ANALISIS KATION
NIM : 232412035
B. Dasar Teori
Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-
zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh, Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif digunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan
dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau
kation suatu larutan (Keenan, 1999).
Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur sedangkan Analisis kuantitatif berurusan dengan
penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. Prosedur
yang biasa digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui, pertama kali adalah
membuat sampel (contoh) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya
terhadap larutan yang dihasilkan dilakukan uji ion-ion yang mungkin ada (Underwood,
1992).
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif untuk tujuan analisis
kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan
sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Svela. G,1985)
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing golongan
ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam golongan
didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang akan
mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion lainnya. Sebagai suatu
gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang mengandung semua ion hanya akan
mengendapkan klorida dari ion-ion timbal (Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah
ion-ion golongan ini diendapkan dan dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan
tersebut dapat diendapkan dan penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah
endapan dipisahkan perlakuan selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan
terpisahnya golongan lain. Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation
diklasifikasikan dalam 5 golongan (Vogel, 1985).
Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai
berikut :
1. Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida
encer.Ion-ion golongan ini adalah timbel, merkurium(I), dan perak.
2. Golongan II :kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida,
tetapimembentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer.Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut,
kadmium, arsenik(III),arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah (III)
(IV).
3. Golongan III :kation golongan ini tidak bereaksi dengan HCl encer, ataupun
denganH2S dalam suasana asam mineral encer. Kation-kation golongan ini
adalah kobalt(II),nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan
mangan(II).
4. Golongan IV :kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II,
danIII. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.
5. Golongan V :kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-
reagensia golongan I, II, III dan IV, merupakan golongan kation yang terakhir,
yangmeliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium dan
hidrogen.
Uraian Bahan :
1. Timbal(II) Nitrat
Rumus : Pb(NO₃)₂
Nama IUPAC : Lead(II) nitrate
Titik lebur : 470°C
Massa molar : 331,2 g/mol
Larut dalam : Air
Kepadatan : 4,53 g/cm³
Titik didih : 83°C
2. Perak Nitrat
Rumus : AgNO3
Nama IUPAC : Silver nitrate
Titik lebur : 212°C
Massa molar : 169,87 g/mol
Kepadatan : 4,35 g/cm³
Larut dalam : Air, Gliserol
Titik didih : 440°C
Klasifikasi: Senyawa anorganik
3. Tembaga(II) Sulfat
Rumus : CuSO4
Nama IUPAC : Copper(II) sulfate
Titik lebur : 110°C
Massa molar : 159,609 g/mol
Kepadatan : 3,6 g/cm³
Larut dalam : Air
Klasifikasi : Senyawa anorganik, Sulfate
4. Kadmium Nitrat
Rumus : Cd(NO3)2
Nama IUPAC : Calcium nitrate
Titik lebur : 360°C
Massa molar : 236,42 g/mol
Kepadatan : 3,6 g/cm³
5. Raksa(II) Klorida
Rumus : HgCl2
Nama IUPAC : Mercury(II) chloride
Titik lebur : 277°C
Massa molar : 271,52 g/mol
Kepadatan : 5,43 g/cm³
Titik didih : 304°C
6. Aluminium Sulfat
Rumus : Al2(SO4)3
Nama IUPAC : Calcium sulfate
Titik lebur : 86.5 °C
Massa molar : 342.15 g/mol
Kelarutan : sedikit larut dalam alkohol, asam mineral encer
7. Kobalt(II) Klorida
Nama IUPAC : Cobalt(II) chloride
Rumus : CoCl2
Larut dalam : Air
Titik didih : 1.049°C
Titik lebur : 735°C
Massa molar : 129,839 g/mol
Kepadatan : 3,36 g/cm³
8. Besi(III) Klorida
Nama IUPAC : Iron trichloride, Iron(III) chloride
Rumus : FeCl3
Massa molar : 162,2 g/mol
Titik lebur : 306°C
Kepadatan : 2,9 g/cm³
Larut dalam : Air, Etanol, Metanol, Aseton, Dietil eter
Titik didih : 315°C
9. Besi(II) Sulfat
Nama IUPAC : Iron(II) sulfate
Rumus : FeSO4
Massa molar : 151,908 g/mol
Titik lebur : 70°C
Kepadatan : 2,84 g/cm³
Titik didih : 330°C
Larut dalam : Air
D. Prosedur Praktikum
a) Identifikasi Kation Golongan I
a. Uji untuk kation Pb2+
Pertama-tama siapkan tabung 1 yang sudah terisi oleh Pb 2+ lalu
tambahkan HCl 1M (panas/dingin), maka akan muncul endapan putih.
Lalu setelah itu siapkan tabung ke 2 di tabung sudah terisi oleh Pb 2+ lalu
tambahkan larutan Kl 0,1M, setelah terbentuk endapan panasi, maka
akan terbentuk endapan kuning setelah dingin.
b. Uji untuk kation Ag+
Pertama-tama siapkan tabung 1 yang sudah terisi oleh Ag + lalu
tambahkan dengan HNO3 encer hingga terbentuk endapan putih, catat
perubahan yang terjadi. Lanjutkan ke tabung ke 2 yang sudah terisi oleh
Ag+, lalu tambahkan dengan beberapa tetes Kl 0,1 M hingga terbentuk
endapan kuning muda. Jangan lupa untuk mencatat perubahan yang
terjadi.
b) Identifikasi Kation Golongan II
a. Identifikasi Kupri (Cu2+)
Pertama-tama siapkan tabung 1 yang sudah terisi oleh Cu 2+ lalu
tambahkan larutan KOH/NaOH maka akan muncul endapan biru yang apabila
dipanaskan akan menjadi endapan hitam. Lalu lanjutkan ke tabung 2 yang
sudah terisi oleh Cu2+lalu tambahkan larutan Kl dan akan muncul endapan
putih dengan warna larutan coklat. Setelah itu lanjutkan ke tabung ke 3 yang
sudah terisi oleh Ag+, lalu tambahkan beberapa tetes CH3COOH 0,1M
kedalam sampel, kemudian tambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1M,
hingga terbentuk endapan coklat kemerahan. Lanjutkan ke tabung ke 4 yang
sudah terisi oleh Ag+, tambahkan beberapa tetes larutan KSCN 0,1 M hingga
terbentuk endapan hitam tembaga (II) tiosianat.
b. Identifikasi Kadmium (Cd2+)
Pertama-tama pada tabung 1 yang sudah terisi Cd2+ tambahkan larutan
Kl, tidak ada endapan yang terjadi. Kemudian pada tabung 2 yang juga sudah
terisi Cd2+ tambahkan larutan KOH/NaOH, akan muncul endapan putih dan
bila didihkan tidak akan larut. Akan larut hanya dengan HCl encer.
c. Uji Kation Hg2+
Pada tabung 1 yang sudah terisi oleh Hg 2+ tambahkan larutan Kl 0,1 M
tetes pertetes hingga terbentuk endapan merah, catat perubahan. Kemudian
teteskan kembali hingga Kl berlebih lalu amati perubahan yang terjadi.
c) Identifikasi Kation Golongan III
a. Identifikasi Aluminium
Pertama-tama tambahkan larutan KOH/NaOH maka akan muncul
endapan putih seperti dadih. Kemudian tambahkan larutan Na2CO3 sedikit
demi sedikit akan muncul endapan yang akan larut dalam reagen berlebih.
b. Identifikasi Kobal (Co2+)
Pada tabung 1 yang sudah terisi oleh Co2+ tambahkan larutan NaOH, akan
muncul endapan biru dan bila dipanaskan akan muncul endapan merah.
Selanjutnya pada tabung 2 yang sudah terisi oleh Co 2+ tambahkan larutan
KNO2 pekat, akan terbentuk endapan kuning dari kompleks Kalium heksa
nitritokobaltat (III). Kemudian pada tabung ke 3 yang sudah terisi oleh Co 2+
tambahkan KSCN padat dan amilalkohol, maka akan terbentuk warna biru.
Terakhir pada tabung 4 yang sudah terisi oleh Co2+ tambahkan HCl 2M, 2
tetes inafthol, dan 3 tetes CHCl3 yang mana akan terbentuk warna merah.
c. Identifikasi Besi (Fe3+)
Pertama pada tabung 1 sampel (Fe3+) ditambahkan setetes larutan
K4Fe(CN)6 maka akan terbentuk warna biru muda. Setelah itu pada tabung 2
sampel ditambah KSCN 2M, jika terbentuk larutan coklat kekuningan maka
sampel positif mengandung Fe3+.
d. Identifikasi Besi (Fe2+)
Pertama pada tabung 1 sampel (Fe2+) ditambahkan setetes larutan
K4Fe(CN)6 maka akan terbentuk warna biru muda. Lalu sampel ditambahkan
KSCN 2M dan jika terbentuk larutan coklat kekuningan maka sampel positif
mengandung Fe2+.
d) Identifikasi Kation Golongan IV
a. Identifikasi Kalsium (Ca2+)
Pertama-tama pada tabung 1 sampel (Ca 2+) ditambahkkan ammonium
karbonat 0,1 M beberapa tetes, maka akan terbentuk endapan amorf putih.
Kemudian pada tabung 2 sampel ditambahkan larutan H 2SO4 encer yang
mana akan muncul endapan putih. Terakhir pada tabung 3 pertegas dengan
uji nyala Ca2+ dengan kawat nikrom, jika warna nyala merah kekuningan yang
khas pada Bunsen maka sampel positif mengandung Ca2+.
Perubahan Kandungan
Perlakuan Sebelum Sesudah kation
F. Pertanyaan
1. Tuliskanlah rumus kimia dan nama zat kimia yang digunakan pada praktikum ini
sesuai IUPAC!
Timbal(II) Nitrat
Rumus : Pb(NO₃)₂
Nama IUPAC : Lead(II) nitrate
Perak Nitrat
Rumus : AgNO3
Nama IUPAC : Silver nitrate
Tembaga(II) Sulfat
Rumus : CuSO4
Nama IUPAC : Copper(II) sulfate
Kadmium Nitrat
Rumus : Cd(NO3)2
Nama IUPAC : Calcium nitrate
Raksa(II) Klorida
Rumus : HgCl2
Nama IUPAC : Mercury(II) chloride
Aluminium Sulfat
Rumus : Al2(SO4)3
Nama IUPAC : Calcium sulfate
Kobalt(II) Klorida
Nama IUPAC : Cobalt(II) chloride
Rumus : CoCl2
Besi(III) Klorida
Nama IUPAC : Iron trichloride, Iron(III) chloride
Rumus : FeCl3
Besi(II) Sulfat
Nama IUPAC : Iron(II) sulfate
Rumus : FeSO4
Barium Nitrat
Nama IUPAC : Barium nitrate
Rumus : Ba(NO3)2
Magnesium Sulfat
Nama IUPAC : Magnesium sulfate
Rumus : MgSO₄
Kalium Hidroksida
Nama IUPAC : Potassium hydroxide
Rumus : KOH
Amunium Klorida
Nama IUPAC: Ammonium chloride
Rumus: NH4Cl
2. Tuliskanlah reaksi kimia yang terlibat pada praktikum identifikasi kation ini beserta
dengan perubahan warna yang dihasilkan!
CuSO4 asalnya berwarna biru setelah ditambahkan Kl kedalam sampel warnanya
berubah menjadi coklat
H. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diperoleh dari percobaan diatas adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kation secara basah dapat dilakukan dengan mereaksikan larutan sampel
dengan pereaksi tertentu sehingga dihasilkan endapan.Secara umum, endapan yang
terbentuk dapat larut kembali dengan penambahan pereaksi berlebih karena endapan
membentuk ion komples.
2. Identifikasi kation secara basah dilakukan dengan pemambahan pereaksi yang
menghasilkan endapan dan warna larutan yang khas sehingga dapat dikenali.
I. Lampiran
DAFTAR PUSAKA