Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

HALOGEN

DISUSUN OLEH:

NAMA : ALKAYYIS MUHAMMAD ISA

NIM : K1A022106

HARI, TANGGAL : SELASA, 30 AGUSTUS 2022

ASISTEN : PUTRI CAROLINE

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
HALOGEN

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mempelajari sifat-sifat halogen dan senyawanya

II. Tinjauan Pustaka


Halogen merupakan golongan unsur nonmetalik yang sangat aktif.
Halogen itu sendiri terdiri atas flourin, bromin, iodin, klorin, atau asatin,
yang memiliki sifat kimia yang sama antara satu dengan lainnya. Semua
unsur yang berada di golongan halogen merupakan unsur non logam
dengan rumus umum X2 dimana X melambangkan unsur halogen. Halogen
memiliki energi ionisasi yang tinggi dan afinitas elektron yang bernilai
positif besar. Halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur bebas
di alam karena kereaktifannya yang besar. Unsur unsur golongan halogen
mudah membentuk anion dengan jenis X-. Anion yang diturunkan dari
golongan halogen disebut dengan halida. (Chang, 2005).

Halida adalah senyawa biner di mana satu bagiannya adalah salah satu
halogen dan bagian lainnya adalah unsur atau radikal lain yang memiliki
keelektronegatifan yang lebih kecil dari atom halogen, untuk membentuk
senyawa florida, klorida, bromida, iodida atau astatin. Kebanyakan garam
adalah halida. Semua logam golongan 1 akan membentuk halida, yang
merupakan padatan putih pada suhu ruangan. Ion halida adalah atom
hidrogen dengan muatan negatif. Contoh anion halida adalah fluorida (F-),
klorida (Cl-), bromida (Br-), iodida (I-) dan unsur halogen lainnya yaitu
astatin (At). Semua ion ini hadir dalam garam halida ion. Senyawa
bromida dapat ditemukan di air laut (Ion Br-), senyawa tersebut diperoleh
dari air laut melalui oksidasi ion bromida dengan larutan oleh
klorin(Cotton, F. A, dan Wilkinson. G. 1984)
Unsur- unsur halogen memiliki 7 elektron valensi pada subkulit ns²
np⁵. Konfigurasi elektron tersebutlah yang membuat unsur unsur halogen
bersifat sangat reaktif karena ada elektron yang tidak berpasangan untuk
membentuk ikatan kovalen. Sifat reaktif halogen juga merupakan akibat
dari afinitas elektronnya yang tinggi karena dari itu halogen mudah
menangkap elektron untuk menjadi ion negatif. Karena kereaktifannya
halogen dapat membuat senyawa hampir dengan semua unsur. Semua
unsur dalam golongan halogen sukar larut dalam air tetapi mudah larut
pada pelarut nonpolar. Halogen yang ada dalam air akan mengalami reaksi
membentuk halida dan gas(Keenan, Charles W.1984)
Unsur halogen mempunyai bentuk molekul diatomik. Unsur halogen
membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron
terluarnya sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu. Ion
negatif tersebut yang bernama ion halida. Unsur golongan halogen juga

1
memiliki sifat afinitas elektron yang tinggi sehingga cenderung menerima
elektron. Jika keduanya bereaksi maka akan terbentuk ikatan ionik yang
diakibatkan oleh adanya gaya tarik menarik elektrostatik antara kation dan
anion.
Golongan halogen atau VIIA terdiri dari unsur-unsur, flor (F), klor
(Cl), brom (Br), iodin (I), dan astatin (At). Halogen berasal dari bahasa
Yunani yang memiliki arti pembentuk garam, hal tersebut karena senyawa
halogen dapat membentuk garam. Halogen berada sebagai molekul diatom
dengan simbol X2, dengan X merupakan atom halogen. Titik leleh dan
titik didih halogen akan semakin meningkat dengan bertambahnya nomor
atom. Sedangkan kereaktifannya akan meningkat jikan nomor atom
semakin kecil.

2
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia unsur kali ini adalah
tabung reaksi, pembakar bunsen, kertas indicator dan pipet tetes
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada kimia unsur kali ini adalah kalium
klorida, kalium bromida, kalium iodida, larutan perak nitrat, asam sulfat,
kalium permanganate, larutan Hg2(NO3)2, larutan HgCl2, karbon
tetraklorida, natrium tiosulfat dan besi (III) sulfat.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Pertama
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2. Sebanyak 1 mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
3. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Ketiga tabung reaksi ditambahkan AgNO3, lalu diamati yang
terjadi.
5. Ketiga tabung reaksi ditambahkan H2SO4 pekat, lalu diamati
yang terjadi.
3.3.2 Percobaan Kedua
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Kedua tabung reaksi ditambahkan Hg2(NO3)2, lalu amati yang
terjadi
4. Tambahkan KCl ke dalam tabung reaksi berisi KCl, lalu amati
yang terjadi
5. Tambahkan KI ke dalam tabung reaksi berisi KI, lalu amati
yang terjadi
3.3.3 Percobaan Ketiga
1. Sebanyak 1 mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Kedua tabung reaksi ditambahkan larutan HgCl2, lalu amati
yang terjadi
4. Tambahkan KI ke dalam tabung reaksi yang berisi KBr, lalu
amati yang terjadi
5. Tambahkan KBr ke dalam tabung reaksi yang berisi KI, lalu
amati yang terjadi
3.3.4 Percobaan Keempat
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi

3
4. Ketiga tabung reaksi ditambahkan larutan CuSO4, lalu amati
yang terjadi
5. Ketiga tabung reaksi ditambahkan larutan Na2S2O3
3.3.5 Percobaan Kelima
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
4. Ketiga tabung reaksi ditambahkan larutan KMnO4
5. Ketiga tabung reaksi ditambahkan H2SO4
6. Ketiga tabung reaksi ditambahkan CCl4
7. Amati yang terjadi
3.3.6 Percobaan Keenam
1. Sebanyak 2 mL Fe2(SO4)3 dimasukkan ke dalam tiga tabung
reaksi
2. Sebanyak 2 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung A, 2 mL
KBr dimasukkan ke dalam tabung B, 2 mL KI dimasukkan ke
dalam tabung C
3. Ketiga tabung reaksi ditambahkan 1 mL NaOH, lalu amati
yang terjadi
3.3.7 Percobaan Ketujuh
1. Sebanyak 1 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 1 mL KBr dimasukkan ke dalam tabung reaksi
3. Sebanyak 1 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi
4. Ketiga tabung reaksi ditambahkan 2 mL HCl
5. Ketiga tabung reaksi ditambahkan 1 mL CCl4
6. Amati yang terjadi
3.3.8 Percobaan Kedelapan
1. Sebanyak 5 mL air dimasukkan ke dalam tabung reaksi A dan
tabung reaksi B dengan jumlah yang sama
2. Sebanyak 1 tetes brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi A
3. Sebanyak 1 butir yod dimasukkan ke dalam tabung reaksi B
4. Lalu uji pH larutan yang berada di kedua tabung reaksi
3.3.9 Percobaan Kesembilan
1. Sebanyak 1 mL CCl4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi A
dan tabung reaksi B dengan jumlah yang sama
2. Sebanyak 1 tetes brom dimasukkan ke dalam tabung reaksi A,
lalu amati yang terjadi
3. Sebanyak 1 butir yod dimasukkan ke dalam tabung reaksi B,
lalu amati yang terjadi
3.3.10 Percobaan Kesepuluh
1. Sebanyak 2 mL KCl dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Sebanyak 2 mL KI dimasukkan ke dalam tabung reaksi

4
3. Sebanyak 2 mL air brom dimasukkan ke dalam kedua tabung
reaksi
4. Sebanyak 1 mL CCl4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
5. Amati yang terjadi

3.4 Skema Kerja


(Terlampir)

5
IV. Hasil dan Pembahasan

4.1 Data Pengamatan

Percobaan Pertama

No Perlakuan Pengamatan
Tabel
4.1
1 KCl + Hg2(NO3)2 Bening
Data
KI + Hg2(NO3)2 Jingga

2 KCl + Hg2(NO3)2 + KCl Bening


KI + Hg2(NO3)2 + KI Jingga Pekat

Pengamatan Percobaan Pertama


No Perlakuan Pengamatan

1 KCl + AgNO3 Putih Susu


KBr + AgNO3 Putih Susu
KI + AgNO3 Putih Susu

2 KCl + AgNO3 + H2SO4 Putih Keruh


KBr + AgNO3 + H2SO4 Kuning Pucat (keruh)
KI + AgNO3 + H2SO4 Jingga Kecoklatan (keruh)

Percobaan Kedua

Tabel 4.2 Data Pengamatan Percobaan Kedua

Percobaan Ketiga

No Perlakuan Pengamatan

1 KBr + HgCl2 Tidak Berwarna


KI + HgCl2 Orange

2 KBr + HgCl2 + KI Terdapat 2 Fase,


Fase bawah: Putih
Fase atas: Orange

6
KI + HgCl2 + KBr Terdapat 2 Fase,
Fase bawah: Jingga jernih
Fase atas: Jingga keruh

Tabel 4.3 Data Pengamatan Percobaan Ketiga

Percobaan Keempat

No Perlakuan Pengamatan

1 KCl + CuSO4 Biru


KBr + CuSO4 Biru
KI + CuSO4 Coklat

2 KCl + CuSO4 + Na5S2O3 Tidak Berwarna


KBr + CuSO4 + Na2S2O3 Tidak Berwarna
KI + CuSO4 + Na2S2O3 Putih Susu

Tabel 4.4 Data Pengamatan Percobaan Keempat

Percobaan Kelima

No Perlakuan Pengamatan

1 KCl + KMnO4 Ungu pekat


KBr + KMnO4 Ungu pekat
KI + KMnO4 Keruh kecoklatan dan
terdapat serbuk hitam
mengambang

2 KCl + KMnO4 + H2SO4 Ungu pekat


KBr + KMnO4 + H2SO4 Marun keunguan
KI + KMnO4 + H2SO4 Coklat tua dan terdapat
serbuk kecil mengambang

3 KCl + KMnO4 + CCl4 Terdapat 2 fase,


Fase atas: coklat pekat
Fase bawah: endapan
hitam kecoklatan
KBr + KMnO4 + CCl4 Terdapat 2 fase,
Fase atas: coklat pekat
Fase bawah: endapan

7
hitam kecoklatan
KI + KMnO4 + CCl4 Terdapat 2 fase,
Fase atas: keruh coklat
pekat dan terdapat serbuk
Fase bawah: endapan
hitam kecoklatan

Tabel 4.5 Data Pengamatan Percobaan Kelima

Percobaan Keenam

No Perlakuan Pengamatan

1 Fe2(SO4)3 + KCl Warna jernih, memudar


Fe2(SO4)3 + KBr Warna jernih, memudar
hampir bening
Coklat
Fe2(SO4)3 + KI Terdapat 2 fase,
Fase atas: kecoklatan
Fase bawah: kuning jernih

Tabel 4.6 Data Pengamatan Percobaan Keenam

Percobaan Ketujuh

No Perlakuan Pengamatan

1 KCl + HCl Tidak berwarna


KBr + HCl Tidak berwarna
KI + HCl Kuning

2 KCl + HCl + CCl4 2 Fasa, polar dan nonpolar


KBr + HCl + CCl4 2 Fasa, polar dan nonpolar
KI + HCl + CCl4 2 Fasa, polar dan nonpolar

Tabel 4.7 Data Pengamatan Percobaan Ketujuh

Percobaan Kesembilan

No Perlakuan Pengamatan

1 CCl4 + 1 tetes brom Merah kecoklatan

8
CCl4 + 1 butir yod Merah jernih

Tabel 4.8 Data Pengamatan Percobaan Kesembilan

Percobaan Kesepuluh

No Perlakuan Pengamatan

1 2 mL KCl + 2 mL air brom + 1 mL CCl4 Terdapat 2 fasa. Fasa atas


berwarna coklat jernih,
fasa bawah terdapat
endapan berwarna merah
maroon

2 2 mL KI + 2 mL air brom + 1 mL CCl4 Terdapat 2 fasa. Fasa atas


berwarna coklat jernih,
fasa bawah terdapat
endapan berwarna coklat
tua

Tabel 4.9 Data Pengamatan Percobaan Kesepuluh

4.2 Pembahasan

Halogen merupakan unsur unsur yang berada di golongan VIIA.


Unsur unsur halogen meliputi unsur fluor (F), klor (Cl), brom (Br),
yodium (I), dan astatin (At). Nama halogen berasal dari Bahasa Yunani
yang artinya “pembentuk garam”. Halogen bereaksi dengan logam
membentuk garam.
Halogen adalah golongan unsur yang sangat reaktif atau dapat
bergabung dengan unsur unsur yang lain. Semua unsur halogen memiliki
warna dan wujud unsur halogen pada suhu kamar bervariasi dari wujud
gas hingga padat.
Pada umumnya, semua unsur halogen memiliki bentuk molekul
dwiatom (dua atom), F2, Cl2, Br2, I2, dan At2. Fluorim (F) berwujud gas
kuning pucat sedangkan klorin (Cl) berwujud gas kuning kehijauan.
Bromin (Br) merupakan cairan berwarna merah kecokelatan yang mudah
menguap. Sementara itu, Iodin (I) berbentuk padatan berwarna abu abu
gelap. Unsur ini jika dipanaskan membentuk uap berwarna ungu. Astatin
(At) adalah unsur yang sangat langka dan bersifat radioaktif. Semua
halogen dalam wujud gasnya beracun.
Halogen bereaksi dengan Sebagian besar unsur logam dan
nonlogam. Semua halogen sangat reaktif karena memiliki afinitas electron
yang besar terhadap electron dari atom lain. Semua halogen mempunyai

9
bilangan oksidasi -1, artinya aatom halogen menarik satu electron dari
atom lain untuk mengisi kulit terluarnya dan membuat atomnya menjadi
lebih stabil.
Unsur unsur halogen mempunyai tujuh electron di kulit terluarnya.
Untuk memenuhi kaidah octet, halogen hanya perlu menerima satu
electron dari atom lain. Oleh sebab itu, semua halogen sangat mirip dalam
hal reaktivitasnya. Semua halogen merupakan oksidator beberapa jenis
logam untuk membentuk halide logam. Halogen oksida dan hidrida
membentuk asam dalam air.
Pada percobaan pertama dimasukkan 1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1
mL KI ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda. Dilakukan percobaan
dengan memasukkan larutan AgNO3 ke dalam ketiga tabung tersebut.
Penambahan larutan AgNO3 berfungsi untuk mengendapkan unsur unsur
halogen.

Gamabar 4.1 Percobaan Pertama Dengan AgNO3


KCl + AgNO3
KBr + AgNO3
KI + AgNO3
Persamaan reaksi:
KCl + AgNO3 → KNO3 + AgCl
KBr + AgNO3 → KNO3 + AgBr
KI + AgNO3 → KNO3 + AgI
Berdasarkan hasil percobaan dengan AgNO3, ketiga tabung reaksi
saat ditambahkan dengan larutan AgNO3 menghasilkan warna putih susu.
Ketika larutan KCl ditambahkan dengan AgNO3 akan menghasilkan KNO3
dan AgCl yang berwarna putih susu. Ketika larutan KBr ditambahkan
dengan AgNO3 akan menghasilkan KNO3 dan AgBr yang berwarna putih
susu. Ketika KI ditambahkan dengan AgNO3 akan menghasilkan KNO3
dan AgI yang berwarna putih susu.

10
Gambar 4.2 Percobaan Pertama Dengan H2SO4
KCl + H2SO4
KBr + H2SO4
KI + H2SO4

Persamaan reaksi:
KCl + H2SO4 → K2SO4 + HCl
KBr + H2SO4 → K2SO4 + Br2 + SO2 + H2O
KI + H2SO4 → K2SO4 + I2 + H2S + H2O
Berdasarkan hasil percobaan dengan H2SO4, ketiga tabung reaksi
menghasilkan warna yang berbeda beda. Ketika KCl ditambahkan dengan
H2SO4 akan menghasilkan K2SO4 dan HCl yang berwarna putih keruh.
Pada tabung kedua saat KBr ditambahkan dengan H 2SO4 akan
menghasilkan K2SO4, Br2, SO2, dan H2O yang berwarna kuning pucat.
Pada tabung ketiga saat KI ditambahkan H2SO4 akan menghasilkan K2SO4,
I2, H2S dan H2O yang berwarna jingga kecokelatan.

Pada percobaan kedua dimasukkan 1 mL KCl ke dalam tabung


reaksi A dan 1 mL KI ke dalam tabung reaksi B. Kemudian kedua tabung
ditambahkan dengan larutan Hg2(NO3)2 dan diamati yang terjadi. Setelah
itu campuran tersebut ditambahkan dengan larutan KCl untuk tabung A
dan larutan KI untuk tabung B lalu diamati perubahannya.

Gambar 4.3 Percobaan Kedua

11
Setelah percobaan dengan Hg2(NO3)2, campuran pada tabung A
menghasilkan warna bening sedangkan pada tabung B menghasilkan
warna jingga. Hasil percobaan ini dilanjutkan dengan menambahkan
larutan KCl pada tabung A dan larutan KI pada tabung B.

Gambar 4.4 Percobaan Kedua

Ketika telah ditambahkan larutan KCl pada tabung A tidak terjadi


perubahan dimana larutan tetap bening. Sementara itu pada tabung B saat
ditambahkan larutan KI warna jingga sebelumnya menjadi lebih pekat.

Pada percobaan ketiga dimasukkan 1 mL KBr ke dalam tabung A


dan 1 mL KI ke dalam tabung B. Kemudian dimasukkan larutan HgCl2 ke
dalam kedua tabung reaksi tersebut dan diamati dan dicatat yang terjadi.
Setelah itu masukkan larutan KI ke dalam tabung A dan larutan KBr ke
dalam tabumg B kemudian diamati dan dicatat yang terjadi.

Gambar 4.5 Percobaan Ketiga

12
Pada percobaan di atas Ketika 1 mL KBr ditambahkan dengan
larutan HgCl2 pencampuran tersebut tidak menghasilkan warna.
Sedangkan Ketika 1 mL KI ditambahkan dengan larutan HgCl 2 akan
menghasilkan warna orange.

Gambar 4.6 Percobaan Kedua

Setelah kedua tabung reaksi dicampurkan dengan larutan HgCl 2


dilakukan lagi pencampuran. Pada tabung A dimasukkan larutan KI
menghasilkan 2 fase yaitu fase atas berwarna putih dan fase bawah
berwarna orange. Sedangkan pada tabung B Ketika ditambahkan dengan
larutan KBr akan menghasilkan 2 fase yaitu pada fase bawah berwarna
jingga jernih dan pada fase bawah berwarna jingga keruh.

Pada percobaan keempat dimasukkan 1 mL KCl, 1 mL KBr, dan 1


mL KI ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda. Kemudian dimasukkan
larutan CuSO4 kemudian diamati dan dicatat yang terjadi. Setelah itu hasil
pencampuran tersebut ditambahkan dengan larutan Na2S2O3 kemudian
diamati dan dicatat yang terjadi.

Gambar 4.7 Percobaan Keempat

13
Berdasarkan percobaan dengan mencampuirkan ketiga tabung
dengan larutan CuSO4 maka dihasilkan warna biru pada tabung berisi KCl
dan KBr dan warna coklat pada tabung berisi KI. Setelah itu ketiga tabung
tersebut ditambahkan dengan Na2S2O3.

Gambar 4.8 Percobaan Keempat

Setelah data hasil pencampuran ketiga tabung dengan larutan


CuSO4 diamati dan dicatat kemudian ketiga tabung tersebut ditambahkan
dengan larutan Na2S2O3. Pada tabung yang berisi KCl dan KBr setelah
penambahan Na2S2O3 warna biru sebelumnya berubah menjadi tidak
berwarna. Sedangkan pada tabung yang berisi larutan KI setelah
penambahan Na2S2O3 warna coklat berubah menjadi warna putih susu.

Pada percobaan kelima dimasukkan 1 mL KCl, 1 mL KBr dan 1


mL KI ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda. Kemudian ketiga tabung
ditambahkan dengan KMnO4. Setelah itu ketiga tabung dimasukkan
H2SO4. Dan yang terakhir ditambahkan dengan CCl4 kemudian diamati
dan dicatat yang terjadi.

Gambar 4.9 Percobaan Kelima

14
Setelah semua prosedur pada percobaan kelima dilakukan maka
dihasilkan 2 fase pada ketiga tabung. Pada tabung berisi KCl setelah
dilakukan pencampuran maka dihasilkan fase atas berwarna coklat pekat
dan pada fase bawah terdapat endapan berwarna hitam kecoklatan. Pada
tabung berisi KBr setelah dilakukan pencampuran maka dihasilkan fase
atas berwarna coklat lebih pekat dari tabung KCl dan pada fase bawah
terdapat endapan berwarna hitam kecoklatan. Pada tabung KI setelah
dilakukan pencampuran dihasilkan fase atas berwarna coklat pekat keruh
dan terdapat serbuk sedangkan pada fase bawah terdapat endapan
berwarna hitam kecoklatan.

Pada percobaan keenam disiapkan 3 tabung reaksi dan dibedakan


menjadi tabung A, tabung B, dan tabung C, kemudian ketiga tabung
dimasukkan 2 mL Fe2(SO4)3. Setelah itu ditambahkan 2 mL KCl pada
tabung A, 2 mL KBr pada tabung B, dan 2 mL KI pada tabung C
kemudian diamati yang terjadi.

Gambar 4.10 Percobaan Keenam

Setelah dilakukan pencampuran pada tabung A dihasilkan warna


jernih dan memudar. Kemudian pada tabung B dihasilkan warna jernih
yang hamper bening. Sedangkan pada tabung C dihasilkan 2 fase yaitu
warna kecoklatan pada fase atas dan warna kuning jernih pada fase bawah

Pada percobaan ketujuh dimasukkan 1 mL KCl pada tabung reaksi


A, 1 mL KBr pada tabung reaksi B, dan 1 mL KI pada tabung reaksi C.
Kemudian ditambahakan 2 mL HCl ke dalam ketiga tabung. Setelah itu
ditambahkan 1 mL CCl4 lalu diamati dan dicatat yang terjadi.

15
Gambar 4.11 Percobaan Ketujuh

Setelah dilakukannya pencampuran sesuai prosedur pada tabung A


memiliki hasil tidak berwarna begitu pula dengan tabung B. Sedangkan
pada tabung C dihasilkan warna merah muda pada bagian bawah dan
warna kuning pada bagian atas. Ketiga tabung pada akhir percobaan
memiliki 2 fasa yaitu polar dan non polar

Pada percobaan kesembilan dua tabung reaksi dimasukkan 1 mL


CCl4 dan tabung tersebut dibedakan menjadi tabung A dan tabung B.
Kemudian pada tabung A ditambahkan 1 tetes brom dan diamati dan
dicatat yang terjadi. Sedangkan pada tabung B dimasukkan 1 butir yod
kemudian diamaati dan dicatat yang terjadi.

Gambar 4.12 Percobaan Kesembilan

Pada tabung A setelah CCl4 ditambahkan dengan 1 tetes brom


dihasilkan warna merah kecoklatan. Sedangkan pada tabung B setelah
CCl4 ditambahkan dengan 1 butir yod dihasilkan warna merah jernih.

16
Pada percobaan kesepuluh disiapkan 2 tabung reaksi dan
dibedakan menjadi tabung A dan tabung B. Kemudian pada tabung A
dimasukkan 2 mL KCl dan 2 mL KI pada tabung B. Kemudian kedua
tabung ditambahkan dengan 2 mL air brom. Setelah itu kedua tabung
ditambahkan dengan 1 mL CCl4 lalu dicatat dan diamati yang terjadi.

Gambar 4.13 Percobaan Kesepuluh

Pada tabung A setelah dilakukan semua prosedurnya dihasilkan 2


fasa dimana fasa atas berwarna coklat jernih dan pada fasa bawah terdapat
endapan berwarna merah maroon. Sedangkan pada tabung B dihasilkan 2
fasa dimana pada fasa atas berwarna coklat jernih dan pada fasa bawah
terdapat endapan berwarna coklat tua.

17
V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa halogen merupakan unsur yang sangat reaktif
dimana artinya unsur halogen dapat bergabung dengan hamper
semua unsur. Unsur halogen memiliki electron valensi 7 dimana
artinya halogen hanya perlu mengambil 1 elektron untuk
menstabilkan dirinya. Iodin hanya larut pada pelarut organik
seperti CCl4 dan KI.
5.2 Saran
Sarannya semoga diberikan alat lebih banyak sehingga
memudahkan dan mempercepat praktikum.

18
Daftar Pustaka

Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga

Cotton, F. A, dan Wilkinson. G. 1984. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.

Keenan, Charles W.1984.Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Farida Meliana Lumban Tobing. Kesulitan Memahami Konsep Kimia Unsur


Golongan VIIA (Halogen) Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Kimia Universitas Palangka Raya Tahun Akademik 2018/2019. Diunduh
Pada Tanggal 28 Agustus 2022 Dari
https://chem-upr.education/ojs/index.php/JIKT/article/view/22/31
Triyana Rochmawati. GAMBARAN KARIES GIGI BERDASARKAN KADAR
FLUOR AIR SUMUR PADA MASYARAKAT DI KECAMATAN
ASEMBAGUS, KABUPATEN SITUBONDO. Diunduh Pada Tanggal 28
Agustus 2022 Dari https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5024

Qertzi Elsadola, Ratnawulan, Hidayati. PENGARUH TINGKAT ENERGI


PENYINARAN TERHADAP SIFAT OPTIK PUSAT WARNA F-CENTER
PADA KRISTAL LiF MENGGUNAKAN SPEKTROMETER UV-VIS.
Diunduh Pada Tanggal 28 Agustus 2022 Dari
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/fis/article/download/
1945/1552

Asti Syakila. Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Contextual


Teaching and Learning pada Materi Kimia Unsur. Diunduh Pada 28
Agustus 2022 Dari
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/48234

19
Pertanyaan:

Apa perbedaan hasil Reaksi oksidasi ion halida dengan menggunakanMnO2

dan KMnO4?

Jawab : Perbedaannya adalah pada MnO2 perlu dilakukan pemanasan karena

MnO2 merupakan oksidator lemah jika dibandingkan dengan KMnO4

Mengapa ion halida mudah dioksidasi dibandingkan dengan ion ion lain.

Jawab : Karena ion halida memiliki afinitas electron yang sangat kecil selain itu

bilangan oksidasi ion halide adalah -1 sehingga mudah untuk menangkap.

Tuliskan urutan kekuatan oksidator ion ion halida

Jawab : F>Cl>Br>I

Tuliskan urutan kekuatan keasaman dari asam asam halide

Jawab : HF > HI > HBr > HCl.

Mengapa klor dapat digunakan sebagai bahan pemutih

Jawab : Karena klor memili daya oksidator yang tinggi

Tuliskan kekuatan kelarutan halogen dalam CCl4. Jelaskan

Jawab : CCl4 merupakan pelarut organic pada halogen yang paling mudah

larut dalam CCl4 adalah Iodin

23

Anda mungkin juga menyukai