Anda di halaman 1dari 34

Analisis Kualitatif Kation

KELOMPOK 5
TOPIK PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ANALISIS KUALITATIF KATION


2. GOLONGAN-GOLONGAN KATION
3. PEMISAHAN KATION KE DALAM GOLONGANNYA
4. IDENTIFIKASI KATION DALAM GOLONGAN
01 02
AVI WINDA PUTRI MUHAMMAD ROFII AHZAMMI
2110412001 2110413017

03 04
ZAHRATUL JANNAH IRSYAD ZUHRI ELVI WAHYUNI
2110413025 2110411017
01.PENGERTIAN
ANALISIS
KATION
Analisis kualitatif kation

mengidentifikasi kation yang ada dalam suatu sampel.

Meskipun analisis kation dengan peralatan modern telah


banyak berkembang, analisis kualitatif melalui uji kimia
sederhana tetap dipelajari dan dipraktikan di laboratorium
pendidikan. Hal ini dikarenakan teknik analisis ini merupakan
sarana yang baik untuk mengembangkan keterampilan
laboratorium dan memahami teori dan konsep dasar kimia
larutan, seperti asam-basa, kelarutan, dan kesetimbangan ion
kompleks.
★ sistematika pemisahan kation oleh R. Fresenius pada 1841
,
meskipun berbagai modifikasi telah dilakukan untuk
menyempurnakan proses identifikasi kation ini. Pada sistem ini,
kation diklasifikasikan ke dalam 5 golongan berdasarkan reaksinya
terhadap suatu pereaksi. Pereaksi yang digunakan antara lain
asam klorida (HCl), asam hidrosulfat/hidrogen sulfida (H2S),
ammonium sulfida (NH4)2S), dan ammonium karbonat ((NH4)2CO3).

Klasifikasi didasarkan pada pembentukan endapan ketika suatu


kation bereaksi dengan salah satu perekasi tersebut.
GOLONGAN-GOLONGAN 02.
KATION
Kation golongan 1
● Membentuk endapan dengan larutan asam klorida encer (HCl(aq)).
● Kation ~ timbal(II) (Pb2+), raksa(I) (Hg2 2+), dan perak(I) (Ag+).
Apabila suatu larutan mengandung berbagai macam kation maka ketiga kation tersebut
yang akan mengendap sebagai garam klorida, sedangkan kation lainnya tetap larut dalam
larutan.

Kation golongan 2
● tidak bereaksi dengan HCl
● membentuk endapan dengan H2S pada kondisi asam.
● Kation ~ raksa(II), tembaga(II), bismuth(III), cadmium(II), timah(II), timah(IV), arsen(III),
arsen(V), antimoni(III), dan antimoni(V).
sub-golongan 2a, membentuk endapan garam sulfida yang tidak larut dalam
ammonium polisulfida.
● Enam kation sisa sub-golongan 2b, larut dalam ammonium polisulfida.
Kation golongan 3
● tidak bereaksi dengan HCl maupun H2S pada kondisi asam
● Membentuk endapan dengan ammonium sulfida pada kondisi netral atau basa.
● Kelarutan garam sulfida golongan ini relatif lebih besar dibandingkan kelarutan sulfida
golongan 2, sehingga dibutuhkan konsentrasi ion sulfida yang lebih besar untuk
pengendapannya dapat dipenuhi apabila kondisinya basa (pH ~9).
● Kation ~ besi(II), besi(III), kobalt(II), nikel(II), mangan(II), krom(III), aluminium(III), dan
seng(II).

Aluminium hidroksida dan krom hidroksida memiliki kelarutan yang relatif kecil, sehingga
adanya ion OH- yang dibebaskan oleh amonia sudah cukup untuk mengendapkan secara
sempurna kedua hidroksida tersebut. Kation golongan 2 dan 3 diendapkan sebagai garam
sulfidanya, namun keduanya dipisahkan dalam golongan yang berbeda. Kation golongan 2
diendapkan pada kondisi asam (H2S) sedangkan kation golongan 3 diendapkan pada kondisi
basa ((NH4)2S).
Kation golongan 4
● tidak membentuk endapan dengan reagen golongan 1, 2, dan 3
● membentuk endapan dengan reagen ammonium karbonat dengan keberadaan
ammonium klorida pada kondisi netral.
● Kation ~ kalsium(II), stronsium(II), dan barium(II).

Kation golongan 5
● tidak membentuk endapan dengan reagen golongan 1, 2, 3, dan 4
● Kation ~ magnesium(II), litium(I), natrium(I), kalium(I), dan ion ammonium.
03
PEMISAHAN KATION KE
DALAM GOLONGANNYA
Analisis kualitatif terhadap suatu
sampel yang mengandung berbagai
macam kation dapat dilakukan
dengan mengacu sistematika Dilakukan untuk sampel
penggolongan kation. dalam bentuk larutannya

Jika padatan diperlukan


pelarutan terlebih dahulu

Berikut prosedur analisis untuk pemisahan kation ke dalam golongannya….


1 2 3
● Sampel + HCl encer (2 M) ● Filtrat dtambahkan 1ml 3% ● Filtrat didihkan
berlebih H2O2 ● Ditambah NH4Cl didihkan &
● Dioerhatikan ada tidaknya ● ditambah HCl sampai ditambah NH3 sampai basa
endapan ph~0,5 ● Didihkan lagi
● Endapan disaring & dicuci ● Dipanaskan & dialiri gas H2S ● Endapan disaring dan dicuci
● Dilakukan uji penegasan ● Endapan disarig & dicuci dengan NH4NO3 2%
● Dilakukan uji penegasan ● Dilakukan uji penegasan
Filtrat penyaringan untuk uji
selanjutnya Filtrat penyaringan untuk uji Filtrat digunakan untuk uji
selanjutnya selanjutnya

Endapan gol.1 (Pb2+, Ag+, & Hg22+) Endapan gol.2 (SN2+,Pb2+, Bi3+) Endapan Gol3A ( Fe(OH)3
4 5 6
● Filtrat didihkan, ditambah
● Filtrat ditambahkan 2-3mL NH4OH dan (NH4)2CO3 hinga
larutan NH3 ph~9,5
● Dialirkan H2S ● Dipertahankan beberapa
● Endapan disaring & dicuci ssat pada 60C, didihkan lagi ● Filtrat uji sebelumnya
dengan NH4Cl + (NH4)2S ● Endapan disarig & dicuci dilakukan uji penegasan
● Dilakukan uji penegasan ● Dilakukan uji penegasan
Filtrat penyaringan untuk uji Filtrat penyaringan untuk uji
selanjutnya selanjutnya

Endapan gol.3B (Co2+, Zn2+, Mn2+) Endapan gol.4 (Ba2+,Ca2+, Sr2+ ) Endapan Gol.5 (Mg2+, K+, Na+ )3
4.Identifikasi Kation dalam
Masing-Masing Golongan
Kation
Identifikasi Golongan I
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut, namun timbal klorida sedikit larut
dalam air, dan karena itu timbal tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam
klorida encer kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara kuantitatif dengan
H2S dalam suasana asam bersama-sama kation golongan II Nitrat dari kation-kation golongan I
sangat mudah larut diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih
banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat di atas.

Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan kation golongan I


tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan fakta bahwa garam klorida dari golongan I
tidak larut dalam suasana asam (pH 0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg+,
dan Pb2+. Garam klorida dari kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2.
a. Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk PbCrO4 (endapan kuning).
Pb2+ + CrO4- PbCrO4 (endapan kuning)
b. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga terbentuk AgI (endapan kuning muda).
Atau mengasamkan filtrat yang diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kiompleks
[Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan putih AgCl.
[Ag(NH3)2] + KI à AgI(endapan kuning muda) + 2 NH3
c. Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi pada pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg22+
ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam.
Hg2Cl2 + 2 NH3 à [Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan hitam) + NH4+ + Cl-
1. Identifikasi Hg2+
Identifikasi Golongan II
A. Larutan amonia, menghasilkan endapan putih yang berupa merkurium(II) oksida dan merkurium(II) nitrat
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O → HgO.Hg(NH2)NO3 + NH3
B. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan. Bila
dalam jumlah yang stoikiometris,endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium(II) oksida
Hg2+ + 2OH- → HgO + H2O
Endapan tak larut dalam natrium hidrosikda berlebihan. Asam dapat melarutkan endapan.
C. Kalium iodida menghasilkan endapan berwarna merah berupa merkurium(II) iodida
Hg2+ + 2I- → HgI2
2. Identifikasi Bi3+
A. Larutan amonia, menghasilkan endapan berwarna putih berupa garam basa
Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O → Bi(OH)2NO3 + 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebih.
B.. Natrium hidroksida, menghasilkan endapan putih berupa bismut(II) hidroksida
Bi3+ + 3OH- → Bi(OH)3
Endapan hanya sedikit sekali yang larut dalam reagensia berlebihan dengan larutan dingin.
C.. Kalium iodida, bila ditambahkan setetes demi tetes menghasilkan endapan berwarna hitam berupa bismuth(II)
iodida
Bi3+ + 3I- → BiI3
Endapan mudah larut dalam reagensia berlebihan yang akan membentuk ion tetraiodobismutat yang berwarna
jingga
BiI3 + I- → [BiI4]-
3. Identifikasi As2+
A. Larutan perak nitrat menghasilkan endapan berwarna merah kecoklatan berupa perak arsenat (Ag3AsO4)
AsO43- +3Ag+ → Ag3AsO4
B. Larutan kalium iodida, jika ada asam klorida pekat, iod akan diendapkan, dengan mengocok campuran dengan 1-2
ml kloroform atau karbon tetraklorida. Zat yang terakhir ini akan diwarnai ungu oleh iod.
AsO43- + 2H+ + 2I- → AsO33- + I2 + H2 O
4. Identifikasi Cu2+
A. Larutan amonia, bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit menghasilkan endapan berwarna biru
berupa tembaga sulfat basa
2Cu2+ + SO42- + 2NH3 + 2H2O → Cu(OH)2.CuSO4 + 2NH4+
Endapan larut dalam reagensia berlebihan dimana terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat(II) yang
berwarna biru tua
Cu(OH)2.CuSO4 + 8NH3 → 2[Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2OH-
B. Natrium hidroksida dalam larutan dingin menghasilkan endapan berwarna biru berupa tembaga(II) hidroksida
Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2
Endapan tak larut dalam reagensia berlebihan. Bila dipanaskan, endapan berubah menjadi tembaga(II) oksida
berwarna hitam
Cu(OH)2 → CuO + H2O
C. Kalium iodida mengendapkan tembaga(I) iodida berwarna putih. Tetapi larutannya berwarna coklat tua karena
terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod)
2Cu2+ + 5I- → 2CuI + I3-
5. Identifikasi ion stano (larutan uji SnCl2 0,25 M)
A. Ditambahkan larutan kalium hidroksida ke dalam larutan uji, maka terbentuk endapan putih stanno hidroksida
yang larut dengan pereaksi berlebih.
B. Ditambahkan larutan amonia atau alkali karbonat ke dalam larutan uji, maka akan terbentuk endapan putih dari
stanno hidroksida yang tidak larut dengan penambahan pereaksi berlebih.
C. Setelah larutan uji SnCl2 yang keruh ditambahkan larutan NaOH, terbentuk endapan putih Sn(OH)2. Setelah
ditambahkan NaOH berlebih endapan putih tersebut larut.
Endapan putih Sn(OH)2.
D. setelah larutan uji ditambahkan Na2CO3, terbentuk endapan putih dari Sn(OH)2. Setelah ditambahkan Na2CO3
berlebih, endapan putih tersebut tidak larut.
Endapan putih Sn(OH)2 (Wayan 2010).
Identifikasi Golongan III
1. Pemisahan Sub golongan Aluminium dan Nikel
Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut dengan NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan
mangan bersifat amfoter sehingga kation tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua
subgolongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan terbentuk, tetapi aluminium dan kromium
yang bersifat amfoter akan larut membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang lain tidak
larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2 yang berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida
mempercepat oksidasi kedua zat tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
2. Identifikasi besi
Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
a. Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6
Membentuk endapan biru Prussian
4Fe3+ + 3Fe(CN)64- → Fe4[Fe(CN)6]3
.b. Kalium tiosianat, KSCN
Larutan berwarna merah
Fe3+ + SCN- → Fe(SCN)63
3. Identifikasi Mn
Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang berwarna ungu dengan natrium bismutat
(NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+→ 2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O
4. Pemisahan dan Identifikasi Sub golongan Al
Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam nitrat akan memberikan reaksi berikut:
Al(OH)4- + 4H+ → Al3+ + 4 H2O
2CrO42- + 2H+ → Cr2O72- + H2O
Identifikasi Golongan IV
Kation-kation golongan keempat, tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida;
tetapi amonium karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang) membentuk endapan-
endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium,
magnesium juga akan mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia golongan adalah barium
karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan kalsium karbonat CaCO3.Barium adalah logam putih perak, dapat
ditempa dan liat, yang stabil dalam udara kering.

Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC.
Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan hydrogen.

Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-

Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.

Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑


Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk kation barium (II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi
dengan menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan barium, barium klorida atau nitrat
mungkin mengedap sebagai akibat hukum kegiatan massa.

Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat. Strontium melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa
dengan sifat-sifat barium.

Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak. Ia melebur pada 845oC. Ia terserang oleh oksigen atmosfer dan
udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan
membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.

Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih
dan membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut
dengan mudah dalam etanol atau dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter.
Identifikasi Golongan V
A. Magnesium, Mg ( Ar : 24,305).

Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan diliat. Ia melebur pada 650 o C. logam ini mudah terbakar dalam udara atau
oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida MgO dan beberapa nitride Mg3N2. Logam ini
perlahan-lahanterurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung secara cepat .Magnesium hidroksida,
jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut. Magnesium larut dengan mudah dalam asam. Magnesium membentuk kation
bivalen Mg2+. oksida, hidroksida, karbonat, dan fosfatnya tak larut : garam-garam lainnya larut. Rasanya pahit, beberapa dari
garam-garam ini adalah higroskopis
B. Natrium, Na (Ar: 22,99)
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab,
maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk
natrium hidroksida dan hydrogen. Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garam-garam ii
membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir semua garam natrium larut dalam air.
C. Kalium, K (Ar=39,098)
Kalium adalah logam putih-perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5o C. Ia tetap tak berubah dalam udara kering, tetapi dengan cepat
teroksidasi dalam udara lembab, menjaditertutup dengan suatu lapisan biru. Logan itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil
melepaskan hydrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. Kalium biasanya disimpan dalam pelarut nafta. Garam-garam kalium
mengandung kation monovalen K+, garam-garam ini biasanya larutdan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila anionnya
berwarna.
D. Ion Amonium, NH4+ (Mr: 18,038).
Ion-ion ammonium diturunkan dari ammonia, NH3, dan hydrogen H+. Ciri-ciri khas ion ini adalah serupa dengan cirri-ciri khas ion logam-
logam alkali. Dengan elektrolisis memakai katode dari merkurium dapat dibuat ammonium amalgam, yang mempunyai sifat-sifat serupa
dengan amalgam dari natrium atau kalium.Garam-garam ammonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalamair, dengan
membentuk larutan yang tak berwarna (kecuali bila anionnya berwarna). Dengan pemanasan, semua garam ammonium terurai menjadi
ammonia dan asam yang sesuai. Kecuali jika asamnya tak mudah menguap, garam ammonium dapat dihilangkan secara kuantitatif dari
campuran kering dengan memanaskan. Reaksi-reaksi ion ammonium umumnya serupa dengan reaksi-reaksi kalium,karena ukuran kedua
ion itu hamper identik.
DAFTAR PUSTAKA

Alauhdin, M. (2020). Kimia Analtik Dasar.


Purba, rina monalisa. (n.d.). No Title. Analisis Kation Golongan I, II, III, IV,
Dan V.
https://www.academia.edu/38928846/Analisis_Kation_Golongan_I_II_III_IV_dan_V
THANK YOU
If you want attention, just drop
the quetion:)

Anda mungkin juga menyukai