Anda di halaman 1dari 12

I.

Tujuan Percobaan
a. Mempelajari fenomena perubahan warna indicator
b. Menentukan rentang pH perubahan warna indicator
II. Dasar Teori
Indikator adalah penunjuk, dengan menggunakan indikator kita dapat
mengidentifikasi suatu senyawa apakah asam atau basa. Ada banyak sekali
indikator asam basa yang dapat digunakan, seperti indikator alami, larutan
indikator, dll . Indikator alam dapat diambil dari buah maupun suatu akar, seperti
bunga bougenvil, sepatu, kunyit, kubis ungu, dll. Selain indikator alami ada juga
larutan indikator yang biasa digunakan di laboratorium yaitu larutan indikator
phenolphtalein, larutan indikator methyl orange, larutan indikator bromothymol
blue (Indira, 2015).

Larutan indikator phenolphtalein mempunyai nilai pH dari 8-9,8.


Phenolphtalein akan tidak berwarna jika pH<8, Dan akan menunjukan warna ungu
jika pH>9,8 (Sabolakna et al., 2022). Methyl orange biasanya digunakan sebagai
indicator asam basa dan pada saat titrasi terjadi perubahan warna merah menjadi
kuning pada methyl orange dengan nilai pH 3,1-44. Trayek bromothymol blue
untuk perubah warna dengan antara pH 6-7,6, jika senyawa yang dimasukan
bersifat asam maka atau pH<6 maka akan berwarna kuning, dan jika senyawa
tersebut bersifat basa maka akan berwarna biru (Latief, et al., 2020).

III. Alat dan Bahan


A. Alat yang dibutuhkan :
o Labu erlenmeyer 100 ml 3 buah
o Pipet volume 25 ml
o Gelas beaker 250 ml
o Buret 25 ml
o Pipet tetes
o pH meter
o Labu ukur 250 ml dan 1000 ml
o Botol timbang
B. Bahan bahan yang digunakan :
o Larutan indikator PP (phenolphtalein)
o Larutan indikator MO (Methyl orange)
o Larutan indikator BTB (Bromothymol blue
o Larutan HCL
o Larutan NaOH

IV. MSDS
a. Phenolphthalein
Berat Molekul: 318,33 g/mol
Titik Didih : > 450 °C
Titik Leleh : 263,7 °C
Kelarutan : Sedikit larut dalam air, Larut dalam alcohol
Wujud : Padat
Warna : Putih
Aroma : Tak berbau
Bahaya : Dapat meyebabkan kanker, diduga menyebabkan kerusakan genetik.
diduga dapat merusak kesuburan.
Penanganan bahaya :
Jika terpapar atau dikuatirkan : Dapatkan nasehat pengobatan.
b. Methyl orange
Berat Molekul : 327,34 g/mol
Titik Didih : Terdekomposisi
Titik Leleh : > 300 °C
Kelarutan : Larut dalam air panas, larut dalam alcohol
Wujud : Padat
Warna : Jingga
Aroma : Berbau khas yang lama
Bahaya : Toksik bila tertelan
Penanganan bahaya : Jika terpapar atau dikuatirkan: Segera hubungi Sentra
Informasi Keracunan atau dokter/tenaga medis.
c. Asam Klorida
Berat Molekul : 36,46 g/mol
Titik Didih : 48 °C - 110 °C
Titik Leleh : -27,32 °C
Kelarutan : Larut dalam air
Wujud : Cair
Warna : Tidak berwarna
Aroma : Tak berbau
Bahaya : Korosif, menyebabkan gangguan pada kulit, menyebabkan gangguan
mata berat
Penanganan bahaya :
Jika terkena kulit : Cuci dengan banyak sabun dan air
Jika terkena mata : Bilas secara hati-hati dengan air selama beberapa menit, lepas
lensa kontak, jika ada dan mudah dilakukan.
d. Natrium Hidroksida
Berat Molekul : 40.00 g/mol
Titik Didih : 1.390 oC
Titik Leleh : 319 °C – 322 °C
Kelarutan : Larut dalam air
Wujud : Padat
Warna : Putih
Aroma : Tak berbau
Bahaya : Dapat korosif terhadap logam, menyebabkan kulit terbakar yang parah
dan kerusakan mata
Penanganan bahaya :
Jika tertelan : Basuh mulut, jangan merangsang muntah
Jika terkena mata : Bilas dengan seksama dengan air untuk beberapa menit
Jika terpapar atau dikuatirkan : Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan
atau dokter/tenaga medis
e. Bromothymol blue
Berat Molekul : 624,40 g/mol
Titik Didih : 184,9 °C
Titik Leleh : 200 °C – 202 °C
Kelarutan : Sedikit larut dalam air
Wujud : Padat
Warna : Violet
Aroma : Menyerupai asam asetat lemah
Bahaya : Mencemari perairan
Penanganan bahaya : Jangan biarkan masuk ke dalam saluran pembuangan
V. Cara Kerja
A. Pembuatan larutan HCl 0,01 N

25 ml larutan HCl 0,1 N

Air suling

Diencerkan dalam labu ukur


sampai 250 ml

B. Pembuatan larutan NaOH 0,01 N

Ditimbang 0,4 gram NaOH

Air suling

Diencerkan dalam labu ukur 1000 ml

C. Penentuan rentang pH perubahan warna indicator

Dimasukan 25 ml HCl 0,01

Labu Erlenmeyer 100 ml

3 tetes larutan indicator


Phenolphthalein

Diukur pH larutan, amati dan catat


perubahan warna yang terjadi

Alirkan larutan NaOH 0,01 N

Diukur pH larutan, amati dan catat


perubahan warna yang terjadi pertama
kali
f. Hasil Percobaan
Sebelum Titrasi

Senyawa Indikator pH Warna


NaOH Pnenolphtalein 11,849 Ungu
Methyl orange 11,873 Kuning
Bromothymol blue 11,852 Biru
HCl Pnenolphtalein 2,027 Transparan
Methyl orange 2,029 Merah
muda/merah
Bromothymol blue 2,018 Kuning
Setelah Titrasi

Senyawa Indikator pH Warna


NaOH Pnenolphtalein 8,084 Transparan
+ Methyl orange 3,725 Merah muda
HCl Bromothymol blue 6,020 Kuning
HCl Pnenolphtalein 9,927 Ungu
+ Methyl orange 4,572 Orange
NaOH Bromothymol blue 7,110 Biru

Trayek

Indikator Rentang pH
Pnenolphtalein 8,084-9,927.
Methyl orange 3,725-4,572
Bromothymol blue 6,020-7,110
g. Pembahasan
Pnenolphtalein memiliki trayek pH 8-9,8, dan dari praktikum yang dilakukan
dapat dilihat bahwa trayek pH yang dimiliki pada kondisi setelah titrasi NaOH
pada larutan HCl dan pnenolphtalein yaitu 9,927. Kelebihan pada nilai
konsentrasi larutan ini bisa dikarenakan kelebihan penambahan larutan NaOH
pada saat titrasi hal tersebut juga karena NaOH merupakan basa kuat sehingga
perubahan pada nilai pH sangat besar, dan titrasi ini mengalami perubahan warna
yaitu berwarna ungu. Setelah dilakukan titrasi HCl pada larutan NaOH dan
pnenolphtalein dilihat bahwa larutan tidak berwarna atau transparan dan
memiliki nilai pH 8,08. Hal-hal tersebut sesuai dengan teori (Rendi, Supriadi, &
Suherman, 2020). Perubahan warna yang terjadi dikarenakan adanya delokalisasi
pada ion didalam fenol sehingga membentuk quinoid.

Methyl orange pada percobaan yang dilakukan dapat diamati perubahan


warna yang terjadi pada saat titrasi HCl pada larutan NaOH, warna berubah dari
kuning menjadi merah muda, dan memiliki nilai pH 3,725. Pada saat titrasi
NaOH pada larutan HCl dan methyl orange perubahan warna yang terjadi dari
merah menjadi orange dengan nilai pH sebesar 4,572. Setelah titrasi methyl
orange memiliki trayek pH 3,725-4,572.Trayek pH pada teori berkisar 3,2 – 4,4,
(Sari, 2020) sehingga pada percobaan ini bisa saja pada saat titrasi NaOH terjadi
penambahan yang berlebihan maksudnya pada saat larutan sudah berubah warna
namun belum berhenti proses titrasi sehingga nilai pH menjadi lebih tinggi dari
teori yang ada. Berikut merupakan Struktur methyl orange dalam keadaan asam
dan basa (Pratiwi, et al., 2020).

Pada bromothymol blue trayek pH 6,02-7,11, nilai tersebut masih berada


pada trayek bromothymol blue untuk terjadinya perubahan warna, menurut teori
bromothymol blue akan berubah warna menjadi kuning (Morales, 2019), hal
tersebut sesuai dengan apa yang terjadi pada percobaan ini pada saat titrasi HCl
pada larutan NaOH dan bromothymol blue warna terlihat berubah dari biru
dalam keadaan basa menjadi kuning dalam keadaan asam.

Dapat diketahui bahwa hal yang mempengaruhi adanya perubahan warna


pada setiap indicator yaitu pH, perubahan warna yang terjadi pada setiap larutan
terjadi apabila digunakan indikatornya (Kurniawat & Alauhdin, 2020), dan juga
warna dapat berubah akibat adanya proses keseimbangan ion dan bentuk molekul
didalam suatu senyawa indikator (Astuti, 2018).
h. Kesimpulan
Pada phenolphthalein terjadi perubahan warna dari ungu menjadi transparan
disaat larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH dan phenolphthalein, begitu
juga sebaliknya disaat NaOH dititrasi pada larutan HCl dan phenolphthalein
maka yang terjadi warna berubah dari bening atau transparan menjadi ungu.
Untuk bromothymol blue terjadi perubahan warna dari biru ke kuning jika
dititrasi larutan NaOH dan bromothymol blue menggunakan HCl, dan jika warna
berubah dari kuning ke biru maka terjadi titrasi NaOH terhadap larutan HCl dan
bromothymol blue. Pada larutan NaOH yang ditambah methyl orange dengan
dititrasi HCl terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, dan pada
larutan HCl dengan campuran methyl orange jika dititrasi maka perubahan warna
yang terjadi yaitu merah menjadi orange.
Trayek pH yang dimiliki oleh phenolphthalein pada praktikum ini yaitu
8,084-9,927, dan trayek pH pada perubahan wapada perubahan warna methyl
orange yaitu 3,725 – 4,572. Untuk rentang pH pada indicator bromothymol blue
yaitu 6,020-7,110.
Daftar Pustaka
Astuti, B. W. (2018). Ekstrak (Clitoria ternatea L.) Sebagai Indikator Pengujian
Titrasi Asam Basa. Indonesian Journal of Chemical Analysis, 1., 1-2.

Indira, C. (2015, April). Pembuatan Indikator Asam Basa Karamuting. Kaunia, XI(1),
1-3.

Kurniawat, A., & Alauhdin, M. (2020). Ekstraksi dan Analisis Zat Warna Ekstrak
Kulit Buah Manggis (Garciana mangostana L.) serta Aplikasinya sebagai
Indikator Asam-Basa. Indonesian Journal of Chemical Science, 56-57.

Latief, R., Dirpan, A., & Julyaningsih, A. H. (2020). The Making of Smart and
Active Packaging On Tuna Fillet. Open Access, 4-5.

Morales, J. G. (2019). Biological Crystallization. Mdpi AG.

Pratiwi, S. W., Sari, S. N., Nurmalasari, R., & Indriani, M. (2020). Utilization of Nata
De Coco as Adsorben in Methyl Orange Adsorption. Jurnal Kimia dan
Pendidikan, 204-205.

Rendi, A. M., Supriadi, S., & Suherman, S. (2020). Flower Extracts of Cage Plants
(Canavalia virosa) as an Indicator of Acid Base. Akademia Kimia, 196-197.

Sabolakna, A., & Angelia, K. (2022). Analisis Perbedaan Variasi Derajat Keasaman
terhadap Tingkat Spesifisitas Metode Kastle-Meyer dalam Pendeteksian
Darah. Jurnal Kesehatan, 13(2), 308-309.

Sari, A. (2020). Uji Perbandingan Metode Penentuan Derajat Deasetilasi Kitosan


Menggunakan Spektroskopi Infra Merah dan Metode Volumetri. UII, 27-28.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai