Anda di halaman 1dari 18

TITRASI REDOKS

PRINSIP
 Titrasiredoks merupakan suatu metode analisa yang
didasarkan pada terjadinya reaksi oksidasi reduksi
antara analit dengan titran, analit yang mengandung
spesi reduktor dititrrasi dengan titran yang berupa
larutan standar dari oksidator atau sebaliknya.
 Konsep reaksi redoks yang lebih universal tersebut
konsep reaksi reduksi oksidasi berdasarkan
perubahan bilangan oksidasi yang sampai sekarang
masih digunakan dalam bidang kimia. Species yang
mengalami kenaikan bilangan oksidasi mengalami
proses oksidasi sebaliknya species yang mengalami
penurunan bilangan oksidasi mengalami reduksi
Macam – macam Titrasi Redoks
 Titrasi Permanganometri menggunakan Kalium
permanganate, merupakan zat pengoksidasi yang
sangat kuat, pereaksi jenis ini dapat dipakai tanpa
penambahan suatu indicator, karena permanganat
mampu bertindak sebagi autoindicator. Dalam
suasana asam, ion permanganate mengalami reduksi
menjadi ion mangan (II) sesuai dengan reaksi :
 2 MnO4- + 16H+ + 5 C2O4 Mn2+ + 4H2-
O
 Kalium permanganat merupakan bahan yang kurang
stabil sehingga perlu distandarisasi misalnya dengan
As2O3 atau Na-oksalat
Permanganometri
 Reaksi reduksi Mn (+7) menjadi Mn(+2) membutuhkan
pengasaman sebaiknya digunakan larutan asam sulfat,
karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping.
Sebaliknya jika digunaka larutan asam korida maka
dapat terjadi kemungkinan teroksidasinya ion klorida
menjadi gas klor dan reaksi ini akan mengakibatkan
larutan permanganate dalam jumlah besar.
 2MnO4- + 16 H+ + 10Cl- ↔ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
 Jika suasana netral atau basa makan reaksi yang
terjadi adalah ion MnO4 direduksi menjadi MnO2 yang
mengendap:
 MnO4- + 4H+ + 3e 3MnO2 + 2H2O
EO = 1,70 V
 Titrasi permanganometri juga memerlukan panas
untuk mempercepat reaksi redoks yang terjadi,
sehingga dalam teknis pelaksanaan titrasi
permanganometri dilakukan diatas pemanas agar
titrasi lebih cepat.
 Diantara pengunaan dari titrasi permanganate
adalah pada penetapan kadar hydrogen
peroksida, penentuan kadar oksalat dalam suatu
sampel, penentuan kadar kalsium dalam sampel
padat, dan penggunaan yang terpenting dari
permanganometri ini adalah pada penentuan
besi dalam biji besi, biji besi utama adalah
oksida
Iodimetri
 Metode Titrasi redoks yang melibatkan iodin yang
bereaksi secara langsung.
 Iodium merupakan oksidator yang relative kuat
dengan nilai potensial reaksi sebesar +0,535 V.
Iodium akan mereduksi senyawa – senyawa yang
memilki potensial reduksi lebih kecil dibandingkan
dengan iodium. Pada reaksi oksidasi, iodium akan
mengalami reduksi menjadi iodida sesuai dengan
reaksi:
 I2 + 2e 2I-
 Larutan iodin standar dapat dibuat dengan
menimbang langsung iodin murni dan pengeceran
dalam botol volumetrik. Iodin ditimbang dengan teliti
kemudian diencerkan dengan larutan KI yang cukup
pekat. Larutan iodin bekan merupakan larutan baku
primer.
 Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan
terhadap suatu standar primer, As2O3 yang paling
biasa digunakan. Kekuatan reduksi dari HAsO2
tergantung pada pH, seperti diperlihatkan oleh
persamaan berikut :
 HAsO2 + I2 + 2H2O H3AsO4 + 2H+ + 2I-
Zat Yang Reaksi
Ditentukan

Antimon HSbOC4H4O6 + I2 + H2O HSbO2C4H4O6 + 2H+ + I-


Arsen HAsO2 + I2 + 2H2O H3AsO4 + 2H+ + 2I-
Belerang
H2S + I2 2H+ + 2I-+ S
(sulfida)
Belerang (sulfit) H2SO3 + I2 + H2O H2SO4 + 2H+ + 2I-
Timah putih Sn2+ + I2 Sn4+ + 2I-
Ferosianida 2Fe(CN)64- + I2 2Fe(CN)63- + 2I-
Iodometri
 Iodometri titrasi tak langsung dapt digunakan untuk
menetapkan senyawa – senyawa yang mempuyai
potensial reduksi yanglebih besar dari pada system
iodium-iodida atau senyawa – senyawa yang bersifat
oksidator seperti : CuSO4 . 5H2O. Zat yang akan
ditentukan, direaksikan dengan iod iodide yang
biasanya digunakan larutan KI berlebih. Zat oksidator
direduksi dengan membebaskan I2 kemudian dititrasi
dengan S2O32- sehingga terjadi reaksi sebagai berikut
:
 I2 + 2 S2O32- 2I- + S4O62-
 Sebagai contoh adalah pada penentuan kandungan
klorin dalam agen pemutih, klorin akan emgoksidasi
iodida untuk meghasilkan iodium. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut
 Cl2 + 2I- 2Cl- + I2
 Selanjutnya iodium yang dibebaskan dititrasi dengan
larutan baku natrium tiosulfat menurut reaksi
 2S2O332- + I2 S4O62- + 2I-
 Larutan standar yang kebanyakan digunakan dalam
proses iodometri adalah natrium tiosulfat. Garam ini
biasanya tersedia dalam pentahidrat Na2S2O3.H2O.
Larutan tidak boleh distandarisasi dengan menimbang
secara langsung tetapi harus distandarisasi dengan
standar primer
Zat yang ditentukan reaksi

Tembaga 2Cu2+ + 4I- 2CuI(S) + I2


besi 2Fe3+ + 2I- 2Fe2+ + I2
Krom Cr2O72- + 6I- + 16H+ 2Cr3- +3I2 + 7H2O
Arsen AsO43- + 2I- +2H+ AsO33- + I2 + H2O
Klor
CI2 + 2I- 2CI- + I2
Brom
Br2 + 2I- 2Br + I2
Hidrogen
peroksida H2O2 + 2I + 2H+ I2 + 2H2O

Iodat IO3- + 5I- + 2H+ 3I2 + 3H2O


Indikator titrasi iodimetri dan
iodometri
 Kanji atau amilum soluble sebagai indikator dalam
titrasi dengan larutan I2 karena dapt memberikan
warna biru dari amilosapada amilun dengan ion I3-.
 Kelemahan indikator amilum :
 1. Dapat rusak akibat kerja bakteri dalam beberapa
hari;
 2. Kepekaannya dapat berkurang akibat
pemanasan;
 3. Gelatin. Alkohol dan gliserol dapat menghambat
absorbansi ion iodida oleh kanji
 4. kepekaannya dapt berkurang pula pada
lingkungan asam keras.
 Cara mengatasi kelemahan diatas adalah :
 1. Indikator ini harus dibuat baru;
 2. Jika ingin disimpan dalam waktu yang lama,
tambahkan disinfektan seperti HgCl2 atau
formalin beberapa tetes atau HgI2;
 3. hindarkan dari pengaruh gelatin, alkohol dan
gliserol; dan
 4. Penambahan indikator harus diberikan
menjelang titik ekivalen, ini juga dilakukan jika I3-
terlalu tinggi yang menyebabkan ion I3-
diabsorbsioleh kanji dengan akibat I2 tidak akan
cepat bereaksi.
indikator redoks
 Indikator redoks adalah indikator yang dapat
berubah warnanya pada keadaan tereduksi atau
teroksidasi.
 (A) ox merah menjadi (A)red biru
 Setiap indikator redoks berubah warna pada trayek
potensial tertentu, potensial pada transisi suatu
warna yang terjadi tergantung pada potensilal
standar suatu system indicator.
 Indikator yang dipilh harus mempunyai harga E
(potensial oksidasi reduksi disekitar) E te. Syarat
indikator disini adalah: harus dapat dioksidasi atau
direduksi secara cepat dan reversibel.
Contoh indikator redoks
No Indikator Perub warna potensial

1 5-Nitro 1,10-fenantrolin Biru merah ungu +1.25


2 Komp 1,10-fenantrolinFe(II) Biru merah +1.11
3 Difenil Amin Ungu takberwarna +0.76
4 Asan Difenil amisulfonat Merah ungu +0.85
5 p-etoksi Krisodin Kuning Merah +0.76
6 Methilen biru Biru tak berwarna +0.53
7 Indigo tetrasulfonat Biru tak berwarna +0.36

 Contoh : indikator metilen blue digunakan dalam titrasi


penentuan gula reduksi dengan larutan CuSO4
Latihan soal
1. Kristal Na-oksalat 1,3211 gram (BM 134
g/mol) dilarutkan sampai 100 ml. dipipet 25 ml
, diasamkan dengan asam sulfat dan
dipanaskan kemudian di titrsi dengan KMnO4.
vol = 10, 5 ml. hitung molaritas KMnO4
2. Suatu sampel cair 10 ml mengandung Na-
oksalat dititrasi dengan KMnO4 (soal no 1) vol
= 8,3 ml. Berapa ppm Na-oksalat dalam
sampel! Mr 134
3. 25 ml sampel cair mengandung H2O2
dititrasi dengan KMnO4 (No 1). Vol = 13,3 ml.
hitung berapa ppm peroksida? Mr H2O2 34
4. (soal bab 3 no 35)
Suatu sampel darah sebanyak 10 ml diencerkan
sampai 50 ml. 20 ml larutan darah yg telah
diencerkan ditambahkan dengan oksalat berlebih
untuk mengendapkan kalsium sebagai Ca-oksalat.
Endapan Ca-oksalat yang diperoleh dilarutkan
kembali degan asam sulfat panas dan dititrasi dg
KMnO4 0,00108 M vol = 1,52 ml. Hitung berapa mg
Ca per 10 ml darah?
5. (Soal bab 11 no 17)
200 ml air jeruk akan ditentukan kadar vit C dengan
cara menambahkan larutan Iodin 0,05 M vol= 10 ml.
kelebihan iodin dititrasi dengan Na2S2O3 0,012M
vol = 38,62 ml. hitung perapa mg asam askorbat per
ml sampel?
4. Mmol MnO4 = 0,00108 M X 1,52 = 0,00164 mmol
Mmol CaC2O4 = 5/2 x 0,00164 = 0,004104mmol
Mmol Ca total = 50/20 x 0,004104 = 0,01024 mmol
Berat Ca = 0,01024 x 40 g/mol = 0,4104 mg/10 sampel

5. Mmol I2 total = 0,05 x 10 ml = 0,5 mmol


Mmol S2O3 = 0,012 M x38,62 ml = 0,46344 mmol
Mmol I2 yg bereaksi dg S2O3 = ½ x 0,46344= 0,23172
Mmol I2 yg rx dg vit C = I2 total-I2 yg rx dg S2O3
= 0,5 mmol -0 23172 mmol= 0,26828 mmol = mmol VitC
Berat Vit C = 0,26828 x 176 g/mol= 47,21 mg
Kadar = 47,21 mg/200 ml = 0,236 mg/ml

Anda mungkin juga menyukai