Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA UNSUR

TEMBAGA

DISUSUN OLEH:

NAMA : ALKAYYIS MUHAMMAD ISA

NIM : K1A022106

HARI, TANGGAL : SELASA, 20 SEPTEMBER 2022

ASISTEN : ARYA WIRYAMAN HARISH

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK

PURWOKERTO

2022
TEMBAGA

I. Tujuan
1. Mengetahui sifat-sifat tembaga dan senyawanya.
II. Tinjauan Pustaka
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat.
Melebur pada 10380C. Karena potensial elektrode standarnya positif, tidak larut
dalam asam klorida dan asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen
bisa larut sedikit. Tembaga yang terdapat di bumi ini tidak melimpah (55 ppm)
namun terdistribusi secara luas sebagai logam dalam sulfida, arsenida, klorida
dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah chalcopyrite CuFeS 2. Tembaga
diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan oksidatif atau dengan
pencucian dengan bantuan mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari
larutan sulfat kimiawi tembaga ditemukan sebagai Cu + dan Cu2+(Svehla, G.
1990)
Dalam suatu Sistem Periodik Unsur (SPU), tembaga termasuk ke dalam
golongan 11. Tembaga, perak dan emas disebut logam koin karena dipakai
sejak lama sebagai uang dalam bentuk lempengan (koin). Hal ini disebabkan
oleh logam ini tidak reaktif, sehingga tidak berubah dalam waktu yang lama.
Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai
kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi
tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO 3 sehingga tembaga larut dalam
HNO3(Syukri, S. 1999)
Logam Cuprum (tembaga) merupakan salah satu logam berat yang
keberadaan dalam lingkunagan dapat berasal dari industri penyamakan kulit,
pelapisan logam, tekstil, maupun industri cat. Dalam air limbah, tembaga dapat
ditemukan sebagai Cu(I), Cu(II), dan Cu(III) yang berbentuk padat, namun
keberadaan tembaga (III) sangat jarang ditemukan. Limbah cair Cu(II) tertama
berasal dari proses pewarnaan dengan menggunakan bahan kimia seperti CuSO4
untuk pewarnaan biru, sehingga Cu(II) potensial mencemari lingkungan. Hampir
15% dari total produksi zat pewarna pada proses industri hilang ketika proses
pewarnaan dan dikeluarkan sebagai limbah industri. Tembaga merupakan
mikronutrien esensial bagi tanaman, namun pada permukaan air tembaga
meracuni tumbuhan air pada konsentrasi dibawah 1ppm dan dapat meracuni
beberapa ikan (Moothy, 1980).
Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa-senyawa tembaga (I) diturunkan
dari senyawa tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah, dan mengandung
ion tembaga (I), Cu+. Senyawa-senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam
tembaga (I) tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I).
Senyawa tembaga (I) mudah dioksidasikan menjadi senyawa tembaga (II), yang
dapat diturunkan dari tembaga (II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga

ii
(II) umumnya berwarna biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam
larutan air. Warna ini benar-benar khas hanya untuk tetraakuo kuprat (II)
[Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II)
sulfat anhidrat CuSO4, berwarna putih (atau sedikit kuning). Dalam larutan air
selalu terdapat ion kompleks tetraakuo (Vogel, 1985)
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang paling ringan dan paling
aktif. Cu+ mengalami disproporsionasi secara spontan pada keadaan standar
(baku). Hal ini bukan berarti senyawa larutan Cu (I) tidak mungkin terbentuk.
Untuk menilai pada keadaan bagaimana Cu (I) dan Cu (II) terbentuk, yaitu
membuat (Cu+) cukup banyak pada larutan air, Cu+ akan berada pada banyak
jumlah (sebab konsentrasinya harus sekitar dua juta dikalikan pangkat dua dari
Cu+). Disproporsionasi ini akan menjadi sempurna. Di lain pihak jika Cu+
dijaga sangat rendah (seperti pada zat yang sedikit larut atau ion kompleks
mantap). Cu2+ sangat kecil dan tembaga (I) menjadi mantap (Petrucci, 1987).

ii
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia unsur kali ini adalah
tabung reaksi, gelas beker, corong, pipet tetes, penjepit, tabung, gelas
ukur, dan pembakar.
3.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada kimia unsur kali ini adalah
tembaga, kalium tartrat, glukosa, tembaga(II) oksida, tembaga(II) klorida,
asam klorida, asam sulfat, asam nitrat, asam klorida pekat, natrium
hidroksida, larutan tembaga(II) sulfat, kalium iodide, natrium triosulfat.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Pertama
1. Sekeping logam tembaga dijepit
2. Logam tembaga kemudian dipanaskan di atas nyala
pembakar spirtus
3. Nyala api yang terbentuk dari pamanasan tembaga diamati
3.3.2 Percobaan Kedua
1. 2 mL HNO3 encer dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi HNO3 encer
3. Campuran kemudian dipanaskan dan diamati yang terjadi
3.3.3 Percobaan Ketiga
1. 1. Sebanyak 2 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam 3 buah
tabung reaksi yang berbeda.
2. Ke dalam tabung 1 ditambahkan NaOH encer
3. Ke dalam tabung 2 ditambahkan ammonia
4. Ke dalam tabung 3 ditambahkan HCl pekat
5. Ketiga larutan tersebut kemudian diamati yang terjadi
3.3.4 Percobaan Keempat
1. 1. Larutan A dibuat dengan dimasukkannya 8,6 gram
natrium sitrat ke dalam gelas beker
2. Kemudian 1 gram Na2CO3 dan 40 mL akuades
ditambahkan ke gelas beker yang berisi natrium sitrat.
3. Larutan B dibuat dengan dimasukkan 0,8 gram
CuSO4.5H2O ke dalam gelas beker
4. Kemudian 5 mL akuades ditambahkan ke dalam larutan B
yang berisi CuSO4.H2O
5. Larutan B dimasukkan ke dalam larutan A
6. Aquadest ditambahkan ke dalam campuran tersebut sampai
volume larutan menjadi 50 mL (Larutan Benedict)
7. Larutan benedict dan 1 gram glukosa ditambahkan ke dalam
masing-masing 3 tabung reaksi
8. Ketiga tabung reaksi dipanaskan sampai terbentuk endapan
kemudian diamati.
9. Endapan tersebut dibiarkan mengendap semua, kemudian
didekantasikan dan dicuci dengan aquades, kemudian
diamati yang terjadi.
10. Ke dalam tabung 1 endapannya ditambahkan HCl encer ;
pada tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer ; pada tabung 3
ditambahkan HNO3 encer dan diamati yang terjadi.
3.3.5 Percobaan Kelima
1. Sebanyak 0,1 gram CuO dimasukkan ke dalam 3 buah
tabung reaksi yang berbeda
2. Ke dalam tabung 1 ditambahkan HCl encer
3. Ke dalam tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer
4. Ke dalam tabung 3 ditambahkan HNO3 encer
5. Ketiga tabung tersebut ditambahkan asam secara
perlahanlahan kemudian campuran tersebut di panaskan dan
diamati yang terjadi
3.3.6 Percobaan Keenam
1. 0,5 gram CuO ditambahkan ke dalam tabung reaksi
2. 5-10 mL HCl pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi
kemudian dipanaskan dan diamati warna larutan
3. 1 gram Cu ditambahkan ke dalam tabung kemudian
didihkan selama 5 menit.
4. Larutan yang telah mendidih kemudian disaring dan
diambil filtratnya
5. Filtrat kemudian dituangkan ke dalam gelas kimia yang
berisi air sebanyak 200 mL dan diamati yang terjadi
3.3.7 Percobaan Ketujuh
1. Sebanyak 3 mL CuSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Larutan KI 3 mL ditambahkan ke dalam tabung reaksi
kemudian diamati.
3. Larutan natrium triosulfat ditambahkan sampai larutan
menjadi jernih dan diamati warna endapan yang terbentuk

3.3.8 Percobaan Kedelapan


1. CuCl2 dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2. Tabung reaksi kemudian dipanaskan dan diamati gas yang
dihasilkan dan bentuk residunya.
3.4 Skema Kerja
(Terlampir)
IV. Hasil dan Pengamatan
4.1 Data Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan

1 Sekeping logam tembaga dan Warna tembaga menjadi hitam dan


dipanaskan pada nyala terdapat warna jingga
pembakar

2 2 mL HNO3 dimasukkan ke Keluar gelembun-gelembung saat


dalam tabung reaksi dipanaskan dan timbul asap(gas) dengan
Dimasukkan sekeping logam jumlah yang banyak. Larutan mendidih
Cu dengan cepat
Dipanaskan dan diamati gas
yang muncul

3 NaOH encer, ammonia, dan Amonia menjadi warna biru tua jernih
HCl pekat dimasukkan ke NaOH menjadi warna biru muda
dalam tiga tabung reaksi yang HCl menjadi warna biru pudar
berbeda
Masing masing tabung
dimasukkan 2 mL CuSO4
Diamati yang terjadi

4 4mL larutan benedict


dimasukkan ke dalam tiga
tabung reaksi berbeda, masing
masing ditambahkan 1 g
glukosa. Kemudian ketiga
tabung dipanaskan dan
dibiarkan mengendap.
Endapan tabung 1
ditambahkan HCl encer,
tabung 2 H2SO4 encer, dan
tabung 3 HNO3 encer.

5 Sebanyak 0,1 g CuO


dimasukkan ke dalam tiga
tabung reaksi. Kemudian pada
tabung 1 ditambahkan HCl
encer, tabung 2 ditambahkan
H2SO4 encer dan tabung 3
HNO3 encer

6 0,5 g CuO dimasukkan ke


tabung reaksi, ditambahkan 5-
10 mL HCl pekat, dipanaskan,
ditambah 1 g Cu, dididihkan
selama 5 menit, llarutan
disaring dan filtratnya ke
dalam gelas kimia yang berisi
air 200 mL

7 3 mL larutan CuSO4
dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, ditambahkan 3 mL KI,
4.2 Pembahasan
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat
ditempa dan liat. Melebur pada 10380C. Karena potensial
elektrode standarnya positif, tidak larut dalam asam klorida dan
asam sulfat encer, meskipun dengan adanya oksigen bisa larut
sedikit(Svehla, G. 1990). Logam Cuprum (tembaga) merupakan
salah satu logam berat yang keberadaan dalam lingkunagan dapat
berasal dari industri penyamakan kulit, pelapisan logam, tekstil,
maupun industri cat. Dalam air limbah, tembaga dapat ditemukan
sebagai Cu(I), Cu(II), dan Cu(III) yang berbentuk padat, namun
keberadaan tembaga (III) sangat jarang ditemukan(Moothly, 1980).
Pada percobaan pertama, sekeping logam tembaga dijepit
dan dipanaskan pada nyala pembakar.

Gambar 4.1 Percobaan 1

Hasil pada percobaan pertama adalah logam tembaga


menjadi hitam dan terdapat warna jingga. Hasil tersebut tidak
sesuai dengan referensi dimana dikatakan berdasarkan ionnya
seharusnya menjadi warna hijau(Vogel, 1985). Persamaan reaksi
yang terjadi adalah:

2Cu + O2 → 2CuO

Pada percobaan kedua, sebanyak 2 mL HNO3 encer


dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian dimasukkan
sekeping logam tembaga lalu dipanaskan.
Gambar 4.2 Percobaan 2

Hasil pada percobaan kedua adalah keluar gelembung-


gelembung saat dipanaskan dan timbul asap dengan jumlah yang
banyak. Hal tersebut sesuai dengan referensi dimana percobaan ini
akan menghasilkan gas H2 (Vogel, 1985). Persamaan reaksi yang
terjadi:

4Cu+8HNO3 →4Cu(NO3)2 + 4H2

Pada percobaan ketiga, NaOH, ammonia, dan HCl pekat


dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang berbeda. Kemudian
masing masing tabung ditambahkan dengan 2 mL CuSO 4 dan
diamati yang terjadi.

Gambar 4.3 Percobaan 3

Hasil pada percobaan ketiga adalah pada ammonia berubah


menjadi biru tua, NaOH menjadi biru muda, dan HCl pekat
menjadi biru pudar. Hasil percobaan ini sudah sesuai dengan
referensi dimana dinyatakan tembaga (II) mempunyai warna
biru(Vogel, 1985). Persamaan reaksi yang terjadi:

CuSO4 + 2NaOH → Na2SO4 + Cu(OH)2


CuSO4 + 2HCl → H2SO4 + CuCl2

CuSO4 + NH3 → Cu(NH3)4 + SO42-

Pada percobaan keempat, 4mL larutan benedict


dimasukkan ke dalam tiga tabung reaksi berbeda, masing masing
ditambahkan 1 g glukosa. Kemudian ketiga tabung dipanaskan dan
dibiarkan mengendap. Endapan tabung 1 ditambahkan HCl encer,
tabung 2 H2SO4 encer, dan tabung 3 HNO3 encer.

Gambar 4.4 Percobaan 4

Hasil pada percobaan ini adalah pada tabung dengan HCl


encer terdapat 2 fasa yaitu pada fasa atas tidak berwarna dan fasa
bawah berwarna coklat kekuningan, pada tabung dengan H2SO4
terbentuk tiga lapisan yaitu atas tidak berwarna lalu ditengah hitam
keruh dan bawah jingga keruh, dan pada tabung dengan HNO3
encer terbentuk 2 lapisan atas tidak berwarna dan bawah jingga.
Persamaan reaksi yang terjadi:

Cu2O + 2HCl → CuCl2 + H2O

Cu+ 2H2SO4 → 2CuSO4 + 2H2O 2O

Cu2O + 6HNO3 → 2Cu(NO3)2 + 3H2O + 2NO2

Pada percobaan kelima, Sebanyak 0,1 g CuO dimasukkan


ke dalam tiga tabung reaksi. Kemudian pada tabung 1 ditambahkan
HCl encer, tabung 2 ditambahkan H2SO4 encer dan tabung 3 HNO3
encer. Lalu dipanaskan
Hasil percobaan ini adalah pada tabung HCl menjadi tidak
berwarna, keruh dan terdapat endapan. Pada tabung H 2SO4
berwarna biru kehijauan, keruh, dan terdapat endapan. Pada tabung
HNO3 tidak berwarna, hampir jernih, dan terdapat endapan.
Persamaan reaksi yang terjadi:

CuO + HCl → CuCl2 + H2O

CuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O

CuO + HNO3 → Cu(NO3)2 + H2O (Vogel, 1985)

Pada percobaan keenam, 0,5 g CuO dimasukkan ke tabung


reaksi, ditambahkan 5-10 mL HCl pekat, dipanaskan, ditambah 1 g
Cu, dididihkan selama 5 menit, llarutan disaring dan filtratnya ke
dalam gelas kimia yang berisi air 200 mL

Gambar 4.6 Percobaan 6

Hasil pada percobaan ini adalah setelah dipanaskan warna


larutan menjadi hijau dan terdapat endapan. Kemudian dididihkan
menjadi tidak berwarna dan terdapat serbuk-serbuk yang
mengambang. Setelah disaring dan dimasukkan ke dalam air
menjadi keruh. Persamaan reaksi yang terjadi:

CuO + HCl → CuCl + H2O (Svehla, 1990)


Pada percobaan ketujuh, 3 mL larutan CuSO4 dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 3 mL KI, ditambahkan
larutan natrium tiosulat.

Gambar 4.7 Percobaan 7

Hasil pada percobaan ini adalah terbentuk 3 lapisan dimana


lapisan ataas tidak berwarna, lapisan tengah berwarna putih susu,
dan lapisan bawah berwarna kuning kecoklatan. Hasil ini sesuai
dengan referensi dimana dinyatakan tembaga (II) menghasilkan
warna kuning (Svehla, 1990). Persamaan reaksi yang terjadi:

CuSO4 + 2KI → CuI2 + K2SO4

Pada percobaan kedelapan, CuCl2 anhidrat dimasukkan ke


dalam tabung reaksi, lalu dipanaskan.

Gambar 4.8 Percobaan 8

Hasil pada percobaan ini adalah gas yang dihasilkan tidak


berbau dan residunya berwarna coklat kekuningan. Hasil ini tidak
sesuai dengan referensi dimana seharusnya warna residunya
berwarna hijau (Svehla, 1990). Persamaan reaksi yang terjadi:

CuCl2 → Cu2+ + 2Cl-

V. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

1. Tembaga (Cu) adalah unsur dengan nomor atom 29

2. Tembaga memiliki warna jingga kemerahan

3. Tembaga bersifat konduktor, lunak, tidak reaktif, tahan

korosi

4. Mudah larut dalam asam nitrat, sulfat, dan ammonia

5. Memiliki dua bilangan oksidasi yaitu tembaga (I) dan

tembaga (II)

5.2 Saran

Agar hasil percobaan sesuai dengan referensi maka perlu

dilakukan percobaan dengan teliti dengan alat dan bahan yang

sesuai
Daftar Pustaka

Svehla, G., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
Edisi kelima, diterjemahkan oleh Setiono, L & Pudjaatmaka, A. H,
Jakarta, Media Pusaka

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB

Moothy. 1980. Electronic Absorption Spectrum of Cobalt Antipyrine Complex.


India: S.V University

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta:  Kalman Media Pustaka

Petrucci, Ralph H., (1987), Kimia Dasar (Prinsip dan Terapan Modern Edisi
keempat jilid 1, Erlangga, Jakarta
Lampiran

Skema Kerja

Percobaan 1

Keping Tembaga

- Kepingan diambil menggunakan penjepit

- Dipanaskan

- Nyala api yag terbentuk diamati

Hasil

Percobaan 2

2 mL HNO3
- HNO3 dimasukkan ke dalam tabung reaksi

- Sekeping tembaga dimasukkan

- Campuran tersebut dipanaskan dan diamati nyala api

yang terbentuk

Hasil

Percobaan 3

2 mL CuSO4

- Dimasukkan dalam 3 tabung reaksi yang berbeda

- Ditambahkan 2 mL NaOH pada tabung 1

- Ditambahkan 2 mL ammonia pada tabung 2

- Ditambahkan HCl pekat pada tabung 3

- Diamati yang terjadi

Hasil

Percobaan Keempat

Larutan A Larutan B
- 8.6 gram Natrium Sitrat
dimasukkan ke gelas beker
- Ditambahkan 1 gram
Na2CO3 dan 40 mL aquades
- 0,8 gram
CuSO4.5H2O
ditambahkan ke gelas
beker
- 5 mL Aquades
ditambahkan

Hasil Hasil

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

+ 5 mL larutan Benedict

+ 1 gram Glukosa

Endapan 1 Endapan 2 Endapan 3

+ HCl encer + H2SO4 encer + HNO3 encer

Hasil
Percobaan Kelima

0,1 gram Cu O

dimasukkan ke dalam 3
tabung reaksi yang
berbeda
Tabung 1 Tabung 2 Tabung
3
Ditambahka DitambahkanDitambahkan
n HCl encer HCl encerHNO3 encer

Ditambahkan asam
dilakukan perlahan-
lahan sampai asam
berlebih,
Dipanaskan dan
diamati
HASIL

Percobaan Keenam

5 mL CuSO4

+ 5-10 HCl pekat

- Dipanaskan dan diamati

Larutan

+ 1 gram Cu

- Didihkan 5 menit

- Disaring dan diambil filtratnya

Filtrat
- Dituang dalam 200 mL Aquades

- Diamati

Percobaan Ketujuh

3 mL CuSO4
+ 3 mL larutan KI. Diamati

+ Natrium Triosulfat

- Diamati

PercobaanHasil
Kedelapan

CuCl Anhidrat

- Dimasukkan ke tabung reaksi

- Dipanaskan

- Diamati gas yang dihasilkan

Hasil
Jawaban Pertanyaan

1. Persamaan reaksniya yaitu:

Cu2O + H2SO4 → Cu2SO4 + H2O

Pada reaksi tersebut yang bertindak sebgai oksidator yaitu H2SO4.

2. Senyawa tembaga (I) akan stabil dalam air jika senyawaan Cu (I)teroksidasi

menjadi Cu (II).

3. Senyawa yang dihasilkan dari CuO dan HCl pekat yaitu CuCl2.

CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O

4. Fungsi dari penambahan Natrium tiosulfat yaitu sebagai larutan standar yang

dipakai pada proses iodometri.

5. Hasil dari pemanasan CuCl2 dan CuBr2 yaitu CuCl + Br2.

6. Cu melepaskan satu elektron 4s membentuk Cu+ dan melepaskan satu electron

4s dan satu elektron 3d membentuk Cu2+, sehingga yang lebih stabil yaitu ion
Cu2+

Anda mungkin juga menyukai