Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

MATERI :

Analisis Kation

Disusun oleh kelompok III :

1. Elvas Bima Saputra( 1603020004)


2. Nurindah Sukmawati (1603020006 )
3. Fikriyah Nugiari Rachmah (1603020020)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVESITS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2016
ANALISIS KATION

I. TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami cara analisa pemisahan


kation pada suatu sampel
2. Untuk mengetahui kation apa saja yang terdapat pada suatu
sampel

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analisis secara garis besar dibagi menjai dua bidang, yaitu
analisi kualitatif dan analisis kuantitatif . Analisis kualitatif membahas
identifikasi zat-zat, unsur atau senyawa apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif membahas tentang
penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam saampel.
Ion yang merupakan atom atau sekumpulan atom yang bermuatan
listrik dapatdiidentifikasi dengan 2 macam cara, yaitu identifikasi
kation dan identifikasi anion.
Kation merupakan ion bermuatan positif yang terbentuk ketika
sebuah atom kehilangan satu atau lebih elektron selama reaksi kimia.
Analisis kation dilakukan bukan dengan cara pendekatan secara
sistematis. Melainkan dengan dua cara, yaitu pemisahan dan
identifikasi pemisahannya. Kelompok kation yang mengendap di
pisahkan dari larutan dengan cara semtrifus dan menuangkan filtratnya
ke tabung uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian kation
kemudian diendapkan kembali membentuk kelompok kation baru. Jika
dalam kelompok kation yang terendapkan masih berisi beberapa kation
maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kation yang lebih
kecil,demikian seterusnya sehingga akhirnya dapat dilakukan uji
spesifik untuk satu kation.
Untuk tujuan analisis kualitas sistematikkation-kation
diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu
berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat reagensia. Dengan
menggunakan apa yang di sebut reagensia golongan secara sistematik
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat
juga memisahkan golongan-golongank ation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dapat dipakai untuk klasifikasi kation yang
paling umum adalah asam klorida , hydrogen sulfida, ammonium
sulfat dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah
suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh dikatakan bahwa
klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulphide, dan karbonat dari kation tersebut.
Pemisahan dalam golongan didasarkan pada perbedaan sifat
kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk masing-
masing kation. Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki
ciri khas tertentu diantaranya :
1. Golongan I : kation golongan ini membentuk endapan
dengan asam klorida encer, ion golongan ini adalah Pb, Ag,
Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation dari golongan
lain akanlarut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk
pengendapan kation golongan I memiliki dua keuntunganya
itu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan
menghindari terbentuknya endapan BIOCI dan SbOCI.
Kelebihan asam klorida yang terlalu banyak dapat
memyebabkan AgCl dan PbCl2 larut kembali dalam bentuk
kompleks, sedangkan klorida raksa (I), HgCl2 tetap stabil.
2. GolonganII : kation golongan ini bereaksi dengan asam
klorida, tetapi membentuk endapan dengan hydrogen
sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini
adalah Hg, Bi, Cu, Cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II
dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan
tembaga dan sub golongan arsenic. Dasar pembagian ini
adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium
polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga
tidak larut dalam reagensi ini, sulfida dari sub grup arsenic
melarut dengan membentuk garam tro.golongan II disebut
juga sebagai asam hydrogen sulfida atau golongan tembaga
timah. Klorida, nitrat, dan sulfat yang sangat mudah larut
dalam air.
Sedangkansulfida,hidroksidadankarbonatnyatidaklarut.
3. GolonganIII: kation golongan ini tidak bereaksi dengan
asam klorida encer. Ataupun dengan hydrogen sulfida
dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral. Kation golongan ini CO, Fe, Al, Cr, Co,
Mn, Zn. Logam-logam diendapkan sebagai sulfida,kecuali
aluminium dan kromiun, yang diendapkan sebagai
hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.
Besi, aluminium, dan mangan atau golongan III A juga
diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan ammonia
dengan adanya ammonium klorida. Endapan hidroksida
pada golongan ini bermacam-macam. Kation golongan III
B diendapkan sebagai garam sulfidanya dengan
mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya
basa.
4. Golongan IV :kation golongan ini bereaksi dengan
golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan
ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida,
dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
adalah Ba, Ca, Sr.
5. Golongan V : kation-kation yang umum, yang tidak
bereaksi dengan reagensi-reagensi golongan sebelumnya,
merupakan golongan kation terakhir. Kation golongan ini
meliputi : Mg, K, NH4. Untuk menemukan adanya kation
NH4 harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk
kation-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na, dan K, identifikasinya
dapat dilakukan dengan uji nyala.
III. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

a. Tabung reaksi

b. Kain kasa

c. Kaki tiga
d. Rak tabung reaksi

e. Penjepit tabung reaksi

f. Pipet tetes

g. Gelas beker
h. Pembakar spiritus

B. Bahan
1. (Pb(NO3)2 atau Pb(CH3COO)2
2. HgNO3
3. AgNO3
4. Hg(NO3)2
5. Bi(NO3)3
6. CuSO4
7. CdSO4
8. As2O3 atau Na3AsO3
9. Na2HAsO4.7H2O
10. SbCl3
11. SnCl2.2H2O
12. FeSO4.7H2Oatau FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O
13. FeCl3.6H2O
14. AlCl3 0,33M atau Al2(SO4)3.16H2O
15. CrCl3.6H2O 0,33M atau Cr2(SO4)3.15H2O
16. CoCl2.6H2O atau Co(NO3)2.6H2O
17. NiSO4.7H2O atau NiCl2.6H2O
18. MnCl2.4H2O atau MnSO4.4H2O
19. ZnSO4.7H2O
20. BaCl2.2H2O atau Ba(NO3)2
21. SrCl2.6H2O atau Sr(NO3)2
22. CaCl2.6H2O
23. MgCl6.6H2O atau MgSO4.7H2O
24. KCl
25. NH4Cl
IV. PROSEDUR
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan kurang lebih 5 tetes reaksi golongan ke dalam salah satu tabung
reaksi
3. Ke dalam tabung yang sudah diisi reaksi golongan, ditambah 5 tetes
pereaksi golongan
4. Amati perubahan yang terjadi, lakukan percobaan tersebut berulang kali
dengan reaksi golongan yang berbeda pada pengujian sampel
5. Siapkan larutan sampel
6. Masukkan larutan sampel kedalam tabung reaksi
7. Ke dalam tabung yang sudah diisi larutan sampel, tambahkan 5 tetes
pereaksi golongan
8. Amati perubahan yang terjadi
9. Lakukan percobaan dengan pereaksi golongan yang berbeda
V . HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pereaksi Hasil

Timbel, Pb2+ (Pb(NO3)2 atau Pb(CH3COO)2 0,25M)

Endapan putih, larut dalam air panas, -


1. Asam klorida encer memisah lagi sebagai kristal panjang
seperti jarum setelah dingin

Endapan putih, larut dalam amonium -


2. Asam sulfat encer asetat agak pekat (10M) dan amonium
tartrat agak pekat (6M)

Endapan kuning, larut dalam asam - -


3. Kalium kromat
nitrat dan natrium hidroksida

Endapan kuning, larut sedang dalam air -


4. Kalium iodida mendidih, memisah lagi sebagai keping-
keping kuning keemasan setelah dingin

Merkurium, Hg22+ (HgNO3 0,05M)

1. Asam klorida encer Endapan putih, tak larut dalam asam -


encer

2. Amonia Endapan hitam -

3. Kalium iodida Perlahan-lahan, endapan hijau - -

4. Timah(II) klorida Endapan hitam keabu-abuan -

Perak, Ag+ (AgNO3 0,1M)

Endapan putih, larut dalam amonia -


1. Asam klorida encer
encer

Endapan kuning, tak larut dalam amonia - -


2. Kalium iodida encer dan pekat, larut dalam sianida
dan natrium tiosulfat
3. Kalium kromat Endapan merah -

Merkurium, Hg2+ (Hg(NO3)2 0,05M)

1. Amonia Endapan putih -

2. Kalium iodida Perlahan-lahan, endapan merah -

3. Timah(II) klorida Endapan putih seperti sutra -

Bismut, Bi3+ (Bi(NO3)3 0,2M)

1. Amonia Endapan putih -

2. Natrium hidroksida Endapan putih - -

3. Kalium iodida Endapan hitam -

Tembaga, Cu2+ (CuSO4)

Jika ditambahkan dalam jumlah sangat -


1. Amonia
sedikit, timbul endapan biru

2. Natrium hidroksida Endapan biru - -

3. Kalium Endapan coklat kemerahan, larut dalam -


heksasianoferat(II) amonia

Kadmium, Cd2+ (CdSO4)

1. Amonia Tetes demi tetes, endapan putih, larut - -


dalam asam

2. Natrium hidroksida Endapan putih, larut dalam asam encer -

Arsenik, As3+ (As2O3 atau Na3AsO3 0,1M)

Endapan kuning, larut dalam asam - -


1. Perak nitrat
nitrat dan amonia

Endapan hijau, larut dalam asam, -


2. Tembaga sulfat
amonia dan natrium hidroksida

Arsenik, As5+ (Na2HAsO4.7H2O 0,1M)

1. Perak nitrat Endapan merah kecoklatan, larut dalam - -


asam dan amonia, tak larut dalam asam
asetat

Berlebihan, endapan kristalin kuning, -


2. Amonium molibdat tak larut dalam asam nitrat, larut dalam
amonia dan basa alkali

Stibium, Sb3+ (SbCl3 0,2M)

Dituangkan dalam air, timbul endapan - -


1. Air putih, larut dalam asam klorida dan
tartrat

2. Natrium hidroksida Endapan putih, larut dalam basa alkali -


pekat (5M)

3. Kalium iodida Warna merah -

Timah, Sn2+ (SnCl2.2H2O 0,25M)

Endapan putih, larut dalam alkali - -


1. Natrium hidroksida
berlebihan

2. Merkurium(II) klorida Endapan putih -

Besi, Fe2+ (FeSO4.7H2O atau FeSO4.(NH4)2SO4.6H2O 0,5M)

1. Amonium sulfida Endapan hitam, larut dalam asam +

2. Kalium + +
Endapan biru tua
heksasianoferat(III)

Besi, Fe3+ (FeCl3.6H2O 0,5M) +

Endapan coklat merah seperti gelatin, -


1. Amonia tak larut dalam reagensia berlebihan,
larut dalam asam

Endapan coklat kemerahan, tak larut + +


2. Natrium hidroksida
dalam reagensia berlebihan

3. Kalium Endapan biru tua (biru Prussia), tak larut +


heksasianoferat(II) dalam asam encer, larut dalam
reagensia sangat berlebihan dan asam
oksalat
4. Kalium -
Warna coklat
heksasianoferat(III)

Aluminium, Al3+ (AlCl3 0,33M atau Al2(SO4)3.16H20,166M)

Endapan putih seperti gelatin, larut -


1. Amonia
sedikit dalam reagensia berlebihan

Endapan putih, larut dalam reagensia - -


2. Natrium hidroksida
berlebihan

Endapan putih, larut dalam reagensia -


3. Amonium sulfida
berlebihan

Kromium, Cr3+ (CrCl3.6H2O 0,33M atau Cr2(SO4)3.15H2O 0,166M)

Endapan abu-abu hijau sampai abu-abu - -


1. Amonia biru seperti gelatin, dengan
mendidihkan larutan

Endapan hijau, larut dalam asam -


2. Natrium fosfat mineral, tak larut dalam asam asetat
encer

Kobalt, Co2+ (CoCl2.6H2O atau Co(NO3)2.6H2O 0,5M)

1. Natrium hidroksida Endapan biru - -

Endapan hitam, tak larut dalam asam - -


2. Amonium sulfida
klorida encer dan asam asetat

3. Kalium nitrit Endapan kuning -

Nikel, Ni2+ (NiSO4.7H2O atau NiCl2.6H2O 0,5M)

Endapan hijau, tak larut dalam -


1. Natrium hidroksida reagensia berlebihan, larut dalam
amonia

Endapan hijau, larut dalam reagensia - -


2. Amonia
berlebihan menjadi larutan biru tua

Endapan hitam, dalam reagensia -


3. Amonium sulfida berlebihan menjadi larutan koloid
coklat tua
Mangan, Mn2+ (MnCl2.4H2O atau MnSO4.4H2O 0,25M)

Endapan putih (mula-mula), larut dalam -


1. Natrium hidroksida reagensia berlebihan, menjadi coklat
bila terkena udara (oksidasi)

Endapan merah jambu, larut dalam - -


2. Amonium sulfida asam mineral dan asam asetat, menjadi
coklat bila terkena udara (oksidasi)

3. Natrium fosfat Endapan merah jambu, larut dalam -


asam

Zink, Zn2+ (ZnSO4.7H2O 0,25M)

Endapan putih seperti gelatin, larut -


1. Natrium hidroksida
dalam asam dan reagensia berlebihan

Endapan putih, larut dalam reagensia - -


2. Amonia
berlebihan dan garam amonium

3. Kalium Endapan putih, tak larut dalam asam -


heksasianoferat(II) encer, larut dalam natrium hidroksida

Barium, Ba2+ (BaCl2.2H2O atau Ba(NO3)2 0,25M)

Endapan putih, larut dalam asam asetat -


1. Amonium karbonat
dan asam mineral encer

Endapan putih, sedikit larut dalam air, + +


2. Amonium oksalat larut dalam asam asetat encer dan asam
mineral

Endapan putih, tak larut dalam air, larut +


3. Asam sulfat encer
dalam asam sulfat pekat mendidih

Endapan kuning, tak larut dalam air dan -


4. Kalium kromat asam asetat encer, larut dalam asam
mineral

Strontium, Sr2+ (SrCl2.6H2O atau Sr(NO3)2 0,25M)

1. Amonium karbonat Endapan putih, sedikit larut dalam -


garam amonium
Endapan putih, tak larut dalam - -
2. Asam sulfat encer amonium sulfat, larut sedikit dalam
asam klorida mendidih

Endapan putih, sedikit larut dalam air, -


3. Amonium oksalat
larut dalam asam mineral

Endapan kuning, larut dalam air, asam -


4. Kalium kromat
asetat dan asam mineral

Kalsium, Ca2+ (CaCl2.6H2O 0,5M)

Endapan amorf putih, menjadi kristal -


1. Amonium karbonat
jika dididihkan

2. Asam sulfat encer Endapan putih, larut dalam air - -

Endapan putih, tak larut dalam air dan -


3. Amonium oksalat
asam asetat, larut dalam asam mineral

Magnesium, Mg2+ (MgCl6.6H2O atau MgSO4.7H2O 0,5M)

Endapan putih, larut dalam reagensia -


1. Natrium hidroksida berlebihan, tak larut dalam garam
amonium

2. Amonium karbonat Endapan putih - -

3. Dinatrium hidrogen Endapan kristalin putih, larut dalam -


fosfat asam asetat dan asam mineral

Kalium, K+ (KCl 1M)

1. Natrium Endapan kuning, tak larut dalam asam -


heksanitritokobaltat( asetat encer
III)

2. Asam tartrat atau Endapan kristalin putih, larut dalam - -


natrium hidrogen asam kuat dan alkali kuat
tartrat

Endapan kristalin putih, larut sedikit -


3. Kalium perklorat
dalam air, tak larut dalam alkohol

Amonium, NH4+ (NH4Cl 1M)


Pelepasan gas amonia, yang ditandai -
dengan:

(i) baunya yang khas


(ii) pembentukan uap putih bila
sebatang kaca yang dibasahi asam
klorida pekat diletakkan dekat
mulut bejana
1. Natrium hidroksida
(iii) perubahan kertas lakmus merah
menjadi biru
(iv) pembentukan warna hitam pada
kertas saring yang dibasahi dengan
merkurium(I) nitrat
(v) pembentukan warna coklat pada
kertas saring yang dibasahi dengan
mangan(II) klorida dan hidrogen
peroksida
Endapan coklat atau warna coklat atau - -
2. Reagensia Nessler
kuning

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa larutan sampel


no.8 mengandung kation Fe3+, Ba2+, Fe2+. Tetapi pada kenyataannya sampel no.8
mengandung Fe3+, Bi3+, Sr2+, berikut penjabarannya :

1. Ketika larutan sampel ditambahkan NaOH muncul endapan coklat


kemerahan, berdasarkan reaksi
Fe3+ + 3OH-  Fe(OH)3

Kemudian ketika ditambahkan kalium heksasianoferat (II) muncul


endapan biru tua, berdasarkan reaksi

4Fe3+ + 3 [Fe(CN)6]4-  Fe4 [Fe(CN)6]3

Sehingga kami menyimpulkan bahwa larutan tersebut mengandung kation


Fe 3+
2. Ketika kami melakukan percobaan, kami menemukan kation Ba2+ yang
pada kenyataannya tidak terkandung dalam larutan sampel tersebut. Kami
dapat menyimpulkan demikian karena pada saat ditambahkan amonium
oksalat muncul endapan, berdasarkan reaksi
Ba2+ + (COO)2-  Ba (COO)2

Tetapi ketika percobaan kami tidak melarutkannya pada air dan asam
oksalat untuk membuktikan endapan yang larut. Kemudian pada saat
ditambahkan H2SO4 encer muncul endapan putih, dan hampir tak larut
dalam asam encer dan dalam amonium sulfat dan larut cukup baik dalam
H2SO4 pekat mendidih, tetapi pada percobaan kami tidak melakukan
pendidihan, sehingga tidak terjadi transformasi parsial, berdasarkan reaksi

BaSO4 + H2SO4 (pekat)  Ba2+ + H2SO4-

3. Ketika kami melakukan percobaan, kami juga menemukan kation Fe3+


yang pada kenyataannya tidak terkandung dalam larutan sampel tersebut.
Kami dapat menyimpulkan demikian karena ketika ditambahkan kalium
heksasianoferat (II) muncul endapan biru tua, berdasarkan reaksi
4 Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4-  Fe4 [ Fe(CN)6]3

Berdasarkan reaksi tersebut, reagen yang berlebihan dapat melarutkan


sebagian atau seluruhnya, tetapi ketika ditambahkan reagen yang berlebih
tidak larut, ada kemungkinan reagen yang ditambahkan volumenya kurang
sehingga tidak menimbulkan reaksi sama sekali dan hanya muncul
endapan biru tua. Dan ketika ditambahkan amonium sulfida muncul
endapan hitam berdasarkan reaksi

2 Fe3+ + 3 S2-  2 FeS+ S

Dalam asam klorida, endapan hitam itu melarut dan warna putih dari
belerang menjadi nampak jelas, tetapi pada percobaan, kami hanya
menemukan endapan hitam dan tidak melarutkannya dalam asam klorida.
4. Larutan sampel tidak menunjukan kation Bi3+ pada saat percobaan. Hal
ini dikarenakan ketika ditambahkan amonia tidak muncul endapan putih,
Seharusnya terjadi reaksi
Bi3+ + NO3- + 2 NH3+ 2 H2O  Bi(OH)2NO3 + 2 NH4+

Ada kemungkinan reagen yang ditambahkan volumenya terlalu sedikit


sehingga endapannya larut dalam reagen, karena endapan tersebut tak larut
dalam reagen yang berlebih. Hal ini juga terjadi ketika larutan sampel
ditambahkan NaOH, seharusnya terjadi reaksi

Bi3+ + 3 OH-  Bi(OH)3

5. Larutan sampel juga tidak menunjukan kation Sr2+ pada saat percobaan.
Hal ini dikarenakan ketika ditambahkan asam sulfat encer tidak muncul
endapan putih, seharusnya terjadi reaksi
Sr2+ + SO42-  SrSO4

Kemungkinan volume yang ditambahkan jumlahnya kurang atau bisa jadi


terlalu banyak sehingga tidak muncul reaksi sama sekali. Kemudian ketika
ditambahkan amonium oksalat, tidak muncul endapan putih, dan tidak
terjadi reaksi

Sr 2+ + (COOH)2 2-  Sr(COO)2
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa


kation yang terkandung pada larutan sampel no.8 adalah Fe3+, kami dapat
menyimpulkan demikian dikarenakan ketika larutan sampel ditambahkan reagen-
reagen yang telah ditentukan menunjukan hasil yang sama pada referensi yang
kami miliki sesuai pembahasan sebelumnya. Terdapat 2 kation yang kami
temukan tetapi pada kenyataannya tidak terkandung dalam larutan Fe2+ dan Ba2+.
Selain itu kami tidak dapat menemukan kation yang juga terdapat pada sampel
yaitu Bi3+ dan Sr2+. Karena itu kami tidak dapat menemukan data pembanding
yang nantinya akan dibandingkan dengan referensi yang kami miliki, hal ini
dikarenakan ketika percobaan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal
tersebut diantaranya ada beberapa endapan yang harus dilarutkan dalam reagen
lain tetapi kami tidak melarutkannya, kami juga tidak melakukan pendidihan,
serta ada kemungkinan bahwa volume reagen yang ditambahkan terlalu sedikit
atau malah terlalu banyak serta konsentrasi reagen yang terlalu pekat tidak
menyebabkan reaksi sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA

Svehla, G. 1979. Vogel Jilid 1. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka

Damajanti, Neni. 2016. Buku Panduan Praktikum Kimia Analisis. Purwokerto:


Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Irjawati, Nur. 2014. “Laporan Kation”. http://nurirjawati.wordpress.com/bout-


pharmacy/colap/laporan-kation/

diakses pada 18 Oktober 2016

Ramadanu, Dika. 2015. “Laporan Kimia Analisis Kation”.


http://dikaramadanu.blogspot.co.id/2015/03/laporan-kimia-analisis-
kation/html?m=1

diakses pada 18 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai