat menimbulkan gangguan paru-paru. Kedua zat tersebut memang
dapat merugikan jika berdiri sendiri. Namun jika direaksikan pada suhu dan tekanan yang ekstrim,
keduanya menjadi garam dapur yang bermanfaat. Hal ini diakibatkan karena adanya pengaruh dari
anion-anion yang diikat oleh Na dalam NaCl sehingga menyebabkan sifat dari Na hilang. Dalam
padatan ionik seperti kristal yang tersusun dari ion-ion akan terjadi tarik-menarik antara kation dan
anion yaitu gaya elektrostatik Coulomb serta tolak menolak ion sejenis. Keseimbangan antara kedua
hal ini yaitu, tarik-menarik dan tolak-menolak ini menghasilkan energi kisi kristal.
Senyawa Natrium klorida yang dikenal sebagai garam dapur merupakan zat yang memiliki tingkat
osmotik yang tinggi. Kemampuan tingkat osmotik yang tinggi ini apabila NaCl yang terlarut didalam
air maka air tersebut akan mempunyai nilai atau tingkat konsentrasi yang tinggi, yang dapat
mengimbibisi kandungan air (konsentrasi rendah). Kelarutan senyawa ionic NaCl dalam molekul air
dapat terjadi karena terbentuknya interaksi ion-dipol antara senyawa ion dengan molekul air. Jika
interaksi ion dipole lebih kuat daripada jumlah gaya tarik antar ion dan gaya antar molekul air, maka
proses pelarutan akan dapat berlangsung.
Percobaan logam-logam alkali ini bertujuan untuk mempelajari teknik pemurnian NaCl dan
karakterisasi kristalnya. Percobaan pertama adalah pemurnian NaCl yang menggunakan metode
rekristalisasi. Metode rekristalisasi adalah metode untuk memurnikan padatan-padatan organik yang
mempunyai kecenderungan membentuk kisi-kisi kristal melalui penggabungan molekul-molekul yang
ukuran, bentuk dan gaya-gaya ikatannya sama. Prinsip rekristalisasi didasarkan pada perbedaan daya
larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu pelarut tertentu. Jika terjadi
penurunan temperatur maka suatu padatan menjadi kurang larut didalam suatu pelarut tertentu.
Keadaan ideal hasil kristal yang dikehendaki adalah dapat memisah dari pengotornya yang tetap larut
di dalam pelarutnya.
Tahap pemurnian NaCl dilakukan dengan membuat larutan lewat jenuh NaCl. Pembuatan larutan
tersebut bertujuan agar dapat terjadi endapan (kristal) ketika dilakukan proses pemanasan. Proses
pemurnian ini dilakukan secara sederhana dengan merangkai alat seperti pada skema. Fenomena yang
terjadi ketika larutan garam dipanaskan dan sebelumnya dititrasi dengan HCl sampai warna larutan
menjadi merah muda dengan bantuan indikator metil merah dan dipanaskan sampai larutan jenuh..

Pemanasan ini dilakukan sampai tidak terbentuk kristal lagi. Adapun reaksi kimia yang terjadi adalah
sebagai berikut :
2NaOH (s) + HCl (l)

NaCl (l) + 2H2O (g)

Gas HCl yang dialirkan ke dalam larutan jenuh NaCl bereaksi dengan larutan jenuh NaCl
membentuk kristal. Ion Na+ dari larutan jenuh bereaksi dengan ion Cl- dari gas HCl membentuk garam
NaCl dalam bentuk kristal berwarna putih. Adapun reaksi kimia tersebut adalah sebagai berikut :
HCl (g)
Cl- (aq) + Na+ (g)

H+ (aq) + Cl- (aq)


NaCl (s)

Ion Na+ pada larutan jenuh NaCl bereaksi dengan ion Cl- dari gas HCl yang dialirkan, sehingga hanya
tinggal larutan yang berisi ion Cl- dan H+ yang tersisa dalam larutan jenuh NaCl.
Kristal garam NaCl yang terbentuk kemudian disaring, dengan kertas saring yang telah ditimbang
terlebih dahulu dan dipanaskan dengan dalam oven untuk mendapatkan kristal yang kering. Kemudian
kristal tersebut ditimbang. Setelah itu dipanaskan lagi untuk mengilangkan MM(zat pengotor). Berat
kristal yang didapatkan sebesar 6,01 gram sedangkan berat % rendemen kristal NaCl 75,65%. Pada
hasil pengeringan di udara terbuka kristal yang terbentuk berwarna putih kekuningan hal ini bisa
disebabkan karena adanya zat pengotor yang masih ikut dalam pemurnian garam tersebut.

Sintesis Kalium Aluminium Sulfat Hidrat

Proses awal pembuatan tawas dilakukan dengan melarutkan potongan potongan aluminium foil
yang sudah dipotong kecil kecil dalam larutan KOH. Pada penambahan KOH reaksi berjalan cepat dan
bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan
munculnya gelembung- gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium
bereaksi. Setelah Al larut, dihasilkan larutan berwarna hitam. Reaksi antar Al dan KOH berlangsung
melalui persamaan berikut
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l)

2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

Setelah proses pelarutan selesai, dilakukan proses penyaringan, proses penyaringan ini
bertujuan untuk menyaring ion-ion pengganggu, dan yang tersisa hanya tinggal filtratnya. filtrat ini
kemudian diambil, dan ditetesi dengan asam sulfat 6 M. Proses penambahan asam sulfat ini dilakukan
secara perlahan sambil diaduk, hal ini bertujuan agar semua Al yang berada di dalamnya dapat
bereaksi sempurna dengan pembentukan endapan yang sempurna secara teratur. Penambahan asam
sulfat secara perlahan juga bertujuan agar dapat mengendalikan pH dengan mengecek pH setiap
beberapa tetes sekali, sehingga larutan tidak akan terlalu asam dan tidak terlalu basa, sehingga
penambahan H2SO4 dapat dihentikan tepat pada pH 1-2, karena pada pH 1-2 terjadi pengendapan yang
sempurna dan dapat mengikat kation K+ dan Al3+. Reaksi antar zat yang dihasilkan dari reaksi antar Al
dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan endapan yang berwarna putih.
2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq)

K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)

Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH)3. senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa
dicampurkan dengan asam sulfat hingga pHnya 1-2. Hal tersebut bertujuan untuk membentuk kationkation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen elemen yang diperlukan untuk membentuk tawas.
H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s)

2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

Larutan pH 1-2 kemudian didinginkan terbentuklah kristal-kristal tawas. Kristal-kristal tawas


yang telah didinginkan, pada saat pendinginan ini larutan dibiarkan diudara terbuka hingga dingin,
pada saat ini endapan yang terbentuk adalah Kal(SO4)2.12H2O. Setelah dingin, dilakukan penyaringan
dan dibilas dengan air dan alkohol, yang bertujan untuk mencuci endapan dan membilas sisa tawas
yang tersisa di erlenmeyer serta fungsi alkoholnya untuk mempercepat penguapan larutan pencuci.
Kristal yang terbentuk kemudian disaring dan dikeringkan. Pada percobaan ini tidak dilakukan analisis
titik leleh, sehingga hanya dilakukan pembuatan tawas dari aluminium foil saja.
24 H2O + 2Kal(SO4)2 (aq)
2Kal(SO4)2.12H2O(s)
Dari hasil percobaan yang didapat, yield yang dihasilkan adalah 91,7249%. Hal ini disebabkan
beberapa faktor diantaranya, pada saat pengeringan, kertas saring dan corong tidak di tutup (hal ini
bertujuan untuk mempercepat proses penguapan ) sehingga ada beberapa endapan yang beterbangan
dan mengurangi berat tawas, selain itu meskipun telah dilakukan penyaringan ganda masih ada
endapan yang tidak tersaring pada kertas saring.

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1 Mensitesis NaCl dilakukan dengan melarutkannya dengan asam kuat agar ikatan NaCl
terputus sehingga hasil murni dapat dihasilkan dengan pemanasan.
2 Mensintesis tawas hingga menjadi kristal murni dilakukan dengan mereaksikannya
dengan larutan basa (KOH) dan mereaksikan alumunium yang berikatan dengan kalium
dengan asam sulfat dan proses pengeringan untuk mendapatkan hasil murni
3 Hasil yang didapat dari %rendemen NaCl yaitu 75,65% dan %rendemen
2Kal(SO4)2.12H2O yaitu 91,7249%.

Pustaka
1

Harvey, David.2000.modern analytical of chemistry. Chicago:McGrawHill press

Saito, Taro.1996.Buku Teks Kimia Anorganik Online.Tokyo:iwanami press

Chadwich, TF. (1985), General Chamistry & Inorganic Chemistry, second edition, New

4
5

Delhi : S.Anand & Company


Liptrot, GF. (1987), Modern Inorganic Chemistry, 4rd, London: ELBS
Suminar Achmadi, PhD (Perucci, Ralph). (1987). Kimia dasar Prinsip dan Terapan
Modern, jilid 3, jakarta :penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai