Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR N

i
PROGRAM STUDI DIII FARMASI l
POLITEKNIK KATOLIK MANGUNWIJAYA a
i
:

I. JUDUL PRAKTIKUM
Laporan Praktikum Kimia Dasar Identifikasi Kualitatif Anion Br- (Bromida), Cl- (Klorida), I- (Iodida),
dan S= (Sulfida).

II. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami prinsip dasar yang melatar belakangi prosedur pemisahan anion serta
mengidentifikasi jenis anion yang ada didalam sampel.
2. Mahasiswa dapat mengindetifikasi anion Br- (Bromida), Cl- (Klorida), I- (Iodida), dan S= (Sulfida).
3. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi spesifik dari anion Br- (Bromida), Cl- (Klorida), I- (Iodida),
dan S= (Sulfida).
4. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi kimia dari anion Br- (Bromida), Cl- (Klorida), I- (Iodida),
dan S= (Sulfida).

III. PRINSIP
Identifikasi anion menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dengan melarutkan reaksi dalam suatu
sampel dengan pereaksi lain yang spesifik untuk suatu anion dengan melihat perubahan yang terjadi.

IV. DASAR TEORI


Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif. Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa
yang terdapat dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah
memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak
suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh. (Underwood, 1986)
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat
fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion
pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode
analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium.
Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun
endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya. (Svehla, 1990)
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara
penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam
kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan
garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan
garam-garam Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada
proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi
anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam
dibagi dua lagi yaitu anion membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion
yang membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion
berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan
dan dengan reaksi redoks. Berikut adalah reaksi-reaksi sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi nitrat
bereaksi menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika
direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan
menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang
kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin
ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah
larut dalam air dingin. Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan
dengan menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan
dalam larutan jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak
soda (ES). Karena ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana
yang tepat. Biasanya sebelum digunakan ditambahkan dulu asam. Fungsi larutan ekstrak soda adalah
untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan anion.. Pada pemanasan
dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida, hidroksida, karbonat dan
karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO42- yang dapat larut makin banyak.

V. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
 Rak tabung reaksi  KBr
 Tabung reaksi  NaCl
 Pipet tetes  HNO3
 Lampu spiritus  AgNO3
 Korek api  NH4OH
 Penjepit tabung  Pb(NO3)2
 Kertas amylum  Pb(C2H3O2)2
 Kertas lakmus biru  Hg(NO3)2
 H2SO4
 KI
 Na2S
 K2Cr2O7
 HgCl2
 CuSO4
 HCl
 Pb(CH3COOH)2

VI. SIFAT FISIKA DAN KIMIA


NO NAMA BAHAN SIFAT FISIKA SIFAT KIMIA
1. KBr Kristal, tidak KBr sangat
berwarna, larut dalam mengganggu selaput
air, tidak berbau. Lambung.

2. NaCl Hablur berbentuk Iritan.


kubus, tidak
berwarna, rasa
asin.
3. HNO3 Cairan bau khas, titik Oksidasi, korosif.
didih 83°C
titik lebur -42°C.
4. AgNO3 Hablur putih, larut Korosif, beracun,
dalam air, berbahaya
titik didih 440°C. bagi lingkungan.
5. NH4OH Cairan jernih, tidak Korosif, berbahaya bagi
berwarna, mudah larut lingkungan.
dalam air.
6. Pb(NO3)2 Kristal putih, titik lebur Beracun, berbahaya bagi
270°C. lingkungan.

7. Pb(C2H3O2)2 Bubuk putih atau tidak Beracun.


berwarna, kristal
berkilau, titik lebur
280°C.

8. Hg(NO3)2 Padatan berbentuk Sangat beracun.


kristal higroskopis,
warna putih
hingga
kuning, titik
lebur 79°C.
9. H2SO4 Cairan tidak berwarna, Korosif.
bau
sangat tajam.
10. KI Hablur, transparan, Ionik.
tidak berwarna.

11. Na2S Zat padat tidak Higroskopis, tidak dapat


berwarna, bau seperti
larut dalam eter, dan agak
telur busuk, titik
lebur 1176°C dapat larut dalam
(2149°F
alkohol.
1449K).
12. K2Cr2O7 Padatan kristalin Sebagai prekursor untuk
merah-jingga, titik lebur
kalium krom alum.
398 °C (748 °F; 671 K).

13. HgCl2 Tidak berwarna atau Beracun.


padat putih, tidak
berbau, titik lebur
276 °C (529 °F; 549 K).

14. CuSO4 Berwarna abu-abu Sebagai herbisida,


putih, tidak
fungisida, pestisida.
bercampur pada
etanol.
15. HCl Cairan tidak berwarna, Korosif.
bau merangsang.

16. Pb(CH3COOH)2 Bubuk putih atau tidak Senyawa yang sangat


berwarna, Kristal
beracun.
berkilau, bau seperti
cuka, titik lebur 280
°C
(536 °F; 553 K).

VII. HASIL PENGAMATAN


NO SAMPEL PEREAKSI HASIL KET. GAMBAR

Endapan putih
1. KBr HNO3 + AgNO3 kuning dari
AgBr
Endapan putih
KBr Larut
kuning + NH4OH

Endapan kuning
KBr AgNO3
muda

KBr Pb(NO3)2 Endapan putih

Endapan putih dari


2. NaCl HNO3 + AgNO3
AgCl

Endapan putih seperti


NaCl Timbal asetat
jarum

Endapan putih
NaCl seperti jarum, Larut
dipanaskan

NaCl Hg(NO3)2 Endapan putih


Uap yang ditangkap
H2SO4, dengan kertas
NaCl lakmus biru akan
dipanaskan
menjadi merah

3 Kl AgNO3 Endapan kuning

Tidak larut
+ NH4OH

H2SO4(e) + Uap dipriksa dengan


K2CrO7 kertas amylum
menjadi biru

HgCl2 Endapan merah


jingga

Kl Larut

Pb(NO3)2 Endapan kuning

Sisik ikan mas


+ HNO3 + H2O
dipanaskan
kemudian
didinginkan

CuSO4 Endapan putih larut


coklat
4. Na2S 1 tetes HCl(p) Bau busuk untuk dapat mengetahui bau, dapat
dilakukan dengan cara mengibas-ngibaskan
dipanaskan maka akan tercium bau busuk

Pb(CH3COOH) Hitam (sebelum


didiamkan)

(sesudah didiamkan)

AgNO3 Endapan hitman


(sebelum
didiamkan)

(sesudah didiamkan)

v
VIII. REAKSI KIMIA
1. Br- (Bromida)
a) 2KBr + 2HNO3 + 2AgNO3 → 2K(NO3)2 + 2AgBr + H2
b) KBr + NH4OH → NH4Br + KOH
c) KBr + AgNO3 → AgBr + KNO3
d) 2KBr + Pb(NO3)2 → 2KNO3 + PbBr2

2. Cl- (Klorida)
a) 2NaCl + 2AgNO3 + 2HNO3 → 2Na(NO3)2 + 2AgCl + H2
b) 2NaCl + Pb(CH3COO)2 → 2Na(CH3COO) + PbCl2
c) 2NaCl + Pb(C2H3O2)2 → 2Na(C2H3O2) + PbCl2
d) 2NaCl + Hg(NO3)2 → HgCl2 + 2Na(NO3)
2NaCl + H2SO4 → 2HCl + Na2SO4

3. I- (Iodida)
a) KI + AgNO3 → AgI + KNO3
b) 6KI + 7H2SO4 + K2Cr2O7 → 3I2 + 4K2SO4 + Cr2(SO4)3 + 7H2O
c) 2KI + HgCl2 → HgI2 + 2KCl
d) 2KI + Pb(NO3)2 → PbI2 + 2KNO3
e) 2KI + CuSO4 → K2SO4 + CuI2

4. S= (Sulfida)
a) Na2S + 2HCl → 2NaCl + H2S
b) Na2S + Pb(CH3COO)2 → 2CH3COONa + PbS
c) Na2S + 2AgNO3 → 2NaNO3 + Ag2S

IX. PEMBAHASAN
1.Br- (Bromida)
a) Pada identifikasi pertama, larutan KBr direaksikan dengan HNO3(e) + AgNO3 menghasilkan
endapan putih kuning dari AgBr ditambahkan dengan NH4OH 10% akan larut kemudian
ditambahkan HNO3 menghasilkan endapan putih kuning.
b) Pada identifikasi kedua, larutan KBr direaksikan dengan AgNO3 menghasilkan endapan
kuning muda.
c) Pada identifikasi ketiga, larutan KBr direaksikan dengan PB(NO3)2 menghasilkan endapan
putih.

2.Cl- (Klorida)
a) Pada identifikasi pertama, larutan NaCl direaksikan dengan HNO3(e) + AgNO3
menghasilkan endapan putih dari AgCl.
b) Pada identifikasi kedua, larutan NaCl direaksikan dengan timbal asetat menghasilkan
endapan putih seperti jarum kemudian dipanaskan maka akan larut kembali.
c) Pada identifikasi ketiga, larutan NaCl direaksikan dengan Hg(NO3)2 menghasilkan endapan
putih.
d) Pada identifikasi keempat, larutan NaCl direaksikan dengan H2SO4(p) menghasilkan uap
yang ditangkap dengan kertas lakmus biru akan menjadi merah.

3.I- (Iodida)
a) Pada identifikasi pertama, larutan KI ditambahkan dengan AgNO3 menghasilkan endapan
kuning dari AgI kemudian ditambahkan dengan NH4OH menjadi tidak larut.
b) Pada identifikasi kedua, larutan KI ditambahkan dengan H2SO4(e) ditambah K2Cr2O7
kemudian dipanaskan menghasilkan uap yang diperiksa dengan kertas amylum yang
menghasilkan warna biru.
c) Pada identifikasi ketiga, larutan KI ditambahkan dengan HgCl2 menghasilkan endapan merah
jingga kemudian ditambahkan dengan KI maka akan larut.
d) Pada identifikasi keempat, larutan KI ditambahkan dengan Pb(NO3)2 menghasilkan endapan
kuning kemudian ditambahkan dengan HNO3 dan ditambahkan dengan H2O dipanaskan
lalu didinginkan maka akan menghasilkan sisik ikan emas.
e) Pada identifikasi kelima, larutan KI ditambahkan dengan CuSO4 menghasilkan endapan putih
larutan coklat.
4. S= (Sulfida)
a) Pada identifikasi pertama, Na2S ditambahkan dengan 1 tetes HCl(p) kemudian dipanasi
menghasilkan bau busuk.
b) Pada identifikasi kedua, larutan Na2S ditambahkan dengan Pb(CH3COOH)2 menghasilkan
warna hitam.
c) Pada identifikasi ketiga, larutan Na2S ditambahkan dengan AgNO3 menghasilkan endapan
hitam.

X. KESIMPULAN
1. Mahasiswa/i telah mampu mengetahui cara mengidentifikasi anion golongan 1 sampai 4 yaitu, dengan
menyaksikan video praktikum yang telah diberikan dari dosen kepada mahasiswa/i.

2. Mahasiswa/i telah mampu mengetahui prinsip yang terdapat dalam anion 1 sampai 4 yaitu, Anion merupakan unsur
non logam yang bermuatan negatif. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi Anion ini adalah Analisis
Kimia Kualitatif anorganik. Ion-ion diidentifikasi menurut sifat fisika dan kimianya.

3. Mahasiswa/i telah mampu mengetahui dasar teori yang terdapat dalam anion golongan 1 sampai 4 yaitu, Kimia
analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. berurusan dengan unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam
suatu sampel atau contoh.
Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang ada dalam sampel atau contoh.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat
digunakan pada zat padat dan Reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan anion
adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng

4. Mahasiswa/i telah mampu mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum yaitu
● Alat yang digunakan: Tabung & Tabung Reaksi, Lampu Spirtus & Korek Api, Penjepit Tabung, pipet tetes,
kertas fluoresensi, kertas O-toluidin, kertas lakmus, kertas amylum.
● Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; KBr, NaCl, KI, Na 2S sebagai larutan dan HNO3(e), AgNO3,
AgBr, NH4OH, H2SO4(e), K2CrO7, Pb(NO3)2, timbal asetat, Hg(NO3)2, H2SO4(p), HgCl2, H2O, CuSO4, HCl(p),
Pb(CH3OOH)2, CCl4, HCl(e), K2Cr2O4, Agl, Na-hypochlorida, NaOH, Na nitroprusida sebagai pelarut.

5. Mahasiswa/i telah mampu mengetahui mengidentifikasi sifat fisika dan kimia pada anion golongan 1 sampai 4
yaitu yang bisa dilihat pada tabel yang tersedia pada point 6, yang menjelaskan tentang sifat fisika dan kimia pada
golongan ini.

6. Mahasiswa/i telah mampu mengetahui reaksi kimia yang terjadi pada anion golongan 1 sampai 4 yaitu perubahan
bentuk, bau, dan warna pada setiap pencampuran sampel dan pelarut. dari praktikum ini ada beberapa reaksi yang
yang ditimbulkan yaitu, menghasilkan zat yang larut, zat yang mengendap, perubahan pada kertas lakmus,
perubahan pada kertas amylum, dan zat yang menimbulkan bau busuk

XI. DAFTAR PUSTAKA

Polteka Mangunwijaya, (2020, Oktober 11) Anion – Bromida. Diakses pada 13 Oktober
2021.https://drive.google.com/file/d/1mIRINO39Bf3DRxawkDrZlYQ0G__gWDhw/view?usp=sharing

Polteka Mangunwijaya, (2020, Oktober 11) Anion – Klorida. Diakses pada 13 Oktober
2021.https://drive.google.com/file/d/1mG6pAEWO4h0LFQREbTL1HkNdAZ6xzSwk/view?usp=sharing

Polteka Mangunwijaya, (2020, Oktober 11) Anion – Iodida. Diakses pada 27 Oktober 2021.
https://drive.google.com/file/d/1YiCDLttNAh_zFemO3bi_x_yCTu74pDHa/view

Polteka Mangunwijaya, (2020, Oktober 11) Anion – Sulfida. Diakses pada 27 Oktober 2021.
https://drive.google.com/file/d/1YiCDLttNAh_zFemO3bi_x_yCTu74pDHa/view

Meita Sari, Dewi. 2020. Laporan Analisis Anion. Diakses pada 26 Oktober 2021.
https://meitaisme.wordpress.com/tuu-gaasss/kimia-analitik/laporan-analisis-anion/
Semarang, 28 Oktober 2021

PRAKTIKAN PRAKTIKAN PRAKTIKAN

(Lina Marsanti) (David Hale Taek) (Sindi Prihatini)


NIM. 221007 NIM. 221015 NIM. 221016

PRAKTIKAN PRAKTIKAN PRAKTIKAN

(Vinsentia Condra P.M.T) (Vera Widayanti) (Nur Nisa’ul Karomah)


NIM. 221004 NIM. 221032 NIM. 221035

Anda mungkin juga menyukai