Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

ANALISIS KATION

NAMA : MUTHIA QURROTA AINI

NIM : 232412035

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG 2023


A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat melakukan
analisis kualitatif untuk identifikasi kation Pb2+, Ag+, Hg2+, Cu2+, Cd2+, Al3+, Co2+,
Ca2+ dan Ba2+.

B. Dasar Teori
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-
zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh, Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau
kation suatu larutan (Keenan, 1999).
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur sedangkan Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. Prosedur
yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah
membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya
terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada (Underwood,
1992).
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Svela. G,1985)
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan
ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan
didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan
mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu
gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan
mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah
ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan
tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah
endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan
terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation
diklasifikasikan dalam 5 golongan (Vogel, 1985).
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai
berikut :
1. Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer.Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I), dan perak.
2. Golongan II :kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida,
tetapimembentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer.Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut,
kadmium, arsenik(III),arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah (III)
(IV).
3. Golongan III :kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCl encer, ataupun
denganH2S dalam suasana asam mineral encer. Kation-kation golongan ini
adalah kobalt(II),nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan
mangan(II).
4. Golongan IV :kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,
danIII. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.
5. Golongan V :kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-
reagensia golongan I, II, III dan IV, merupakan golongan kation yang terakhir,
yangmeliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium dan
hidrogen.

Uraian Bahan :

1. Timbal(II) Nitrat
Rumus : Pb(NO₃)₂
Nama IUPAC : Lead(II) nitrate
Titik lebur : 470°C
Massa molar : 331,2 g/mol
Larut dalam : Air
Kepadatan : 4,53 g/cm³
Titik didih : 83°C

2. Perak Nitrat
Rumus : AgNO3
Nama IUPAC : Silver nitrate
Titik lebur : 212°C
Massa molar : 169,87 g/mol
Kepadatan : 4,35 g/cm³
Larut dalam : Air, Gliserol
Titik didih : 440°C
Klasifikasi: Senyawa anorganik

3. Tembaga(II) Sulfat
Rumus : CuSO4
Nama IUPAC : Copper(II) sulfate
Titik lebur : 110°C
Massa molar : 159,609 g/mol
Kepadatan : 3,6 g/cm³
Larut dalam : Air
Klasifikasi : Senyawa anorganik, Sulfate

4. Kadmium Nitrat
Rumus : Cd(NO3)2
Nama IUPAC : Calcium nitrate
Titik lebur : 360°C
Massa molar : 236,42 g/mol
Kepadatan : 3,6 g/cm³

5. Raksa(II) Klorida
Rumus : HgCl2
Nama IUPAC : Mercury(II) chloride
Titik lebur : 277°C
Massa molar : 271,52 g/mol
Kepadatan : 5,43 g/cm³
Titik didih : 304°C

6. Aluminium Sulfat
Rumus : Al2(SO4)3
Nama IUPAC : Calcium sulfate
Titik lebur : 86.5 °C
Massa molar : 342.15 g/mol
Kelarutan : sedikit larut dalam alkohol, asam mineral encer
7. Kobalt(II) Klorida
Nama IUPAC : Cobalt(II) chloride
Rumus : CoCl2
Larut dalam : Air
Titik didih : 1.049°C
Titik lebur : 735°C
Massa molar : 129,839 g/mol
Kepadatan : 3,36 g/cm³

8. Besi(III) Klorida
Nama IUPAC : Iron trichloride, Iron(III) chloride
Rumus : FeCl3
Massa molar : 162,2 g/mol
Titik lebur : 306°C
Kepadatan : 2,9 g/cm³
Larut dalam : Air, Etanol, Metanol, Aseton, Dietil eter
Titik didih : 315°C

9. Besi(II) Sulfat
Nama IUPAC : Iron(II) sulfate
Rumus : FeSO4
Massa molar : 151,908 g/mol
Titik lebur : 70°C
Kepadatan : 2,84 g/cm³
Titik didih : 330°C
Larut dalam : Air

10. Barium Nitrat


Nama IUPAC : Barium nitrate
Rumus : Ba(NO3)2
Massa molar : 261.337 g/mol
Titik lebur : 592 °C
Kelarutan : tidak larut dalam alkohol
11. Magnesium Sulfat
Nama IUPAC : Magnesium sulfate
Rumus : MgSO₄
Titik lebur : 1.124°C
Massa molar : 120,366 g/mol
Kepadatan : 2,66 g/cm³
Larut dalam : Air
Klasifikasi : Sulfate

12. Kalium Hidroksida


Nama IUPAC : Potassium hydroxide
Rumus : KOH
Massa molar : 56,1056 g/mol
Kepadatan : 2,12 g/cm³
Titik lebur : 406°C
Titik didih : 1.327°C
Larut dalam : Air, Gliserol

13. Amunium Klorida


Nama IUPAC: Ammonium chloride
Rumus: NH4Cl
Massa molar: 53,491 g/mol
Titik didih: 520°C
Titik lebur: 338°C
Larut dalam: Amonia, Air, Metanol, Gliserol, Hidrazin

C. Alat dan Bahan

No. Nama Alat/Bahan Jumlah No. Nama Alat/Bahan Jumlah


1. Tabung reaksi 8 buah 22. Pb(NO3)2 0,1 M secukupnya
2. Rak tabung reaksi 1 buah 23. HCl 1M secukupnya
3. Pipet tetes 7 buah 24. HgCl2 0,1 M secukupnya
4. Gelas Kimia 3 buah 25. Kl 0,1 M secukupnya
5. Kaki tiga 1 buah 26. KOH 0,1 M secukupnya
6. Kassa asbes 1 buah 27. CuSO4.5H2O 0,1 M secukupnya
7. Pembakar spirtus 1 buah 28. CdSO4 0,1 M secukupnya
8. Penjepit tabung 1 buah 29. AlSO4 0,1 M secukupnya
9. Spatula 3 buah 30. Na2CO3 0,1 M secukupnya
10. Batang pengaduk 1 buah 31. CaCl2.2H2O 0,1 M secukupnya
11. Kertas lakmus secukupnya 32. H2SO4 0,1 M secukupnya
12. Kawat nikrom 8 buah 33. CoCl2.6H2O 0,1 M secukupnya
13. (NH4)2CO3 0,1 M secukupnya 34. HNO3 0,1 M secukupnya
14. Ba(NO3)2 0,1 M secukupnya 35. KSCN 0,1 M secukupnya
15. AgNO3 0,01 M secukupnya 36. NaOH 0,1M secukupnya
16. CH3COOH0,1 M secukupnya 37. KNO2 secukupnya
17. K4[Fe(CN)6] 0,1 M secukupnya 38. Inafthol secukupnya
18. Amilalkohol secukupnya 39. K2CrO4 0,5M secukupnya
19. CHCl3 secukupnya 40. NH4Cl 2M secukupnya
20. NH4OH secukupnya 41. Na2HPO4 0,1M secukupnya
21. Na3[Co(NO2)6] secukupnya
0,1M

D. Prosedur Praktikum
a) Identifikasi Kation Golongan I
a. Uji untuk kation Pb2+
Pertama-tama siapkan tabung 1 yang sudah terisi oleh Pb 2+ lalu
tambahkan HCl 1M (panas/dingin), maka akan muncul endapan putih.
Lalu setelah itu siapkan tabung ke 2 di tabung sudah terisi oleh Pb 2+ lalu
tambahkan larutan Kl 0,1M, setelah terbentuk endapan panasi, maka
akan terbentuk endapan kuning setelah dingin.
b. Uji untuk kation Ag+
Pertama-tama siapkan tabung 1 yang sudah terisi oleh Ag + lalu
tambahkan dengan HNO3 encer hingga terbentuk endapan putih, catat
perubahan yang terjadi. Lanjutkan ke tabung ke 2 yang sudah terisi oleh
Ag+, lalu tambahkan dengan beberapa tetes Kl 0,1 M hingga terbentuk
endapan kuning muda. Jangan lupa untuk mencatat perubahan yang
terjadi.
b) Identifikasi Kation Golongan II
a. Identifikasi Kupri (Cu2+)
Pertama-tama siapkan tabung 1 yang sudah terisi oleh Cu 2+ lalu
tambahkan larutan KOH/NaOH maka akan muncul endapan biru yang apabila
dipanaskan akan menjadi endapan hitam. Lalu lanjutkan ke tabung 2 yang
sudah terisi oleh Cu2+lalu tambahkan larutan Kl dan akan muncul endapan
putih dengan warna larutan coklat. Setelah itu lanjutkan ke tabung ke 3 yang
sudah terisi oleh Ag+, lalu tambahkan beberapa tetes CH3COOH 0,1M
kedalam sampel, kemudian tambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1M,
hingga terbentuk endapan coklat kemerahan. Lanjutkan ke tabung ke 4 yang
sudah terisi oleh Ag+, tambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1 M hingga
terbentuk endapan hitam tembaga (II) tiosianat.
b. Identifikasi Kadmium (Cd2+)
Pertama-tama pada tabung 1 yang sudah terisi Cd2+ tambahkan larutan
Kl, tidak ada endapan yang terjadi. Kemudian pada tabung 2 yang juga sudah
terisi Cd2+ tambahkan larutan KOH/NaOH, akan muncul endapan putih dan
bila didihkan tidak akan larut. Akan larut hanya dengan HCl encer.
c. Uji Kation Hg2+
Pada tabung 1 yang sudah terisi oleh Hg 2+ tambahkan larutan Kl 0,1 M
tetes pertetes hingga terbentuk endapan merah, catat perubahan. Kemudian
teteskan kembali hingga Kl berlebih lalu amati perubahan yang terjadi.
c) Identifikasi Kation Golongan III
a. Identifikasi Aluminium
Pertama-tama tambahkan larutan KOH/NaOH maka akan muncul
endapan putih seperti dadih. Kemudian tambahkan larutan Na2CO3 sedikit
demi sedikit akan muncul endapan yang akan larut dalam reagen berlebih.
b. Identifikasi Kobal (Co2+)
Pada tabung 1 yang sudah terisi oleh Co2+ tambahkan larutan NaOH, akan
muncul endapan biru dan bila dipanaskan akan muncul endapan merah.
Selanjutnya pada tabung 2 yang sudah terisi oleh Co 2+ tambahkan larutan
KNO2 pekat, akan terbentuk endapan kuning dari kompleks Kalium heksa
nitritokobaltat (III). Kemudian pada tabung ke 3 yang sudah terisi oleh Co 2+
tambahkan KSCN padat dan amilalkohol, maka akan terbentuk warna biru.
Terakhir pada tabung 4 yang sudah terisi oleh Co2+ tambahkan HCl 2M, 2
tetes inafthol, dan 3 tetes CHCl3 yang mana akan terbentuk warna merah.
c. Identifikasi Besi (Fe3+)
Pertama pada tabung 1 sampel (Fe3+) ditambahkan setetes larutan
K4Fe(CN)6 maka akan terbentuk warna biru muda. Setelah itu pada tabung 2
sampel ditambah KSCN 2M, jika terbentuk larutan coklat kekuningan maka
sampel positif mengandung Fe3+.
d. Identifikasi Besi (Fe2+)
Pertama pada tabung 1 sampel (Fe2+) ditambahkan setetes larutan
K4Fe(CN)6 maka akan terbentuk warna biru muda. Lalu sampel ditambahkan
KSCN 2M dan jika terbentuk larutan coklat kekuningan maka sampel positif
mengandung Fe2+.
d) Identifikasi Kation Golongan IV
a. Identifikasi Kalsium (Ca2+)
Pertama-tama pada tabung 1 sampel (Ca 2+) ditambahkkan ammonium
karbonat 0,1 M beberapa tetes, maka akan terbentuk endapan amorf putih.
Kemudian pada tabung 2 sampel ditambahkan larutan H 2SO4 encer yang
mana akan muncul endapan putih. Terakhir pada tabung 3 pertegas dengan
uji nyala Ca2+ dengan kawat nikrom, jika warna nyala merah kekuningan yang
khas pada Bunsen maka sampel positif mengandung Ca2+.

b. Identifikasi Barium (Ba2+)


Pertama pada tabung 1 sampel (Ba 2+) ditambahkan larutan (NH4)2CO3,
akan muncul endapan putih. Kemudian tambahkan HCl encer dan akan larut
kembali. Selanjutnya pada tabung 2 sampel ditambahkan larutan H 2SO4
encer, akan muncul endapan putih. Terakhir pada tabung 3 sampel diberi
beberapa tetes K2CrO4 0,5M, jika terbentuk endapan kuning maka sampel
positif mengandung Ba2+.
e) Identifikasi Kation Golongan V
a. Identifikasi Magnesium (Mg2+)
Pertama-tama sampel (Mg2+) ditambahkan NH4Cl 2M, NH4OH berlebih
dan Na2HPO4 0,1M. Jika terbentuk endapan putih maka sampel positif
mengandung Mg2+.
b. Identifikasi Kalium (K+)
Pertama sampel ditambahkan beberapa tetes larutan Na3[Co(NO2)6]
0,1M. jika terbentuk endapan kuning, sampel positif mengandung K +.
Pertegas dengan uji nyala K+ dengan kawat nikrom, warna nyala lembayung
kemerakan yang khas pada Bunsen maka sampel positif mengandung K +.
c. Identifikasi Ammonium (NH4+)
Sampel ditambahkan dengan larutan NaOH 0,1M kemudian panaskan
tabung dalam penanggas air, cium uap yang dihasilkan dengan hati-hati. Lalu
simpan kertas lakmus merah dan biru di mulut tabung. Reaksi positif
terhadap NH4+ jika tercium bau pesing dan lakmus merah brubah menjadi
biru.
E. Data Hasil Pengamatan

Perubahan Kandungan
Perlakuan Sebelum Sesudah kation

Pb(NO3)2 + HCl Bening Endapan putih Pb2+


Pb(NO3)2 + Kl Bening Endapan kuning Pb2+
AgNO3 + HNo3 encer Bening Endapan putih Ag+
AgNO3 + Kl Bening Endapan kuning Ag+
muda
CuSO4 + NaOH Biru Dipanaskan Cu2+
endapan hitam
CuSO4 + Kl Biru Endapan coklat Cu2+
CuSO4 + CH3COOH Biru Endapan merah Cu2+
CuSO4 + KSCN Biru Endapan hitam Cu2+
Cd(NO3)2 + Kl Bening Bening Cd2+
Cd(NO3)2 + NaOH Bening Endapan putih Cd2+
HgCl2 + Kl Bening Endapan merah Hg2+
Al2(SO4)3 + NaOH Bening Putih dadih Al3+
Al2(SO4)3 + Na2CO3 Bening Putih keruh Al3+
CoCl2 + NaOH Merah muda Endapan biru, Co2+
dipanaskan
endapan merah
CoCl2 + KSCN padat Bening Biru tua Co2+
CoCl2 + HCl 2M Bening Merah muda Co2+
FeCl3 + K4Fe(CN)6 Kuning Biru muda Fe3+
FeCl3 + KSCN Kuning Merah Fe3+
FeSO4 + K4Fe(CN)6 Kuning kecoklatan Biru muda Fe2+
FeSO4 + KSCN Kuning kecoklatan Coklat kekuningan Fe2+
CaCl2 + ammonium Bening Bening Ca2+
karbonat
CaCl2 + H2SO4 Bening Endapan putih Ca2+
CaCl2 serbuk + HCl Api biru Api merah Ca2+
pekat
Ba(NO3)2 + CH3COOH Bening Endapan putih Ba2+
Ba(NO3)2 + H2SO4 Bening Endapan putih Ba2+
Ba(NO3)2 + K2CrO4 Bening Endapan kuning Ba2+
MgSO₄ + NH4Cl + Kekuningan Endapan putih Mg2+
Na2HPO4
KOH serbuk + HCl Api biru Api merah K+
pekat
NH4Cl + NaOH Bening Bening, bau pesing, NH4+
lakmus merah jadi
biru, lakmus biru
jadi merah

F. Pertanyaan
1. Tuliskanlah rumus kimia dan nama zat kimia yang digunakan pada praktikum ini
sesuai IUPAC!
 Timbal(II) Nitrat
Rumus : Pb(NO₃)₂
Nama IUPAC : Lead(II) nitrate
 Perak Nitrat
Rumus : AgNO3
Nama IUPAC : Silver nitrate
 Tembaga(II) Sulfat
Rumus : CuSO4
Nama IUPAC : Copper(II) sulfate
 Kadmium Nitrat
Rumus : Cd(NO3)2
Nama IUPAC : Calcium nitrate
 Raksa(II) Klorida
Rumus : HgCl2
Nama IUPAC : Mercury(II) chloride
 Aluminium Sulfat
Rumus : Al2(SO4)3
Nama IUPAC : Calcium sulfate
 Kobalt(II) Klorida
Nama IUPAC : Cobalt(II) chloride
Rumus : CoCl2
 Besi(III) Klorida
Nama IUPAC : Iron trichloride, Iron(III) chloride
Rumus : FeCl3
 Besi(II) Sulfat
Nama IUPAC : Iron(II) sulfate
Rumus : FeSO4
 Barium Nitrat
Nama IUPAC : Barium nitrate
Rumus : Ba(NO3)2
 Magnesium Sulfat
Nama IUPAC : Magnesium sulfate
Rumus : MgSO₄
 Kalium Hidroksida
Nama IUPAC : Potassium hydroxide
Rumus : KOH
 Amunium Klorida
Nama IUPAC: Ammonium chloride
Rumus: NH4Cl

2. Tuliskanlah reaksi kimia yang terlibat pada praktikum identifikasi kation ini beserta
dengan perubahan warna yang dihasilkan!
CuSO4 asalnya berwarna biru setelah ditambahkan Kl kedalam sampel warnanya
berubah menjadi coklat

3. Jelaskanlah bagaimana bentuk dari endapan amorf putih?


Amorf (dalam bahasa Inggris "amorphous", yang berasal dari bahasa
Yunani a, "tidak" atau "tanpa", dan morphé, "bentuk") adalah jenis zat padat dengan
struktur partikel yang tidak teratur. Molekul di dalam zat amorf memiliki susunan
yang tidak stabil, baik secara fisika ataupun kimia. Secara fisika, zat amorf
memiliki titik lebur dan titik didih yang tidak merata pada materinya. Sementara
secara kimia, ikatan antarmolekul zat amorf tidak identik dan cenderung berbeda-
beda pada titik-titik tertentu, serta kerapatannya tidak merata. Hal inilah yang
menyebabkan mobilitas molekul dan energi yang besar terjadi di dalam zat amorf.

4. Jelaskanlah bagaimana teknik penegasan kation dengan cara uji nyala?


Uji nyala dilakukan menggunakan kawat platina atau kawat nikel- kromium
(nikrom). Kawat platina harus dipijarkan terlebih dahulu sampai tidak mewarnai api
sebelum digunakan dan dicuci dengan HCl pekat. Selanjutnya, kawat platina
dicelupkan ke dalam larutan ataupun padatan (serbuk) bahan yang akan dianalisis
dan dipanaskan di bagian luar api dari pembakar Bunsen. Uap yang dilepaskan dari
pemanasan itu akan menyebabkan api berwarna yang warnanya akan tergantung
pada jenis kation yang ada.
5. Jelaskanlah bagaimana teknik yang baik dan tepat dalam mencium aroma/ uap dari
suatu larutan?
Cara yang tepat untuk membaui gas saat bekerja di laboratorium adalah
mengibaskan tangan sesuai arah angin agar bau tercium dengan jelas

G. Diskusi dan Pembahasan


Analisis kualitatif dilakukan untuk mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam suatu cuplikan yang tidak diketahui. dalam uji analisis ada dikatakan menguji
suatu sampel dengan menggunakan metode sepesifik dan metode selektif, metode
spesifik yaitu metode pengujian suatu unsur dengan menggunakan beberapa pereaksi,
dan uji selektif yaitu metode pengujian suatu unsur dengan menggunakan satu unsur
saja. Sebelum pengujian secara spesifik, kita dapat melihat sampel yang diberikan
dengan menggunakan uji organoleptik yaitu uji dengan melihat warna, bau dan bentuk
selanjutnya kita menguji golongan dari sampel tersebut.
Reagensia golongan untuk kation golongan I adalah HCl encer, dimana kation-
kation yang masuk dalam golongan ini akan mengendap sebagai garam klorida yang
berwarna putih. Kation dari golongan ini tidak akan mengendap dengan penambahan
reagensia dari golongan lain. Kation yang termasuk dalam golongan ini adalah Pb 2+, Ag+,
dan Cu2+. Reagensia untuk kation golongan II adalah hidrogen sulfida baik itu gasnya,
maupun larutannya yang jenuh. Kation dari golongan ini adalah Cu 2+, Cd2+, dan Hg+.
Sedangkan reagensia untuk kation golongan III adalah amonium hidroksida, kation
golongan ini adalah AL3+, Co2+, dan Fe3+. Kation golongan IV tidak dapat bereaksi dengan
reagensia golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan Amonium
Karbonat dengan adanya Amonium Klorida dalam suasana netral atau sedikit asam,
kation golongan ini adalah Ca2+, dan Ba2+. Kation golongan V juga tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini antara lain
Mg2+, K+, dan NH4+.

H. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diperoleh dari percobaan diatas adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kation secara basah dapat dilakukan dengan mereaksikan larutan sampel
dengan pereaksi tertentu sehingga dihasilkan endapan.Secara umum, endapan yang
terbentuk dapat larut kembali dengan penambahan pereaksi berlebih karena endapan
membentuk ion komples.
2. Identifikasi kation secara basah dilakukan dengan pemambahan pereaksi yang
menghasilkan endapan dan warna larutan yang khas sehingga dapat dikenali.
I. Lampiran
DAFTAR PUSAKA

Sastrawidana, I Dewa Ketut.2001. Buku Penuntun Belajar Kimia Analitik


Kualitatif.Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri
Singaraja.
Selamat, I Nyoman. 2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan MIPA IKIP Negeri Singaraja.
Vogel. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT
Kalman Media Pusaka.
Amin, Juju. 2013. Identifikasi Kation Golongan IV. (online).
file:///D:/Data%20Kuliah/kimia%20analitik/kation%20gol%204/Starain%20Room_
%20IDENTIFIKASI%20KATION%20GOLONGAN%20IV.html. Diakses tanggal 31 Oktober
2023.
Padatan Amorf (Wikipedia). https://id.wikipedia.org/wiki/Padatan_amorf

Anda mungkin juga menyukai