Disusun Oleh :
Anisa Rizqi R. (40040117640021)
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2019
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam cabang ilmu kimia analisis, salah satunya adalah analisis kualitatif untuk
senyawa – senyawa anorganik. Dalam menganalisis senyawa – senyawa tersebut maka
digunakan metode reaksi identifikasi kation dan anion, namun dalam praktikum kali ini
yang akan diidentifikasi adalah anion saja.
Reaksi identifikasi adalah suatu reaksi kimia yang dimaksudkan untuk mengetahui
keberadaan suatu zat (ion/gugus) dalam suatu sampel tetentu. Untuk itu maka dibutuhkan
pengetahuan dasar tentang sifat zat/gejala atau perubahan di timbulkan apabila
ditambahkan suatu pereaksi.
Dalam kimia analisis kimia kualitatif telah dikenal suatu cara untuk menentukan ion
anion - anion tertentu, yaitu menggunakan uji golongan dan uji penegasan dengan
menggunakan beberapa pereaksi – pereaksi tertentu yang disebut dengan pereaksi selektif
dan pereaksi spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi untuk
beberapa jenis anion, sedangkan pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi
hanya untuk satu anion tertentu saja.
1.3 Tujuan
Kimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah
unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif
berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel
Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam
cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kulaitatif merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk mempelajari kimi dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam
metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion suatu larutan
Anion merupakan ion bermuatan negatif. Analisa anion adalah analisa yang bertujuan
untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Dalam identifikasi/analisa anion dikenal
adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa
kering meliputi pemeriksaan organoleptik (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa
basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi
pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan
pencucian endapan.
Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam
suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk
mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Dalam analisis anion , seperti halnya pada analisis kation perlu dilakukan
persiapan dalam tahapan test pendahuluan dengan mengikuti sifat-sifat berikut:
1. Golongan Sulfat
Golongan Sulfat yaitu golongan yang menghasilkan gas bila bereaksi dengan
asam klorida encer dan asam sulfat encer dan jika ditambahkan asam dan BaCl2 maka
terbentuk endapan putih yang artinya anion sulfat ada. Golongan Sulfat antara lain :
SO42 - ,CO32 -, PO43 -, CrO42 - , C2O42 - , SO32 –
2. Golongan Halida
Golongan Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah
salah satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang
mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, golongan
halida antara lain:
Cl- , Br - , I- , SCN- , S 2–
3. Golongan Nitrat
Golongan nitrat pada anion merupakan sejenis cairan korosif yang tak
berwarna, dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar.
Golongan nitrat pada anion ada jika terbentuk cincin coklat saat ditambahkan beberapa
tetes ferosulfat melalui dinding tabung perlahan-lahan. Golongan nitrat antara lain:
NO3 -, NO2 - , ClO3 –
SO32- : belerangdioksida, dengan bau belerang yang terbakar. Gas ini dapat
dideteksi dengan bau dari larutannya.
S2- : hidogensulfida dihasilkan. Baunya seperti telur busuk, hal ini dapat
menyimpulkan bahwa ada sulfida.
C2H3O2- : asam asetat yang dihasilkan dengan bau cuka. Larutan asetat yang
terlarut berbau jika SO2 atau H2S tidak ada.Dengan hadirnya SO2 atau H2S, deteksi
ini sulit dilakukan.