Nama
NIM
: 90515002
Tanggal percobaan
: 20 Oktober 2015
I.
Tujuan Praktikum
a. Mampu membedakan warna khas ion logam transisi dengan berbagai bilangan
oksidasi
b. Mampu menuliskan persamaan reaksi identifikasi ion logam transisi
c. Mempelajar sifat fisik dan sifat kimia dari ion ion logam transisi
II.
Teori Dasar
Unsur transisi merupakan kelompok unsur yang terletak pada blok d di dalam
sistem periodik unsur. Pendapat lain juga menyatakan bahwa unsur transisi
merupakan sekelompok unsur yang mempunyai sekurang-kurangnya sebuah ion
dengan orbital d belum terisi penuh. Unsur transisi ini digolongkan menjadi dua, yaitu
unsur transisi bok d yang memiliki subkulit d terisi tidak penuh dan unsur transisi
dalam yang memiliki subkulit f terisi tidak penuh. Unsur transisi periode empat,
terdiri atas 10 unsur, yaitu unsur dengan nomor atom 21 sampai 30. Unsur-unsur itu
meliputi skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn),
besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu) dan zink (Zn).
Unsur transisi mempunyai bermacam-macam bilangan okisdasi. Hal itu terjadi
karena valensi unsur transisi adalah elektron pada subkulit 3d dan 4s. Tingkat energi
kedua orbital itu sangat berdekatan. Oleh karena itu, selain elektron pada kulit terluar
(4s), unsur transisi periode keempat dapat juga menggunakan elektron pada subkulit
3d pada pembentukan ikatan.
Pada umumnya unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna,
baik dalam bentuk padat maupun dalam larutan. Warna senyawa dari unsur transisi ini
berkaitan erat dengan konfigurasi elektronnya, yaitu adanya subkulit 3d yang terisi
tidak penuh. Orbital-orbital 3d ini dapat terpisah menjadi dua tingkat energi, yaitu
kelompok orbital pada sumbu dx2-y2 dan dz2 yang berenergi lebih rendah. Pemisahan
ini menyebabkan adanya celah energi yang memungkinkan elektron dari orbital d
energi rendah pindah ke orbital d energi tinggi dengan menyerap energi pada panjang
gelombang cahaya tampak.
III.
Bahan
Tabung Reaksi
Spatula
Pipet tetes
Pemanas listrik
Batang pengaduk
Pembakar bunsen
IV.
TiO2
KHSO4
Zn
V2O5
(NH4)S2O8
K2Cr2O7
H2C2O4
K2CrO4 3 M
Cr(NO3)3.9H2O 1 M
MnSO4 0,1 M
KMnO4 0,1 M
BaCl2 1 M
NaOH 5 M dan 1 M
HCl 10 M dan 5 M
H2SO4 2,5 M dan pekat
H2O2 30 % dan 10 %
AgNO3 0,1M
Lar NH4Cl jenuh
Lar NH4OH jenuh
Lar CH3COONa jenuh
Cara Kerja
Bagian I. Ion Logam Vanadium
Larutan Sampel 2
Larutan Sampel 1
c) 1mL sampel
(dalam tabung reaksi)
+2mL HCl 5M
Panaskan
+Zn
d) 0,2 gr K2Cr2O7 + 0,5 gr serbuk Zn
Bagian II. Ion
Logam
Kromium
e) 1mL
sampel
d) 1mL sampel
(dalam tabung
reaksi)
(dalam tabung reaksi)
(dalam tabung reaksi)
Larutan (diamati)
+ 5mL
HCl 10M (diamkan)
b) 0,5mL
K2Cr2O4
0,5mL K2Cr2O4
+1mL NH4OH
+2mL
HCl
5M
(dalam
tabung
reaksi)
(dalam
reaksi)1M
c)
0,5mLtabung
lar.Cr(NO3)3
+1mL BaCl2, 1M
+1-2 H2O2, 10%
(dalam tabung reaksi)
Larutan
+1mL H2SO4
+3mL H2O
+
serbuk
Zn
+ HCl
10M
berlebih
Larutan+0,1
(diamati)
+1mL
H2O2
Larutan
(diamati)
gr as.
oksalat
+ NaOH
5M
Panaskan
Panaskan
Terbentuk endapan
+ NaOH 5M
Larutan (diamati)
Larutan (diamati)
+ H2O2 10%
Larutan kuning
Larutan biru
dekantasi
Larutan
(diamati)
Larutan
+ 1mL CH3COONa jenuh
Larutan
Dibagi dua
Dilakukan dalam lemari asam
Tabung reaksi 1
Tabung reaksi 2
+ 5tetes lar thioasetamid 5%
+ H2O2 10%
Tetes demi tetes
Mengamati
endapan
+ HCl 5 M
Tetes demi tetes
Larutan asam
(mengecek dengan kertas lakmus)
Filtrat
e) 5 tetes MnSO4
+ 1mL H2SO4 2M
+ 2 tetes AgNO3 0,1M
+ 0,2 gr (NH4)2S2O8
panaskan
+ 1mL H2O
+ MnSO4 0,1M
Beberapa tetes
Mengamati perubahannya
Mengamati perubahannya
g) 0,05 gr KMnO4
+ 1mL NaOH 10M
dipanaskan
Larutan
+ 2mL H2O
+ H2SO4 2M
Larutan Asam
Mengamati perubahannya
V.
Data Pengamatan
Bagian I : Ion Logam Vanadium
Cara Kerja
a. Melarutkan 0,2 gram V2O5 dalam 10 ml
NaOH 1 M dan gunakan larutan sebagai
larutan sampel 1
b. Melarutkan 0,6 gram (NH4)NO3 dan 10
ml NaOH 1M dan digunakan sebagai
larutan sampel 2
c. Menyiapkan 1 ml masing-masing
Data Pengamatan
a. Larutan larut dan berwarna kuning
bening
dipanaskan
j. Larutan sampel ditambah 2 ml HCl 5 M
dan 2 ml H2O2 10%
k. Larutan sampel ditambah larutan
NH4OH jenuh, membiarkan larutan ini
beberapa saat kemudian menambahkan 1
ml BaCl2 1 M
Data Pengamatan
b. Larutan merah bata, setelah dipanaskan
berwarna orange terang
c. Larutan berwarna kuning orange
lebih gelap
Data Pengamatan
c.
menjadi asam
VI.
Pengolahan Data
Berdasarkan percobaan percobaan diatas didapatkan data reaksi reaksi
sebagai berikut :
a. Ion Logam Vanadium
Reaksi dengan Zn dan HCl
Sampel 1:
V2O5 + 6HCl + Zn
2VOCl2 + ZnCl2 + 3 H2O
Sampel 2:
2(NH4)VO3 + 2HCl + Zn
2 NH3 + V2O4 + ZnCl2 + 2 H2O
Reaksi dengan H2O2
VO3- + H+ + H2O2
VO23+ + 3H2O
Reaksi dengan BaCl2
VO3- + BaCl2
BaVO3 + 2Clb. Ion Logam Kromium
Reaksi K2CrO4 dengan H2O2
CrO42- + 2H+ + 2H2O2
CrO5 + 3H2O
4CrO+ + 12H+
4Cr3+ + 7O2 + 6H2O
Reaksi K2CrO4 dengan asam oksalat
K2CrO4 + (COOH)2
CrO32- + 2CO2 + 2K+ + H2O
VII.
Pembahasan
Logam logam golongan transisi memiliki sifat yang berbeda dengan logam-
logam golongan utama. Unsur-unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron
d atau f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Logam transisi umumnya
memiliki sifat-sifat khas logam, yakni keras, konduktor panas dan listrik yang baik dan
menguap pada suhu tinggi. Salah satu yang menarik pada logam transisi adalah kemampuan
logam-logam transisi untuk membentuk senyawa koordinasi. Selain itu karena senyawa
kompleks dapat membentuk warna-warna. Senyawa kompleks dapat berwarna karena
senyawa tersebut menyerap energi pada daerah sinar tampak. Penyerapan energi tersebut
digunaan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks
yang berkarakter d1-d9 merupakan kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya
transisi elektronik pada orbital d. Pada percobaan kali ini kita akan membahas 3 logam
transisi, yaitu Vanadium, Kromium, dan Mangan.
1. Vanadium
Vanadium adalah unsur kimia dengan lambang V dan nomor atom 23. Vanadium
adalah lembut, abu-abu keperakan. Vanadium memiliki berbagai tingkat oksidasi pada
persenyawaannya yang terdiri dari +5, +4, +3, dan +2. Dalam percobaan kali ini biangan
oksidasi tersebut diuji dengan warna khas yang ditimbulkan dengan menambahkan
pengoksidasi atau pereduksi.
Untuk dapat memudahkan reaksi yang terjadi V2O5 dilarutkan dengan menggunakan
NaOH, kemudian larutan ini dijadikan sebagai sampel 1. Kemudian 0,6 gram (NH4)VO3
juga dilarutkan dalam NaOH sebagai sampel 2. Kedua sampel ini akan mendapatkan
perlakuan yang sama.
Perlakuan pertama:
Sampel 1 dan sampel 2 direaksikan dengan asam klorida. Larutan berubah warna menjadi
kuning bening. Hal ini berarti bilangan oksidasi vanadium adalah +5. Sesuai dengan reaksi
Warna Larutan :
Sampel 1
Sampel 2
a) Reaksi A
Kemudian Larutan sampel direaksikan dengan Zn, Zn adalah reduktor, sehingga akan
menurunkan bilangan oksidasi vanadium dari bilangan oksidasi +5 (larutan warna kuning),
dan untuk mempercepat reaksi, maka dilakukan pemanasan.
Dalam pemanasan, bilangan oksidasi vanadium akan turun dari +5 ke +4 dan akhirnya +3.
Reaksinya adalah:
Sampel 1:
V2O5 + 6HCl + Zn
Sampel 2:
2(NH4)VO3 + 2HCl + Zn
Warna larutan :
Sampel 1
Sampel 2
b) Reaksi B
Kemudian Vanadium direaksikan dengan H2O2 dalam suasana asam, dengan penambahan
asam klorida, akan memberikan warna larutan merah bata. Reaksinya adalah
VO3- + H+ + H2O2
VO23+ + 3H2O
c) Reaksi C
Vanadium kemudian direaksikan dengan BaCl2 dalam suasana basa, dengan penambahan
NH4OH. Larutan kemudian berubah warna dari kuning menjadi bening dan terdapat
endapan berwarna putih, reaksi adalah
VO3- + BaCl2
BaVO3 + 2ClFoto untuk perbandingan warna sampel 1 dan 2, adalah:
Sampel 1
Sampel 2
Reaksi
A
Reaksi
C
Reaksi
B
Reaksi
C
Reaksi
A
Reaksi
B
2. Kromium
Krom merupakan logam yang keras, tahan karat, serta memiliki titik leleh dan titik
didih yang tinggi. Sepuhan Kromium banyak digunakan pada peralatan sehari-hari karena
lapisan kromium ini sangat indah, keras, dan melindungi logam lain dari kororsi.
Kromium juga penting dalam paduan logam dan digunakan dalam pembuatan stainless
steel. Bilangan oksidasi yang terpenting adalah +2, +3, dan +6.
Dalam percobaan kali ini kromium direaksikan dengan beberapa oksidator dan
reduktor, yaitu:
a) Sampel K2CrO4
Larutan K2CrO4 direaksikan dengan H2O2 dalam suasana asam, menghasilkan warna merah
bata, kemudian setelah di panaskan larutan berubah menjadi warna orange terang.
Reaksinya adalah
CrO42- + 2H+ + 2H2O2
4CrO+ + 12H+
Warna larutan :
CrO5 + 3H2O
4Cr + 7O2 + 6H2O
3+
Kemudian larutan K2CrO4 direaksikan dengan padatan asam oksalat, larutan berubah
warna menjadi lebih gelap, ini tidak seperti yang diharapkan ,seharusnya warna menjadi
violet hijau,hal ini dikarenakan bilangan oksidasi krom berubah menjadi +3, karena asam
oksalat adalah reduktor sesuai dengan persamaan reaksi berikut :
K2CrO4 + (COOH)2
[Cr(H2O)6]3- + 2CO2 + 2K+
Warna larutan :
b) Sampel Cr(NO3)3
Larutan Cr(III) direaksikan dengan larutan NaOH dan mengahsilkan sedikit endapan
berwarna putih,ditambah NaOH berlebih endapan larut dan larutan berwarna hijau
(menandakan bilangan oksidasi kromium pada larutan adalah +3) kemudian ditambahkan
larutan H2O2 dan larutan berubah warna menjadi kuning. Bilangan oksidasi kromium
berubah dari +3 menjadi +6. Reaksinya adalah
2 Cr3+ + 3H2O2 + 10OHWarna larutan :
2CrO42- + 8H2O
c) Sampel K2CrO7
Padatan K2CrO7 dicampurkan dengan serbuk Zn dan menambahkan larutan asam klorida
menghasilkan gelembung gelembung gas dan perubahan warna pada larutan menjadi
warna biru, menandakan bilangan oksidasi kromium dalam larutan adalah +2, karena Zn
merupakan reduktor. Setelah itu ditambahkan larutan natrium asetat dan larutan berubah
warna menjadi violet, bilangan oksidasi berubah menjadi +3, karena natrium asetat adalah
oksidator. Reaksi adalah
CrO72- + Zn
K2CrO7 + Zn + 14HCl 2Cr2+ + 2K+ + 8Cl- + 7H2O + Zn2+ + 3Cl2
Cr2+ + CH3COO- + H2O
[Cr(H2O)6]3+
Warna larutan :
3. Mangan
Mangan merupakan unsur kimia dengan lambang Mn dan mempunyai nomor
atomik 25. Mangan juga merupakan logam transisi, dengan konfigurasi elektron [Ar]
3d5 4s2. Berat atomiknya 54,938 gr, dengan massa jenis 7,21 gr/cm3. Titik leleh sekitar
1246OC dan jari-jari atomik 127 pm. Mangan murni berwarna abu-abu keperakan.
Mangan adalah unsur yang sering ditemukan di bumi sebagai unsur murni, atau
berikatan dengan besi. Sebagai unsur murni, mangan adalah logam yang penting
dalam industri pembuatan baja tahan karat. Seperti besi, mangan juga berada dalam
keadaan oksidasi beragam, namun yang paling banyak ditemukan adalah +2, +3, +4,
+6, dan +7.
Percobaan kali ini akan membuktikan bilangan bilangan oksidasi dari mangan
dengan warna yang khas. Larutan MnSO4 di reaksikan dengan KMnO4, hasil reaksi
larutan dibagi menjadi dua, tabung reaksi 1 dan tabung reaksi 2.
Tabung reaksi 1:
Tabung reaksi 1 direaksikan dengan H2O2 ,terbentuk endapan coklat. Reaksinya adalah
2Mn2+ + H2O2 + 6OH2MnO4- + 4H2O
Warna larutan :
Tabung reaksi 2:
Larutan direaksikan dengan thioasetamid. Larutan berubah menjadi warna merah
muda cerah. Reaksinya adalah
Mn2+ + 5S2O3- + 8H2O
Warna larutan :
Sampel MnSO4
Larutan MnSO4 direaksikan dengan larutan AgNO3 dan padatan (NH4)2S2O8
menghasilkan larutan yang berwarna coklat.
Reaksinya adalah
Mn2+ + 2NO3MnO2 + 2NO2
Sampel KMnO4
Larutan KMnO4 direaksikan dengan NaOH dan dipanaskan, kemudian ditambah
H2SO4 dalam suasana asam, menghasilkan larutan berwarna ungu . Reaksinya adalah
2 MnO4 - + 5H2O + 6H+
5O2 + 2Mn2+ + 8H2O
Warna larutan :
Larutan KMnO4 direaksikan dengan air dan larutan MnSO4 menghasilkan larutan
berwarna coklat. Reaksinya adalah
2MnO4- + 3Mn3+ + 2H2O
Warna larutan :
5MnO2 + 4H+
VIII. Kesimpulan
Unsur transisi periode keempat membentuk senyawa berwarna, baik dalam
bentuk padat maupun dalam larutan. Warna senyawa dari unsur transisi ini berkaitan
erat dengan konfigurasi elektronnya, yaitu adanya subkulit 3d yang terisi tidak penuh.
Vanadium memiliki berbagai tingkat oksidasi pada persenyawaannya yang terdiri dari
+5, +4, +3, dan +2. Bilangan oksidasi yang terpenting kromium adalah +2, +3, dan
+6. Mangan berada dalam keadaan oksidasi beragam, namun yang paling banyak
ditemukan adalah +2, +3, +4, +6, dan +7.
IX.
Daftar Pustaka
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Bagian II. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Sugiyarto, Kristian. Kimia Anorganik II. Universitas Negeri Yogyakarta : Jurusan
Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam