Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK FISIK

PERCOBAAN 1
PEMBUKTIAN TEORI ASAM BASA

Disusun oleh :
Nama : Karunia Widhiyanti
NIM : 17144035
Grup/Kelompok : A2/2

Dosen Pengampu:
1. Johnsen Harta, M.Pd.
Asisten Dosen:
1. Yosua Agung Santoso
2. Ivonna Yuni Nugraheni

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
SEMESTER GASAL 2019/2020
PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK FISIK

A. Judul Praktikum
Pembuktian teori asam basa
B. Hari dan Tanggal Praktikum
Senin, 9 September 2019
C. Tujuan Praktikum
Membuktikan dan menganalisis karakteristik asam dan basa menurut Teori Arrhenius,
Bronsted Lowry, dan Lewis.
D. Landasan Teori
Konsep asam basa, pertama kali diperkenalkan oleh Arrhenius pada awal abad
ke-19. Menurut Arrhenius asam, merupakan senyawa yang bila dilarutkan ke dalam
air akan meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+), sedangkan basa meningkatkan
ion hidroksida (OH-) (Petrucci, 1985). Asam Bronsted Lowy didefinisikan sebagai
suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H+), sedangkan suatu basa Bronsted
Lowry adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen (H+) (Oxtoby, 1999).
Dalam reaksi asam-basa Bronsted-Lowry, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke
basa (Noerdin, 1986). Satu keuntungan dari Bronsted Lowry adalah tidak terbatas
hanya untuk larutan air. Contoh larutan amonia sebagai pelarut bertindak sebagai
basa, walaupun tidak ada ion hidroksida (OH-) (Chang, 2003). Lebih lanjut, struktur
Bronsted Lowry digambarkan lebih detail melalui model yang dikemukakan oleh
Lewis, dimana basa Lewis merupakan jenis basa yang menyumbangkan sepasang
elektron bebas dan suatu asam Lewis adalah jenis asam yang menerima pasangan
elektron tersebut (Pudjaatmaka, 1984).
E. Alat dan Bahan
1. Alat:
a. Gelas kimia 50 mL
b. pH meter
c. pipet ukur
d. pipet tetes
e. Tabung reaksi

2. Bahan:
a. Susu Kedelai
b. Jus Jambu Biji Merah (tanpa gula)
c. Indikator Alami (Bayam Merah)
d. Kertas Lakmus
e. Indikator Universal
f. Larutan Buffer pH 4,7 dan 10

F. Prosedur Kerja
1. Pembuktian Teori Asam Basa Arrhenius dan Bronsted Lowry

Sifat dari sampel tersebut


Sampel berupa susu kedelai dan diidentifikasi dan dicari sifatnya
jus jambu biji merah (tanpa gula) menggunakan indikator alami,
disiapkan lalu dipindahkan ke kertas lakmus, indikator universal,
gelas kimia yang berbeda dan pH meter. data yang
didapatkan dicatat

Persamaan kimia yang dapat


membuktikan sifat asam basa
menurut Teori Arrhenius dan
Bronted Lowry dirancang sesuai
dengan data yang diperoleh

2. Pembuktian Asam Basa Lewis


Larutan Kobalt (II) Klorida 2 mL larutan Kobalt (II)
0,1 M dan Amonia 25% Klorida 0,1M dimasukkan
disiapkan ke dalam tabung reaksi

Amonia ditambahkan tetes


Perubahan yang terjadi
demi tetes ke dalam tabung
diamati dan dicatat
reaksi tersebut

Berdasarkan data yang


diperoleh, persamaan reaki
yang dapat membuktikan
sifat asam basa menurut
Teori Lewis dirancang

G. Data Pengamatan
1. Pembuktian Teori Asam Basa Arrhenius dan Bronsted Lowry

Data
Jenis
No Sampel pengukuran Sifat Persamaan Reaksi Kimia
Indikator
(Warna/ pH)

Kertas Arrhenius
Merah menjadi
Lakmus
sedikit biru Basa
Biru dan
Biru tetap biru
Merah

Indikator Cenderung
pH = 6
Universal basa
Susu
1
Kedelai Indikator
Alami Coklat Bronsted Lowry
Basa
(bayam kekuningan
merah)

Cenderung
pH meter pH = 6,49
basa
Kertas Merah tetap Arrhenius
Lakmus merah
Asam
Biru dan Biru menjadi
Merah merah

Indikator
pH = 4 Asam
Universal
Jus
2
Jambu Indikator
Alami Bronsted Lowry
Merah muda Asam
(bayam
merah)

pH meter pH = 4,44 Asam

2. Pembuktian Asam Basa Lewis

Reagen Reagen Asam Basa


Perubahan Warna Persamaan Reaksi Kimia
1 2 Lewis Lewis

CoCl2 berwarna
merah muda, saat
diteteskan dengan CoCl2 (aq) + NH3 (l)
CoCl2 NH3 CO2+ NH3
4 tetes NH3 maka [CO(NH3)6]Cl2 (aq)
larutan berubah
menjadi hijau tua

H. Pembahasan
Percobaan pembuktian teori asam basa ini bertujuan untuk membuktikan dan
menganalisis asam dan basa menurut Teori Arrhenius, Bronsted Lowry, dan Lewis.
Asam Arrhenius merupakan senyawa yang bila dilarutkan ke dalam air akan
meningkatkan konsentrasi ion hidrogen (H+), sedangkan basa meningkatkan ion
hidroksida (OH-) (Petrucci, 1985). Asam Bronsted Lowy didefinisikan sebagai suatu
zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H+), sedangkan suatu basa Bronsted Lowry
adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen (H+) (Oxtoby, 1999). Basa Lewis
merupakan jenis basa yang menyumbangkan sepasang elektron bebas dan suatu asam
Lewis adalah jenis asam yang menerima pasangan elektron tersebut. Pada percobaan
ini, prosedur dibagi dalam dua bagian, yaitu pembuktian teori asam basa Arrhenius
dan Bronsted Lowry dan pembuktian teori asam basa Lewis.
Pembuktian teori Arrhenius dan Bronsted Lowry menggunakan susu kedelai
dan jambu biji merah. Penggunaan susu kedelai dan jus jambu biji merah karena
mengandung glycinin atau asam amino yang tersusun atas polipeptida asam dan basa
yang saling dihubungkan oleh ikatan disulfida pada susu kedelai dan asam askorbat
atau vitamin C sebanyak 50-300 mg/100 gram pada jus jambu buah biji merah
(Zabidah, 2011).
Pembuktian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa indikator yaitu
indikator alami berupa bayam merah, indikator universal, kertas lakmus merah dan
biru, dan pH meter. Prosedur pertama yang dilakukan adalah mengekstrak bayam
merah menggunakan mortar. Setelah bayam merah dihaluskan, ekstrak yang
dihasilkan diperas menggunakan kain. Setelah itu, ekstrak tersebut diteteskan pada
sampel jus jambu biji merah dan susu kedelai. Fenomena yang terjadi adalah ketika
diteteskan pada jus jambu biji merah terjadi perubahan warna dari merah muda
menjadi coklat kekuningan, sedangkan ketika diteteskan pada susu kedelai tetap
berwarna merah muda. Menurut Pudjaatmaka (1984) ketika bayam merah diekstrak,
akan menghasilkan larutan yang berwarna merah keunguan. Ketika dimasukkan
dalam asam akan menghasilkan warna merah muda dan akan berwarna kekuningan
pada basa.

Gambar 1. Susu kedelai + bayam merah Gambar 2 Jambu biji + Bayam merah

Prosedur selanjutnya yang dilakukan adalah mencelupkan kertas lakmus biru


dan merah pada sampel jus jambu biji merah dan susu kedelai. Hasil ketika
dicelupkan pada sampel susu kedelai menunjukkan bahwa kertas lakmus merah
berubah menjadi sedikit biru sedangkan kertas lakmus biru tetap berwarna biru, hal
tersebut menunjukkan bahwa susu kedelai bersifat basa. Pada saat kertas lakmus
merah dan biru dicelupkan ke dalam sampel jus jambu biji merah menunjukkan
bahwa kertas lakmus biru berubah menjadi merah sedangkan kertas lakmus merah
tetap berwarna merah, hal tersebut menujukkan bahwa sampel jus jambu biji merah
bersifat asam. Kertas Lakmus merupakan kertas yang mengandung indikator lakmus,
dimana kertas yang berwarna merah menunjukkan sifat keasaman dan kertas yang
berwarna biru menunjukkan sifat kebasaan (Cotton dan Wikinson, 2007).

Gambar 3. Pengukuran pH menggunakan kertas lakmus


Prosedur ketiga yang dilakukan adalah mencelupkan kertas indikator universal
ke dalam kedua sampel. Pada saat kertas indikator universal dicelupkan pada sampel
jus jambu biji merah, warna menunjukkan bahwa pH sama dengan 4, hal ini
menunjukkan bahwa sampel jus jambu biji merah bersifat asam. Sedangkan ketika
kertas indikator universal dicelupkan pada sampel susu kedelai, warna menunjukkan
bahwa pH sama dengan 6, hal ini menunjukkan bahwa sampel susu kedelai bersifat
cenderung basa. Indikator universal merupakan campuran dari beberapa indikator
yang memiliki perubahan warna yang berbeda, sehingga perubahan warna itu
menyatu sebagai hasilnya. Trayek pH indikator universal yaitu warna merah pH 1-2;
Jingga pH 3-4; kuning pH 5-6; Hijau pH 7; Biru pH 8-9; dst (Cotton dan Wikinson,
2007).
Gambar 4. Pengukuran pH menggunakan Indikator universal
Prosedur terakhir pada pembuktian teori asam basa Arrhenius dan Bronsted
Lowry yaitu dengan menentukan sifat sampel jus jambu biji merah dan susu kedelai
menggunakan pH meter dengan larutan buffer, hasil menunjukkan bahwa pH sampel
jus jambu biji merah adalah 4,44 sedangkan untuk sampel susu kedelai pH
menunjukkan 6,49. Secara umum larutan buffer (penyangga) digambarkan sebagai
campuran yang terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-),
campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam, dan basa lemah (B) dan basa
konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan yang bersifat basa (Chang,
2003).

Gambar 5. Pengukuran pH menggunakan pH meter


Percobaan pembuktian teori asam basa Lewis dilakukan dengan mereaksikan
CoCl2 dengan larutan amonia 25%. Pada saat mereaksikan, amonia 25% ditambahkan
dengan cara diteteskan demi tetes hingga terjadi perubahan warna. Fenomena yang
teramati yaitu CoCl2 berwarna merah muda, saat diteteskan dengan 4 tetes NH3 maka
larutan berubah menjadi hijau tua. Molekul netral dan anion (Cl) dapat bertindak
sebagai ligan. Jika satu atau lebih molekul netral berkoordinasi dengan ion logam,
membentuk ion kompleks dan merubah warna menjadi hijau tua. Menurut Noerdin
(1985), Metode pengukuran pH sesuai tingkat ketelitiannya adalah kertas lakmus,
larutan indikator, pH strip, dan pH meter.

Gambar 6. CoCl2 + NH3 25%


I. Pertanyaan Pascapraktek
1. Jelaskan bagaimana kekuatan
a. Asam-basa konjugasi dari zat yang terkandung pada sampel susu kedelai
Susu kedelai mengandung zat glycinin dimana glycinin bersifat basa bereaksi
dengan air mengikat hidrogen sebagai asam konjugasi dan melepas ion
hidroksida yang berperan sebagai basa konjugasi.
b. Basa-asam konjugasi dari zat yang terkandung pada sampel jus jambu biji
merah
Jus jambu biji merah memiliki asam askorbat atau vitamin C yang bersifat
asam yang bereaksi dengan air membentuk H3O+ yang berperan sebagai asam
konjugasi.
2. Bagaimana penjelasan fenomena kimia yang terjadi pada saat larutan kobalt (ii)
klorida ditetesi amonia 25%?
Fenomena kimia yang terjadi saat larutan kobalt (ii) klorida ditetesi amonia 25%
adalah terjadi perubahan warna dari warna merah muda menjadi hijau tua.
J. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, pembuktian karakteristik asam basa
Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti dari percobaan yang dilakukan menggunakan
sampel susu kedelai dan jus jambu biji merah dengan beberapa indikator berupa
indikator universal, indikator alam yang berupa bayam merah, kertas lakmus, dan pH
meter dengan hasil yang menunjukkan bahwa susu kedelai bersifat cenderung basa
dan jus jambu biji bersifat asam. Pembuktian teori asam basa Lewis terbukti dari
pereaksian CoCl2 dengan amonia 25% yang membentuk ligan [Co(NH3)6Cl2] yang
berwarna hijau.
K. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Noerdin, Isjrin. 1986. Buku Materi Pokok Larutan Modul 1-5. Jakarta: Penerbit
Karunika.
Oxtiby, David. 1999. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1989. Kimia Dasar: Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pudjaatmaka. 1984. Kimia untuk Kuantitatif Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Zabidah, Kong KW. 2011. Antioxidant properties of tropical juices and their effects
on in vitro hemoglobin and low density lipoprotein (LDL) oxidations (18) :
549-56.

Anda mungkin juga menyukai