KIMIA DASAR
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA
DISUSUN OLEH :
NIM : L1B021026
JURUSAN AKUAKULTUR
PURWOKERTO
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................i
JUDUL PERCOBAAN........................................................................................ 1
I TUJUAN............................................................................................ 1
II . TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 1
III. METODOLOGI PERCOBAAN .......................................................3
3.1 ALAT............................................................................................... 3
3.2 BAHAN ........................................................................................... 3
3.3 CARA KERJA ................................................................................. 3
34. SKEMA KERJA................................................................................5
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 10
4.1 DATA PENGAMATAN....................................................................10
4.2 PEMBAHASAN............................................................................ 12
V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 27
5.1 KESIMPULAN ................................................................................ 27
5.2 SARAN ............................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28
1
I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi adanya logam K, Na, dan Ca dalam 3 macam
larutan bahan dengan cara reaksi nyala api bunsen.
2. Melihat dan mengenal spektrum emisi dari K, Na, dan Ca.
3. Mengidentifikasi ion-ion logam Ag+ , Pb2+, Hg2+, Fe2+, Ba2+ ,
Na2+ dalam larutan dengan menggunakan pereaksi pembentukkan
endapan, warna, gas dan bau yang dapat diamati.
4. Mengidentifikasi anion-anion Br- , SO4 2- , Fe(CN)6 4- , Cr4 2- ,
SO3 2- dengan pereaksi atas dasar perbedaan kelarutan garam
peraknya dan Bariumnya.
. Kation dapat didefinisikan ion yang memiliki muatan positif. Ada pun
pengertian yang lain yaitu atom yang bermutan positif apabila kekurangan
elektron. Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
3
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan identifikasi zat kimia adalah
alat -alat kimia baiik yang berupa kaca, porselin, besi, logam atau karet. alat-
alat dalam percobaan kali diantaranya jarum osche, botol reagen, bunsen,
tabung reaksi, penangas air, lakmus merah / batang gelas, pipet tetes, gelas
ukur, dan gelas volumetric.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan identifikasi zat kimia logam
-logam alkali dengan cara reaksi nyala adalah larutan HCl, KCl 5%, NaCl
5%, CaCl2 5%, AgNO3 1%, NH4OH 1%, Pb(NO3)2, KI 1%, HgCl2, FeSO4
1%, NaOH 1%, BaCl2 1%, (NH4)2CO3 1%, HNO3 1%, NH4Cl 1%, NaBr
1%, AgNO4 1%, Na2SO4 1%, K2Fe(CN)6 1%, H2SO4, H3PO4 1%,
(NH3)2MoO3 1%, NHO3 1%, Na2C2O4 1%, dan Na2S2O3 1% dan kertas
lakmus. Sedangkan bahan;bahan yang digunakan untuk identifikasi anion
dalah larutan KBI,AgNO3,Na2SO4, dan lrutan BaCl.
diduga mengandung logam K, Na, dan Ca. larutan 5% KCl, NaCl dan
CaCl2 digunakan.
4. Ujung jarum osche yang membawa larutan tersebut dibakar pada api
bunsen di daerah oksidasi. Untuk bahan-bahan yang mudah menguap
pembakaran dilakukan di daerah fusi.
Percobaan 2 :B. Identifikasi Kation dengan Cara Reaksi Basah
1. Sebanyak 1 mL pereaksi larutan 1% HCl ditambahkan 1 mL 1% AgNO3
(gol.1). pereaksi larutan 1% NH4OH ditambahkan kemudian apa yang akan
terjadi diamati.
2. Sebanyak 1 mL larutan Pb(NO3)2 (gol.1) ditambahkan 1 mL pereaksi larutan
1% KI apa yang terjadi diamati. Dalam penangas air dididihkan lalu apa yang
terjadi diamati. Kemudian didinginkan dan yang terjadi dilihat. 5
3. Sebanyak 1 mili pereaksi larutan 1% KI ditambahkan 1 mL larutan HgCl2
(gol. 3) apa yang terjadi diamati. Kemudian 4 ml pereaksi tersebut
ditambahkan.
4. Sebanyak 1 ml pereaksi larutan 1% NaOH ditambahkan 1 mL larutan 1%
FeSO4 (gol. 3) apa yang terjadi diamati kemudian dikocok.
5. Sebanyak 1 mili pereaksi larutan 1% (NH4)2CO3 ditambahkan 1 mL larutan
1% BaCl2 (gol 4) apa yang terjadi diamati. Kemudian 1% pereaksi larutan
HNO3 ditambahkan.
6. Sebanyak 1 mili pereaksi larutan 1% NH4Cl ditambahkan 1 mL larutan 1%
NaOH (gol 5) apa yang terjadi diamati pada lakmus merah dan baunya
ditentukan. Batang gelas dimasukkan ke dalam HCl pekat dan ditaruh di atas
mulut tabung reaksi jika tidak ada kertas lakmus.
Percobaan 3: Identifikasi Anion dengan Cara Reaksi Basah
1. Sebanyak 1 ml reaksi larutan 1% AgNO4 ditambahkan 1 ml larutan 1% NaBr
(gol 1) apa yang terjadi diamati.
2. Sebanyak 1 ml pereaksi larutan 1% BaCl2 ditambahkan 1 ml larutan 1%
Na2SO4 (gol. 2) apa yang terjadi diamati.
3. Sebanyak 1 ml larutan H2SO4 pekat ditambahkan 1 ml larutan 1% K2Fe(CN)6
(gol. 2) dengan hati-hati dan pipet tetes digunakan. Apa yang terjadi diamati.
4. Sebanyak 1 ml larutan 1% H3PO4 (gol. 2) ditambahkan 1 ml pereaksi larutan
1% (NH3)2MoO3 dan 1 mL 1% NHO3. kemudian sedikit dipanaskan sebentar
lalu didinginkan, apa yang terjadi diamati.
5. Sebanyak 1 ml larutan H2SO4 pekat ditambahkan 1 ml larutan 1% Na2C2O4
(gol. 3) dengan hati-hati dan pipet tetes digunakan. Apa yang timbul diamati.
6. pereaksi larutan 1% AgNO3 ditambahkan 1 ml larutan 1% Na2S2O3 (gol.4)
apa yang terbentuk dan perubahan perubahan warna yang timbul diamati.
5
Jarum osche
Hasil
6
1 mL 1%
AgNO3
Hasil
1 mL larutan
Pb(NO3)2
Dimasukkankedalamtabung reaksi.
Ditambah1 ml larutanKI 1%.
Diamati yang terjadi
.
Dididihkan
Diamati.
Hasil
1 mL larutan
HgCl2
Hasil
7
1 mL larutan
1% FeSO4
Hasil
1 mL larutan
1% BaCl2
Hasil
1 mL larutan
1% NaOH
Hasil
8
1 mL larutan
1% NaBr
Hasil
1 ml larutan
Na2SO4
Hasil
1 mL larutan
1%)
K2Fe(CN)
Hasil
9
1 mL larutan
1% H3 PO4
Hasil
1 mL larutan
1% Na2C2O4
Hasil
1 mL larutan
1% Na2S2O3
Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditambah 1 ml larutan AgNO31%.
Diamati perubahan warna yang terjadi.
Hasil
10
4.2 Pembahasan
Identifikasi merupakan salah satu pekerjaan dalam analisis kualitatif.
Identifikasi dapat dilakukan dengan cara yaitu: dengan cara-cara kimia dan cara-
cara fisikokimia. Identifikasi dengan cara-cara fisikokimia sekarang sudah
berkembang sangat pesat baik dlam analisis kimia anorganik maupun organik.
Namun dalam praktikum ini bagi mahasiswa pemula, baru akan diperkenalkan
identifikasi dengan cara-cara kimia atau sering disebut dengan cara-cara klasik.
Biasanya agar suatu zat dapat diidentifikasi atau dikenali maka zat
diubah dahulu dengan bantuan zat lain menjadi senyawa baru yang sifat-sifatnya
mudah dikenali. Perubahan-perubahan ini disebut reaksi kimia dan zat yang
digunakan untuk merubah zat yang akan diidentifikasi disebut pereaksi atau
reagen. Reaksi kimia dapat dilakukan dengan dua cara yaitu reaksi basah dan
reaksi kering.
C2H2 CH4 + C
• Kerucut yang berwarna biru (ABD) sebagian besar mengandung gas yang tak
terbakar
• Puncak kerucut dalam (EDF) hanya dapat dilihat bila lubang udara ditutup
sedikit
elektron-elektron yang berpindah tempat dari satu tingkat energi ke tingkat energi
lain.
Di dalam zat, tingkat energi atom atau molekul sangat berjauhan
sehingga gelombang elektromagnit yang diserap atau dipancarkan terletak di
daerah spektrum sinar sehingga zat tersebut tampak berwarna.
Dalam atom, warna yang tampak berasal dari proses emisi dengan
mekanisme sebagai berikut: energi panas yang diserap oleh zat atau atom dari
lingkungannya menyebabkan elektron-elektron pada orbital yang tidak terlalu
terikat oleh daya Tarik inti atom berpindah ke orbital yang tingkat energinya lebih
tinggi. Pada waktu elektron- 9 elektron tersebut kembali ke orbital semula yang
lebih rendah tingkat energinya maka kelebihan energinya dipancarkan sebagai
spektrum emisi.
Karena besarnya beda energi (ΔE) untuk setiap unsur tidak sama besar
maka setiap unsur akan memancarkan warna yang unik dan spesifik. Natrium
memberikan warna kuning, kalium memberikan warna violet, tembaga
memberikan warna hijau, dan kalsium memberikan warna merah kekuningan,
merah tua dengan garis-garis ungu dan biru cerah
Reaksi basah merupakan jenis reaksi yang mencakup pembentukan
endapan atau perubahan warna melalui reaksi yang mengandung media atau bahan
air, seperti reaksi pada larutan. Terjadinya endapan dapat diakibatkan oleh
berbagai macam sebab, seperti pencampuran larutan dengan kation dan anion
berbeda sehingga ada pengendapan, menambahkan konsentrasi zat dan senyawa
hingga melewati batas kelarutannya, atau menurunkan suhu larutan. Ekstraksi
untuk endapan juga dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti filtrasidan
evaporasi (Dian, 2015). Adapun keuntungan reaksi basah terutama dalam analisis
kualitatif adalah sebagian besar jalannya reaksi kimia mudah dilihat dari
perubahan warna atau timbulnya endapan. Bau gas yang timbul juga membantu
dalam mengidentifikasi beberapa substansinya (Petrucci, 1992).
B. Reaksi Basah
Cara reaksi basah mudah dilakukan dan jalannya reaksi dapat diikuti dari :
a. Pembentukan endapan
b. Pembentukan warna
c. Pengeluaran gas atau bau yang spesifik
terbentuk. Bau gas yang timbul juga dapat membantu untuk identifikasi beberapa
substansinya.
Dalam analisis kimia kualitatif dengan cara reaksi basah ada dua
golongan besar identifikasi yaitu identifikasi kation dan identifikasi anion.
Untuk mengetahui adanya logam-logam dalam suatu bahan, maka bahan tersebut
harus dilarutkan lebih dahulu merubah logam-logam tersebut menjadi ion-ion
logam atau kation yang mudah diidentifikasi dengan pereaksi yang khas. Cara
melarutkan bahan yang akan dianalisis adalah :
a. Bahan dilarutkan dengan akuades dingin,bila tidak larut dipanaskan
b. Bila bahan tidak larut dalam air panas maka bahan dilarutkan dengan
HNO3 encer. Bila dengan HNO3 encer belum larut maka bahan harus
dipanaskan atau menggunakan HNO3 pekat.
c. Bila dengan HNO3 pekat bahan belum larut maka bahan dilarutkan dengan
air raja atau akua regia. Air raja dapat dibuat dari campuran HNO 3 pekat
dengan HCl pekat dengan perbandingan 1:3.
Pertama : larutan direaksikan dengan larutan asam klorida (HCl). Endapan yang
terbentuk merupakan klorida dari logam-logam golongan I yaitu: Ag+,
Hg2+, Pb2+, kemudian disaring.
Kedua : larutan direaksikan dengan larutan asam sulfida, H 2S dalam 0,3 M HCl,
endapan yang terbentuk merupakan sulfida dari logam-logam
golongan II yaitu : As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+, Hg2+, Bi3+, Cu2+,
Pb2+, Cd2+ kemudian disaring.
Keempat : Filtrat yang diperoleh direaksikan dengan larutan (NH 4)2CO3. Endapan
yang terbentuk merupakan karbonat dari logam-logam golongan IV
yaitu : Ba2+, Ca2+, Sr2+ kemudian disaring.
Kelima : Ion-ion logam yang terdapat dalam filtrat terakhir termasuk logam
golongan V atau golongan sisa yang terlarut yaitu : Na+, K+, NH4+,
Mg2+.
Dalam praktikum ini mahasiswa pemula belum akan diberi tugas untuk
melakukan analisis kimia yang sebenarnya. Sebagai mahasiswa pemula cukup
melakukan identifikasi atau pengenalan kation dan anion dalam larutan yang
dibuat dari kemikalia murni.
Percobaan 1
Percobaan 1 dilakukan dengan cara mereaksikan sebanyak 0,1 mL
larutan AgNO3 1% ditambah dengan 0,1 mL larutan HCl 1%. Hasilnya
larutan menjadi berwarna putih dan terjadi endapan yaitu gumpalan AgCl.
Penambahan larutan HCl berfungsi untuk mempercepat terjadinya
gumpalan.
17
Gambar 4.2.1.7
FeSO4 dan NaOH, dikocok
Percobaan 5
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan sebanyak 1 mL larutan BaCl2
1% ditambah dengan 0,1 mL larutan (NH4)2CO3 1%. Hasil larutan yang
diperoleh yaitu tidak berwarna atau bening.
Gambar 4.2.1.1.2
Lakmus menjadi kebiruan
4.2.2 Identifikasi Anion dengan Reaksi Basah
Secara umum anion dibagi menjadi 2 golongan, yaitu golongan yang jika
direaksikan dengan HCl encer, maka akan mengeluarkan gas atau uap, dan
anion yang apabila diencerkan dengan larutan tertentu maka akan terjadi
pengendapan (Harjadi, 1990). Reaksi basah dapat digunakan untuk analisis
makro, semi makro dan mikro sehingga keuntungan yang terjadi banyak
(Harjadi, 1990). Identifikasi melalui reaksi basah merupakan pengujian yang
diterapkan dengan melibatkan proses pelarutan. Teknik uji melibatkan
proses pelarutan dalam pelarut yang sesuai, oleh sebab itu teknik ini juga
disebut teknik uji kelarutan (Svehla, 1985).
. Identifikasi Anion
Identifikasi anion atau sisa asam didasarkan atas perbedaan kelarutan
dari garam-garam barium dan perak. Sisa asam atau anion dapat dilklasifikasikan
menjadi 7 golongan.
Golongan 1 adalah asam atau sisa asam yang garam peraknya tidak larut
dalam air dan asam nitrat tetapi garam bariumnya larut dalam air. Yang masuk
golongan ini adalah asam klorida, asam bromida, asam iodida, asam sianida,
ferosianida, ferisianida, tiosianida dan asam hipoklorit.
Golongan 2 adalah asam atau sisa asam yang garam peraknya larut
dalam air asam nitrat tetapi tidak larut atau sukar larut dalam air, sedangkan garam
bariumnya larut dalam air. Yang masuk golongan ini adalah: hidrosulfat, hidrogen
sulfida, hidroselenat, nitrit, asetat, sianat, hipofosfit, hidrotekirat dan asam
hidrozoat.
Golongan 3 adalah asam atau sisa asam yang garam peraknya berwarna
putih dan larut dalam asam nitrat, sedangkan garam bariumnya sukar larut atau
tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam nitrat. Yang termasuk golongan ini
adalah sulfit, selenit, karbonat, oksalat, iodat, borat, molibdat, selenat, dan telurat
tertarat, citrat dan asam meta serta pirofosfat.
Golongan 4 adalah asam atau sisa asam yang garam peraknya berwarna
dan larut dalam asam nitrat, tetapi garam bariumnya tidak larut dalam air namun
larut dalam asam nitrat. Yang termasuk golongan ini adalah fosfat, arsenat, arsenit,
vanadat, tiosulfat, kromat dan asam feriodat.
22
Golongan 5 adalah asam atau sisa asam yang garam peraknya dan
bariumnya larut dalam air. Yang termasuk golongan ini adalah nitrat, klorat,
perkiorat, persulfat asam menganat.
Golongan 6 adalah asam yang garam asamnya larut dalam air tetapi
garam bariumnya tidak larut dalam asam nitrat. Yang termasuk golongan ini adalah
asam-asam sulfat, hidroflorat dan fluosilikat.
Golongan 7 adalah asam-asam yang tidak volatil yang membentuk
garam yang dapat larut hanya dalam alkali. Yang termasuk golongan ini adalah
asam-asam silikat, tungitat, titanat, kolumbat dan tantalat.
Percobaan 1
Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan 1 mL larutan NaBr 1%
ditambah dengan 0,1 mL larutan AgNO3 1%. Ion Br-- direaksikan dengan
AgNO3, akan terbentuk larutan berwarna putih (Harjadi, 1990). Dari hasil
percobaan didapat larutan berwarna putih pekat, ada endapan serta tidak
berbau.
NaBr + AgNO3 AgBr + NaNO3 (Harjadi, 1990).
Data hasil pengamatan sesuai dengan referensi (Harjadi, 1990).
Gambar 4.2.2.1
NaBr dan AgNO3
Percobaan 2
Percobaan ini dilakukan dengan mencampurkan 1 mL larutan Na 2SO4 1%
ditambah dengan 0,1 mL larutan BaCl2 1%. Jika SO42- direaksikan dengan
larutan BaCl2 akan terbentuk endapan BaSO4 warna larutan putih keruh
(Harjadi, 1990). Hasil yang diperoleh yaitu larutan berwarna putih keruh.
Data hasil pengamatan sudah sesuai dengan referensi (Harjadi, 1990).
23
Gambar 4.2.2.2
Na2SO4 dan BaCl2
Percobaan 3
Percobaan ini dilakukan dengan cara mereaksikan1 mL larutan K4Fe(CN)6
1% ditambah dengan 0,1 mL larutan H2SO4. Hasilnya tidak terjadi
perubahan warna dimana larutan tetap berwarna kuning seperti semula (Ena,
2009). Hasil pengamatan larutan berwarna bening kekuningan , tidak ada
endapan serta tidak berbau. Data pengamatan sesuai dengan referensi
Gambar 4.2.2.3
Percobaan 4
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 1 mL larutan H3PO4 1%
ditambah dengan 1 mL larutan (NH4)2MoO4 1% dan 1 mL larutan HNO3
1%. Jika PO43- direaksikan dengan larutan (NH4)2MoO4 akan menghasilkan
warna kuning jernih (Wahyuni, 2011).
Gambar 4.2.2.6
Gambar 4.2.2.7
Na2SO4 dan AgNO3
26
DAFTAR PUSTAKA
Azharman. 2010. Kimia Dasar I. Jakarta : Erlangga.
Banfatin, Febryanto Franky. 2014. dentifikasi peningkatan
keberfungsian sosial. dan penurunan Risiko bunuh diri bagi penderita
gangguan kesehatan mental Bipolar disorder Di Kota Medan melalui
terapi pendampingan. Medan : USU Repository.
Ena. 2009. Kimia Dasar I. Yogyakarta : UNY.
Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.
Kartika, Dwi dan Eva Vaulina. 2017. Modul Praktikum Kimia Dasar I Unsoed.
Purwokerto.
Kaufman, Gershen. 1994. Dinamika Kuasa. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.