KIMIA DASAR I
ACARA 2
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
OLEH :
DAFTAR ISI.................................................................................................................
ii
I. TUJUAN....................................................................................................................
3
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................
3
III. PROSEDUR PERCOBAAN...................................................................................
7
3.1. Alat.............................................................................................................
7
3.2. Bahan..........................................................................................................
7
3.3. Prosedur Kerja............................................................................................
7
3.4. Skema Kerja............................................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................
11
4.1. Data Pengamatan......................................................................................
11
4.2. Pembahasan..............................................................................................
12
V. KESIMPULAN...................................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan...............................................................................................
18
5.2. Saran.........................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 20
ii
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi ion-ion logam dalam larutan yang mewakili logam-
logam dari golongan 1 sampai golongan 5
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi ion-ion logam Ag+, Pb2+, Hg2+, Fe2+,
Ba2+, Na2+ dalam larutan dengan menggunakan pereaksi pembentukan
endapan, warna, gas dan bau yang dapat diamati.
3. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi anion-anion dalam larutan
yang mewakili aniaon-anion atau sisa asam dari golongan 1 sampai
dengan golongan 4, sementara golongan 5 sampai golongan 7 belum dapat
dilakukan.
4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi anion-anion Br-, SO42-, FE(CN)64-,
Cr42-,SO32- dengan perekasi atas dasar perbedaan kelarutan garam peraknya
dan bariumnya.
3
fungsi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel yang akan di
analisa.
4
5
Sedangkan analisa kimia yang di lakukan untuk mengetahui jumlah zat atau
kadar komponen penyusun dari suatu sampel yang di analisi, yang hasilnya
dapat di nyatakan dalam bentuk persen, normalitas, molaritas, atau bentuk
konsentrasi lainnya(Underwood, 2001). Reaksi basah ialah uji yang dibuat
dengan zat-zat dalam larutan. Suatu reaksi diketahui berlangsung dengan
terbentuknya endapan, dengan pembebasan gas dan dengan perubahan warna.
Mayoritas reaksi analisis kualitatif dilakukan dengan cara basah (G. Svehla,
1985)
Secara umum Ion bermuatan positif yang kehilangan satu atau lebih
elektron disebut dengan kation karena kation yang tertarik menuju anoda.
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian larut.
Maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasikan menyebabkan
sebentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Chadijah, 2013: 84-85). Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik
kation-kation di klasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang di sebut
reagensia golongan secara sistematik , dapat kita tetapkan ada tidaknya
golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini
untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla,2010).
Analisis kualitatif kation secara sistematik dapat di golongkan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa
reagensia. Golongan reagensia secara spesifik dapat di tetapkan ada atau tidak
adanya golongan kation dan juga dapat memisahkan golongan dengan
pemeriksaan yang lebih lanjut. Cara ini merupakan cara tradisional dalam
menyajikan bahan, tetapi juga mudah dalam mempelajari reaksi-reaksi.
Golongan reagensia yang di pakai dalam klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat. Hal ini di
dasarkan pada kation yang bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jadi dapat di katakan bahwa pada klasifikasi
kation ini di dasarkan atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat
dari kation tersebut(Shevla,2010).
Dalam memisahkan ion logam secara kualitatif harus
mengikuti prosedur yang khas. Zat yang akan di teliti harus di siapkan atau di
ubah dalam suatu bentuk larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut
yang di cocok. Ion pada golongan kation di endapkan satu per satu untuk
memisahkan larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga.
6
Endapan di cuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan setiap
logam yang akan di pisahkan.(Cokrosarjiwanto,2012).
Sebagian besar reaksi yang menghasilkan endapan berperan
penting dalam analisa kualitatif. Endapan ini berbentuk kristal atau koloid dan
dengan warna yang berbeda-beda. Dalam melakukan pemisahan endapan
dapat di lakukan dengan penyaringan atau sentrifugasi. Endapan dapat
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan.
Kelarutan suatu endapan adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan
jenuhnya. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan, suhu,
konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut. Apabila terjadi perubahan larutan dan
perubahan tekanan tidak mempunyai arti penting dalam analisa kualitatif,
karena semua pekerjaan di lakukan dalam wadah terbuka pada tekanan
atmosfer. Ketika suhu naik hal ini dapat menyebabkan besarnya kelarutan
endapan kecuali pada beberapa endapan seperti kalsium sulfat, dan berlaku
sebaliknya. Perbedaan kelarutan dapat di gunakan sebagai dasar pemisahan
kation (Masterton, 1990).
Dalam melakukan analisa kimia dapat menentukan susunan
atau komposisi dari suatu bahan, seperti jenis-jenis unsur, ion, radikal, gugus
fungsi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam suatu sampel yang akan di
analisa. Sedangkan analisa kimia yang di lakukan untuk mengetahui jumlah
zat atau kadar komponen penyusun dari suatu sampel yang di analisi, yang
hasilnya dapat di nyatakan dalam bentuk persen, normalitas, molaritas, atau
bentuk konsentrasi lainnya(Underwood, 2001).
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam
memperoleh satu atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena
mereka tertarik ke anoda (bidang positif) dalam medan listrik. Atom biasanya
mendapatkan elektron sehingga mereka akan memiliki konfigurasi elektron
seperti gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh elektron
valensi karena konfigurasi ns2np5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap
unsur akan mendapatkan satu elektron dan menjadi anion dengan muatan -1.
Demikian juga, Kelompok 16 unsur membentuk ion dengan muatan -2, dan
Kelompok 15 non logam membentuk ion dengan muatan -3. Pengujian anion
dilakukan setelah uji kation (Svehla, 1985). Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki metode
yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya
(Chang, 1996).
Identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan, yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Reaksi
7
3.2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah ion-ion
logam Ag+, Pb2+, Hg2+, Fe2+, Ba2+, Na2+, AgNO3, HCl, NH4OH, Pb(NO3)2, KI,
HgCl2, FeSO4, NaOH, BaCl2, (NH4)2CO3, HNO3, dan NH4Cl. Selain itu bahan
kimia lain yang digunakan yaitu Br-, SO42-, FE(CN)64-, Cr42-,SO32-, NaBr,
Na2SO4, K4Fe(CN)6, H2SO4, H3PO4, (NH4)2MoO3, Na2C2O4, dan Na2S2O3.
3.3. Prosedur Kerja
a. Percobaan 1 (Identifikasi kation dengan cara reaksi basah)
1. 1 mL larutan 1% AgNO3 (gol.1) ditambahkan dengan 1 mL
pereaksi larutan 1% HCl. Diamati yang terjadi, kemudian
ditambahkan pereaksi larutan 1% NH4OH. Dan diamati
akibat endapan yang terbentuk.
2. 1 mL larutan 1% Pb(NO3)2 (gol.1) ditambahkan dengan 1
mL pereaksi larutan 1% KI. Diamati yang terjadi, kemudian
didihkan dalam penangas air. Diamati yang terjadi dan yang
terlihat bila didinginkan.
3. 1 mL larutan 1% HgCl2 (gol.3) ditambahkan dengan 1 mL
pereaksi larutan 1% KI. Diamati yang terjadi, kemudian
ditambahkan lagi 4 mL pereaksi tersebut. Diamati akibatnya
endapan yang sudah terbentuk.
4. 1 mL larutan 1% FeSO4 (gol.3) ditambahkan dengan 1 mL
pereaksi larutan 1% NaOH. Diamati yang terjadi, kemudian
dikocok. Diamati akibatnya endapan yang sudah terbentuk.
5. 1 mL larutan 1% BaCl2 (gol.4) ditambahkan dengan 1 mL
pereaksi larutan 1% (NH4)2CO3. Diamati yang terjadi,
kemudian ditambahkan 1% pereaksi larutan HNO3. Lalu
diamati akibatnya endapan yang sudah terbentuk dan
sesuatu yang timbul.
6. 1 mL larutan 1% NaOH (gol.5) ditambahkan dengan 1 mL
pereaksi larutan 1% NH4Cl. Diamati yang terjadi jika
lakmus merah diletakan pada bibir tabung dan bau yang
dihasilkan. Jika tidak ada kertas lakmus gunakan batang
8
9
b. Anion
Identifikasi anion dengan cara reaksi
basah
12
13
4.2. Pembahasan
1. IDENTIFIKASI KATION DENGAN REAKSI BASAH
oleh asam. dan Jurnal Sains & Matematika (JSM) Volume 15,
Nomor 1, Januari 2007 menyatakan jika ditambahkan ion klorid
kation tersebut akan endapan putih dari garam kloridanya.
b.) Pb(NO3)2 + 2KI → 2KNO3 + PbI2
+
Reaksi kimia yang terbentuk sebelum dilakukan pemanasan adalah:
NH4Cl + NaOH NaCl + NH4OH
Zat NH4OH (amonium hidroksida) tidak pernah ada, zat
tersebut tidak dapat diisolasi dalam bentuk murni seperti NaOH
(natrium hidroksida). (Petrucci, 1987).
Ketika dipanaskan, maka akan terjadi perubahan reaksi menjadi:
NH4OH + NaOH NH3 + NaCl + H2O.
Pemanasan yang dilakukan berfungsi untuk
memaksimalkan kerja reaksi dan mempercepat terbentuknya gas NH3.
Gas NH3 bersifat mudah bereaksi dengan air dan membentuk larutan
amonium hidroksida yang bersifat basa. Untuk mendapatkan gas NH 3,
dilakukan pemanasan untuk merombak larutan NH4OH menjadi NH3
dan H2O. (Manan, 2005).
Saat percobaan, gas NH 3 (amonia) yang dihasilkan dari persamaan
diatas dapat kita deteksi dengan meletakkan kertas lakmus merah di
permukaan tabung reaksi yang akan berubah menjadi berwarna biru
(Chang, 2009). Maka hasil pengamatan praktikum ini sesuai dengan
referensi.
20
21
Hematite, and Maghemite of Pigment Quality From Mill Scale Iron Waste.
Petrucci, R.H. 1987. Kimia Dasar Prisip dan Terapan Modern. PT. Gelora Akasara
Pratama, Jakarta.
Razak, Rais dan Siti Masyitah. 2013. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb)
22
23
Redhana, I Wayan. 2014. Kimia Hjau Dalam Praktikum Laju Reaksi. UNDIKSHA:
Bali.
Sarjiwanto, Cokro.2012. Kimia Analitik Kualitatif l.Yogyakarta; UNY Press.
Suhartana. 2007. Kemampuan Ligan Hipoxantin dan Quanin untuk Ekstraksi Kation
Perak pada Fasa Air- Kloroform, Jurnal Sains & Matematika, 15(1), 25-32
Svehla,G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro, Edisi kelima,
Bagian I, Kalman Media Pusaka, Jakarta.