Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 1

(Titrasi Asam Basa)


AJI FIRDA LIA F

ALFIRA NAIDA P

AMALIA RAHMA

ANGGI DEFA HAPDI

DEVA YUSIMITA

DEWI YULIANA

EKA ARIANTI
TUJUAN PRAKTIKUM
• Praktikan diharapkan mampu
mengetahui kadar suatu senyawa
secara titrasi asam basa

• Praktikan diharapkan mampu


mengolah data titrasi asam basa sesuai
ketentuan

TUJUAN TITRASI
 Tujuan dari titrasi untuk menentukan secara kuantitatif
suatu zat dalam larutan dengan  zat/ larutan lain yang
konsentrasinya telah diketahui melalui reaksi secara cara
bertahap hingga mencapai titik stoikiometri (Setiawati,
2015).
LATAR
BELAKANG
• Titrasi adalah metode analisis yang
digunakan untuk mengukur zat dari suatu • Titrasi asam basa merupakan  salah
larutan, ada banyak  jenis titrasi yang satunya metode  analisis kuantitatif untuk
paling umum yaitu  asam basa, oksidasi menentukan konsentrasi dari suatu larutan
reduksi dan pengendapan serta yang ada ada di dalam larutan.
Kompleksometri, Dalam reaksi asam basa, keberhasilan dalam titrasi asam basa
asam akan bereaksi dengan basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator
menghasilkan ion molekul asam dan air:  yang mampu menunjukkan titik akhir titrasi
(Ratnasari, 2016).
Prinsip titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer
maupun titran, titer adalah larutan standar, yaitu larutan yang sudah
diketahui konsentrasinya dan ditempatkan dalam Buret, Sedangkan
titran adalah larutan yang akan ditentukan konsentrasinya, yang
biasanya ditempatkan di dalam labu Erlenmeyer. kadar atau
konsentrasi asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau
sebaliknya. Reaksi yang terjadi pada titrasi asam basa adalah
berdasarkan reaksi penetralan, sehingga titrasi asam basa sering juga
disebut reaksi netralisasi. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah ah
reaksi netralisasi yaitu (Wiryawan, 2007)
H+ + OH- → H2O
ALAT •


Botol coklat
Kaca Arloji
Labu Ukur



Mikropipet
Titrasi
Pipet
• pH Meter
• Kertas Perkamen
• Aluminium
• Timbangan
• Beaker Gelas 250ml
• Lumpang dan Alu
• Erlenmeyer

• NaOH 0,1 N
• Aquades

BAHAN •


Vitacimin
vitamin C IPI
indikator pp
• etanol 70%
CARA KERJA Pembuatan  Baku Primer (Pengerjaan Secara Kuantitatif)

Prosedur pembuatan larutan asam Kemudian dipindah dan dituangkan


oksalat 0,1 N  standar yaitu sebelumnya  larutan  menggunakan corong ke dalam
terlebih dahulu mencari gram masa asam labu ukuran 100ml,  dibersihkan  dengan
oksalat untuk membuat larutan standar air gelas baeker   sebanyak 2 kali dan
asam oksalat dimasukkan ke dalam labu ukur 100ml

Ditimbang asam oksalat yang sudah Ditambahkan air  ke dalam labu ukur
ditentukan masanya yaitu 1,26 gram 100ml  hingga mencapai batas

Dimasukkan asam oksalat ke dalam gelas


beaker kemudian dilarutkan asam oksalat Dikocok larutan sampai homogen
dalam air
CARA KERJA Pembuatan  Baku Sekunder (Pengerjaan Secara Kuantitati

Prosedur pembuatan larutan


NaOH  0,1 N  standar yaitu Kemudian dipindahkan  dan
dituangkan larutan
sebelumnya terlebih dahulu menggunakan corong ke dalam
mencari gram masa NaOH. labu ukur 250ml, Dibersihkan
dengan air gelas beaker 
sebanyak 2 kali dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 250ml, 
hingga mencapai batas
Ditimbang NaOH  sudah
ditentukan masanya yaitu 1
gram

Dikocok larutan
hingga  homogen
Dimasukkan NaOH  ke dalam
beaker gelas kemudian
dilarutkan NaOH  di dalam air
CARA KERJA  Titrasi Asam Basa

Disiapkan alat dan bahan  Dilakukan titrasi dengan


(pengerjaan secara menggunakan NaOH yang
dialirkan sedikit  demi sedikit
kuantitatif)
ad merah muda  tetap

Dipipet 10,0 ml  larutan asam Dicatat berapa jumlah volume


oksalat 0,1 N dimasukkan ke NaOH yang dialirkan sebagai
dalam setiap  Erlenmeyer Titik Akhir Titrasi (TAT)

Dipipet 3 tetes indikator PP 


ke dalam Erlenmeyer  tadi Titrasi dilakukan triplo
CARA KERJA Penentuan Kadar Vitamin C

Disiapkan vitamin C (Xon-C),   Kemudian ditambahkan 3 tetes


digerus sampai halus indikator PP  ke dalam
Erlenmeyer

Dilakukan titrasi menggunakan


Kemudian ditimbang  25 g  NaOH yang dialirkan sedikit
Vitacimin demi sedikit ad merah muda
tetap

Dilarutkan dengan aquades, dicatat berapa volume NaOH


kemudian dipipet sebanyak  yang dialirkan sebagai Titik
10,0 ml dimasukkan ke dalam Akhir Titrasi (TAT). Prosedur
Erlenmeyer dilakukan triplo
HASIL
   
Pembuatan Larutan Baku Primer Pembuatan Larutan Sekunder
N = X N = X
0,1 N = X 0,1 N = X
gr = gr =
gr = 1,26 g gr = 1 g
Pembakuan NaOH
Rumus : V1.N1 = V2.N2

     
• TAT = 10,36 ml • TAT = 10,27 ml • TAT = 10,26 ml
10ml . 0,1 N = 10,36ml . N2 10ml . 0,1 N = 10,27ml . N2 10ml . 0,1 N = 10,26ml . N2
N2 = N2 = N2 =
N2 = 0,0965 N N2 = 0,0973 N N2 = 0,0974 N

  Rata-rata (x) = = 0,0970 N


Penentuan Kadar Vitamin C
 
• % b/b = X 100%
=
=
 
= 0,153648 % • % b/b = X 100%
=
=

  = 0,1519408%
• % b/b = X 100%
=
=
= 0,1553%
PEMBAHASAN
Pada praktikum Analisis Farmasi kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui kadar suatu senyawa secara titrasi
asam basa dan diharapkan dapat mengolah data titrasi asam basa sesuai ketentuan.Pada percobaan ini digunakan NaOH
(Natrium Hidroksida) yang merupakan larutan baku sekunder dan larutan baku primer yaitu H 2C2O4.2H2O (Asam Oksalat).

Larutan standar yang digunakan adalah asam oksalat. Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang
mengandung dua gugus karboksil yang terletak pada ujung-ujung rantai karbon. Tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 g/mol. Asam oksalat larut di dalam alcohol dan jika dalam keadaan
murni berupa senyawa kristal atau larut dalam air (Ratnasari et all, 2016).

Larutan NaOH digunakan pada praktikum ini karena merupakan salah satu senyawa ion yang bersifat basa kuat, kaustik
dan memiliki sifat korosif serta higroskopik (suka menyerap air). Larutan baku NaOH ini dibuat dengan cara penimbangan
zatnya lalu dilarutkan dalam sejumlah pelarut (air). Larutan baku ini sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbang atau
dibuat. Pada praktikum ini NaOH mempunyai berat 1 gram. Dan aquadest yang digunakan untuk melarutkan sebanyak 100 ml,
Sedangkan larutan baku primer (asam oksalat) dibuat hanya sedikit. Penimbangan yang dilakukan pun harus teliti dan
dilarutkan dengan volume yang akurat. Asam oksalat harus ditimbang dengan seksama. Adapun berat asam oksalat yang
LANJUTAN…
Percobaan pertama yang dilakukan adalah standarisasi NaOH. NaOH harus distandarisasi agar dapat
memastikan keakuratan konsentrasi NaOH yang akan digunakan sebagai larutan standard dan untuk
menunjukkan apakah larutan NaOH dapat bereaksi sempurna baik dengan asam lemah maupun kuat.

Standarisasi NaOH digunakan asam oksalat karena antara NaOH dan asam oksalat terjadi reaksi sempurna
NaOH (basa kuat) akan bereaksi dengan asam oksalat (asam lemah) membentuk garam bersifat basa.
Reaksinya ialah : 2NaOH + H2C2O4 Na2C2O4 + 2H2O. Dari reaksi antara basa kuat dan asam lemah itu akan
lebih mudah diamati titik akhir titrasinya. Asam oksalat juga digunakan dengan alasan sifatnya yang tidak
mudah menguap, cenderung stabil dan juga ditemukan dalam keadaan murni.

Saat pengerjaan, NaOH yang dimasukkan ke dalam buret harus disesuaikan dengan buret yang akan digunakan
dalam titrasi. Buret yang digunakan pun harus dibersihkan atau dicuci dengan air mengalir agar tidak ada
kotoran yang tersisa dan menghilangkan resiko air yang keruh karena penggunaan buret yang kotor. Selain itu
jika saat titrasi air/larutan menjadi keruh, proses titrasi membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai TAT.
LANJUTAN…
Selanjutnya larutan asam oksalat dibuat dan diambil sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
menggunakan pipet. Lalu asam oksalat akan ditetesi dengan indicator PP. Indikator fenolftalein digunakan
dalam percobaan ini karena fenolftalein tidak berwarna dengan pH antara 8,3–10,0 sehingga akan
mempermudah pengamatan TAT yang ditunjukkan dengan perubahan warna. Umumnya indicator PP yang
diteteskan adalah 3-5 tetes. Apabila melebihi penetesan dari jumlah tersebut tidak akan berpengaruh pada
reaksi, tetapi dapat berpengaruh pada perubahan warna saat akhir titrasi, yaitu menjadi warna yang lebih
pekat.

Pada saat titrasi, Erlenmeyer terus diputar berlawanan arah jarum jam. Putaran Erlenmeyer dihentikan saat
terjadi perubahan warna menjadi merah muda yang konstan dari warna asal yaitu bening. Dan pada
penentuan konsentrasi NaOH didapat normalitas NaOH 0,0970 N, yang dihitung dari rata-rata 2 kali percobaan
titrasi.

Selanjutnya percobaan kedua yang dilakukan adalah penetapan kadar vitamin C. Penetapan ini dilakukan
dengan normalitas NaOH 0,0970 N dan menggunakan vitamin C dengan berat 25 gram. Pada percobaan
penetapan kadar vitamin C dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan. Dan didapat TAT pertama yaitu 0,1536%,
TAT kedua 0,1553%, dan TAT ketiga sebesar 0,1519%. Sehingga rata-rata TAT yang didapatkan yaitu sebesar
0,1536%.
syarat-syarat yang
diperlukan agar titrasi
1. Konsentrasi titrasi harus yang dilakukan
diketahui. Larutan seperti ini
disebut larutan standar, berhasil
2. reaksi yang tepat antara titran
dan senyawa yang dianalisis
harus diketahui,

3. titik stoikhiometri atau titik


ekivalen harus diketahui.

4. Indikator yang memberikan


perubahan warna, atau sangat
dekat pada titik ekivalen yang
sering digunakan.

5. Titik pada saat indikator


berubah warna disebut titik
akhir, volume titran yang
dibutuhkan untuk mencapai titik
ekivalen harus diketahui setepat
mungkin
REFERENSI
Anugrah, Rina, et all. 2016. Analisis Kandungan Fenolftalen pada Jamu Pelangsing. Jurnal Ilmiah Farmasi. 4 : (5-6)

Apriani, Fitri, et all. 2016. Ekstrak Metanol Buah Lakum (Cavratia trifolia (L) Domin) sebagai Indikator Alami pada Titrasi
Basa Kuat Asam Kuat. Jurnal JKK. 5 : (74)

Bahadori, Ari and Maroufi. 2016. Volumetric Acid-Base Titration by Using of Natural Indiators and Effects of Solvent and
Temperature. Austin Publishing Group Journal. 3 : (1).

Evanuarini, Herly, et all. 2017. Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap pH, Kadar Protein Putih Telur dan Warna Kuning Telur
Pidan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 12 : (74).

Noviyanti. 2016. Pengaruh Kepolaran Pelarut terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu Brazil Batu
(Psidium guineense L.) dengan Metode DPPH. Jurnal Farmako Bahari. 7 : (25)

Pierre, David. 2019. Acid-Base Titration. Undergraduate Journal of Mathematical. 10 : (8)

Ratnasari, Sinta et all. 2016. Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo Discolor) sebagai indikator Titrasi Asam Basa.
Jurnal Chimica et Natura Acta. 4 : (39)

Reliantari, Ira Fresty et all. 2017.Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap pH Kadar Protein Putih Telur dan Warna Kuning Telur
Pidan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. 12 : (70).

Anda mungkin juga menyukai