Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN 8
SISTEM TERNER AIR-KLOROFORM-ASAM ASETAT

OLEH:

NI PUTU YANGHONEY CRISTINA (1713031030)/VB

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2019
PERCOBAAN 8
SISTEM TERNER AIR-KLOROFORM-ASAM ASETAT

A. TUJUAN
1. Menggambarkan diagram sistem terner air-kloroform-asam asetat
2. Menentukan garis dasi (tie line) pada sistem terner air-kloroform-asam asetat

B. DASAR TEORI
Berdasarkan hukum fasa Gibbs, jumlah terkecil variabel bebas yang diperlukan untuk
menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan diungkapkan sebagai:
F=C–P+2
dimana, F = jumlah derajat kebebasan, C = jumlah komponen, P = jumlah fasa.
Berdasarkan rumusan diatas, kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu, tekanan dan
komposisi sistem. Pada sistem tiga komponen, nilai C adalah 3, sehingga rumusannya
menjadi:
F=3–P+2
Pada sistem tiga komponen tekanan dan temperatur tetap, maka nilai 2 pada rumusan
hukum fasa Gibbs tidak perlu dituliskan sehingga derajat kebebasannya menjadi:
F=3–P
Harga derajat kebebasan maksimal adalah 2 karena harga P hanya mempunyai 2 pilihan,
1 fasa yaitu ketiga komponen bercampur homogen atau 2 fasa yang meliputi 2 pasang misibel
(Widjajanti, 2008). Umumnya, sistem 3 komponen merupakan sistem cair-cair-cair. Jumlah
fraksi mol ketiga komponen berharga 1. Dengan adanya berbagai bentuk kesetimbangan
antara komponen-komponen yang ada, maka digunakan diagram fase segitiga (Sari, 2001).
Jumlah fasa dalam sistem zat cair tiga kompoen tergantung pada daya saling larut antar
zat cair tersebut dan suhu percobaan. Andaikan ada tiga zat cair A, B dan C. A dan B saling
larut sebagian. Penambahan zat C kedalam campuran A dan B akan memperbesar atau
memperkecil daya saling larut A dan B. Pada percobaan ini hanya akan ditinjau sistem yang
memperbesar daya saling larut A dan B. Dalam hal ini A dan C serta B dan C saling larut
sempurna. Kelarutan cairan C dalam berbagai komposisi campuran A dan B pada suhu tetap.
Penggambaran sistem tiga komponen dilakukan pada kertas grafik segitiga dan diagram
sistem tiga komponen disebut diagram Terner. Prinsip menggambarkan komposisi dalam
diagram Terner dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut.

Gambar 1. Prinsip menggambarkan komposisi dalam diagram Terner

Pada gambar diatas, titik A, B dan C menyatakan komponen murni. Titik-titik pada sisi
AB, BC dan AC menyatakan fraksi dari dua komponen, sedangkan titik di dalam segitiga
menyatakan fraksi dari tiga komponen. Titik P menyatakan campuran dengan fraksi dari A, B
dan C masing-masing sebanyak x, y dan z.

Gambar 2. Koordinat segitiga dalam penggambaran sistem tiga komponen.

Pada segitiga tersebut, sisi-sisinya menggambarkan sistem dua bilangan. Titik-titik yang
ada pada garis terputus-putus menunjukkan fraksi mol C dan B dalam bagian yang sama
(Atkin, 1987:204). Sisi AB menunjukkan xC = 0, begitu pula untuk sisi lainnya (sisi AC
menunjukkan xB = 0, dan sisi BC menunjukkan xA = 0). Ini berarti bahwa setiap sisi segitiga
menunjukkan satu dari tiga sistem biner (A,B), (B,C), dan (C,A). Titik P menggambarkan
fraksi mol masing-masing komponen, xA = 0,50; xB = 0,10; dan xC = 0,40.
Dengan menggunakan prinsip penggambaran komposisi dalam diagram Terner,adapun
diagram fasa untuk sistem tiga kompenen air-kloroform-asam asetat ditunjukkan pada
Gambar 3. dengan kedudukan sistem dilakukan sebagai berikut.
A adalah tempat kedudukan sistem 100%A; 0%B; 0%C.
B adalah tempat kedudukan sistem 100%B; 0%A; 0%C
C adalah tempat kedudukan sistem 100%C; 0%B; 0%C

C B

Gambar 3. Penentuan Komposisi Sistem

Garis miring AC dan yang sejajar dengannya secara berturut-turut dari kiri ke kanan
merupakan tempat kedudukan sistem 0%B; 10%B; 20%B dan seterusnya sampai 100%B pada
titik B. Garis miring BC dan yang sejajar dengannya secara berturut-turut dari dari kiri ke
kanan merupakan tempat kedudukan sistem 0%A; 10%A; 20%A dan seterusnya sampai
100%A pada titik A. Sementara itu, garis AB dan yang sejajar dengannya secara berturut-turut
0%C; 10%C; 20%C dan seterusnya sampai 100%C pada titik C. Titik D merupakan
kedudukan sistem dengan komposisi 20%B; 30%C; 50%A. Bentuk diagram sistem
kloroform-air-asam asetat pada suhu dan tekanan tertentu dapat dilihat pada Gambar 4.sebagai
berikut (Retug, 2004).
CH3COOH

1 fasa

K’
Q
R
P 2 fasa
CHCl3 H2O
K

Gambar 4. Diagram Fasa Kloroform-Air-Asam Asetat


Kurva yang terdapat dalam segitiga merupakan kelarutan antara ketiga zat. Dalam kurva
merupakan terdiri dari campuran sistem yang memiliki 2 fasa cair-cair yang asam asetat
dengan kloroform yang larut dalam air dan asam asetat dengan air yang larut dalam
kloroform. Garis PQ merupakan garis penentu komposisi sistem yang letaknya tidak sejajar
dengan H2O – CHCl3 disebut garis dasi (tie line).Misalnya, suatu sistem dimulai dari
komposisi K, berdasarkan aturan Leversistem ini memiliki jumlah air yang lebih banyak
daripada kloroform. Sistem ini merupakan sistem dua fasa (jika dikocok akan terlihat keruh).
Dengan mentitrasi campuran dengan asam asetat, maka komposisi sistem akan berjalan
sepanjang garis KK’ menuju titik 100% asam asetat. Dengan pengocokan secara berhati-hati
selama titrasi akan diperoleh tetesan terakhir ketika kekeruhan tepat hilang, yaitu K’(Retug,
2004).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Tabel 1. Daftar Alat
No. Nama Alat Ukuran Jumlah
1. Buret 50 mL 2 buah
2. Labu erlenmeyer bertutup - 7 buah
3. Piknometer - 1 buah
4. Pipet volume 5 mL 1 buah
5. Corong pisah 250 mL 1 buah
6. Gelas kimia 500 mL 1 buah
7. Pipet tetes - 4 buah
8. Gelas kimia 100 mL 4 buah
9. Statif dan klem - 1 buah
10. Batang pengaduk - 1 buah
11. Kaca arloji - 1 buah
12. Corong pisah 100 mL 1 buah

2. Bahan
Tabel 2. Daftar Bahan
No Nama Bahan Konsentrasi Jumlah
1. Aquades - 50 mL
2. Kloroform - 11 mL
3. Larutan NaOH 0,1 M 50 mL
4. Asam Oksalat - 10 mL
5. Asam asetat - 50 mL
6. Indikator PP - 5 mL

D. PROSEDUR KERJA

Tentukan massa jenis aquades dengan


Sediakan tiga buah buret yang
menggunakan piknometer. Cari massa
masing-masing berisi aquades,
jenis kloroform dan asam asetat di
kloroform dan asam asetat.
dalam handbook atau tabel botolnya.

Buatlah empat macam komposisi air-


Sediakan empat buah labu
kloroform dalam labu Erlenmeyer
Erlenmeyer dan masing-masing
tersebut.
diberi tanda I, II, dan seterusnya.
 Labu I : 4 gram aquades + 1 gram
kloroform
 Labu II : 3 gram aquades + 2 gram
kloroform Titrasi masing-masing campuran
 Labu III : 2 gram aquades + 3 gram dalam labu Erlenmeyer tersebut
kloroform dengan asam asetat sampai tidak
 Labu IV : 1 gram aquades + 4 gram keruh. Catat berapa volume asam
kloroform asetat yang digunakan.
Ambil corong pisah yang bersih
Biarkan beerapa saat sampai didapat dan kering selanjutnya isilah
kembali dua lapisan (L1 dan L2). dengan 2,5 gram aquades dan 2,5
Sementara itu siapkan dua buah labu gram kloroform. Tambahkan satu
Erlenmeyer yang bersih dan kering. gram asam asetat kemudian kocok
Timbang keduanya secara teliti. campuran tersebut hingga
diperoleh campuran yang merata.

Pisahkan kedua larutan yang diperoleh


pada langkah 7 serta masing-masing
lapisan tersebut dimasukkan ke dalam
Titrasi kedua caran tesebut (L1 dan
labu Erlenmeyer (masing-masing diberi
L2) dengan NaOH.
tanda L1 dan L2) yang telah diketahui
massanya. Kemudian timbang kedua
erlenmeyer tesebut.

E. HASIL PENGAMATAN
Tabel 3. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No Prosedur Kerja Hasil Pengamatan
Standarisasi NaOH dengan larutan H2C2O4 0,05 M
1. Masing-masing 5 mL larutan Warna larutan NaOH dan H2C2O4 adalah tidak
H2C2O4 pada labu Erlenmeyer berwarna. Selanjutnya ditambahkan indikator
dititrasi dengan NaOH 0,1 M PP, larutan tetap tidak berwarna. Setelah
dengan penambahan 3 tetes dilakukan tiga kali titrasi, maka volume NaOH
indikator PP sampai menunjukkan yang digunakan dapat dilihat pada tabel di
perubahan warna menjadi merah bawah.
muda. Catat volume NaOH yang Titrasi ke- Volume Volume
digunakan. NaOH 0,1 M H2C2O4 0,1M
(mL) (mL)
I
II
III
Rata-rata
2. Massa jenis aquades ditentukan Volume aquades= 5 mL
menggunakan gelas ukur dimana Massa aquades = gram
terlebih dahulu diukur massa dari
gelas ukur setelah itu dimasukkan massa gram
ρ aquades    gram/mL
aquades sebanyak 5 mL dan diukur volume 5 mL
massa aquades. Massa jenis
kloroform dan asam asetat dicari
dari hand book atau tabel botolnya.
4. Disediakan 4 buah Erlenmeyer dan Labu erlenmeyer telah diisi tabung masing-
masing-masing diberi tanda I, II, masing tabung I, II, III dan IV
III, IV.

5. Buatlah empat macam komposisi Massa jenis air = 1 g/mL


air-kloroform dalam labu Massa jenis kloroform = 1,48 kg/L
Erlenmeyer tersebut. Volume Volume
Labu I : aquades (mL) kloroform (mL)
4 g aquades + 1 g kloroform
Labu II :
3 g aquades + 2 g kloroform
Labu III :
2 g aquades + 3 g kloroform
Labu IV :
1 g aquades + 4 g kloroform
6. Masing-masing campuran dalam
Erlenmeyer tersebut dititrasi Tabung Volume CH3COOH Rata-rata
dengan asam asetat sampai tidak (mL) Volume
CH3COOH
keruh. Catat volume asam asetat
(mL)
yang digunakan.
Titrasi I =
I
Titrasi II =
Titrasi I =
II
Titrasi II =
Titrasi I =
III
Titrasi II =
Titrasi I =
IV
Titrasi II =
7. Corong pisah yang bersih dan Ditimbang aquades sebanyak gram,
kering diambil dan selanjutnya kloroform sebanyak gram dan gram
diisi dengan 2,5 gram aquades dan asam asetat. Sebelum dikocok, campuran
2,5 gram kloroform. Tambahkan aquades + kloroform + asam asetat membentuk
satu gram asam asetat kemudian tiga lapisan dimana pada lapisan bawah
kocok campuran tersebut hingga merupakan kloroform, lapisan tengah adalah
diperoleh campuran yang merata. asam asetat dan lapisan atas adalah aquades
dengan warna bening-keruh-bening.
8. Campuran tersebut dibiarkan Massa labu erlenmeyer I = gram
beberapa saat sampai didapat Massa labu erlenmeyer II = gram
kembali 2 lapisan (L1 dan L2).
Sementara itu, siapkan 2 buah labu
Erlenmeyer yang bersih dan kering
dan ditimbang keduanya dengan
teliti.
9. Pisahkan kedua lapisan yang Setelah dipisahkan, maka terdapat dua lapisan
diperoleh pada langkah 7 serta yang ditempatkan pada labu erlenmeyer.
masing-masing lapisan tersebut Massa erlenmeyer I +lapisan bawah = g
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer Massa erlenmeyer II + lapisan atas = g
(masing-masing diberi tanda L1 Massa L1 = g= g
dan L2) yang telah diketahui Massa L2 = g= g
massanya. Kemudian timbang Selanjutnya elenmeyer diencerkan yang terisi
kembali kedua Erlenmeyer L2 diencerkan hingga 5 kali.
tersebut.
10. Titrasi kedua cairan tersebut (L1 Titrasi Volume NaOH
dan L2) dengan NaOH. (0,1 M)
L1

Titrasi Volume NaOH


(0,1 M)
L2
L2
L2
Titrasi dihentikan sampai berubah warna
menjadi merah muda
F. ANALISIS DATA
Perhitungan volume kloroform dan aquades (air) pada masing-masing perbandingan
 Massa Jenis Air
Massa aquades yang ditimbang : 5 gram
Volume aquades : 5 mL
𝑚 5 𝑔𝑟𝑎𝑚
Maka masa jenis air = 𝜌 = = =1
𝑉 5

 Di tabung 1, volume kloroform dan air pada perbandingan (1:4) gram


- Aquades - kloroform
massa = 4 gram massa = 1 gram
ρ = 1 g/mL ρ = 1,48 g/mL
massa massa
volume  volume 
ρ ρ
4 gram 1 gram
 
1g/mL 1,48 g/mL
 4 mL  0,6757 mL
 Di tabung 2, volume kloroform dan air pada perbandingan (2:3) gram
- Aquades - kloroform
massa = 3 gram massa = 2 gram
ρ = 1 g/mL ρ = 1,48 g/mL
massa massa
volume  volume 
ρ ρ
3 gram 2 gram
 
1 g/mL 1,48 g/mL
 3 mL 1,3514 mL
 Di tabung 3, volume kloroform dan air pada perbandingan (3:2) gram
- Aquades - kloroform
massa = 2 gram massa = 3 gram
ρ = 1 g/mL ρ = 1,48 g/mL
massa massa
volume  volume 
ρ ρ
2 gram 3 gram
 
1,00134 g/mL 1,48 g/mL
 2 mL  2,027 mL
 Di tabung 4, volume kloroform dan air pada perbandingan (4:1) gram
- Aquades - kloroform
massa = 1 gram massa = 4 gram
ρ = 1 g/mL ρ = 1,48 g/mL
massa massa
volume  volume 
ρ ρ
1gram 4 gram
 
1g/mL 1,48 g/mL
1 mL  2,7 mL
Perhitungan massa asam asetat yang digunakan yaitu sebagi berikut:
- Di tabung 1 digunkan rata-rata asam asetat sebanyak mL
massa asam asetat = ρ x V
= g/mL x mL
= g
- Di tabung 2 digunkan rata-rata asam asetat sebanyak mL
massa asam asetat = ρ x V
= g/mL x mL
= 5,989 g
- Di tabung 3 digunkan rata-rata asam asetat sebanyak mL
massa asam asetat = ρ x V
= g/mL x mL
= g
- Di tabung 4 digunkan rata-rata asam asetat sebanyak mL
massa asam asetat = ρ x V
= g/mL x mL
= g
Dengan perhitungan-perhitungan di atas, dapat dibuat table yang menggambarkan volume dan
massa larutan pada masing-masing kondisi pencampuran.
Tabel 1. Massa masing-masing larutan dalam campuran
V air V kloroform V as. asetat mair mkloroform mas asetat
Tabung
(mL) (mL) (mL) (gram) (gram) (gram)
I 4 1
II 3 2
III 2 3
IV 1 4

- Perhitungan persentase masing-masing larutan dalam campuran


Tabung I
massa campuran = massa aquades + massa kloroform + massa asam asetat
= (4 + 1 + )g= g
massa aquades
% aquades =  100 %
massa campuran
4
=  100%  ...............%
..............
massa kloroform
% kloroform =  100 %
massa campuran
1
=  100%  ....................%
......................
massa asam asetat
% asam asetat =  100 %
massa campuran
% campuran = % aquades + % kloroform + % asam asetat

Tabung II
massa campuran = massa aquades + massa kloroform + massa asam asetat
= (3 + 2 + )g= g
massa aquades
% aquades =  100 %
massa campuran

3
=  100%  ..................%
....................
massa kloroform
% kloroform =  100 %
massa campuran

2
=  100%  ...............%
..........................
massa asam asetat
% asam asetat =  100 %
massa campuran
% campuran = % aquades + % kloroform + % asam asetat
Tabung III
massa campuran = massa aquades + massa kloroform + massa asam asetat
= (2 + 3 + )g= g
massa aquades
% aquades =  100 %
massa campuran

2
=  100%  .....................%
...........................
massa kloroform
% kloroform =  100 %
massa campuran

3
=  100%  ....................%
............................
massa asam asetat
% asam asetat =  100 %
massa campuran
% campuran = % aquades + % kloroform + % asam asetat

Tabung IV
massa campuran = massa aquades + massa kloroform + massa asam asetat
= (1 + 4 + )g= g
massa aquades
% aquades =  100 %
massa campuran

1
=  100%  ......................%
........................
massa kloroform
% kloroform =  100 %
massa campuran

4
=  100%  ..........................%
.............................
massa asam asetat
% asam asetat =  100 %
massa campuran
% campuran = % aquades + % kloroform + % asam asetat

Dari perhitungan di atas dapat dibuat tabel persentase air, kloroform, dan asam asetat pada
setiap tabung, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Persentase masing-masing larutan
Tabung % aquades % kloroform % as asetat
I
II
III
IV

Standarisasi NaOH
Sebelum melakukan titrasi terhadap campuran air, kloroform dan asam asetat,
dilakukan standarisasi terlebih dahulu terhadap titran yang digunakan yaitu NaOH. Dalam
standarisasi digunakan larutan standar seperti H2C2O4 (asam oksalat) dengan indikator PP.
Dalam suatu titrasi yang digunakan sebagai titran adalah NaOH sedangkan yang digunakan
sebagai titrat adalah asam oksalat. Dari hasil titrasi ini didapatkan data sebagai berikut
Tabel 3. Data Titrasi NaOH
Titrasi ke- Volume NaOH (mL) Volume H2C2O4 0,05M (mL)
I
II
III
Rata-rata

Maka dapat dihitung konsentrasi NaOH yang telah distandarisasi sebagai berikut
V(NaOH) . M(NaOH) . n = V(as.Oksalat) . M(as.Oksalat) . n
Penentuan Garis Dasi
Adapun perhitungan komposisi asam asetat pada masing – masing lapisan
Untuk L1:
mol NaOH = VNaOH x MNaOH
mol NaOH = mol asam asetat
massa asam asetat
%massa asam asetat =  100 %
L1
Untuk L2:
mol NaOH = VNaOH x MNaOH
Maka volume L2 dapat ditentukan yaitu :
𝑚
V= =
𝜌
mol asam asetat = mol NaOH
massa asam asetat
%massa asam asetat =  100 %
L2

Anda mungkin juga menyukai