Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Iqbal Kurniawan

NPM : 1813023015
KELAS :A

Suatu sampel limbah air pabrik singkong diduga terkandung beberapa kation
didalamnya. Tulis dan jelaskan langkah-langkah analisis untuk pemeriksaan
kation Pb2+ Cd2+ Ni2+ secara sistimatis berdasarkan skema pemisahan dan
identifikasi, termasuk kondisi-kondisi yang perlu diatur untuk mendapatkan
informasi keberadaan kation-kation yang dimaksud dalam sampel.
Lengkapi dengan pengamatan dan reaksi-reaksi yang terjadi.
Jangan lupa beri penjelasan...!!!

Diskusikan untuk semua mahasiswa


(mohon bantuan kelompok 1 dan 2 untuk mengawalinya)
Untuk melakukan pekerjaan tersebut di laboratorium :
1) Apa saja yang harus disiapkan
2) Apa alat-alat laboratorium yang diperlukan dengan penjelasan
3) Apa bahan kimia yng diperlukan dengan penjelasan
4) Diskusikan juga kendala yang mungkin terjadi dan cara mengatasinya

JAWABAN

1. Sebelum melakukan pekerjaan tersebut maka kita harus mengetahui terlebih


dahulu kation Pb2+ Cd2+ Ni2+ termasuk kedalam kation-kation golongan
berapa.

Setelah dicari beberapa sumber informasi, dapat diketahui bahwa:

 Kation Pb2+ termasuk golongan I


 Kation Cd2+ termasuk golongan II
 Kation Ni2+ termasuk golongan III
Kemudian setelah kita mengetahui golongan dari ketiga kation tersebut maka
kita dapat menentukan alat dan bahan, prosedur pengidentifikasian kation,
serta pereaksi yang akan digunakan untuk melakukan pengidentifikasian
kation-kation tersebut agar kita lebih mudah dalam pengidentifikasian kation-
kation tersebut.

2. Alat-alat yang dibutuhkan dalam percobaan ini yaitu:

 Tabungreaksi digunakan untuk meletakkan sampel


 Corong digunakan unntuk mempermudah memasukkan sampel agar tidak
tumpah
 Kertas saring digunakan untuk memisahkan endapan dengan filtrat
 Gelas ukur digunakan untuk mengukur larutan
 Penangas digunakan untuk memanaskan larutan
 Penjepit tabung digunakan untuk menjepit tabung reaksi saat proses
pemanasan
 Cawan porselen
 Pipet tetes digunakan untuk mengambil larutan

3. Karena kation-kation tersebut merupakan katio-kation dari berbeda golongan


maka bahan yang digunakan pun tidak sama dimana bahan-bahan yang
digunakan pada pengidentifikasian ini adalah sebagai berikut:
 Pemisahan Golongan I
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada pemisahan golongan I ini
yaitu HCl encer dan K2CrO4 1M. Dimana Fungsi penambahan HCl
adalah untuk mengendapkan kation yang merupakan golongan I,
sedangkan Fungsi penambahan K2CrO4 adalah untuk mengidentifikasi
adanya kation Pb2+ sehingga akan bereaksi dengan K2CrO4 membentuk
PbCrO4 sebagai endapan yang berwarna kuning.
 Pemisahan Golongan II
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pemisahan golongan II
yaitu NH4Cl, KOH 2M, H2S, HNO3 encer, NH3 Pekat, dan aquades.
Dimana NH4Cl, KOH 2M digunakan untuk memisahkan antara kation
golongan IIA dan IIB . Fungsi penambahan HNO3 adalah untuk
membuktikan adanya kation golongan IIA, dimana kation golongan
IIA larut dalam HNO3. Sedangkan Fungsi penambahan H2S untuk
membuktikan adanya kation Cd2+.
 Pemisahan Golongan III
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pemisahan golongan III
yaitu larutan NH4Cl 1%, HCl 2M, NaOCl, HCl encer, larutan NH4Cl,
larutan NH3, reagensia dimetilglioksime.Dimetilglioksime berfungsi
untuk mengidentifikasi kation Ni2+.

4. Selanjutnya menjelaskan mengenai prosedur pengidentifikasian kation-kation


dari golonganI,II, dan III. Berikut adalah pengidentifikasian kation dari
golongan I,II, dan III sebagai berikut:
 Pengidentifikasian Kation Golongan I
1. Langkah pertama yaitu mengambil ±50ml sampel limbah air
pabrik, kemudian mencampurkan sampel tersebut dengan larutan
HCl encer sedikit demi sedikit hingga tak lagi terbentuk endapan
putih. Penambahan HCl digunakan untuk mengendapkan kation
golongan I, karena golongan II dst tidak bereaksi dengan asam.
2. Setelah itu endapan tersebut disaring menggunakan kertas saring
dengan menaruh kertas saring pada corong.
3. Kemudian endapan yang telah disaring dimasukkan ke dalam
gelas kimia, dan menambahkan 20 ml aquades lalu
memanaskannya selama 2 menit diatas penangas air.
4. Setelah itu menyaring kembali larutan tersebut menggunakan
kertas saring. Endapan yang dihasilkan selanjutnya ditambahkan 5
tetes K2CrO4 1M, Apabila campuran tersebut terdapat endapan
kuning maka membuktikan adanya kation Pb2+ pada sampel.
Reaksi yang terjadi pada kation Pb2+ :
Pb2+ (aq) + CrO42- (aq) → PbCrO4 (s)
 Pengidentifikasian Kation Golongan II
Sebelumnya untuk mengidentifikasi adanya kation golongan II pada
sampel limbah, hal pertama yang harus kita lakukan yaitu
mengidentifikasi apakah kation golongan II A (Cd) ada pada sampel
limbah, yaitu dengan Metode kalium hidroksida:
1. Endapan mungkin terdiri dari sulfida-sulfida logam Golongan
IIA (HgS, PbS, CuS, dan CdS) dan sulfida-sulfida logam
Golongan IIB (As2S3, Sb2S3, Sb2S5, dan SnS2).
2. Cuci sulfida-sulfida yang diendapkan dengan sedikit larutan NH-
4Cl yang telah dijenuhkan dengan H2S.
3. Pindahkan endapan ke sebuah piala 100 ml atau cawan porselen,
tambahkan 10 ml larutan KOH 2M dan didihkan sambil terus
dihaduk secara hari-hati selama 2-3 menit
4. Tambahkan 3 ml air yang dijenuhkan dengan H 2S yang baru saja
dibuat, aduk dan saring (sebaiknya menggunakan saringan
ganda).
5. Cuci residu dengan sedikit air dan tampung air cucian bersamaan
filtrat.
Bila terbentuk endapan, maka residu kemungkinan mengandung
CdS, sehingga Golongan IIA ada.
Selanjutnya kita mengidentifikasi kation golongan IIA yang ada pada
residu tersebut, dengan cara:
1. Endapan mungkin mengandung CdS.
2. Pindahkan ke suatu piala atau cawan porselen,
3. Tambahan 5-10 ml HNO3 encer,
4. Didihkan perlahan-lahan selama 2-3 menit,
5. Saring dan cuci dengan sedikit air.
Kemudian kita akan menggunakan filtratnya, karena CdS larut dalam
HNO3 . langkah – langkahnya yaitu:
1. Menambahkan larutan NH3 pekat pada filtrat tersebut sampai
larutan jelas basa. Kemudian menyaring larutan tersebut.
2. Selanjutnya kita ambil filtratnya. Filtrat ini kemungkinan
mengandung [Cd(NH3)4]2+.
Cd2+ + 4NH3 → [Cu(NH3)4]2+(tak berwarna)
3. Kemudian menambahkan larutan KCN setetes deni tetes
sampai warna hilang
4. Selanjutnya menambahkan kembali 1 ml lebih H2S selama 20-
30 detik.
5. Jika terdapat endapan kuning, kadang-kadang tak berwarna,
yaitu CdS. Menandakan adanya Cd2+
[Cd(NH3)4]2++ H2S → CdS (s) + 2NH4+ + 2NH3
 Pengidentifikasian Kation Golongan II
Sebelum kita memisahkan kation pada golongan III, dimana Ni2+
merupakan kation golongan III maka kita harus menghilangkan ion –
ion pengganggu pada sampel limbah pabrik tersebut. Ion – ion itu bisa
terdiri dari fosfat, silikat, borat, fluorida, dan anion-anion asam-asam
organik. Berdsarkan cara ion-ion ini mengganggu, dapat dibagi dalam
dua golongan utama yaitu:
(a) Ion-ion yang bila berada dalam larutan bergabung dengan
berbagai logam membentuk ion-ion kompleks yang stabil, hal ini
dapat mengakibatkan logam-logam ini gagal untuk mengendap
dengan reagensia golongan yang biasa (ion golongan ini: asam-
asam organik dan juga senyawa-senyawa hidroksi).
(b) Ion-ion yang pada kondisi-kondisi tertentu memebentuk senyawa-
senyawa yang tak larut dengan beberapa logam dari golongan
yang lebih belakangan dari pada golongan yang hendak
diendapkan (ion golongan ini: oksalat, tertrat, sitrat, borat, florida,
fosfat, dan silikat).
Penghilangan ion – ion pengganggu tersebut diatas dapat dilakukan
berbagai metode yang bisa kita pilih. Selanjutnya apabila kita telah
menghilangkan ion – ion pengganggu tersebut maka barulah kita dapat
melakukan pemisahan dan mengidentifikasi kation Ni2+ pada sampel
pabrik.

Kation Ni2+ merupakan kation golongan IIIB sehingga untuk


mengidentifikasi nya bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mencuci endapan yang dihasilkan saat penghilangan ion – ion
pengganggu yaitu dengan menggunakan larutan NH4Cl 1% yang
telah ditambahkan (NH4)2S sebanyak 1% dari volume larutan.
2. Kemudian buang cairan cucian dan pindahkan endapan gelas
piala kecil
3. Menambahkan 5 ml HCl 2M, aduk, diamkan selama 2-3 menit
dan saring.
Bila endapan (residu) yang dihasilkan berwarna hitam maka
kemungkinan mengandung Ni. Langkah selanjutnya yaitu :
4. Melarutkan endapan dengan campuran 1,5 ml NaOCl dan 0,5 ml
HCl encer
5. Menambahkan 1 ml HCl encer
6. Memanaskan dan mendidihkannya sampai semua Cl2 hilang.
7. Dinginkan dan encerkan sampai kira-kira 4 ml.
8. Tambahkan 2 ml larutan NH4Cl, larutan NH3 sampai basa, dan
lalu reagensia dimetilglioksime berlebihan.
Maka akan terbentuk endapan berwarna merah yang
menandakan bahwa ada Ni pada sampel. Sehingga kation Ni2+
teridentifikasi karena bereaksi dengan reagensia nya dan
membentuk endapan.
Ni2+ + 2C4H8O2N2 → Ni(C4O7O2N2)3 (s) + 2HCN
( endapan merah)

5. Kendala-kendala yang kemungkinan terjadi pada saat pengidentifikasian


kation-kation ini yaitu keterbatasannya bahan-bahan kimia, sehingga kita
memang harus megidentifikasinya di laboratorium yang memiliki bahan-
bahan kimia yang lengkap ataupun dengan mengganti bahan-bahan kimia
tersebut dengan bahan yang tersedia di laboratoium dan memiliki fungsi
yang sama dengan bahan kimia yang akan digantikan, kendala selanjutnya
yaitu karena sampel yang akan didentifikasi adalah sampel limbah pabrik
maka untuk mengidentifikasinya agaksedikit sulit, sehingga memang harus
dilakukan oleh praktikan yang sudah memiliki ilmu yang tinggi, atau kita
harus lebih sering membaca literatur agar pengetahuan kita bisa bertambah,
dan yang terakhir yaitu kurang telitinya praktikan saat melakukan
pengidentifikasian, sehingga praktikan harus bener-benar teliti agar hasil
yang didapatkan bisa sesuai dengan literatur yang ada.

Anda mungkin juga menyukai